Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156465 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Alamsyah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Rumah Sakit Islam adalah ujung tombak penyampaian risalah Islam di bidang kesehatan. Pengamatan terhadap misi beberapa rumah sakit bernafaskan Islam di Jakarta, Surabaya, Surakarta, dan Malang menunjukkan sebuah warna yang sama yaitu ingin menegakkan nilai Islam dalam melakukan pelayanan. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai Islam dapat membudaya dalam organisasi. Namun, dari wawancara dengan direktur dan Litbang beberapa rumah sakit bernafaskan Islam, misi untuk berbudaya Islami itu belum berupaya untuk diukur padahal pengukuran dalam manajemen sangatlah penting.
Penelaahan terhadap literatur menghasilkan konsep budaya organisasi Islami yang terbagi menjadi 3 dimensi yaitu nilai dan perilaku individual, nilai dan perilaku antar individu dan nilai dan perilaku kepemimpinan. Ketiga dimensi tersebut dijabarkan menjadi 40 variabel. Kemudian disusun pertanyaan untuk mengukur 40 variabel tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep dan instrumen pengukuran budaya organisasi Islami untuk rumah sakit bernafaskan Islam. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian Kualitatif adalah eksplorasi kepustakaan dan konfirmasi untuk menguji validitas isi dan menyempurnakan konsep dengan Focus Group Discussion. Penelitian kuantitatif adalah eksplorasi dengan kuesioner pendahuluan dan penghitungan statistik terhadap kuesioner untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas konstruk dilihat dengan melakukan analisis item dan analisis ANOVA, sedangkan validitas kriterium dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menghasilkan instrumen budaya organisasi lslami yang terdiri dari 112 pertanyaan. Dua pertanyaan gugur karena tidak valid, sehingga kuesioner akhir menjadi 110 pertanyaan. Validitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai agak rendah. Reliabilitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai sedang. Analisi ANOVA menunjukkan bahwa umur dan masa kerja tidak berpengaruh terhadap hasil pengisian instrumen sehingga tidak perlu mencari responden dengan kriteria umur dan masa kerja tertentu ketika instrumen ini digunakan.
Analisis Korelasi dan Regresi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara dimensi perilaku individu, antar individu dan kepemimpinan. Persamaan garis regresi dari 3 dimensi itu sangat baik menjelaskan variasi budaya organisasi lslami.

Concept and Instrument Development of Islamic based Corporate Culture for Islamic HospitalThe background of the research was fact that Islamic hospital playing some important roles in public health. Observation of the missions in several Islamic hospitals at Jakarta, Surabaya, Surakarta and Malang sight the same purpose that Islamic hospitals have the same ambitions to do Islamic values in every operational activity at hospitals. In discourses of organizational behavior, group of behaviors and values that have done in organization called corporate culture. But, from in-depth interview with directors of any Islamic hospitals, there are the same facts that the missions to do Islamic based corporate culture have not measured yet. It can be a serious problem because in management sciences, measuring of organization goals are very important. If we can measure, we can not manage.
Therefore, the purpose of this research was to develop concept and instrument to measure Islamic based corporate culture for Islamic Hospitals.
The types of research were quantitative and qualitative study. Qualitative studies of the research were literature review and focus group discussion to examine content validity. Quantitative study of the research was statistical analysis. Construct validity was obtained from item analysis and ANOVA. Criterion validity was obtained from correlation and regression analysis.
The result of the research is the concept and instrument of Islamic based corporate culture. There are 112 question, 2 questions are not valid so in last questionnaire there are 110 questions. ANOVA analysis showed that age and work time did not influence the result of questionnaire. Correlation analysis showed that there is significant level of correlation from 3 dimensions, individual behavior, inter-individual behavior and leadership behavior. Regression analyses showed that individual behaviour have the largest contribution to get Islamic based corporate culture."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"Rumah sakit Islam adalah sebuah media pelayanan kesehatan untuk mengartikulasikan Islam dalam pelayanan sehari-hari. Dalam falsafahnya Rumah sakit Islam Jakarta adalah perwujudan dari iman dan amal sholeh kepada Allah dan menjadikannya sebagai sarana ibadah. Di setiap sudut ruang di RS1 Jakarta terparnpang hadis senyum adalah sedekah, tetapi setiap penulis berkunjung kesana jarang mendapat senyarnan. Di misi RSI Jakarta ingin mewujudkan Pelayanan kesehatan yang Islami, profesional dan bermutu dengan tetap peduli pada kaum dhu'afa. Di sisi lain obat-obatan yang dipakai masih mengandung alkohol, pelayanan pasien kandungan masih ditangani dokter spesialis pria. Di jam kerja penulis sering menemui karyawan RSI Jakarta di tempat parkir.
Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya gambaran Kepemimpinan, Budaya Organisasi Islami dan Produktivitas Karyawan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Penelitian ini menggunakart metode cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 310 responden dan satu orang inforrnan yaitu direktur SDM dan Pembinaan Rohani RSI Jakarta.
Pada penelitian ini didapatkan basil bahwa, nilai-nilai Islam barn diterapkan dalam bentuk simbol seperti pakaian muslimah tetapi di sisi lain RSI Jakarta masih menggunakan simbol Aesculap yang tidak Islami. Untuk Pelayanan belum dilakukan pernisahan antara petugas pria untuk pasien pria demikian pula sebaliknya. Keteladanan juga didapati bet= kuat di RS1 Jakarta. Sedangkan untuk produktivitas karyawan sudah baik.
