Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
N. Sri Widada
"Jumlah perokok di Indonesia terus menunjukkan peningkatan bukan saja pada pria melainkan juga pada wanita dan remaja usia sekolah. Satu batang rokok bila dibakar akan menghasilkan banyak sekali bahan kimia beracun yang diantaranya adalah nikotin dan tar. Bahan kimia dalam asap rokok telah diketahui menyebabkan berbagai penyakit pada paru, saluran pernapasan, jantung, pembuluh darah, dan gangguan pada janin. Beberapa penelitian menemukan efek buruk rokok terhadap metabolisme lemak yang bisa menjadi awal mulainya gangguan fungsi kardiovaskuler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko terjadinva dislipidemia/perubahan kadar profil lipid darah pada perokok. Populasi pada studi potong lintang ini adalah pria dewasa yang berkunjung ke laboratorium klinik/rumah sakit dalam rangka medical check up. Kriteria inklusi sample adalah pria dewasa, telah puasa 12-16 jam sebelumnya. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah hypertensi, diabetes mellitus, pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, sedang dalam pengobatan atau perawatan dokter, mengkonsumsi alkohol. Variabel yang diamati adalah perilaku merokok, umur, indeks masa tubuh, aktifitas fisik, konsumsi makanan, lamanya merokok, jenis rokok, dan jumlah rokok rata-rata yang diisap dalam satu hari. Responden yang diamati berjumlah 435 orang pria dewasa terdiri dari 215 orang perokok dan 220 orang bukan perokok.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida pada perokok lebih tinggi daripada pria yang bukan perokok, sedangkan rata-rata kadar HDL pada perokok lebih rendah dibandingkan yang bukan perokok. Setelah dilakukan analisis Regresi Logistik Ganda pada α 0.05 ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian dislipidemia dengan perilaku merokok (p < 0.05). Estimasi risiko terjadinya dislipidemia pada perokok ringan sebesar 2.7 kali dibandingkan pada pria yang bukan perokok (CI 95% OR : 1.631 - 7,080, p = 0.001) setelah faktor-faktor lain yang berhubungan dikendalikan. Perokok berat mempunyai risiko mengalami dislipidemia sebesar 6.1 kali lebih besar dibandingkan yang bukan perokok (CI 95% OR : 3.300 - 18.525, p = 0.000) setelah faktor-faktor lainnya dikontrol.
Faktor yang ditemukan sebagai variabel pengganggu yang signifikan dalam mempelajari hubungan perilaku merokok dan dislipidemia adalah konsumsi makanan, aktifitas fisik dan indeks masa tubuh.

Analysis of Smoking Habit in Connection with Dislipidemia on Men which has Medical Check up in Jakarta year of 2002The amount of smokers in Indonesia keeps showing an ascending rate, not only for men, either on women and school age teenagers. If a cigarette gets light, it will produce a lot of poison chemical materials among other things nicotine and tar. Chemical materials in cigarette smoke known has a capability causing disease to lung, breathing canal, heart, blood vessels, and fetus. Some studies found cigarette had a bad effect on fat metabolism that can cause cardiovascular defective function.
This study purpose is to discover the risk for dislipidemia/blood lipid profile level changes on smoker. Populations on this cross-sectional study are men who visit clinical laboratory / hospital laboratory to have a medical check up. Sample inclusion characteristics are adult men and fasting (12 - 16 hours before). Whereas exclusion characteristics are hypertension, diabetes mellitus, heart disease symptom history, on a medical care period, or consume alcohols. Observed variables are smoking habit, duration smoke, kind of cigarette, average number of cigarettes smoked per day, age, body mass index, physical activity, food intake and genetic. The total number of observed respondent is 435 adult men consist of 215 smokers and 220 non smokers.
