Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gita Ranika Mazir
"Pada tahun 2000 Garuda Indonesia menambah slogan baru perusahaan yang merupakan positioning statement perusahaan yaitu "Garuda, kini lebih baik". Dengan slogan baru tersebut Garuda berusaha untuk menciptakan tempat khusus dibenak target audience-nya. Slogan baru itu mencerminkan upaya Garuda untuk dapat meningkatkan citra perusahaan yang sempat memburuk dalam periode tertentu. Dengan slogan baru ini diharapkan dapat mempengaruhi atau "menjadi acuan konsumen untuk membeli" berkat adanya positioning statement yang mengemban misi corporate communication yaitu: "kini lebih baik". Selain itu diharapkan para karyawan Garuda mendapatkan semangat baru dan termotivasi dengan diluncurkannya slogan baru perusahaan.
Profesionalisme dan pengelolaan manajemen secara modern diterapkan oleh Garuda Indonesia untuk menunjang slogan baru perusahaan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada "pasar", Garuda berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang atau calon penumpang dengan membagi-bagi pelayanan yang meliputi layanan pada pre flight, in flight, post flight.
Kualitas pelayanan dipengaruhi, salah satunya, oleh apakah perubahan manajemen tersebut memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga mereka mau mengubah performance pelayanan mereka. Untuk itu perlu diketahui bagaimana iklim organisasi pada perusahaan tersebut. R. Wayne Pace dan Don F. Faulse dalam buku mereka Komunikasi Organisasi mengutip hipotesis Kopelman, Brief da Guzzo (1989) bahwa iklim organisasi meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim mungkin pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Umumnya kegiatan komunikasi organisasi / perusahaan berada di bawah naungan Humas yang biasa menangani diantaranya: penerbitan media internal, press contanct. Walaupun demikian kerja Humas pada umumnya berkaitan dengan image building dari suatu perusahaan. Pada saat krisis biasanya kerja Humas menjadi lebih intens, karena krisis, termasuk manajemen krisis berkaitan erat dengan image building. Supaya berita dapat tersebar pada publik internal dalam suatu organisasi, dari manajemen puncak sampai lini paling bawah, perlu diterapkan sistem komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi formal yang ada. Selain itu Employee Relations sebagai bagian dari Humas perlu menangani dan banyak memperhatikan personnel policy yang merupakan dasar dari hubungan karyawan yang baik. Semua informasi tentang perusahaan, terutama tentang kebijakan dan pelaksanaannya sebagian besar dikomunikasikan melalui employee relations section.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan sikap karyawan PT Garuda Indonesia terhadap komunikasi yang disampaikan manajemen tentang perubahan manajemen sekaligus ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap kepuasan komunisasi yang mereka miliki (sebagaimana yang diutarakan oleh Pace & Paules, 1988:165 bahwa kepuasan dalam komunikasi berarti anggota organisasi merasa nyaman dengan pesan-pesan, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi) penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel dengan populasi awak pesawat PT Garuda Indonesia yang terbang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang bertugas pada bulan Juni 2002 pada rute penerbangan dalam negeri dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian dan interpretasi data menunjukkan bahwa Pimpinan / Manajemen PT Garuda Indonesia dipandang mampu melakukan komunikasi yang baik untuk memberikan informasi perubahan manajemen kepada bawahannya, meskipun ada sejumlah kecil faktor yang dipandang belum memuaskan seperti kedalaman informasi. Kredibilitas penyampai pesan mempengaruhi kepuasan komunikasi, sehingga dalam menyampaikan komunikasi perubahan manajemen pimpinan / manajemen relatif dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas yang tinggi di mata karyawannya.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap karyawan terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah positif, baik dilihat dari metode komunikasi, kedalaman komunikasi, kemauan untuk mendengar maupun kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya. Kepuasan komunikasi karyawan terhadap informasi dan proses komunikasi yang dilakukan pimpinan / manajemen berkaitan dengan perubahan manajemen memperlihatkan hasil positif. Hasil pengujian ke dua variabel memperlihatakn adanya hubungan yang signifikan secara statistik.

