Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustop Amatiria
"Belum optimalnya penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap merupakan suatu indikator masih kurangnya kualitas pelayanan keerawatan yang diterima oleh masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan tidak terlepas dari penerapan standar asuhan keperawatan yang telah ditentukan. Pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap dipengaruhi oleh peran kepemimpinan seorang kepala ruangan. Peningkatan kualitas kepemimpinan kepala ruangan juga ditentukan oleh gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang kepala ruangan.
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada bulan Mei 2003. Disain penelitian deskriptif korelarional dengan metode pendekatan cross sessional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 responden dari 245 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari isian data karakteristik individu, kuesioner gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kuesioner penerapan standar asuhan keperawatan.
Hasil penelitian mendapatkan adanya korelasi antara gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap (r = 0.265, p=0.006). Umur perawat pelaksana merupakan faklor counfonder terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan dan penerapan standar asuhan keperawatan (pl,009). Penelitian ini juga mendapatkan persarnaan penerapan standar asuhan keperawatan yang merupakan fungsi dari variabel gaya kepemimpinan kepala ruangan (Beta = 0,457), dan umur perawat pelaksana (Beta= -7,497) + konstanta (61,022). Dampak dari temuan ini adalah penerapan standar asuhan keperawatan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kemampuan kepemimpinan kepala ruangan khususnya penggunaan gaya kepernunpinan Berta melaksanakan penyegaran atau pelatihan kepada perawat pelaksana yang makin bertambah usia untuk mengurangi rutinitas atau kejenuhan dalam melaksanakan asuhan keperawatan diruangan.

Correlation Between Leadership Style of the Head Nurse and Implementation of Nursing Care Standard in Nursing Wards Of Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province Public HospitalThe application of nursing care standard in nursing wards that hasn't been optimum is an indicator about lack of nursing care quality that accepted by community. The increasing of service quality depends on implementation of nursing care standard that has been determined. The implementation of nursing care standard in nursing wards has been influent by leadership roles of the head nurse. The increasing of the quality head nurse's leadership is also determined by the style used.
The research was using descriptive correlation design and cross sectional approach. The samples are taken from 106 respondents of 245 nurses. Data collecting by questionnaire has been spread directly to the chosen nurses. The questionnaire consists of a filler of an individual characteristic data, a questionnaire of head nurse's leadership style and a questionnaire of nursing care standard application.
The research's result revealed that a correlation between the leadership style of the head nurse which perceived by staffs nursing and implementation of nursing care standard in nursing wards (r = 0,265, p 0,006). The age of nurse stall is a confound factor to leadership style of head nurse and implementation of nursing care standard (p = 0,009). Applications of nursing care standard that is function from variable of leadership style of had nurse ( Beta = 0,457) and age of nurse staff ( Beta = -7,497) + constant (61,022). The impact of this finding is the application of nursing care standard can be increased with improving the leadership capability of head nurse especially the using of leadership style and performing refreshing or training to nurse staffs that their age inercasingly in order to decrease routine or boredom in implementing nursing care in the ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Aziz
"Perawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan merupakan unsur pelayanan yang penting dilakukan dirumah sakit. Pelayanan rawat nginap sebagai ciri khas rumah sakit merupakan suatu pelayanan yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang tepat. Kemajuan teknologi dibidang kedokteran disertai dinamika masyarakat yang tumbuh dan berkembang serta kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat permasalahan makin kompleks dan menuntut Perawat untuk lebih meningkatkan penampilan kerjanya sekaligus memperbaiki citranya dimata masyarakat.
Masalah tingkat disiplin kerja yang belum baik, penyelesaian pekerjaan yang lambat, inisiatif Perawat yang kurang dan kesadaran akan pengembangan diri yang kurang pada Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek memberi petunjuk sementara adanya penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek yang rendah. Untuk meningkatkan penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek perlu ditelaah faktor- faktor yang mempengaruhi penampilan kerja Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan kerja, seperti karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan motivasi kerja, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan penampilan kerja Perawat di RSAM Propinsi Lampung.
Hipotesis yang diajukan adalah : Penampilan kerja Perawat di RSAM propinsi Lampung berhubungan dengan motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja Perawat.
Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian Survey dengan pendekatan secara Cross Sectional dan analisis data menggunakan uji statistik non parametrik. Populasi adalah seluruh Perawat rawat nginap di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek, yaitu seluruh Perawat yang telah bekerja.lebih dari 1 tahun.