Result of the study shows average cholesterol total level, LDL, and triglyceride on smokers higher than non smokers, whereas HDL average level on smokers lower than non smokers. After having Multiple Logistic Regression analysis on α 0.05 there was significant interconnections between dislipidemia and smoking habit (p < 0.05). The light smokers, who smoked less than 12 cigarettes per day had estimation risk (odds ratio) for dislipidemia 2.7 times compared with non smokers (CI 95 % Odds Ratio : 1,631 - 7.080, p = 0.001) after related factors controlled. Heavy smokers, who smoke more than 12 cigarette per day had risk for dislipidemia 6.1 times higher than in the non smokers (CI 95 % Odds ratio: 3.300 - 18.525, p = 0.000) after related factors controlled. The significant confounding variable found in studying interconnection between dislipidemia and smoking habit are food consumption, physical activity and body mass index."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Sukma Pratiwi
"ABSTRAK
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak dalam plasma, yang menjadi faktor risiko dari berbagai jenis penyakit. Prevalensi dislipidemia di Jakarta, cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara dislipidemia, faktor demografi usia, dan jenis kelamin , faktor predisposisi IMT, RLPP, lingkar perut, hipertensi, DM, tingkat stres , serta faktor perilaku kebiasaan merokok para pekerja perusahaan migas x di Jakarta Pusat. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data pemeriksaan kesehatan 2016 dan wawancara terstruktur dengan kuesioner kepada 88 responden. Pengambilan data dilakukan bulan Oktober hingga Desember 2016. Analisis yang dilakukan adalah univariat, dan bivariat uji chi square, dan regresi logistik . Hasil analisis menunjukkan, persentase dislipidemia di perusahaan migas x sebesar 83 , kelompok usia 24-33 tahun sebesar 46,6 , kategori gemuk berdasarkan IMT sebesar 68,2 , kategori berisiko berdasarkan RLPP sebesar 77 pada laki-laki dan sebesar 63 pada perempuan, kategori berisiko berdasarkan lingkar perut pada laki-laki sebesar 70,5 dan pada perempuan sebesar 37 , menderita hipertensi sebesar 10,2 , pra-hipertensi sebesar 54,5 , menderita DM sebesar 20,5 , mengalami stres sebesar 53,4 , dan responden tidak merokok sebesar 50 . Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna secara statistik antara RLPP OR=4,071 95 CI: 1,281-12,936 , lingkar perut OR=8,696 95 CI: 2,236-33,816 , dan tingkat stres OR=3,942 95 CI: 0,520-34,710 dengan dislipidemia.

ABSTRACT
Dyslipidemia is an abnormalities of fat metabolism in plasma, which became risk factors for various diseases. The prevalence of dyslipidemia in Jakarta, tends to increase. The aim of this study is to understand the relation of dyslipidemia and its various factor, demographic factors age, and sex , predisposing factors BMI, WHR, abdominal circumference, hypertension, DM, stress level , and behavioral factors smoking habit of oil and gas company workers in Central Jakarta.The study design used cross sectional, using 2016 medical check up data and structured interview with questionnaire to 88 respondents. Data were collected from October to December 2016. The analyzes were univariate and bivariate chi square test and logistic regression .The results showed that percentage of dyslipidemia in company x was 83 , age group 24 33 years 46,6 , fat category based on BMI 68,2 , risk category based on WHR of 77 in males and 63 in females, the risk category based on abdominal circumference in males was 70.5 and in females 37 , hypertension was 10,2 , pre hypertension was 54,5 , DM was 20, 5 , experiencing stress was 53,4 , and non smoker was 50 . The results showed that there was a statistically significant relationship between WHR OR 4,071 95 CI 1,281 12,936 , abdominal circumference OR 8,696 95 CI 2,236 33,816 and stress level OR 3,942 95 CI 0,520 34,710 with dyslipidemia."
2017
S68268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang menyebabkan kelainan
konsentrasi fraksi lipid dalam darah. Profil lipid yang abnormal dapat menyebabkan
aterosklerosis sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi
dislipidemia beberapa tahun terakhir terus meningkat dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti faktor demografis dan faktor gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur dan hubungannya dengan
faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan serta faktor
gaya hidup seperti kebiasaan merokok dan aktivitas fisik. Studi ini menggunakan desain
cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 di Klinik Dokter
Keluarga Kayu Putih. Data diperoleh dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
tes profil lipid untuk warga Kelurahan Kayu Putih berusia minimal 17 tahun. Kriteria untuk
diagnosis dislipidemia didasarkan pada klasifikasi NCEP ATP III. Analisis asosiasi
dislipidemia dengan faktor terkait dilakukan dengan menggunakan Chi-square test dan
Fischer’s exact test. Dari 78 responden, didapat prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu
Putih sebesar 26,9%. Dari seluruh responden, 24,4% dikategorikan sebagai
hiperkolesterolemia dan 4,1% dikategorikan sebagai hipertrigliseridemia. Uji chi-square
menunjukkan bahwa dyslipidemia memiliki hubungan yang signifikan dengan gender (p =
0,011) sedangkan hubungan dyslipidemia dengan faktor-faktor lain yang diteliti tidak
menunjukkan hubungan yang bermakna. Prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih
lebih tinggi bila dibandingkan dengan prevalensi dyslipidemia di Jakarta pada tahun 1993.