Pada saat ini Kepemimpinan di RSI Jakarta belum kuat, demikian pula dengan Budaya Organisasi Islaminya, sedangkan untuk Produktivitas Karyawan sudah balk. Untuk itu sebaiknya RS1 Jakarta para pimpinannya lebih berkornitinen untuk menjadi teladan bagi para stafnya. Mulai dirintis pelayanan pasien dengan menggunakan sistem gender, bila ha] itu tidak bisa dilakukan lebih balk rnemperbanyak petugas wanita mengingat batasan aurat wanita yang bokh dilihat yaitu wajah dan telapak tangan. Memperbanyak dialog antara pimpinan dengan staf, staf dengan staf baik di dalam unit kerja yang sama maupun dengan unit kerja lainnya.

Islam Hospital is a health service media for articulating Islam in daily services. In philosophy of Islam Hospital Jakarta is a form of faith and good deed to Allah and make it as religious medium. In every corner of RS1 Jakarta, shown hadis of smile is alms, but every the writer come he rarely got smile. RS1 Jakarta mission is realizing Islamic health service, professional and certifiable by still caring dhu'afa people. In the other side, used medicine was still containing alcohol, obstetrical patient service still performed by man specialty doctor. In work hour, writer often meet RS1 Jakarta staffs in parking area.
This research purpose is obtaining description of leadership, Islamic organizational culture and staffs productivity at RS1 Jakarta. This research is using cross sectional method with total respondents of 310 people and I informant whose director of SDM and spiritual construction of RSI Jakarta.
From this research obtained that Islamic values implemented in the form of symbolic such as rnuslimah cloths but in the other side RS1 Jakarta still using non Islamic Aesculap symbol. For services not yet performed separation between man staffs for man patient and in the contrary. Compliance obtained not yet strong in RSI Jakarta. While, staffs productivity has already well.
Recently leadership in RSI Jakarta not yet strong, thus with Islamic organizational culture, while for staffs productivity is well. Therefore, it is better for leader of RSI Jakarta more committed to become model for their staffs. Patient services start be pioneered by using gender system, if it could not performed, it is better to increase woman staffs considering woman aurat are face and hand palm. Increasing dialogues between chief-staffs and staffs-staffs whether in the same working unit and other working unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifana Kesumadewi
"Rumah Sakit Haji Jakarta (RSHJ) adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki budaya organisasi islami. Hal ini ditekankan dalam misi - visi, keyakinan dan nilai dasar Rumah Sakit Haji Jakarta. Di lain pihak, tidak dapat dipungkiri, bahwa RS Haji Jakarta saat ini juga merupakan suatu organisasi bisnis, dimana harus dikelola sebagaimana layaknya suatu organisasi bisnis, yang harus mampu menutupi seluruh biaya operasional dan pengembangan rumah sakit yang ditujukan bagi peningkatan pelayanan. Hal tersebut wajar, karena pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembiayaan, investasi dan sejenisnya yang memerlukan suatu pengelolaan yang baik. Pengelolaan organisasi RSHJ untuk mencapai misi dan visinya harus didukung dengan strategi dan budaya organisasi yang efektif. Sebagai rumah sakit bernafaskan Islam, RSHJ perlu mempunyai strategi rumah sakit yang berperspektif syari 'ah dan menjadi sarana untuk mempermudah implementasi budaya organisasinya yang berdasarkan nilai-nilai inti yang Islami.
Penelitian ini bertujuan uutuk menganaisis budaya organisasi lslami di RS Haji Jakarta, dengan fokus untuk mengetahui gambaran Budaya Organisasi lslami yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta saat ini berdasarkan nilai dan perilaku individu, nilai dan perilaku antar individu serta nilai dan perilaku kepemimpinan. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi Islami RSHJ pada seluruh karyawan/anggota organisasi serta mengetahui informasi berkenaan dengan hambatan-hambatan dalam pembinaan/penerapan Budaya Organisasi Islami tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian deskliptif analitik yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Besar sampel minimum yang diambil pada penelitian ini menggunakan rumus dari Lemeshow, S. (1993) dan Ariawan, I. (1998) dengan cara simple random sampling dan dari perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel minimum sebesar 96 responden. Untuk pemilihan informan menggunakan cara purposive (sengaja dipilih) yang terdiri dari Direktur dan Direksi/ Kepala Bidang RSHJ, kmyawan RSHJ serta pasien RSHJ.
Secara umum angka rata-rata persepsi responden terhadap 20 variabel budaya organisasi Islami di RSHJ Saat ini berada pada interval 2,00 - 2,99, dimana nilai rerata (mean) total adalah 2.6959 dan standar deviasi 0.1750. Ini berarti RSHJ mempunyai budaya yang sedang atau tidak lemah namun juga tidak kuat. Responden yang adalah karyawan RSHJ beranggapan bahwa variabel interaksi dengan bawahan (AI Udwiyah) merupakan variabel terlernah sedangkan yang paling kuat adalah variabel penampilan fisik yang Islami.