Dengan mengambil seluruh populasi sebagai obyek penelitian, dilakukan pengambilan data primer tentang motivasi kerja, kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung; dengan instrumen berupa kuesioner.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi kerja dengan penampilan kerja dan ada hubungan kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan Penampilan kerjanya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fathonah
"Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzah
"Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen keperawatan. Pengelolaan asuhan keperawatan membutuhkan kemampuan manajer keperawatan dalam melakukan supervisi. Kepala ruangan merupakan manajer garda depan dan penanggung jawab ruangan harus mampu menjadi supervisor yang baik terhadap perawat pelaksana, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini menganalisa teknik dan frekuensi kegiatan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Hal ini dilatar belakangi masalah pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Umum Daerah Batang belum terpogram dan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan belum tampak jelas karena belum ada perencanaan dari kepala ruangan tentang pelaksanaan kegiatan supervisi untuk perawat pelaksana.
Desain yang digunakan dalam penelitian menggunakan metoda deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Hipotesis ditetapkan untuk melihat hubungan teknik dan frekuensi kegiatan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana. Teori yang melatar belakangi penelitian ini adalah teori Kron (1987), Bittel (1987), Azwar (1996) dan untuk variabel teknik dan frekuensi supervisi dan Gibson(1994), Ilyas (1999) dan (Depkes,1994) untuk variabel kinerja.
Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variabel frekuensi supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,036. Sedangkan variabel teknik supervisi tidak ada hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji regresi logistik menunjukkan frekuensi supervisi satu kali sehari merupakan variabel yang paling dominan memiliki hubungan dengan kinerja perawat pelaksana. Proporsi perawat pelaksana yang mendapatkan supervisi satu kali dalam satu harinya akan memiliki peluang kinerja lebih baik dibandingkan perawat pelaksana yang mendapatkan supervisi dua kali atau lebih dalam satu hari.
Rekomendasi untuk pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Batang Jawa Tengah agar memperhatikan dan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dengan meningkatkan frekuensi supervisi, mensosialisasikan kembali standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur keperawatan, memberikan dukungan terhadap prestasi kerja, meningkatkan kemampuan manajemen keperawatan dan memberikan penghargaan finansial maupun kesempatan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, serta membuat suatu pola pengembangan jenjang karir yang baku.

Supervision is an important part in nursing management. The nursing care management requires capability of a nursing manager in supervision. A head nurse as a front line manager and responsible person in the ward should be able to be a good supervisor for her/his staff, it could yield to an improvement in the quality of nursing care provided to the patients and then, could improve the performance of staff.
The purpose of the study was to analyze the relationship between technique and frequency of supervision from head nurses, and the clinical performance of the nurses. The background of this problem was that the implementation of supervision at Batang general hospital had not conducted sufficiently and appropriately due to in availability of a supervision program from head nurse to his/her staff.
The design of the study was descriptive analytical with cross sectional approach. The hypotheses were determined to identify the relationship between the technique and the frequency of supervision and the clinical performance of staff. The theories underlying the study were adopted from Kron (1987), Bittle (1987), Anwar (1996) for the variables of technique and frequency of supervision and Gibson (1994), Ryas (1999) and Ministry of Health (1994) were used for the variable of clinical performance.
The result of a Chi Square statistical test showed that there is a significant relationship between the variable of frequency and the clinical performance (p=0.036). There is no significant relationship between the variable of supervision techniques and the clinical performance of staff. The result of a logistic regression test demonstrated that the frequency of one supervision a day is the most dominant variable to the relationship with the staff clinical performance.The staff who are given one supervisions a day would have opportunities greater than compared to those who are given two or more supervisions.
Based on the findings, recommendation were addressed to the management of the Batang general hospital, Central Java should pay sufficient attention and to improve the clinical performance of the staff by: improving the frequency of supervision; re-disseminating the standard of nursing and nursing procedures; supporting the excellent performance; improving the capability of nursing management; providing financial rewards or opportunities to pursue further education; and developing pertinent program of career ladder.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 3169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Baidoeri
"Kinerja perawat merupakan cerminan mutu pelayanan rumah sakit dimana perawat mnerupakan SDM yang paling dominan dan berperan penting dalam memberikan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagian besar kontak pasien dilakukan dengan perawat dengan memberikan pelayanan penuh dan mendampingi pasien selama 24 jam sehari.