Edukasi kesehatan dan program olahraga rutin sebaiknya dicanangkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kondisi kesehatan warga Kelurahan Kayu Putih., Dyslipidemia is defined as an abnormality of lipid metabolism that resulted in an abnormal
lipid fraction concentration in the blood. An abnormal lipid profile poses a high risk to the
development of atherosclerosis therefore increases the individual for having cardiovascular
diseases. The prevalence of dyslipidemia itself elevates over the years and suggested to be
contributed by multiple factors including demographic factors and lifestyle factors. This
study aims to investigate the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih, East
Jakarta and relating it to demographic factors such as age, gender, level of education, and
occupation also lifestyle factor such as cigarette smoking habit and physical activity. This
cross-sectional study design was conducted in March 2011 in Klinik Dokter Keluarga Kayu
Putih. Data were obtained by history taking, physical examination, and lipid profile tests to
citizens of Kelurahan Kayu Putih aged 17 and above. The criteria for the diagnosis of
dyslipidemia itself are based on NCEP ATP III classification. Analysis of the association of
dyslipidemia to its related factors is calculated using Chi-square test and Fischer’s exact
test. Among 78 respondents, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was
26.9%. Out of all respondents, 24.4% were categorized as hypercholesterolemia and 4.1%
were categorized as hypertriglyceridemia. Chi-square test revealed that dyslipidemia is
associated with gender (p=0.011) while the associations to other factors studied were
insignificant. In conclusion, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was
higher compared to the prevalence of dyslipidemia in Jakarta in 1993. Health educations and
a routine physical activity program should be encouraged to improve knowledge and health
status of the population of Kelurahan Kayu Putih.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betri Anita
"Sindrom metabolik mempakan sekumpulan gangguan metabolik yang dialami seseorang, meliputi obesitas, dislipidemia (rendahnya kadar I-IDL kolestcrol dan tingginya kadar trigiliserida), gangguan metabolisme glukosa serta hipertensi, yang dapat meningkadcan risiko tcrhadap pényakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antam karalcteristik individu, asupan makan dan faktor lainnya terhadap sindrom metabolik pada pegawai negeri sipil (PNS) yang mengikuti pemeriksaau kesehatan di Rumah Sakit Balcd Yudha Kota Depok.
Studi potong lintang ini berlangsung pada bulan Mamet-Mei 2009, menggunakan data sekunder terhadap 164 responden dari RS Bakti Yudha, meliputi data kadar kolesterol total, HDL kolesterol, trigliserida diukur dcngan metode enzimatik colorimen-ik, kadar gula darah puasa menggunakan glucose dehydrogenase oxidize phosphate (GO D-PAP). Tekanan darah diukur dengan Nova Presameter air raksa (manual) can IMT mmggumim mocks BB/TB2 Bam badan dan finggi badan cliukur menggunakan alat Weighing Machine Mode? ZT-I20. Untuk data primer meliputi karakteristik responden, kebiasaan merokok, kehiasaan olahraga, dan riwayat penyaldt keluarga, diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Asupan makan dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi diperoleh melalui wawancara menggunakan food recall lx 24 jam dan food jiequency questionnaire. Analisis data dengan uji kai kuadrat, uji T- independcn Lmtuk analisis bivariat dan regrcsi logistik ganda model prediksi untuk analisis multivariat.
Hasil siudi menunjukkan prevalensi sindrom metabolik sebesar 23,8%. Hasil analisis multivariat model prediksi diperoleh ada hubungan antara umur (p value =0,027 95% CI l,l 1-5,55), kadar total kolestcrol (p value =0,o4s 95% Cl 1,01- 2l,48), kebiasaan olahraga (p value =0,010 95% CI 1,50-20,26) dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi (p value =0,009 95% CI 1,31-6,59) dengan kejadian sindrom metabolik. Faktor paling dominan berhubungan dengan sindrom metabolik adalah olahraga, dengan nilai OR = 5,5, dapat diartikan rcsponden yang tidak olahraga berisiko sebesar 5,5 kali uniuk rnengalami sindrom metabolik dibandingkan responden yang berolahraga setelah dikontrol oleh umur, kadar kolesterol total dan iiekuensi konsumsi makanan indeks glikemik.