Budaya Organisasi Islami yang belum kuat di RSHJ kemungkinan berkaitan dengan mindset SDM yang terbentuk dalam organisasi dipengaruhi pandangan dikotomisasi terhadap Islam secara sekuler, meskipun RSHJ menyadari bahwa koridor nilai Islam adalah satu kekuatan bagi organisasinya. Hambatan lain adalah adanya penilaian karyawan RSHJ bahwa masih kurangnya beberapa hal seperti keteladanan dan kekompakan pam pimpinan, komitmen individu terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi serta kontrol dan evaluasi yang jelas terhadap pencapaian budaya organisasi Islami di RSHJ. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya komunikasi vertikal dua arah dan komunikasi horisontal dalam organisasi Serta belum tercapainya shared vision dalam tubuh Organisasi. Sementara itu, interaksi pimpinan dengan bawahan yang dianggap paling tidak membudaya kemungkinan berkaitan dengan struktur organisasi yang birokratis dan kurang fleksibel disertai kemungkinan pengaruh dari budaya hirarki dan paternalistik.
Dalam penelitian ini tergali informasi dari sisi pandangan karyawan dan pasien RSHJ bahwa penampilan Esik yang Islami di RSHJ sudah membudaya dengan kuat. Hal ini perlu dipertahankan oleh RSHJ sebagai suatu kekuatan organisasi, sebaliknya untuk nilai-nilai budaya yang masih lemah perlu dilakukan upaya untuk mengeliminir hambatan-hambatan yang ada sehingga penerapan budaya organisasi Islami RSHJ dapat terealisasi sebagaimaua mestinya dalam usaha mendukung peningkatan kinerja rumah sakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mafrawi
"Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami (PKNI) telah dicanangkan oleh Gubernur Provinsi NAD pada tanggal 25 April 1998 yang merupakan tindak lanjut dari hasil Muzakarrah anlara Majelis Ulama Indonesia dengan Dinas Kesehalan Provinsi NAD. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang no. 44 tahun 2002 tentang Keistimewaan Nanggroe Aceh Darussalam., maka luntutan akan rnulu pelayanan Kesehatan yang spesifik daerah merupakan hal yang harus dilakukan dan hal ini juga mempakan salah satu hal yang dihasilkan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi NAD tahun 2002 yang merekomendasikan bahwa "Pelayanan Kesehatan yang Bernuansa Islami" selanjutnya menjadi "Pelayanan Kesehatan yang lslami" yang sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Provinsi NAD yaitu "Aceh Sehat 1010 yang Islami". Hasil penelitian pada Puskesmas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2001 diperoleh hasil bahwa 85% responden menghendaki agar pelayanan Kesehatan bernuansa Islami dapat diterapkan dimanapun petugas bekerja. Oleh sebab itu diperlukan suatu konsep tentang pelayanan Kesehatan yang Islami yang selanjutnya akan menjadi model pelayanan Kesehatan yang Islami dan instrumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi serta hasil evalusi terhadap penerapan budaya Islami dalam pelayanan Kesehatan dengan menggunakan instrumen yang ada.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran konsep yang akan menjadi model pelayanan Kesehatan Islami dan diperolehnya instrumen serta hasil evaluasi tentang penerapan budaya Islami dalam pelayanan Kesehatan dengan menggunakan instrumen yang ada. Desain penelitian adalah cross sectional yang bersifat kualitatif dan kuantitatiif Proses yang dilakukan terdiri dari 2 tahap yaitu proses mencari konsep pelayanan Kesehatan yang Islami melalui studi literature dan indepth interview (dengan pakar/praktisi agama, adat, sosial budaya, Kesehatan, pengguna pelayanan Kesehatan, akademisi sebanyak I5 orang) dan proses pengembangan instrumen budaya lslami dalam pelayanan Kesehatan melalui studi literature, kuesioner pendahuluan sebanyak 40 orang, Fokus Group Diskusi sebanyak 15 orang dan Uji Coba Kuesioner (pada petugas dan masyarakat masing-masing 510 orang) yang dilakukan dalam wilayah Provinsi NAD baik( pada Dinas Kesehatan (Provinsi dan Kabupaten) maupun institusi pelayanan (Rumah Sakit dan Puskesmas). Waktu penelitian mulai bulan September - November 2003.
Dari penelitian ini didapatkan hasil adalah : melalui indepth interview diketahui bahwa pelayanan Kesehatan yang diterapkan pada saat ini tidak memuaskan dan sama sekali belum sesuai dengan syariat Islam dan keinginan dari informan agar pelayanan kesehatan harus sesuai dengan syanat Islam secara menyeluruh. Adapun konsep yang ditemukan dalam pelayanan Kesehalan yang Islami adalah meneakup 5 aspek yaim : sikap/perilaku petugas yang Islami, fasililas/sarana pelayanan Kesehalan yang Islami, prosedurftata cara/mekanisme pelayanan kesehatan yang Islami, suasana pelayanan Kesehatan yang Islami dan pembiayaan pclayanan Kcsehalan yang Islami. Namun aspek yang terpenting dilaksanakan terlehih dahulu adalah sikap/perilaku pelugas dan prosedurftatacara yang pelayanan Kesehatan yang Islami. Pengembangan instmmen budaya Islami dalam pclayanan Kesehatan sebagai pencenninan dari budaya organisasi Islami dalam pelayanan Kesehalan yang terdiri dari 3 dimensi yaitu nilai dan pcrilaku individu (36 variabcl), nilai dan perilaku antar individu (14 variabel), serta nilai dan perilaku kepemimpinan (15 variabel). Keseluruhan kuesioner akhir mencakup 65 variabel dan terdiri dari 269 pemyataan.
