Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Ketut Wiryadinata
"Standar kualitas pelayanan suatu hotel dibuat berdasarkan persepsi manajemen hotel terhadap harapan pelanggannya. Dengan asumsi bahwa manajemen telah memiliki persepsi yang tepat mengenai harapan pelanggannya, maka masalah berikutnya adalah bagaimana menterjemahkan persepsi tersebut menjadi suatu standar kualitas pelayanan, suatu standar pelayanan yang operasional - yang dapat diimplementasikan dan dapat diukur.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana penetapan standar kualitas pelayanan di Hotel XYZ, dilakukan penelitian terhadap individu (manajer dan karyawan) pada unit-unit kerja/departemen yang ada di Hotel XYZ mengenai persepsi manajer dan karyawan terhadap adanya standar kualitas pelayanan, persepsi manajer dan karyawan terhadap adanya kesenjangan (Gap-2 berdasarkan Gaps Model of Service Quality) serta persepsi manajer dan karyawan terhadap penyebab kesenjangan tersebut.
Pengukuran persepsi tentang adanya standar kualitas pelayanan dilakukan dengan memberikan questionnaire yang meliputi ke 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) Penampilan fisik / tangible, (2) Kemampuan mewujudkan janji / reliability, (3) Kecepatan tanggapan dalam memberikan pelayanan / responsiveness, (4) Kemampuan memberikan jaminan pelayanan yang baik / assurance, dan (5) Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan / empathy. Sedangkan persepsi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan meliputi (1) faktor komitmen manajemen terhadap kualitas pelayanan, (2) faktor penetapan tujuan/sasaran, (3) faktor standarisasi tugas-tugas, dan (4) faktor keyakinan/kemampuan memenuhi harapan pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer memiliki persepsi lebih tinggi (skala 6.18) dari pada karyawan (skala 5.86) dari skala 7.00 dalam hal adanya standar kualitas pelayanan di Hotel XYZ. Adanya kesenjangan pada manajer (0.82) dan pada karyawan (1.14) disebabkan oleh karena adanya kesenjangan terutama pada faktor kurangnya standarisasi tugas-tugas (1.65) disusul oleh faktor kurangnya penetapan tujuan/sasaran (goal setting), (1.04).
Kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat diperkecil dengan (1) mensosialisasikan standar kualitas yang sudah ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, (2) memberikan kesempatan kepada karyawan yang kontak langsung dengan pelanggan untuk memberikan masukan-masukan mengenai standar kualitas pelayanan, yang selanjutnya didiskusikan dan dibahas untuk menentukan standar kualitas yang lebih sesuai dengan harapan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Go, Frank M.
London: Routledge , 1995
338.4 GO g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Saviatry Nazahar
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wahyu Putranto
"Struktur persaingan industri perhotelan di Yogyakarta semakin ketat. Kondisi mi memaksa Ambarrukmo Palace Hotel (APH) mengembangkan
strategi penetapan tarif kamar yang fleksibel agar mampu bersaing dengan hotel berbintang empat lainnya. Tujun penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan mengukur efektivitas strategi penetapan tarif kamar
hotel APH disesuaikan dengan target pendapatannya.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi mi adalah kepustakaan dan analisa data yang mengarah ke pengukuran tingkat efektivitas strategi penetapan tarif kamar dalam mencapal target penjualan.
Peralatan analisa yang dipakai adalah Regresi Linier Tiga Variabel, yaitu varibel tarif kamar standar ganda, superior ganda dan suite deluxe serta biaya promosi, yang dikorelasikan terhadap tingkat penghunian kamar APH
Semakin tinggi occupancy rate menunjukkan bahwa penerapan strategi penerapan tarif kamar benar-benar efektif.
Hasil penelitidn menunjukkan bahwa pada kamar standar ganda memiliki tingkat korelasi negatif dimana bila tarif kamar dinaikkan maka tingkat
penghuniannya berkurang. Sebaliknya, pada kamar kategori superior ganda dan suite deluxe apabila tarif kamar dinaikkan maka tingkat penghuniannya meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga bukanlah merupakan
satu-satunya penentu tinggi rendahnya tingkat penghunian kamar APH.
Variabel lain seperti promosi serta perilaku konsumen yang menganggap
harga samadengan kualitas ternyata berpengaruh atas occupancy rate APH.