The metabolic syndrome is a constellation of metabolic disturbances in persons, it typically includes obesity, dyslipidemia (characterized by reduced HDL cholesterol and elevated triglyceride concentration), elevated fasting glucose and raised blood pressure which increase the risk of developing cardiovascular disease. The objective of this study was to assess prevalence of metabolic syndrome and the associations between individual characteristic, dietary intake and the other related factors to metabolic syndrome among civil servant who attended health examination at Balcti Yudha Hospital Depok City.
Cross sectional study conducted in March - May 2009. This study used secondary data fiom 164 subject at Bakti Yudha Hospital which included information of cholesterol total, HDL cholesterol, triglyceride concentration using the enzymatic colorimetric method, fasting glucose using glucose dehydrogenase oxidize phosphate (GO D-PAP). Blood pressure were measured with a standard mercmy sphygmomanometer and BMI expressed in weight/height (kg/mz). Weight and height was measured use Weighing Machine Model ZT-120. Primary data such as characteristic of study participants, smoking habits, physical exercise dan family history of disease, was obtained from interview by using questiormaire guidelines. Dietary intake and high glicemic index dietary habits data 'dom 24-h recall and food frequency questionnaire. Statistical analysis used were chi-square, independent T-test for bivariate analysis and multiple logistic regression prediction model for multivariat analysis.
The results of study shows prevalence of metabolic syndrome was 23,8%. From multivariat analysis results, age (p value =0,027; 95%CI 1,11-5,55), total cholesterol (p value =0,048; 95%CI 1,01-2I,48), physical exercise (p value =0,0l0; 95%CI l,50~20,26) and high glicemic index dietary habits (p value =0,009; 95%CI 1,31-6,59) was assocciated with syndrome metabolic. Dominant factor was assocciated with syndrome metabolic is physical exercise and largest OR = S,5, means that the respondents who do not physical exercise have risk of 5,5 times for the metabolic syndrome than respondents do physical exercise, after controlling age, total cholesterol and high glicemic index dietary habits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryono Winarto
"Hubungan antara kadar lemak kolesterol dan trigliserida darah dan penyakit
jantung koroner yang telah banyak dilaporkan akan tetapi pengukuran
kadar kolesterol dan trigliserida saja tidak memberikan gambaran yang jelas
mengenai prognosis dan hasil terapi pada penderita jantung koroner.
Penelitian ini bertujuan membandingkan profil lipid pria dan wanita sehat,
membandingkan profil lipid pasien infark miokard akuta dengan profil lipid
orang sehat ; mencari hubungan antara trigliserida, kolesterol total, HDL-
kolesterol dan LDL-kolesterol darah dengan insiden penyakit jantung koroner."
1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dewiyanti
"Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan dislipidemia pada kelompok usia dewasa di wilayah Kota Depok (urban) dan Kabupaten Lampung Tengah (rural). Prevalensi dislipidemia yang ditemukan cukup tinggi, yaitu sebesar 48,2% di Kota Depok dan 51,8% di Kabupaten Lampung Tengah. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data penelitian Strategi Nasional tahun 2011 dengan 372 sampel. Indeks Massa Tubuh (p = 0,014) , obesitas sentral pada laki-laki (p = 0,008), dan obesitas sentral pada perempuan (p = 0,002) memiliki hubungan signifikan dengan dislipidemia.

Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism which became one of the major risk factors for cardiovascular disease. This study aims to identify factors associated with dyslipidemia at adult age groups in the city of Depok and Central Lampung regency. The prevalence of dyslipidemia were found to be quite high at 48.2% in Depok and 51.8% in Central Lampung regency. The study design was cross-sectional, using research data of the National Strategy in 2011 with 372 samples. Body mass index (p = 0,014), central obesity in men (p = 0,008), and central obesity in women (p = 0,002) had a significant association with dyslipidemia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Nurlely
"Dengan banyaknya perusahaan yang terikat hubungan kerjasama dengan RSIB diharapkan akan meningkatkan pemanfaatan / utilitas dari unit layanan. Berdasarkan data yang diperoleh selama periode Januari 1999 sampai Desember 2002 berhasil dilakukan ikatan kerjasama dengan 130 perusahaan. Akan tetapi pencapaian untuk unit MCU baru 26.67 % dari kapasitas yang ada, yaitu 4 pasien perhari dari kapasitas 15 pasien perhari untuk unit layanan ini dengan kata lain terjadi under utility pada unit MCU di RSIB.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan medical checkup oleh perusahaan pelanggan di "RS Internasional Bintaro" Tahun 2002. Lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan pemanfaatan layanan tersebut, yang meliputi faktor karakteristik perusahaan pelanggan, faktor eksternal dan faktor internal perusahaan.