Perhimngan validiras konstruk kedua kuesioner (bagi pelugas dan masyarakat) mcnunjukkan bahwa validitas tiap butir pernyataan berada pada kategori cukup dan dan agak rendah menurut klasifikasi Praseryo (2000). Analisis Anova dan T-test independent pada kuesioner petugas menunjukkan bahwa ada pcrbedaan bermakna rata-rata skor beberapa variable budaya Islami pada kelompok jenis kelamin, umur, institusi, lama bekelja, tingkat pendidikan dan jabatan . Pada kuesioner masyarakat diperoleh bahwa ada perbedaan berrnakna rata-rata skor bebempa variable dengan kelompok masyarakat berdasarkan institusi yang dikunjungi, status bekerja, tingkat pendidikan, dan umur tetapi jenis kelamin tidak mempunyai hubungan bermakna.
Perhitungan reabihras kedua kuesioner (petugas dan masyarakat) menunjukkan bahwa reabilitas tiap variable dalam kuesioner ini seluruhnya berada dalam kategori tinggi menurut klasilikasi Danim (2001). Analisis korelasi pada kedua kuesioner menunjukkan hubungan yang sangat kuat antar 3 dimensi budaya organisasi Islami diatas. Analisis regresif pada kedua kuesioner menunjukkan 3 dimensi budaya (Perilaku individu, perilaku antar individu dan perilaku kepemimpinan) benar-benar dapat menjelaskan terjadinya variasi budaya Islami dengan sangat baik. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa skor perilaku individu paling baik digunakan untuk meramalkan budaya organisasi Islami dari suatu institusi Kesehatan. Persepsi petugas dan masyarakat berada pada titik yang sama yaitu tidak sesuai atau pada kategori sedang. Artinya pelayanan Kesehatan di Provinsi NAD tidak/belum sesuai dengan budaya Islami. Variabel yang tidak sesuai menurut petugas dan masyarakat adalah : tawadhlu, harga diri, berpenampilan sederhana, sopan, Ufah, istikharah dan muthmainah.
Dari penelitian ini dapat disarankan dan direkomendasikan perlu dilibatkannya para pakar organisasi dan pakar bahasa untuk dapat merumuskan konstruksi yang lebih sempurna tentang budaya organisasi Islami. Intervensi yang dilakukan diutamakan pada perilaku individu petugas, karena terbukti perilaku mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam menentukan/meramalkan budaya Islami dalam pelayanan Kesehatan Para pimpinan melalui pertemuan berkala, memotivasi pegawai agar dapat berprilaku sesuai dengan budaya Islami. Perlu dilakukan evaluasi penerapan budaya Islami dalam pelayanan Kesehalan di semua institusi Kesehatan. Perlu disusun buku panduan sebagai pegangan pegawai dalam berperilaku dan perlu diterapkannya muatan local budaya Islami di institusi pendidikan Kesehatan dalam provinsi NAD. Selanjutnya disarannkan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan konsep dan instrumen pelayanan kesehatan Islami.

Islamic nuance health service (PKNI) was declared by the governor NAD province on 25 April 1998 as a continuation action of results of muzakarrah meeting between MUI (Indonesian Council of Religious Scholars) and provincial health Office of NAD. It is along with regulation no. 44 year 2002 on peculiarity of NAD province. Therefore, the demand of health service quality according to local medical cases is needed to be released. It is along with results of meeting forum of regional health of NAD province 2002, which consists of a recommendation of Islamic nuance health service (Pelayanan Kcsehatan yang Islami) to'lslamic Health Service (Pclayanann Kesehatan Islami) suit to visions of provincial health office of NAD province; Islamic Healthy Aceh 2010. Based on results of research at Syiah Kuala Banda Aceh health center, 85 % of respondents demand medical employees to implement Islamic health service at any health facilities they visiting. Therefore, it is needed a concept of Islamic health service and instrument to be used for evaluation results of implementing Islamic culture in health service which using available instrument.
Objectives of the research is to obtain a concept to be a model of Islamic health service, to obtain instrument and evaluation results On implementation of Islamic eulturc in health service using available instrument. Research design is qualitative and quantitative with cross sectional approach. The research went through two processes; firstly, searching for concepts of Islamic health service using literature study and in-depth interview to religious scholars, custom, social-culture and experts, health provider and 15 academicians. Secondly, developing of Islamic culture instrument in health service refer to literature study and introduction questionnaire to 40 respondents, Focus Group Discussion to 15 respondents and try out questionnaire to 510 respondents of provider and patient who come to health facilities members in NAD Province. The research started in September and ended in November 2003.
The results obtained are; through in-depth interview, it is found that the service implemented is not satisfying. The' respondents demanded to have health service an Islamic nuance. The concepts found for Islamic health service covers five aspects: Attitude of health provider, health facilities, health services procedure, environtment and health budgeting. But, the most important aspect to be implemented is attitude of health provider and lslamic procedure of the service. The development of Islamic culture instrument in the service is a reflection of Islamic culture organization. The Islamic culture organization consists of three dimensions; value and individual attitude ( 36 variables), value and inter individual attitude (I4 variables), and value and leadership attitude (15 variables).
The questionnaire, which consists of 269 questions, covers.65 variables. Based on construct validity test of the two questionnaire to health provider and patient , the data shows that the validity of each question is placed on fair low category,(Prasetyo classification;2000). Applying Anova analysis and independent T-test to provider’s questionnaire, the data shows that there is significant different average score at some variables on group of sex, age, institutions, length of working, educational background and positions. An there is also significant different average score of some variables with group of patients who had visited health facilities, working status, educational background and age. Reability test to the two questionnaires shows that every available is at 'high category (Danim classilication 2001).