Relation of Employees Behaviors to the Communication of Management Changing With Employees Communication Satisfaction (Case Study of PT Garuda Indonesia's Aircrew)By 2000 Garuda has launched new company's slogan which stands for its positioning statement i.e. "Garuda, kini lebih baik? means "to date, better Garuda". This new slogan reflects that they try to touch and motivated its audience's mind to buy. It also shows Garuda's target to develop its company's image of which was slightly not favorable for certain period.
Professional Modern Management showed by this company through its market oriented services i.e. services of: pre flight, in flight and post flight.
To explore the organizational climate, R.Wayne Pace and Don F. Faulse have written in their book "Organization Communication" that organizational climate consist of organizational communication which is important because it liaise the human resources activity and its productivities. Change of climate could affect the employees' performances as well as its productivities.
The communication organization generally supervised by Publics Relations (PR) of which handled the internal media, press contact. However, PR works for company's image building. In critical period, on management crisis situation, PR works more intense due to control its company's image building. To control the spread of the news to its internal publics in an organization, from top management to the lowest level, it is advisable that the flow of formal internal communication runs same as its formal organization chart. On the other hand, Employee Relations as part of PR should handle and care about personnel policies as the basic of good Employee Relationship. Company's information, especially anything related to policies and its implementation mostly handled by Employee Relations Section.
To know the degree of knowledge and the behavior of Garuda Indonesia's employees towards its management communication in relation of management changing as well as to know whether there are any relation with theirs communication satisfaction (as told by Pace & Faules, 1988:165 that satisfaction in communications means organization's members have the pleasure with messages, media and relations throughout organization) the writer has handled a survey with population sample i.e. the domestic aircrews of Garuda Indonesia which fly from or to Sukarno Hatta airport during June 2002 using questionnaire as the main data entries.
The result and data interpretation show that Top Management PT Garuda Indonesia has the ability to handle good communication to distribute the information of its management changing to their subordination. However there are small factors shows the un-satisfaction i.e. the depth of information. As the sender's credibility affected the communication satisfaction, the employees think that on communication of management changing by the management is trustable or has a good credibility.
Based on the research's goal can be concluded that employee behavior in relation to their top management communication is positive in field of: communication method, communication depth, and the willingness to obey or trust to their top management. Communication Satisfaction's related to information and communication process handled by top management show positive image according to the employees. Statistic's examination result related to the two variables show significant relation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman Irsyadi
"Perubahan kebijakan pemerintah di bidang BUMN sebagai konsekuensi dari perkembangan global ternyata membawa dampak yang cukup kuat terhadap kondisi internal perusahaan, yaitu yang menyangkut iklim komunikasi dan gaya kepemimpinan. Variabel-variabel itu sangat berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Huhungan iklim Komunikasi (Birokratis) dan Gaya Kepemimpinan Paternalistik dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan iklim komunikasi (birokratis) dan gaya kepemimpinan paternalistik dengan kepuasan komunikasi karyawan PT Sarinah (Persero). Beberapa teori yang dipergunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennnis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (latter, Bass dan Avilio, Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam perusahaan dan penggunaan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan perusahaan memberikan dorongan yang kuat ke arah pembentukan karakter perusahaan yang berkinerja tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei Dengan populasi karyawan Kantor Pusat perusahaan tersebut diambil sejumlah sample sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 105 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis Korelasi Product Moment dan uji signifikasi statistik dengan menggunakan SPSS 10.00.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik iklim komunikasi (birokratis)' dan gaya kepemimpinan paternalistik secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik mempunyai hubungan lebih kuat dengan nilai R Korelasi Product, Moment sebesar 0,853 dibandingkan dengan nilai R Korelasi Product Moment iklim komunikasi (birokratis) sebesar 0,774 dengan kepuasan komunikasi karyawan di perusahaan tersebut. Namun demikian penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi lebih lama dengan disertai wawancara mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahaeny K. Hapsari Safitri
"Dalam lingkungan kerja di suatu perusahaan atau organisasi, seringkali kepuasan komunikasi karyawan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan perusahaan tersebut. Komunikasi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan kinerja karyawan dalam perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat hubungan antara Kepuasan Komunikasi dengan Kinerja Karyawan Manajerial di Perusahaan pelayaran Wan Hai Lines Ltd dan pengaruh variabel kontrol fasilitas organisasi pada kuat hubungan antar variabel.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Dengan populasi karyawan Wan Hai Lines Ltd diambil secara sensus sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 120 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis korelasi Product Moment dan Partial Correlation dengan menggunakan SPSS 10.0 for Windows.