Jadi penulis menyarankan agar pihak manajemen hotel Ambarrukmo meningkatkan anggaran dan kegiatan promosinya serta kualitas pelayanan
kepada para tamu. Tujuannya agar para tamu memperoleh kesan memuaskan berniat menginap di Hotel Ambarukmo."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S18738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sunandar
"PT Hotel Indonesia Natour (PT. HIN) as a corporate was built from the merger between PT Hotel Indonesia International (PT.HIN) and PT Natour in 2001. The decline of physical service quality (tangible) and the service level (intangible) will influence the competitive ability of the hotel business. A vertical and bureaucratic organization, the creating of cultural corporate devoid of market and competitive oriented enable decline of service quality to occur which also affect the functioning in overall.
Paying close attention to the the problem above, this research is focused on how the process of PT HIN transformation with the management policy and its implementation can create value to the consumer in the form of service quality, tangible as well as intangible.
This research observes a model in many dimensions, such as: Renewal, Reframe, Restructure, and Revitalize (Gouillart & Kelly:1995). The transformation process will affect in the service quality given by a corporate. The indicators being used to measure the standard of a quality service are Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy (Zeithanl, Parasuraman & Bery:1990).
Based on its purpose, this research is called Explanatory, since there are causal factors as the independent variable and effects arose as the dependent variable. Meanwhile, based on the technique of data collecting, this research can be classified as quantitative survey. The data tabulation is carried out with SEM method. SEM or Structural Equation Modeling is a method to observe the relation between the indicator and its variable (measurement model), as well as among other variables (structural model) using a software called LISREL 8.3.
The research result shows a significant relation only in several dimensions of the transformation with the service quality; and there is a symmetrical positive relation (correlation) among those dimensions. The suggestion given as a result of this research is the need for PT.HIN to perform the incremental and sustainable transformation process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indro Yuwono
"Strategi meningkatkan hunian kamar melalui konsep manajemen hasil (yield management) di Hotel Sahid Jaya dilandasi oleh masalah persaingan, karena daya tarik pasar berakibat terjadinya ketidak seimbangan .antara penawaran dan permintaan yang mengarah pada perang harga Berpedoman pada model "ICEBERG" dari D.F. Abell untuk menang di pasar tidak cukup hanya mengandalkan produk dalam bentuk phisik, harus dicoba mengembangkan faktor-faktor bukan produk (visible differences) seperti "value/price". Mulai tahun 1994 manajemen mencoba mengimplementasikan konsep Manajemen Hasil (yield management) yang merupakan teknik memaksimumkan pendapatan dengan harga yang wajar.
Konsep diatas memerlukan banyak rencana kerja yang cukup rumit antara lain, membuat ramalan secara harian, menetapkan sistem dan prosedur, strategi & rencana taktis dan sistem umpan balik dan ketepatan informasi. Implementasi "Yield Management " akan berjalan apabila ditunjang dengan sistem database antara lain dengan menggunakan "Hotel Information System" untuk mendapatkan informasi yang tepat dan cepat. Beberapa tahapan yang diperlukan antara lain menetapkan strategi untuk jangka waktu satu, tiga, enam bulan dan strategi jangka panjang.
Kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa konsep "Yield Management" sangat tepat untuk diimplementasikan karena terbukti tingkat hunian dan harga rata-rata meningkat pada tahun 1994 dibanding dengan tahun 1993, namun karena baru tahap awal masih diperlukan beberapa rencana kerja dan strategi dalam pelaksanaannya antara lain dengan menggeser segmen pasar dan persediaan kamar.
Beberapa saran yang direkomendasi di sini adalah perlunya team "Yield Management" ditingkatkan motivasinya dan pelatihan staf untuk memahami konsep tersebut harus dilaksanakan secara terus menerus."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Bernardus P. W.
"Hotel Borobudur merupakan hotel bintang lima bertaraf internasional yang berlokasi di Jakarta. Untuk menjaga kestabilan tingkat hunian kamarnya, hotel Borobudur menggunakan bauran promosi untuk kegiatan promosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dari pelaksanaan bauran promosi di hotel Borobudur Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survai dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, kesempatan dan ancarnan yang dihadapi hotel Borobudur, penulis menggunakan analisis SWOT.