Dengan memakai metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain case control, dan dibantu dengan wawancara mendalam. Populasi penelitian adalah perusahaan yang telah bekerjasama dengan RS Internasional Bintaro. Instrumen pengumpul data yaitu kuesioner dan pedoman wawancara mendalam, sebagai responden adalah manajer personalia, manajer umum atau bagian kesehatan/klinik perusahaan.
Dari 11 variabel bebas yang diteliti, ternyata ada 6 yang terbukti secara uji statistik menunjukan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan layanan medical check-up yaitu, variable pengambil keputusan, promosi, persepsi tentang tarif layanan, persepsi multi pelayanan dokter, atribut rumah sakit dalam hal tataletak pendukung layanan dan ikatan keijasama. Sedangkan 5 variabel bebas yang lain tidak menunjukan hubungan yang bermakna secara uji statistik.
Guna meningkatkan pemanfaatan jasa layanan MCU oleh perusahaan pelanggan yang telah bekerjasama, perlu disusun strategi pemasaran yang tepat. Adapun strategi yang disarankan meliputi, meningkatkan upaya personal selling, melakukan penataan ulang desain ruangan, melihat kembali dasar penentuan tarif layanan, melakukan pengkajian kembali terhadap waktu tuaggu dan alur pemeriksaan di unit medical check-up.

Factors that are Related with the Utilization of Medical Check-Up Service by Companies as the Customer in Bintaro International Hospital in 2002Having companies that a Memorandum of Understanding (MOU) with Bintaro International Hospital (RSIB), it is hoped that RS1B can increase the utilization of its sevice. From the data collected from January 1999 until December 2002, there are abaut 130 companies signing MOU with RSIB. This is contrary to the fact that use of Medical Check-Up (MCU) unit has only reached 26,6% of its capacity. With only 4 patient daily visit from the capacity of 15 patient daily visit, we can say that the are has been an under utility in MCU unit.
This research is aimed to determine the factors related with the utilization of MCU unit by companies as the customer in RSIB in 2002, The research covers factors assumed related with utilization : characteristic of the companies and the external as well as the internal factors of the company.
Using quantitative, qualitative method with case control and in depth interview, the population of research are companies that have MOU with the hospital With questioner and in depth interview form as the instrument, the respondents are personnel manager, general manager or the health division 1 company' s clinic.
From the 11 variables, 6 of them statistically shows significant relations with MCU service; decision making, promotion, perception on service charge, perception on the doctor's quality of service, layout of the supporting facilities and MOU. Other 5 variables didn't show significant relations statistically.
To improve the MCU' s utility in its service by companies as the customer, an ideal marketing strategy should be implemented. It is advisable that the strategy covers the personnel in sales, redesigning the room's layout, reconsidering the guidelines in determining the price, reevaluating the waiting time and the flow of medical check-up service.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Prapancha Satar
"Suatu studi kualitatif di bidang Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, khususnya aspek Penjualan dan Strategi Pemasaran yang dilakukan pada Rumah Sakit "X" dan Unit Medical Check-Up RS"X" pada bulan April 1996 - Juni 1996. Rumah Sakit "X" sebagai rumah sakit swasta profit dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan, salah satu diantaranya adalah berupa pelayanan Medical Check-Up. Manajemen pemasaran Rumah Sakit "X" telah menerapkan berbagai fungsi manajemen pemasaran dan strategi pemasaran yang berupa strategi bauran pemasaran dan seleksi pasar. Dalam tahun 1994 dan 1995, tingkat penjualan jasa pelayanan tersebut belum mencapai target volume penjualan seperti apa yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif tentang aspek penjualan unit Medical Check-Up, penerapan fungsi-fungsi manajemen pemasaran Rumah Sakit "X" dan strategi pemasaran unit Medical Check-Up. Penelitian ini merupakan studi kualitatif terhadap manajemen pemasaran Rumah Sakit "X", serta aspek penjualan dan strategi pemasaran unit Medical Check-Up. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan unit Medical Check-Up. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan partisipasi observasi peneliti. Volume penjualan total untuk tahun 1995 sebesar 894 paket dengan nilai penjualan yang tidak dapat diperoleh datanya, sehingga varian penjualan tidak dapat dinilai. Diperoleh hasil karakteristik konsumen Medical Check-Up berdasarkan umur, jenis kelamin, domisili dan jenis perusahaan pengguna jasa.