Dari hasil penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa perusahaan pelayaran khususnya di Wan Hai membutuhkan mekanisme penyebaran informasi yang terbuka untuk mengkoordinasikan seluruh proses pengerjaan.
Pada mekanisme penyebaran informasi, masing-masing departemen memiliki ciri tersendiri dalam berkomunikasi baik secara internal departemen atau lintas departemen.
Sedangkan pada media penyampaian informasi, kebanyakan karyawan menganggap media yang paling mudah untuk dipahami adalah dengan tulisan dan secara lisan mendetail.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik kepuasan komunikasi dan kinerja karyawan memiliki hubungan yang kuat, positif, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai R korelasi Product Moment sebesar 0,788. Sedangkan pada pengujian terhadap variabel kontrol diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebesar r = 0,5506 dalam melihat hubungan antara tingkat kepuasan komunikasi dengan tingkat kinerja karyawan.
Namun demikian, penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi yang lebih lama dengan disertai wawancara yang lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lillico, T.M.
Jakarta: Erlangga, 1980
658.45 LIL mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role ambiguity terhadap perceived organizational support pada karyawan PT ABC. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan role ambiguity dan hal tersebut dianggap menjadi salah satu faktor yag menghambat munculnya perceived organizational support. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner Role Ambiguity (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). Partisipan penelitian berjumlah 118 orang karyawan yang dipilih secara random dari empat direktorat di PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa role ambiguity terbukti secara signifikan memengaruhi perceived organizational support (r = -,456, R2 = ,208, p < ,05). Artinya, penurunan role ambiguity dapat memunculkan terjadinya peningkatan pada perceived organizatinal support. Peneliti kemudian menyimpulkan intervensi yang tepat untuk menurunkan role ambiguity yaitu melalui pelatihan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan penurunan yang signifikan pada role ambiguity dan peningkatan yang signifikan pada perceived organizatinal support pada karyawan PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan komunikasi efektif disarankan menjadi kegiatan untuk menurunkan role ambiguity pada karyawan di PT ABC.

This study aims to determine the effect of role ambiguity on perceived organizational support in employees at PT ABC. Based on identification of organizational problems, employees indicate a role ambiguity and it is considered to be the one of factors that inhibit perceived organizational support. Role ambiguity and perceived organizational support was measured by Role Ambiguity Questionnaire (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) and Survey of Perceived Organizational Support Questionnaire (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). The study sample comprised of 118 employees selected randomly from four directorates at PT ABC.
Regression analysis result indicated that role ambiguity proven to significantly affect perceived organizational support (r = -,456 R2 = ,208, p < ,05). This result means that a decrease in role ambiguity causes an increase in perceived organizational support. Thus, the researcher concluded that the approriate intervention to decrease role ambiguity was through effective communication training between superior and subordinate.