Produk yang ditawarkan oleh hotel Borobudur kepada konsumen mencakup membership hotel yang bernama discovery club yaitu di mana konsumen ditawarkan untuk menjadi anggota atau konsumen tetap dari hotel Borobudur dengan berbagai fasilitas dan kemudahan yang akan diperoleh seperti discount untuk kamar, adanya pemakaian fasilitas hotel tak terbatas,adanya undangan bila hotel Borobudur mengadakan suatu acara dan banyak lagi.Hotel Borobudur pun cukup sering untuk mengadakan acara-acara yang sifatnya aural atau charity dengan bekerjasama dengan kedutaan-kedutaan asing maupun para artis ibukota. Klub Borobudur menawarkan menu-menu makanan yang khas dan merupakan ciri khas hotel Borobudur dengan harga khusus,seperti buy one get one free, all you can eat dan sebagainya.
Segmen pasar dari hotel Borobudur adalah orang-orang asing yang tinggal di Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri. Produk yang ditawarkan kepada mereka adalah adanya jaminan keamanan bagi mereka, voucher menginap dan menggunakan fasilitas hotel dengan rate khusus, pemberian discount bagi penggunaan function room, meeting room dan wedding packet, serta adanya kims yaitu kartu discount khusus bagi orang-orang asing yang ingin menginap dan menggunakan fasilitas hotel Borobudur. Tetapi hotel Borobudur tidak mengabaikan konsumen dalam negeri, dan strategi pemasaran yang dilakukan kepada mereka dengan menetapkan kurs rupiah dengan harga khusus terutama pada masa-masa low seasons.
Pesaing/kompetitor utama hotel Borobudur adalah hotel-hotel bintang lima berlian terutama hotel-hotel yang memiliki terobosan-terobosan dalam bidang pemasaran atau promosi, seperti bila ada suatu hotel yang berhasil mernbawa tamu panting untuk menginap di hotel tersebut (tamu negara atau artis terkenal) dapat dikatakan sebagai pesaing utama hotel Borobudur dan bila hal itu terjadi hotel Borobudur akan mempelajari secara sungguh-sungguh terhadap promosi hotel tersebut.
Hasil analisis SWOT menunjukkan pelaksanaan bauran promosi di Hotel Borobudur Jakarta sudah cukup baik, karena promosi yang dilakukan hotel Borobudur lebih menekankan pada segi kearnanan bagi konsumen, hal ini sangatlah penting mengingat situasi politik dan keamanan Indonesia yang tidak menentu saat ini dan banyaknya kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kepada konsumen lewat discount dan harga khusus, baik bagi konsumen asing maupun kunsumen lokal. Dan kepada media-pun hotel Borobudur telah menjaga dan membina hubungan secara baik, seperti cukup seringnya hotel Borobudur mengundang mereka bila akan mengeluarkan produk-produk baru, begitu pula dengan pelanggannya, hotel Borbudur selalu aktif menghubungi dan mengontak para pelanggannya baik lewat telephon, fax atau e-mail sehingga diharapkan dapat meningkatkan citra positif hotel Borobudur.
Namun masih terdapat beberapa penyimpangan / kekurangan, seperti kurang aktif atau kurang gencarnya hotel Borobudur melakukan promosi terhadap produknya, hal ini dapat dilihat dari jarangnya hotel Borobudur memasang iklan bila hotel Borobudur telah melakukan suatu kegiatan, belum dapat melakukan suatu terobosan besar dengan mengundang tamu-tamu panting untuk menginap, meskipun hal tersebut telah dicoba dilakukan tetapi belum rnembuahkan hasil yang maksimal, dan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan public relations dan advertising. Atas dasar kenyataan tersebut maka penulis menyarankan agar melakukan promosi secara gencar (hard selling) terutama yang berhubungan dengan event-event besar, lakukan secara terus menerus terobosan-terobosan baru dengan menawarkan produk-produk yang kompetitif bagi konsumen ,sehingga target pasar dapat dicapai secara maksimal. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bardi, James A.
New Jersey: John Wiley & Sons, 2007
647.94 BAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jegeg Tribhuwana Ekadewi Sudjana
"ABSTRACT
Penelitian ini mengeksplorasi konsep peran Public Relations menurut Cutlip, Center Broom yaitu peran expert prescriber, peran problem solving process facilitator, peran communication facilitator, dan peran communication technician pada Hotel Borobudur Jakarta untuk mengetahui peran Public Relations di Hotel Borobudur Jakarta. Penelitian ini dilakukan karena peran Public Relations sangat beragam dan terus berkembang seiring berkembangnya zaman dan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitaif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi. Triangulasi yang digunakan adalah sumber data primer, data sekunder, dan tinjauan literatur. Penelitian ini menemukan adanya tiga dari empat peran Public Relations. Peran yang ditemukan adalah peran expert prescriber, peran communication facilitator, dan peran communication technician. Dalam penelitian ini juga ditemukan adanya tumpang tindih antar peran yaitu peran Exper Prexcriber dengan Communication Technician dan peran Communications Facilitator dengan peran Communication Technician. Kesimpulan dari penelitian ini adalah empat peran Public Relations menurut Cutlip, Center, Broom dapat diterapkan pada industri perhotelan. Peran Public Relations tersebut juga bisa tumpang tindih jika tidak ada divisi ataupun departemen khusus untuk Public Relations.