Fungsi perencanaan dan pengawasan belum berjalan baik, fungsi pengorganisasian belum optimal, kegiatan pemasaran telah berjalan baik (promosi dan publisitas). Dari komponen strategi pemasaran terlihat produk yang ada cukup pariatif dengan harga yang bersaing, dan tempat pelayanan yang nyaman, disertai kegiatan promosi yang cukup aktif. Segmen pasar yang dijadikan sasaran yaitu perusahaan khususnya sektor perbankan dan kalangan eksekutif, yang menempatkan posisi produk bagi kalangan menengah ke atas dalam segmen geografis, tanpa pesaing yang berarti. Rumah Sakit "X" telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen pemasaran dan strategi pemasaran bagi unit Medical Check-Up, namun dirasakan belum optimal. Dari aspek penjualan dapat diidentifikasi faktor-faktor volume, nilai dan karakteristik konsumen pengguna jasa pelayanan, yang perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan pencapaian penjualan unit Medical Check-Up.

The Sales Analysis On Medical Check-Up Unit In Marketing Management Of The "X" Hospital (Rs "X"), JakartaA qualitative study in the Marketing Management of Hospital, especially the Sales aspect and Marketing Strategy used in the "X" Hospital and Medical Check-Up Unit of The "X" Hospital on April 1996 - June 1996. "X" Hospital as a profit, private hospital provide various health services, one of them is Medical Check-Up. The marketing management of the "X" Hospital have applied various management functions and the marketing strategy in terms of the marketing mix and market selection. From 1994 to 1995, the service sales have not reached the sales volume target as expected.
This research is intended to make a descriptive analysis regarding the sales aspect of the Medical Check-Up unit, application of marketing management of the "X" Hospital, and sales aspect and marketing strategy of the Medical Check-Up unit. The data used is a secondary one which is obtained from recording and reporting system of the Medical Check-Up Unit. The primary data is obtained from an in-depth interview and participatory observation by the researcher. The sales volume for 1995 is 894 packages with the sales valve which is not available, that the sales variance can not be appraised. The Medical Check-Up consumer characteristics are obtained based on age, sex, domicile and types of the company of the use the service.
The planning and controlling function do not run smoothly, the organization function has not run in optimum way, the marketing activities have run smoothly (through promotion and publicity). From the marketing strategy components, it can be seen that the existing products have many variations with competitive price, and the service location is convenience, and the promotion activities is quite active. The target market segment is companies especially banking sector and executives, which place the product position for middle upper class in the geographic segment, without significant competitor. The "X" Hospital have applied the marketing management functions and the marketing strategy for the Medical Check-Up, however, it is not optimum yet. It can be identified in terms of the sales aspect that the volume factors, values and characteristics of the consumers of the health service need to be developed to order to increase the sales achievement of the Medical Check-Up unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Budi Sulistya
"Medical Check Up (MCU) merupakan salah layanan unggulan di RSPAD Gatot Soebroto. Kapasitas ideal (ideal capacity) MCU RSPAD Gatot Soebroto melayani 30 pasien setiap hari layanan. Periode tahun 2008-2011 MCU RSPAD Gatot Soebroto melayani rata-rata 21 orang setiap hari. Pengelolaan keuangan hasil pelayanan pasien swasta dapat digunakan untuk peningkatan pelayanan pasien dinas dan operasional rumah sakit. Pemanfaatan MCU oleh pasien swasta dari tahun 2008-2011 berkisar antara 58%-80% dari jumlah pengguna layanan MCU, 60%-72% dari jumlah tersebut merupakan pasien perusahaan dan instansi. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pemanfaatan layanan MCU oleh perusahaan dan instansi di RSPAD Gatot Soebroto.