The difference between pre-test and post test result demonstrated a significant decrease in role ambiguity and increase perceived organizational support in employees at PT ABC. Hence, the effective communication training should take place as a way to decrease role ambiguity of employee at PT ABC.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Ratty Ermila
"PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan pemisahaan asuransi kerugian milik pemerintah yang merupakan pelopor di bidangnya. Didirikan tanggal 2 Juni tahun 1973, merupakan penggabungan 2 buah pemisahaan asuransi kerugian peninggalan jaman Belanda. Dengan usia yang semakin matang dan produk yang beraneka ragam, Asuransi Jasindo menjadi market leader di bidang asuransi kerugian.
Sumber daya manusia bagi perusahaan asuransi merupakan aset utama karena pelayanan yang diberikan membutuhkan ketajaman mengelola risiko yang didapat dari pengalaman, tidak cukup berdasarkan pengetahuan dari pendidikan formal maupun non formal melainkan dibutuhkan juga ?jam terbang? yang tinggi.
Dalam mencapai tujuan perusahaan, dibutubkan upaya yang optimal dari sumber daya manusia yang ada, untuk itu terdapat satu motor penggerak kinerja yang disebut motivasi kerja. Peran motivasi kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena dapat menghasilkan produktititas dan prestasi kerja. Selain itu kemungkinan terjadinya konflik antar sumber daya manusia di dalam organisasi sangat besar. Konflik yang tidak mungkin hanya diselesaikan dengan sara manajerial saja tetapi juga dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk menghubungkan para individu sebagai anggota organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara (1) iklim komunikasi terhadap kinerja karyawan; (2) motivasi kerja terhadap kinerja karyawan; (3) iklim komunikasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinenja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah karyawan golongan III, IV dan V PT. Asuransi Jasa Indonesia sebanyak 196 orang karyawan Responden penelitian diambil sebanyak 91 orang dengan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen iklim komunikasi, motivasi kerja, dan kinerja karyawan yang dikembangkan dari teori yang digunakan. Instrumen dari tiga variabel berbentuk kuesioner dan instrumen telah diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisa dengan menggunakan teknik korelasi dan bivariat.
Hasil peneiitian menyimpulkan: terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dengan kinerja karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi kelja (x2) dengan kinerjia karyawan (y); terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi (x1) dan motivasi kerja (x2) dengan kinerja karyawan (y).
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah (1) Perusahaan perlu meningkatkan iklim komunikasi yang kondusif antar anggota perusahaan dalam upayanya meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini didasari oleh hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa iklim komunikasi memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap kinerja bila dibandingkan dengan motivasi. (2) Perusahaan perlu mempertahankan motivasi karyawan sebab saat ini motivasi tersebut berpengaruh lebih besar daripada iklim komunikasi. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.
Implikasi Akademisnya adalah (1) Kontribusi penelitian ini terhadap Studi-studi sebelumnya adalah setiap penelitian mengenai iklim komunikasi, motivasi dan kinerja berbeda-beda hasilnya. Sangat bergantung pada jenis dan besar kecilnya perusahaan. Selain itu juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variabel lain sebesar 12.8% yang mempengaruhi kinerja selain daripada iklim komunikasi dan motivasi. (2) Hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang berkaitan dengan masalah serupa, khususnya iklim komunikasl Karena banyak sekali faktor lain yang bisa digali dan dikembangkan dari penelitian ini untuk menemukan hal lain yang dapat dijadikan indikator dari iklim komunikasi yang bisa mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja karyawan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara iklim komunikasi dan motivasi baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memberikan sumbangan yang berarti terhadap kinerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista Vetrina Rachman
"Proyek konstruksi merupakan proyek yang kompleks dan dikendalikan oleh biaya dan waktu, selain itu proyek konstruksi melibatkan banyak pihak dalam pengerjaannya, yaitu pemilik, kontraktor, konsultan pengawas, konsultan perencana, supplier, sub-kontraktor dan instansi terkait lainnya sehingga memerlukan keterampilan manajemen dan pelaksanaan yang baik. Selama berlangsungnya suatu proyek, informasi yang relevan harus diidentifikasi dan didistribusikan antar anggota dari tim proyek.