Correlation analysis to the questionnaires shows strong relations among the three dimensions of Islamic culture organization. While Regression analysis shows that the three dimensions could describe well Islamic culture variation. The regression results shows that best individual attitude is used to predict Islamic culture organization of health facilities. Responses of health provider and patient are placed at average category. It means that health service in the province have not reffer to Islamic culture yet. Variable, which according to provider and patient have not been along yet with lslam are humble, self respect, simple appearance, polite, iffah, istikharah, and muthmainnah:
It is suggested to involve organization and language experts to formulate a more complex construct on culture of Islamic organization. The intervention should be focused on individual attitude of provider, because the attitudes are proved to determine Islamic culture in the service. Through periodically meeting, leaders support and motivate the health provider to works in Islamic behavior. It is needed to evaluate the implementing of Islamic culture in health service at any health facilities. And it is also needed to reward those provider applying the service such as becoming TKHI ( Indonesian Hajj Official), having further education, ete. Then, compiling a guidance book as guides for' the provider and subscribing Islamic culture subject at any health educational institution in NAD province are considered important.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T32865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintha Silaswati
"Penurunan kesehatan klien lanjut usia/lansia yang dirawat di rumah sakit seringkali terlambat diketahui
oleh perawat. Mendeteksi adanya masalah kesehatan yang kemudian menentukan klien mengalami
kemunduran kondisi kesehatan selama dalam perawatan belum dapat dilakukan dengan cepat. Kondisi
ini terjadi karena banyaknya instrumen yang harus diisi oleh perawat untuk dapat menentukan masalah
keperawatan klien dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan instrumen deteksi kemunduran kesehatan lansia dan pemodelan
teoritisnya yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan saat memberikan asuhan keperawatan
klien di Rumah Sakit. Penelitian ini diawali dengan studi literatur, identifikasi instrumen yang
digunakan Rumah Sakit untuk menapis masalah kesehatan lansia yang dirawat, me n g konsultasikan
i n s t r ume n k e p a d a 7 orang pakar akademisi dan praktisi dari berbagai keilmuan terkait,
dilanjutkan dengan menggunakan metode cross sectional untuk uji construct validity dengan analisa
menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Uji model teoritis kemunduran kesehatan lansia dilakukan
dengan menggunakan Structural Equation Modelling pada 469 klien geriatri dari empat Rumah Sakit
Umum Daerah (2 Kabupaten dan 2 Kota). Analisa data menggunakan software MPlus dari Muthen and
Muthen versi 8.1. Hasil penelitian ini adalah instrumen deteksi kemunduran kesehatan lanjut usia
atau IDeKu Ke Lansia dan pemodelan teoritis kemunduran kesehatan lansia di rumah sakit Indonesia
yang komprehensif dan meliputi penilaian aspek fisik, kognitif-mental, sosial dan spiritual. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa aspek f isik berdampak langsung terhadap kemunduran
kesehatan lansia (koefisien RMSEA < 0,05; CI 95%: < 0,05; probability RMSEA > 0,05; CFI 0,846;
TLI 0,801) atau memenuhi kriteria unidimensional dan fit. Tanda-tanda vital (frekuensi nadi dan
pernafasan), hasil pemeriksaan gula darah sewaktu, usia dan riwayat pendidikan merupakan indikator
yang secara langsung mempengaruhi kemunduran fisik. Kemunduran fisik berpengaruh langsung
terhadap masalah status gizi, aktifitas sehari-hari, kemunduran aspek kognitif-mental, dan aspek sosial.
Jenis Kelamin berdampak tidak langsung untuk terjadinya kemunduran fisik melalui mediator
kemunduran aspek sosial dan riwayat pekerjaan. IDeKu Ke Lansia merupakan instrumen pertama di
Indonesia yang secara valid dan reliabel mampu mengukur kemunduran kesehatan lansia secara
menyeluruh yaitu meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Pengembangan instrumen ini dirancang untuk
memudahkan perawat dalam mengambil keputusan klinik secara cepat dalam memberikan asuhan
keperawatan. IDeKu Ke Lansia memiliki keunggulan sederhana, dapat dilakukan dengan cepat dan
mampu menilai kondisi kesehatan lansia secara komprehensif. IDeKu Ke Lansia diharapkan mampu
menguraikan kompleksitas masalah keperawatan selama lansia dalam perawatan, terutama dalam
mendeteksi masalah kesehatan lansia saat klien masuk ruang rawat inap di Rumah Sakit. Instrumen ini
dapat diubah dalam bentuk digital agar semakin memudahkan perawat untuk mengambil keputusan
klinis dalam pemberian asuhan keperawatan klien lansia yang dirawatnya
The deterioration of elderlys health status is often seen through by nurses. Detecting a health problem
to determine if the client goes under a deterioration during the care could not be done quickly yet. This
happens due to the time taken for many instruments a nurse has to fill out to determine the problem.