Penelitian ini bersifat diskriptif dan kualitatif. Penelitian diskriptif dengan responden dari masing-masing perusahaan/instansi sebanyak 19 dan pada penelitian kualitatif melibatkan 9 informan dari 3 perusahaan dan 2 instansi. Ada 4 faktor yang berpengaruh pada pemanfaatn layanan MCU oleh perusahaan dan instansi yaitu Faktor Organisasi, Persepsi terhadap Penyelengara layanan, Faktor pengguna dan Faktor kompetitor. Tujuan MCU dari organisasi berperan besar dalam pemanfaatan layanan MCU, menurut persepsi responden faktor yang sangat besar mempengaruhi pemanfaatan layanan MCU adalah: Tarif yang sesuai, Paket MCU yang dibutuhkan Perusahaan/ Instansi, kelengkapan fasilitas medis, keakuratan hasil MCU, Kecepatan hasil, kerahasiaan hasil MCU, dan kualitas pelayanan. Instansi yang memanfaatkan layanan MCU untuk seleksi pejabat aspek independensi, legalitas, kerahasiaan hasil MCU, keamanan dan belum adanya fasilitas MCU yang memadai menjadi pertimbangan yang sangat besar mempengaruhi pemanfaatan layanan MCU di RSPAD Gatot Soebroto.
Untuk meningkatkan pemanfaatan layanan MCU oleh pelanggan perusahaan dan instansi disarankan agar: 1) Meningkatkan akses informasi dengan selalu memperbaharui website RSPAD Gatot Soebroto, upaya marketing termasuk membuat informasi lengkap tentang profile MCU serta membina hubungan yang baik dengan para pengambil keputusan di Perusahaan dan Instansi, 2) Tersedia unit cost yang up to date sebagai dasar penetapan tarif yang kompetitif, 3) Pembuatan paket MCU berorientasi dengan kebutuhan pelanggan, 4) Fasilitas medis selalu dipelihara dan dilengkapi agar hasil pemeriksaan akurat, 5) Kesamaan visi pengelola dan pelaksanan MCU, 6) Perbaikan sistem informasi management yang terintegrasi untuk mempercepat hasil MCU, 7) Jadwal hari layanan MCU ditambah untuk pelanggan perusahaan dan instansi, 8) Khusus MCU untuk tujuan seleksi karyawan/pejabat agar di dalam perjanjian kerjasama dilengkapi dengan standar kelulusannya.

Medical Check-Up (MCU) Unit service is one of the leading service in RSPAD Gatot Soebroto. Ideal Capacity RSPAD Gatot Soebroto MCU serves 30 patients each office day. Between 2008 and 2011 RSPAD Gatot Soebroto served about 21 patients each day. Financial income from the service of private patient can be used to improve the quality of service for the army patient and also for hospital operational cost. Utilization of MCU for the private sector from 2008-2011 was about 58-80% of the number of service users, and 60-72% of those numbers were patients from companies and institution. A research is needed to determine the factors that affect the MCU service utilization by companies and institutions in RSPAD Gatot Soebroto
This research is using a descriptive and qualitative approach. The descriptive research took 19 respondents from companies or institution. In qualitative research involved 9 informants from 3 companies and 2 institutions. There are 4 factors that can be affect for the utilization of MCU by companies and institutions : organization, perceptions to the provider, user and competitors. The result of this research has concluded the factors that greatly affect to the utilization of MCU services were: the aim of the MCU utilities, the perception to the provider: a rational service fee, service packages that meet the requirement of the companies or institutions, completeness of MCU facilities, the accuracy of MCU result, quick MCU result, confidentially of the result and quality service. The lack of independency, legality, confidentiality of result, security and MCU facilities in the institutions needs for official selection has become a big consideration that affect the MCU service in RSPAD Gatot Soebroto.