Kinerja proyek dapat ditingkatkan melalui implementasi distribusi informasi proyek yang efektif, karena proyek dapat mengalami kegagalan jika memiliki sistem distribusi informasi yang lemah. (Oleh karena itu, distribusi informasi dalam tim proyek harus dilaksanakan dengan baik untuk dapat meneapai kesuksesan proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor distribusi informasi yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek konstruksi. Metode penelitian yang digunakan ialah studi kasus, studi kasus dilakukan pada salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang konstruksi dan jenis proyek konstuksi yang dijadikan sampel ialah gedung tingkat tinggi.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisa statistik dengan uji non-parametrik untuk mengetahui hubungan antara kualitas distribusi informasi dengan kinerja biaya, sedangkan untuk mempertegas dan mengukur variabel-variabel yang didapat dengan menggunakan analisa statistik uji parametrik.
Dari hasil analisa statistik yang dilakukan didapat tiga faktor distribusi informasi yang paling dominan yaitu jadwal rapat koordinasi mingguan tidak berjalan dengan baik yang berdampak tidak optimalnya program kerja, keterlambatan penerimaan informasi terhadap perubahan perencanaan (change order) yang berdampak terjadinya kesalahan pelaksanaan, dan kurangnya kejelasan strategi sistem pengelolaan proyek yang berdampak lemahnya pengendalian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lestari
"ABSTRAK
Karyawan memiliki sikap komunikasi yang berperan sebagai komunikator aktif yang dapat menjadi ambasador dan pengumpul informasi untuk organisasi. Namun, sikap komunikasi karyawan tidak selalu bersifat positif. Dalam situasi krisis, sikap komunikasi karyawan memberikan dampak bagi organiasi, dimana mereka dapat membentuk pesan yang mempengaruhi reputasi di mata publik. Komunikasi internal dalam kondisi krisis diperlukan sebagai strategi menghapus kesenjangan antara organisasi dan karyawan, salah satunya menanggulangi sikap komunikasi mereka yang negatif. Komunikasi internal yang efektif dapat dibentuk dengan menggunakan strategi komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi. Selain memiliki strategi, organisasi juga harus mampu melibatkan karyawan di dalamnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi sebagai strategi komunikasi internal terhadap sikap komunikasi karyawan yang dihubungkan oleh keterlibatan karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaat analisis jalur pada 226 responden yang merupakan karyawan tetap PT. Pembangkitan Jawa Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi simetris dua arah secara langsung dan tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap sikap komunikasi karyawan. Sementara komunikasi transparan berpengaruh langsung secara negatif dan berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap sikap komunikasi karyawan.

ABSTRACT
Employees have communication behaviour that acts as active communicator who can be an ambassador and information seeking for organization. However, employee communication behaviour are not always positive. In a crisis situation, employee communication behaviour have impact on the organization, where they can form messages that affect reputation in the public eye. Internal communication in crisis is needed as a strategy to remove the gap between the organization and employees, which overcome their negative communication behaviour. Effective internal communication can be formed with the symmetrical two-way communication and transparent communication as strategy. In addition to having strategy, organization must also be able to engage employees in it. This research was conducted to see the direct and indirect effects between two-way symmetrical communication and transparent communication as internal communication strategy on employee communication behaviour that connected by employee engagement. This study used a quantitative approach by utilizing path analysis towards 226 respondents who are permanent employees of PT. Pembangkit Jawa Bali. The results showed that two-way symmetrical communication directly and indirectly had positive influence on employee communication behaviour. While transparent communication has direct negative effect and indirectly positive effect on employee communication behaviour."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yuniati