ABSTRACT
The research explores the concept of Public Relations role according to Cutlip, Center Broom, which are the Role of Expert Prescriber, the Role of Problem Solving Process Facilitator, the Role of Communication Facilitator, and the Role of Communication Technician at Hotel Borobudur Jakarta. The aim is to know the role of Public Relations in Hotel Borobudur Jakarta. In addition, the research is also made because the role of Public Relations is immensely diverse and continues to evolve with the development of the era and technology. The research utilizes qualitative method by conducting in depth interview and observation. Furthermore, the Triangulation uses included primary data sources, secondary data, and literature review. This research explores the role of Public Relations according to Cutlip, Center Broom which is the role of expert prescriber, the role of problem solving process facilitator, the role of communication facilitator, and the role of communication technician at Hotel Borobudur Jakarta to know the role of Public Relations at Hotel Borobudur Jakarta. This research is done because the role of Public Relations is very diverse and continues to evolve with the development of the era and technology. This research uses qualitative method by conducting in depth interview and observation. Triangulation used is primary data source, secondary data, and literature review. The study found three of the four public relations roles. The roles found are the role of expert prescriber, the role of communication facilitator, and the role of communication technician. In this research also found an overlap between roles namely the role of Expert Prescriber with Communication Technician and the role of Communications Facilitator with the role of Communication Technician. The conclusion of this research is four public relations role according to Cutlip, Center, Broom can be applied to hotel industry. The role of Public Relations can also overlap if there is no division or special department for Public Relations. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossi Annisa
"Ulasan hotel online berupa teks yang diunggah oleh wisatawan mengenai pengalaman yang mereka rasakan merupakan suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh industri perhotelan karena mereka bersentuhan langsung dengan wisatawan melalui fasilitas dan layanan yang mereka sediakan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dari industri perhotelan adalah kualitas layanan hotel itu sendiri. Masukan dari wisatawan melalui ulasan hotel tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan hotel. Dengan adanya peningkatan kualitas layanan hotel akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan karena wisatawan saat ini membaca ulasan hotel sebelum akhirnya mereka memutuskan hotel yang akan mereka pilih. Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui sepuluh destinasi wisata prioritas yang telah dicanangkan dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. Pada penelitian ini, teknik klasifikasi digunakan untuk mengklasifikasi ulasan berdasarkan dimensi HOLSERV Plus dan orientasi sentimennya. Dari hasil penelitian ini, algoritma Support Vector Machine memiliki nilai precision, accuracy, dan recall tertinggi dibandingkan NaA ve Bayes dan k-Nearest Neighbor. Secara keseluruhan, hampir semua dimensi memiliki sentimen yang positif. Dimensi Employee merupakan dimensi yang memiliki skor sentimen positif tertinggi pada delapan destinasi wisata prioritas. Sedangkan untuk keempat dimensi lainnnya memerlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan hotel.

Online hotel reviews in the form of text uploaded by tourists regarding the experience they feel is something that can be utilized by the hotel industry because they come in direct contact with tourists through the facilities and services they provide. One of the things that need to be considered from the hospitality industry is the quality of the hotel service itself. Input from tourists through hotel reviews can be used to improve the quality of hotel services. The increase in the quality of hotel services will have an impact on the number of tourist visits because tourists are currently reading hotel reviews before finally deciding which hotel they will choose. This is in line with the governments target in increasing the number of tourist visits through ten priority tourist destinations that have been announced in order to develop the tourism sector in Indonesia. In this study, classification techniques were used to classify reviews based on HOLSERV Plus dimensions and sentiment orientation. From the results of this study, the Support Vector Machine algorithm has the highest value of precision, accuracy, and recall compared to NaAve Bayes and k-Nearest Neighbor. Overall, almost all dimensions have positive sentiments. The Employee Dimension is the dimension that has the highest positive sentiment score in eight priority tourist destinations. Whereas for the other four dimensions, it requires improvement efforts to improve the quality of hotel services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>