To increase the utilization of MCU services by companies and institution, it is recommended to: 1) Improve access to information by updating the RSPAD website, improve the marketing by giving a complete profile about MCU and also develop a good relationship with the decision maker in companies and institution, 2) Have an update unit cost as a basic for determining a competitive fees, 3) Make an MCU package oriented to customer needs, 4) Keep the maintenance of medical facilities to keep an accurate examination result, 5) Align vision between the manager and the executive at MCU to achieve an excellent service, 6) Improvement of an integrated information management to accelerate the MCU result, 7) Extend the time of MCU service for companies and institution, 8) Make a ?passing grade? for MCU, especially for the purpose of employee or government official selection and completely be explained in the cooperation agreement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Indrawati Horatio
"Peranan pemasaran saat ini sangat panting dalam organisasi Rumah Sakit karena produk yang dihasilkan dikonsumsi oleh masyarakat luas, dan juga dengan bertambahnya Rumah Sakit scrta darnpak dari arus globalisasi, maka persaingan antar Rumah Sakit semakin ketat. Berdasarkan Petunjuk Pclaksanaan Direktur Jenderal Penencanaan Sistem Pcrtahanan Departemen Pertahanan Rl No : Juklak / 03/ Xl I 2001 / DJRSH tanggal I4 November 2001 mengenai Pengelolaan Dana Rumah Sakit hasil Yankesmasum maka Unit Medical Check Up RSPAD Gatot Soebroto diberikan keleluasaan untuk mencrima pasien umum yang pengelolaannya telah diatur dalam juklak tersebut. Dalam perkembangannya Medical Check Up RSPAD Gatot Soebroto mcmbantu menunjang opcrasional RSPAD Gatot Soebroto, bcrkaitan dengan hal ini maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bauran pnomosi yang dilakukan pada Unit Medical Check Up.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatiii dimana data yang dikumpulkan berupa data primer yang didapat mclalui kcgialan wawancara mcndalam dari Kepala Unit MCU, Wakil Kepala Unit MCU, Kepala Tata Usaha dan Kepala Pemasaran dan Customer Service RSPAD, sedangkan data sckundcr diperoleh mclalui kegiatan telaah dokumen di RSPAD Gatot Soebroto. Dari wawancara mendalam dapat diketahui bahwa kegiatan promosi diakui memang sangat penting temtama pada unit MCU. Sasaran kegiatan bauran promosi ini diprioritaskan pada pcrusahaan-perusahaan swasta yang, sudah menjadi pelanggan maupun yang baru. Namun tenaga pelaksana yang terlibat dalam kegiatan promosi ini sangat sedikit sehingga kcgiatan promosi ini belum berjalan secara optimal, selain ilu sudah ada peraturan tentang penyelenggaraan kegiatan promosi itu, laporan frekuensi kegiatan promosi di Unit MCU belum tersedia, sehingga laporan kegiatan yang digunakan bcmsal dari bidang Yanmasum sehingga bentuk pengawasan yang akan dilakukan belum optimal, misalnya dcngan mengadakan evaiuasi kepada tiap kegiatan yang sudah dilakukan.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini ditujukan kepada Unit Medical Check Up untuk memiliki tim khusus dalam menangani kegiatan promosi, dan masyarakat umum diharapkan menjadi target utama. Saran untuk Bidang Pelayanan Masyarakat Umum adalah memperkenalkan RSPAD ke masyamkat umum tidak hanya di cvcnt-event tertentu yang terbatas bagi kalangan keschatan. Di samping itu penggunaan E-mail dan Website RSPAD khususnya Unit MCU harus cepat terealisasi agar akses masymkat umum lebih mudah dan informatif.

Marketing role lately is very important in hospital organ ization because product that produced consumed by public and by the increasing of hospital and impact from globalization, so that competition between hospitals is increasing. Based on Implementation Guideline of Defensive System Plan ot`Rl Defensive Ministry No: Juklak/ 03/ Xl/ 2001/ DJRSH date I4 November 2001 toward Hospital Fund Management resulted from Yankesmasum then Medical Check Up Unit at RSPAD Gatot Soebroto gave provision to accept general patient that had it management arranged by that juldak. In development, Medical Check Up of RSPAD Gatot Soebroto is helping in assist operational of`RSPAD Gatot Soebroto, related with this matter so conduct research that aim to analyze promotion mix that do by Medical Check Up Unit.
In this research, method that used is qualitative method, where data gathered in the form of primary data that got from meaningful intcrvicw activity from MCU Chief Unit, MCU Sub-Chief Unit, Administration Chief and Marketing Chief and RSPAD Costumer Service, while secondary data got ii'om document research activity at RSPAD Gatot From meaningfirl interview known, that promotion activity is important especially in MCU unit. The promotion mix activity aims to focus in private companies that already become costumer or new one. However, executor tbrce that involved in this promotion activity is very few so that this promotion activity is not optimally run; otherwise, there is already a regulation toward the promotion activity implementation. Promotiorvactivity frequency report in MCU Unit is not yet available; therefore, activity report used provided from Yanmasum so that monitoring forms that done is not yet optimal, for example conducting evaluation toward every activity that already done.
Suggestion based on this research result addressed to Medical Check Up Unit to have special unit in handling promotion activity, and public expected to become the main target. Suggestion for Public Service Sector is introducing RSPAD to public not only in certain events that limited for health group. Despitefully, realize utilizing RSPAD E-mail and Website especially MCU Unit had soon in order to ease access for public and more informative."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>