"Kepuasan konsumen merupakan konsep yang ramai dibicarakan dunia bisnis. Konsumen yang merasa puas akan cenderung menjadi konsumen yang loyal dan pada akhirnya pelanggan akan memberikan keuntungan bagi perusahaaa (Irawan, 2002; Lela and Sheth, 1995) Personal selling adalah salah satu strategi yang digunakan dalam bauran komumikasi pemasaran (Smith, 1996). Strategi ini memanfaatkan pendekatan personal kepada konsumen dimana inti dari kegiatan ini adalah menjalin hubungan yang dinamis dan fleksibel antar pihak yang terlibat dalam pemasaran (Fitzgerald & Amott, 2000). Dengan hubungan yang bersifat personal, personal selling secara teoritis adalah salah satu strategi yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan memotivasi loyalitas konsumen.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan bagaimanakah kemampuan personal selling dari Individual Relationship Officer (IRO) yang dimiliki Bank Danamon dengan kepuasan nasabah Bank Danamon. Penelitian yang bersifat eksplanatif dilakukan pada populasi nasabah Bank Danamon yang mendapatkan pelayanan dari IRO di Jakarta. Sampel dipilih secara cluster sampling dan didapat 100 responder.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan konsumen memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan kemampuan personal selling walaupun korelasi tersebut lernah (r= 0,261, sig=0,009). Hasil ini mengindikasikan makin tinggi kemampuan personal selling makin tinggi kepuasan nasabah. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi personal selling memilild validitas dan reliabilitas yang sudah baik, namun demikan masih diperlukan pengkajian teoritis yang lebih mendalam dan sampel yang lebih besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Idawati
"Recent health service should ti-y to grant comprehensive service, in line with technology demand and society interest, clients have resumed to pay attention to profits of hospital providing qualified service, efficient cost and satisfaction to its clients. A hospital, if dose not pay attention to its client?s satisfaction, will diminish its clients and eventually will suffer a financial loss. One of many factors influencing client?s satisfaction is client-nurse communication.
The survey at Karya Bhakti Hospital, Bogor indicated that its clients have felt satisfied, yet they still have complaint on that the communication between nurses and clients in inpatient unit has not been active. In consequence, this research was to prove that there was a relation between nurse-client communication and a level of client?s satisfaction with the nursing service. The used method was descriptive correlation and the data collecting utilized cross sectional. The sample of research was 100 people who were patients of inpatient unit of Karya Bhakti Hospital, Bogor. The research was conducted in June and July 2001. The instrument of this research broke down into three part, namely: first client?s characteristics; second, nurses? communication toward client; and third, client?s satisfaction.
Characteristics of respondent were: age between 15-73 years old of age, mostly women educational level ranging from elementary to university, mostly from new patients who got service at first; and length of caring ranging from 3-12 days. The research was conducted at four inpatient units. The result of communication variable implied that the clients often got empathy, involved in planning and decision making lfl controlled caring process, entrusted and often got detail, systematic and transparent information as well as rewarding as an individu in nurse communication (Confirmation). The result finding at satisfaction level showed that the level of corespondent?s satisfaction was high enough. Their characteristic did not indicate a significant relation with the level of satisfaction There was a significant Connection between nurse-client COflhrfltiflication (confirmation) and client?s satisfaction on detail-systematic information granting (transparency) as well as attitude to appreciate client as an indivìdu (confirmation).
Based on the research, it is recommended that policy makers of the hospital should remain this achievement. And ¡t should be enhanced so the entire staffs of the hospital could run communication well and it could be remained by rewarding to executing nurse whom has carried his/her communication well, emphasizing to all hospital to do so. And they should establish teamwork that handles matter of communication in a hospital and compose a program which focuses on information restructuring such as health education through discharged planning that is adjusted with individual needs.
It is suggested that nurses should carry out nursing care using excellent communication. And create a program that control and facilitate communication program in environment of care. For further research, it is recommended that this result should be base of the following research using more complete method such as experiment equation or by direct-qualitative-interview on factors influencing clients? satisfaction. Due to the fact that this research had analyzed the content of communication, so the further research is recommended to ilivestigate some relations between nurse-client communication techniques and achievement of nursing service quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>