Dari karakteristik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin (RSIA) Tangerang didapatkan bahwa 62% perawat berpendidikan SPK. Jumlah perawat di Rumah Sakit Asshobirin (RSIA) Tangerang sebanyak 68 orang untuk melayani 100 tempat tidur dengan BOR 78%, dirasakan kurang. Beban kerja yang tinggi dan tidak berjalannya SOP yang sedikit banyak dapat mempengaruhi motivasi kerja, merupakan faktor yang berpengaruh dalam memacu kinerja seseorang.perawat dalam bekerja. Dengan latar belakang kepala ruangan yang semuanya adalah SPK, perlu dilihat lebih lanjut hubungan kepemimpinan kepala ruangan karma peran sentral seorang pemimpin dalam memberikan dukungan dan bimbingan perlu dicermati sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam meneerminkan kinerja seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSIA Tangerang serta melihat hubungan karakteristik individu yaitu umur, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan status perkawinan; motivasi kerja perawat yaitu persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan; dan kepemimpinan atasan yaitu kredibilitas, komunikasi dan supportive terhadap kinerja perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional terhadap seluruh 61 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan tidak mengikutsertakan 7 orang kepala ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan 51% perawat yang mempunyai kinerja buruk. Lebih lanjut penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara dua karaktersitik individu yaitu umur dan pendidikan; semua komponen motivasi kerja (persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) dan kepemimpinan atasan (kredibitlitas, komunikasi dan supportive) dengan kinerja perawat.
Persepsi peran dan supportive merupakan variable yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Namun dari kedua variable tersebut, variable supportive merupakan paling berpengaruh.
Disarankan agar rumah sakit lebih memberdayakan perawatnya dengan memberikan pelatihan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan formal. Struktur organisasi keperawatan perlu ditinjau ulang untuk menghindari rankap jabatan. Posisi Kepala rawat inap yang dipegang rangkap oleh seorang kepala ruangan harus lebih jelas digambarkan dalam struktur besar organisasi RSIA. Struktur organisasi keperawatan sebaiknya dipisahkan dari pelayanan medis sehingga dapat berdiri sendiri dan lebih otonom dengan menunjuk seorang perawat yang kompeten sebagai pimpinan. Sistem imabalan dapat diberikan dalam bentuk lain selain materi seperti pelatihan, penghargaan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan kondisi fisik kerja yang lebih menyenangkan sehingga dapat lebih memotivasi perawat dalam bekerja. Sistem penilaian kinerja yang baku perlu disusun sebagai pedoman dan standard kompetensi dalam penyusunan jenjang karir dan sistem imbalan. Disamping masa kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan perlu diperhitungkan dalam penyusunan jenjang karir.
Pimpinan keperawatan perlu menyusun kembali dan merevisi SOP yang sudah ada secara rinci dan jelas sehingga perawat mempunyai acuan dan pedoman yang jelas dalam bekerja serta mensosialisasikannya. Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi terutama di bangsal Mina dan Namira, perlu diadakan penambahan jumlah perawat sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Nurse performance represents the service quality of a hospital. Nurses themselves are the dominant human resource that plays an important role in delivering and maintaining the quality of health service. Most patients rely on nurses' services 24 hours.
A condition that can influence the work performance is the fact that 62% nurses are graduated from nursing high school With the capacity of 100 bed and 70% bed occupancy rate, 68 nurses employed by the hospital is considered not enough. Heavy workload and less implementation in SOP can more or less influence the work motivation, which is one of the factors that can increase the nurse's work performance. Since the background of the entire nurse head are nursing high school graduate, the central function of a leader in providing support and guidance should be noticed as an inseparable part in reflecting work performance
The aim of this research is to give a description of the overall nurse performance in inpatient service in Asshobirin Islamic Hospital and to look at the relationship of individual characteristic such as age, gender, length of work, education and marital status; nurse's work motivation which consist of role perception, work design, working condition, career development and reward; and nurse head leadership which comprise of credibility, communication and supportive towards nurse performance, The research surveys 61 nurse in inpatient department and excluding 7 head nurse using a questionnaire in a cross sectional approach.