This research aims to develop the instrument to detect the elderlys health deterioration and its
theoretical model as the means to make the decisions on nurse care in hospitals. This research is done
with literature study, instruments identification on what has already used in the hospitals, consultation
with seven academic and practitioner experts from the related studies, followed by cross sectional
method to test out the construct validity with Confirmatory Factor Analysis. The theoretical model test
on elderlys health deterioration was conducted with Structural Equation Modelling on 469 geriatric
clients from State Hospitals (2 districts and 2 cities). Data analysis was done by MPlus software from
Muthen and Muthen ver.8.1. The result would be an elderly health deterioration detection instrument
or IDeKu KE Lansia and the a comprehensive theoretical model on elderlys health deterioration in
hospitals in Indonesia, including the assessments of physical, cognitive-mental, social and spiritual
aspects. The result shows that physical aspect is directly affecting on the deterioration (coefficient
RMSEA < 0,05; CI 95%; < 0,05; probability RMSEA > 0,05; CFI 0.846; TLI 0,801) or to fulfil the fit
and unidimensional criteria. Vital signs (pulse and breathing frequency), blood sugar test result, age,
and educational background are the indicators that directly affect the physical deterioration. The
physical deterioration would directly affect the nutritional status, daily activities, setbacks on cognitivemental,
and social aspect. Gender does not directly affect the physical deterioration through the
mediator of social aspect and educational background. IDeKu Ke Lansia is the first valid and reliable
instrument in Indonesia to measure the overall elderlys health deterioration including bio-psycho-socio
and spiritual. The development of this instrument is designed to let the nurse easily make a clinical
decision during the care. IDeKu Ke Lansia has a simple distinction, it could quickly and
comprehensively determine the elderlys health condition. IDeKu Ke Lansia is expected to disentangle
the complexity of elderlys health status during the care especially in detecting the problem at the time
when the elderly was admitted to the hospital. This instrument could be altered into digital form so that
it could be easily used by the nurse in taking clinical decisions during the elderly care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Herviansyah Utama
"Perkembangan BPR Syariah yang semakin hari semakin dibutuhkan oleh masyarakat, menuntut pihak bank untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dengan mengutamakan nilai-nilai Islami dalam bekerja. BPR syariah tidak hanya menampilkan produk-yang Islami tetapi juga memberikan pelayanan yang Islami. Belum adanya konsep pengembangan budaya organisasi Islami untuk lembaga keuangan syariah, khususnya BPRS, merupakan masalah tersendiri yang harus dicarikan jalan keluarnya. Kita tidak dapat melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap model organisasi Islami secara lengkap dan menyeluruh, jika kita tidak mempunyai instrumen dan model yang akan dijadikan diukur atau dievaluasi. Oleh karena itu perlu pengembangan konsep dan instrumen budaya organisasi Islami untuk BPRS. Setelah konsep pengembangan organisasi tersebut dibuat, maka perlu juga dilakukan pengujian terhadap konsep dan instrumen tersebut.
Kemudian konsep tersebut dikembangkan menjadi instrumen pengukuran budaya organisasi islami untuk BPRS. Pengembangan instrumen dilakukan dengan eksplorasi melalui kuesioner pendahuluan dan penghitungan statistik terhadap kuesioner untuk melihat validitas dan reabilitas instrumen. Validitas konstruk dilihat dengan melakukan analisis item dan analisis ANOVA, sedangkan validitas kriterium dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengembangan konsep budaya organisasi islami untuk BPRS yang terdiri dari tiga perilaku yaitu, perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan.
Pengembangan instrumen ini menghasilkan instrumen budaya organisasi lslami yang terdiri 109 pertanyaan. Validitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai agak rendah. Reabilitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai sedang. Analisis ANOVA menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, dan masa kerja berpengaruh terhadap hasil pengisian instrumen.
Analisis korelasi dan regresi menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara dimensi perilaku individu, antar individu, dan kepemimpinan. Persamaan garis regresi dari 3 dimensi tersebut sangat baik menjelaskan variasi budaya organisasi islami untuk BPR Syariah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan merupakan nilai-nilai yang membentuk budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah. Untuk itulah pengembangan dan sosialisasi budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah di masyarakat harus dijalankan secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian nilai-nilai Islam dapat menjadi ruh dalam menjalankan aktivitas perbankan Syariah.

The growth of BPR Syariah progressively required by society, claiming bank to give satisfying service by majoring Islamic values in working. BPR Syariah not only presenting Islamic product but also give Islamic service. There is no concept for Islamic organizational culture development for the financial institution of Syariah, especially BPRS representing separate problem which must be looked by its way out. If we have no concept and instrument for measuring or evaluating, we cannot conduct evaluation and measurement to Islamic organizational concept completely and totally. Therefore needed to develop Islamic cultural organization instrument concept for BPRS. After organization development concept has been made, hence needing is also conducted by examination to instrument and concept.
Then the concept developed to become measurement instrument of Islamic organizational culture for BPRS. Instrument development conducted by exploration through antecedent questionnaire and enumeration of questionnaire statistic to see instrument validity and reability. Validity of construct could be seen by item analysis and ANOVA analysis, while validity of criteria conducted by correlation and regression analysis.
Result got from this research is Islamic culture development concept for BPRS to yield three behaviors, individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership.
Development of this instrument yield cultural instrument of Islamic organization which consist of 112 questions. Three questions deleted because of their invalidity, so that final questionnaire become 109 question. Instrument validity stay in low category until rather low. Instrument reability stay in low category until mid level. ANOVA analysis shows that age, gender, and year of service have an effect on to result of admission instrument filling. Hence from that require to look for responder with some criterion above.
Correlation and regression analysis show a very strong relation between behavioral dimension of individual, between individual, and leadership. Regression Line Equation from the three dimensions gives a very good explains about Islamic Organization Culture variation for BPR Syariah.