The result shows that 51% of the nurse has bad work performance. The research also shows that there have been significant relationships between 2 components of individual characteristic, which are age, and education with nurse performance. All of the components of nurse's work motivation (role perception, work design, working condition, career development and reward) and head nurse leadership (credibility, communication, supportive) with nurse performance.
Role perception and supportive are considered as the influential factors towards nurse performance and the most influential factor between both of them is supportive.
It is advisable that the hospital empowered the nurses with trainings and opportunities to upgrade their skills and knowledge through formal education. To maximize the role of leadership, the organizational structure should be reorganized to avoid double position that can interfere good Leadership implementation. Furthermore the position of the head of inpatient department which is also head by a head nurse should be clearly stated in the hospital's organization structure. On the other hand nursing department should stand separately from medical service department to give a more autonomy and appoint a competent nurse as the head of the department. Reward system can be given in other forms like training, merit, opportunity for self-actualization and a more conducive work condition, all of which can increase work motivation. A standardized performance appraisal has to be made as a guidance and standard of competence in developing career path and reward system.
The head of nursing department must improve and socialize the SOP in a vivid and clear document for nurses in their daily work. To deal with high workload especially in Mina and Namira, additional number of nurses is necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kodri
"Pelaksanaan rotasi tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan antara lain masih ada perawat yang terlalu cepat dirotasi dan ada yang sudah lama disatu ruangan belum mengalami rotasi serta kondisi ini berdampak terjadinya kecemburuan sosial, hubungan yang tidak kondusif pada lingkungan kerja yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya waktu rotasi dan karakteristik perawat dengan produktivitas kerja.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada bulan Juni 2003. Desan penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 169 dari 289 orang perawat di ruang rawat inap yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan angket yang mencakup lamanya waktu rotasi, karakteristik perawat dan produktivitas kerja. Analisa data menggunakan uji Chi Squre dan regresi logistik untuk memperoleh fakior yang paling dominan mempengaruhi produktivitas kerja.
Hasil penelitian didapatkan karakteristik perawat pelaksana yaitu; umur dengan rentang 31- 40 tahun 43,2 %, jenis kelamin perempuan 60,9 %, pendidikan D III dan S 1 Keperawatan 69,8 %, lama kerja dengan waktu 5 - 15 tahun 57,4 %, sikap perawat kurang mendukung 57,5 %. yang belum pernah mengikuti pelatihan 80,5 %, lamanya waktu rotasi lebih dari 3 tahun 43,2 % dan produktivitas kerja perawat yang produktif 54,4 %. Dari uji korelasi didapatkan hubungan yang bermakna adalah variabel umur, lama kerja terhadap produktivitas kerja (p = 0,042), (p = 0,036).
Implikasi dari penelitian ini adalah perlu desain ulang tentang rotasi kerja pada Bidang Keperawatan, bahwa waktu rotasi menjadi tidak bermakna, oleh karena itu rotasi lebih menekankan pada peminatan staf, menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan pada perawat yang berusia dibawah 30 tahun dan diatas 41 tahun serta melaksanakan refresing keperawatan terhadap perawat yang mempunyai lama kerja lebih dari 15 tahun.
Daftar Pustaka 54 ( 1980-2003)

The Relationship between Rotation Schedule, Nurses Characteristics and Nursing Productivity of Staff Nurses at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Lampung Province Public Hospital 2003 The Implementations of rotation nurses has not been worked to schedule on the hospital. This conditions produced some problems for the hospital management system. Some staff nurses were too fast to be rotated and other side some were also being maintained in on clinical area. The felling of jealous produce is not conducive work place an indirectly it leads to increment of work productivity.
The research was using descriptive correlation design and cross sectional approach. The samples are taken from 169 respondent of 289 nurses. Data collecting by questionnaire has been spread directly to the chosen nurses in the random sampling methods. A questionnaire that consist of rotations periods, a questionnaire an individuals characteristic data, and a questionnaire of work productivity nursing. Analysis data was using Chi Square on bivariate, and logistic regression on multivariate.
The research result respondent of age 31-40 years are 43,2%, sex proportion of females are 60,9%, Diploma and Bachelor graduates are 69,8%, working periods 5 - 15 years are 57,4%, unsupportive nurses attitude are 57,5%, the nurses who not got training are 80,5%, rotation periods > 3 years are 43,2% and nurses work productivity are 54,4%. The correlation test showed that there significant correlation between age and work productivity (p= 0,042) and working periods and work productivity (p= 0,036).