Thereby can be concluded that individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership represent values which forming Islamic organizational culture for BPR Syariah. Therefore developing and socialization of Islamic organization culture for BPR Syariah in society have to be run inwrought and coordinated. Thereby values of Islam can become spirit in running Syariah banking activities.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusbandi
"Peningkatan mutu manajemen sumberdaya manusia di rumah sakit antara lain dititikberatkan pada peningkatan kinerja karyawan rumah sakit. Dalam hal ini menjadi penting untuk meningkatkan kinerja perawat, karena jumlah perawat mencapai 50 - 60% dari seluruh sumber daya manusia di Rumah sakit, dan berhubungan langsung dengan pasien secara terus-menerus sepanjang hari. Oleh karena itu pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji hubungan antara iklim organisasi dan kinerja perawat di rumah sakit Islam Jakarta Timur.
Penelitian dirancang dengan memakai metode survei dengan pendekatan korelasional dan data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur dengan memakai sampel sebanyak 60 orang perawat. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berskala (Skala Likert) yang dikalibrasi dengan memakai uji validitas butir dan perhitungan koefisien reliabilitas. Validitas butir dihitung dengan memakai koefisien korelasi butir dari Pearson dan reliabilitas dihitung dengan memakai rumus dari Alpha Cronbach. Sedangkan persyaratan analisis data diuji dengan normalitas populasi (uji Kolmogorov-srnirnov) dan pengujian homogenitas varians populasi (statistik Levene).
Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim Organisasi dan Kinerja Perawat yang bermakna bahwa makin baik iklim organisasi di rumah sakit, makin baik kinerja perawatnya. Hubungan ini dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y = 39,88 + 0,485 X. Artinya setiap kenaikan 1 skor iklim organisasi akan dapat meningkatkan kinerja perawat sebesar 0,485. Kedua, koefisien korelasi sederhana antara kedua variabel tersebut ry = 0,67 dan koefisien determinasi r2 = 0,45, arlinyn variasi kinerja perawat yang dapat dijelaskan oleh iklim organisasi sebesar 45 %. Implikasi hasil penelitian tersebut adalah kinerja perawat dapat ditingkatkan melalui upaya memanfaatkan iklim organisasi.

The increasing of quality of the hospital human resources management emphasize to the increasing of hospital staff performance. In this case, its important increasing the nurse performance, as well as the large number of nurse, about 50-60 % of the entirely of human resources of the hospital, and they have a direct contact with the patient whole day. Nursing service as the part of the integral health service has a certain contribution to the hospital quality service.
The purpose of this study is to investigate the relationship of organizational climate and job performance among nurses in Jakarta Timur Islamic Hospital (JTIH). The study is designed to be conducted using survey method with co relational approach and the obtained data are analyzed by means of descriptive and inferential statistics. It is based at Jakarta Timur Islamic Hospital, including a sample of 60 nurses. The study data to be collected are obtained by scaled questionnaire (using the Likert scale), which has been calibrated in product moment correlation by Pearson and reliability is assessed by Alpha Cronbach. The conditions for analysis are assessed by population normality test (Kolmogorov-Smirnov test) and homogeneity of population variance test (Levene statistics).
The results are as follow: First, a positive relationships is found between organizational climate (X) and job performance (Y), to be expressed in regression equation of Y = 39,88 + 0,485 X. Second, simple coefficient correlation of ry = 0,67. and coefficient determination of r2 = 0,45 all of them are statistically significant. These result give a suggestion that nurse's job performance can be increased by utilizing organizational climate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Nazhifah
"Tesis ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen NAURAH untuk mengukur kepuasan pasien serta menganalisis kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan rawat inap Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso menggunakan metode servqual dan importance performance analysis (IPA). Penelitian ini bersifat kuantitatif dan deskriptif-analisis. Penelitian ini diikuti oleh 100 responden yang mengisi kuesioner kepuasan berdasarkan teori Servqual dan instrumen NAURAH. Hasil penelitian menunjukkan reliabilitas dan validitas intrumen NAURAH dan pasien Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso merasa puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut. Berdasarkan analisis IPA, ada aspek empati dari servqual yang mesti diperhatikan, dan aspek understanding dan respect dari instrumen NAURAH yang perlu dikembangkan. Kemudian Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso telah mempraktikkan Total Quality Management. Untuk mengembangkan empati, digunakan matriks PDCA yang mengikutsertakan aspek TQM.

This thesis aims to test the validity and reliability of the NAURAH instrument for measuring patient satisfaction and analyzing patient satisfaction with the quality of inpatient health services at Mitra Medika Bondowoso Hospital using the servqual and importance performance analysis (IPA) methods. This research is quantitative and descriptive-analytic. This research was attended by 100 respondents who filled out a satisfaction questionnaire based on Servqual theory and the NAURAH instrument. The research results showed the reliability and validity of the NAURAH instrument and that patients at Mitra Medika Bondowoso Hospital were satisfied with the services at the hospital. Based on the IPA analysis, there is an empathy aspect of servqual that must be considered, and an understanding and respect aspect of the NAURAH instrument that needs to be developed. Then Mitra Medika Bondowoso Hospital has practiced Total Quality Management. To develop empathy, the PDCA matrix is used which includes TQM aspects."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Panji Asmoro
"Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang menjamin pasien aman dari insiden. Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan wajib menerapkan sasaran keselamatan pasien (SKP). Dibutuhkan instrumen yang bersifat proaktif mencegah insiden. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen faktor prediktor kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Metode: Tahap 1 merupakan pengembangan item instrumen dengan 3 fase: wawancara, expert judgement, dan uji keterbacaan. Tahap 2 yakni uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan pendekatan cross sectional menggunakan dua analisis data, yakni Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi linier berganda. Partisipan dalam fase wawancara menggunakan perawat pelaksana dan perawat manajer. Uji validitas dan reliabilitas instrumen melibatkan perawat pelaksana dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel dependen yakni kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Hasil: Sebanyak 16 faktor dan 63 item dihasilkan dari tahap 1 penelitian. Uji CFA menyebutkan bahwa seluruh faktor, termasuk variabel kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP dinyatakan valid dan reliabel dengan model yang dinyatakan dalam rentang good fit hingga perfect fit. Hasil analisis regresi linier pada uji t menyimpulkan bahwa hanya delapan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan, antara lain: sarana prasarana, kesadaran diri, niat, professional habit, komitmen, imbalan, kepemimpinan, serta tuntutan dan reputasi rumah sakit. Pada uji f menyimpulkan bahwa semua faktor tersebut menghasilkan 51,1% potensial memengaruhi kepatuhan perawat. Saran: Manajer keperawatan rumah sakit direkomendasikan untuk menggunakan instrumen ini untuk memperkuat sistem pencegahan insiden oleh perawat pelaksana.