The impact of this finding is necessary to redesign the rotation program at the nursing division regarding to the interest of the nurse, protection and increasing work productivity through the implementation training program for nurses the 41 years old and implementation the refreshing program for nurses working period the more than 15 years.
Bibliography 55 (1980 - 2002)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Triana Sari
"ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan nilai bersama yang dimiliki dan tercermin dalam prilaku
anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja. Kinerja
perawat berperan penting dalam meningkatkan mutu layanan rumah sakit. Selain budaya
organisasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan
kepala ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di RSD Raden
Mattaher Jambi. Disain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional) terhadap 143 perawat pelaksana yang diambil secara
proporsional sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner yang disusun berdasarkan elemen-elemen budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, dan kinerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan seluruh
pernyataan dalam kuesioner adalah valid (0,368-0,841) dan reliabel (0,947). Analisis data
menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian adalah 58,7%
perawat pelaksana mempersepsikan budaya organisasi lemah, gaya kepemimpinan kepala
ruang berorientasi karyawan tinggi 53,1%, dan berkinerja baik 53,8%. Lebih lanjut
didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara budaya organisasi yang meliputi
keterlibatan, penyesuaian, konsistensi, misi dan gaya kepemimpinan kepala ruang
berorientasi karyawan dengan kinerja perawat pelaksana. Variabel yang paling
berhubungan dengan kinerja adalah penyesuaian, misi dan jenis kelamin sebagai variabel
confounding. Variabel penyesuaian merupakan variabel yang paling berhubungan dengan
kinerja perawat pelaksana. Rekomendasi penelitian: perlu mensosialisasi visi, misi dan
tujuan organisasi, dasar kebijakan, peraturan, diaplikasikan dalam aktifitas pelayanan
keperawatan; gaya kepemimpinan kepala ruang berorientasi pada perawat pelaksana
dengan membangun hubungan kerjasama yang baik melalui pelaksanaan pendekatan
interpersonal kepala ruangan kepada perawat pelaksana.

ABSTRACT
Organizational culture is a system of shared values by the organizations people to produce norms that powerfully shape the behavior of individuals in the organization. The strong organizational culture it will create with staff nursing performance inpatient wards.The best performance is reflected through the quality nursing care in hospital. The else organizational culture, which is one factors that can increase the nurse’s work performance is predicted to be contributed by leadership style of head nurse.The aim of this research is to give a description the relationship between organizational culture and leadership style of head nurse with work of nurse performance inpatients ward in Raden Mattaher general hospital Jambi. The design of this research was descriptif correlational with cross sectional method to 143 subject of nurse with proporsional sampling with inclusion criteria. The quesionaires were used to be valid and reliable. The validity and reliability test of the organizational culture, style leadership head nurse and the nurse performance instrument was validity (0,368-0,841) and reliability (0,947). In analyzes the research with univariate, bivariate and multivariate. The results of univariate analyzes described nurses who perceived weak to the organizational culture 58,7%, who style leadership head nurse was high 53,1%, and good nurses perfomance 53,8%. The conclution of the study showed that their was significant relationship between organizational culture and style leadership the head nurse with nurses performance. The variable responsibility, mission and gender are considered as the influential factors toward nurse performance and the most influential factor between of them is responsibility, mission. The dominant variable that correlated with nurses perfomance were responsibility. From this result can be sugested: Direction of Raden Mattaher hospital need to make socialization, vision, mission and goal of organization, empowered the nurses with opportunities through formal education or give trainings with patient nursing care and nursing leadership trainings for head nurse in Raden Mataher hospitali. To head nurses inpatient increased good relationship with the nurse provider’s and make interpersonal relation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hajjul Kamil
"Penelitian ini betujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara iklim kerja dengan peuerapan proses keperawatan di ruang lawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini mempakan descriprive correlarional yang pengumpulan datanya secara cross sectionaL Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara iklim kerja dengan penerapan proses keperawatan di wang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidlll Banda Aceh. Sampel penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dihitung dengan pendugaan proporsi populasi, dengan jumlah 80 orang. Intrunen yang digunakan adalah instrumen pengukuran Iklim kerja (Litwin & Meyer, 1971) dan insuumen pengukuran dokumentasi proses keperawatan (Dep. Kes. RI., 1997). Kedua instrumen tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen iklim kerja terdiri dari iklim kelja yang dimsakan dan iklim kerja yang diharapkan oleh perawat Pelaksanaan serta instrumen penerapan proses keperawatan, masing-masing instrumen terdiri dari 24 butir pernyataan.