Introduction: Patient safety is a system that ensures patients are safe from incidents. Nurses, as part of the health service system, are obliged to implement patient safety targets (SKP). We need instruments that are proactive in preventing incidents. This research aims to develop an instrument for predicting factors of nurse compliance when implementing SKP in hospitals. Method: Stage 1 is the development of instrument items with 3 phases: interview, expert judgment, and readability test. Stage 2 is testing the validity and reliability of the instrument with a cross-sectional approach using two data analyses, namely confirmatory factor analysis (CFA) and multiple linear regression. Participants in the interview phase were nurse practitioners and nurse managers. Testing the validity and reliability of the instrument involved implementing nurses with a sample size of 100 respondents. The dependent variable is nurses' compliance with implementing SKP in hospitals. Results: A total of 16 factors and 63 items were generated from phase 1 of the research. The CFA test states that all factors, including the nurse compliance variable in implementing SKP, are declared valid and reliable with the model stated in the range of good fit to perfect fit. The results of the linear regression analysis on the t test concluded that only eight factors had an influence on compliance, including: infrastructure, self-awareness, intention, professional habit, commitment, rewards, leadership, as well as hospital demands and reputation. The f test concluded that all these factors produced 51.1% of the potential to influence nurse compliance. Suggestion: Hospital nursing managers are recommended to use this instrument to strengthen the incident prevention system by implementing nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Widjaja
"Setiap negara memiliki sejarah perkembangan rumah sakitnya, meskipun dewasa ini, dengan berbagai alasan semua negara membicarakan tata kelola rumah sakit. Di Indonesia dewasa ini Undang-Undang Rumah Sakit (UURS) tidak secara tegas merujuk istilah corporate governance, namun demikian dalam Penjelasan Pasal 29 ayat (1) butir r UURS, secara tersirat diketahui bahwa corporate governance adalah bagian dari hospital governance. Sedangkan konsepsi dan terminologi corporate govenance di Indonesia mengacu pada perseroan terbatas, khususnya perseroan terbatas terbuka. Dalam konsepsi tersebut, semua perseroan terbatas harus taat pada Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT), termasuk perseroan terbatas dengan bidang usaha rumah sakit. Penelitian ini bertujuan membuktikan telah terjadi mispersepsi penggunaan istilah corporate governance dalam manajemen rumah sakit. Penelitian ini membandingkan corporate governance dalam UURS dengan UUPT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data sekunder. Triangulasi dilakukan untuk mempertahankan validitas hasil. Penelitian ini juga menggunakan metoda perbandingan hukum untuk memahami konsep korporasi dan corporate governance dalam rangka menjelaskan pelaksanaan corporate governance di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UURS telah salah menginterpretasikan status rumah sakit. UURS telah meletakkan fungsi rumah sakit secara kurang tepat, yang seharusnya dilihat sebagai kegiatan (usaha) dari perseroan terbatas. Artinya rumah sakit harus dipandang sebagai bagian perseroan terbatas dan bukan sebaliknya. Kesalahan interpretasi ini telah menyebabkan terjadinya miskonsepsi dan kesalahan penggunaan istilah corporate governance dalam UURS. Peneliti menyarankan untuk melakukan perubahan terhadap beberapa ketentuan dalam UURS agar sejalan dengan konsep yang berlaku dan dapat diterapkan secara konsisten.

Each state has its own history on the development of hospital, eventhough nowadays for many different reason, all countries in the world is talking about governance in hospital. In Indonesia cuurent situation, Indonesian Hospital Law does not specifically refer to corporate governance, however in the Elucidation of Article 29 para (1) point r of the Hospital Law, it is implied that corporate governance was part of hospital governance. Meanwhile the conception and terminology of corporate govenance in Indonesia belongs to corporation, especially public corporation. In such conception, all corporations must comply with Corporate Law, including all corporations with line of business of hospital. The aim of this research is to prove that there has been a misconception of corporate governance terminology in hospital management. This research tries to contrast the conception of corporate governance used in Hospital Law against the Corporate Law. This research uses qualitative research. This reseacrh uses secondary data, with triangulation to maintain validity of result. This research also uses comparative legal method to understand the concept of corporation and corporate governance in order to explain the application of corporate governance in hospital. Result of the research shows that Hospital Law has misinterpreted the status of hospital. It has mislead the function of hospital, which shall be seen as a line of business of a corporation. It means that hospital must be seen as part of the corporation as organisation and not vice versa. Researcher recommends to make amendments to some articles of the Hospital Act in order to make it inline with the prevailing concept and can be consistently applied. (xvii + 129)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>