Hasil uji coba validitas dan reabilitas instrumen ini menggunakan alpha cronbach dengan hasil baik. Hasil penelitian pada analisis univariat memmjukkan bahwa iklim kerja yang dirasakan oleh perawat peIaksana di ruang rawat inap RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori sedang (43,75 %) dengan mengarah kepada kategori buruk (38,75 %), sedangkan penerapan proses keperawaran berada pada kategori buruk (57,50 %). Dari hasii bivariat diketahui bahwa iklim kerja secara keseluruhan mempmyai hublmgan yang signifikan secara statistlk dengan penerapan proses keperawatan., dengan nilai-p = 0,004, untuk masing- masing dimensi: dimensi tanggung jawab dengan nilai-p = 0,000, dimensi standar dengan nilai-p = 0,019, dimensi penghargaan dengn nilai-p = 0,026 dan dimensi semangat kelompok dengan nilai-p = 0,020. Sedangkan dimensi kesesuaian perasaan dengan nilai-p = 0,454 dan dimensi kejelasan organisasi dengan nilai-p = 0,294 lidak berhubungan secara statistik dengan penerapan proses keperawatan.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dimensi tanggumg jawab merupakan yang mempunyai hubungan paling signiikan secara statistic (Nilai-p = 0,0003) dengan penerapan proses keperawatan setelah dikontrno oleh dimensi semangat kelompok. Berdasarkan haSil penelitian ini, maka pihak manajemen RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh khususnya bidang keperawatan perlu memperhatikan dan memperbaiki semua dimensi iklim kerja di lingkup pelayanan keperawatan ke taraf yang lebih baik dengan harapan untuk meningkaikan penerapan proses keperawatan ke taraf yang lebih baik pula. Selain itu, untuk peneliiian lanjutan disarankan agar dilakukan dengan membandingkan iklim kerja dan penerapan proses keperawatan pada dua atau Iebih rumah sakit yang berbeda, peneliti juga menyarankan agar metode pengumpulan dara untuk variabel penerapan proses keperawatan dilakukan dengan cara observasi langsung, sehingga diperoleh data penerapan proses keperawaran yang lebih objektif.

This research is to gain description on relation between work climate and implementation of musing process at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh. The design of this research was descriptive correlarional with cross sectional data collecting. The proven hipotesis in this research was relation between work climate and implementation of nursing process at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh. The sample of the research were 80 executing nurses at inpatient care unit of Dr- Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh and were computed with population proportion appraising, The research used instrument of work measurement (Litwin & Meyer, 1971) and instrument of documentation gauging of musing process (Health Department of Republic of Indonesia, 1997). The both instruments were acliusted with the needs of research. The work climate instrument was consisted of could-be-felt work climate and work climate that was expected by executing nurses as well as instrument of implementation of nursing process, each instnunent broken down into 24 statements. Test of validity and reliability of these instruments utilized Amha Cronbach, and got good results.
The results of the univariat analysis indicated that die work climate, which was felt by executing nurses at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh was at moderate category (43,75 %) and tend to go to poor category (38,75 %), meanwhile the implementation of nursing process was at poor category (5150 %). The bivariat analysis implied that the entire work climate statistically had significant connection with the implementation of nursing process with p-value = 0,004, each dimension: responsibility dimension with p-value = 0,000, dimension of standard with p-value = 0,019, reward dimension with p-value = 0,026 and team spirit dimension with p-value =- 0,020. And the conformity dimension with p-value = 0,454 and clarity dimension with p-value = 0,294 were statistically not related with implementation of nursing process.
The results of multivariate analysis indicated that the responsibdity dimension possessed the most significant relation statistically (p = 0,0003) with implementation of nursing process after had controlled with team spirit dimension. Based on the research, the management of Dr. Zainoel Abidiu Public Hospital Banda Aceh particularly nursing care unit should pay attention and renew all dimension of work climate at nursing care service scope to be better than ever hoping that it could enhance the better implementation of nursing process. Further research is recommended to compare work climate and implementation of nursing process in two or more different hospitals. The research conductor suggests that the data collecting method of variables of the implementation of nursing process should be organized widi direct observation so that a more objective data of nursing process implementation could be obtained.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T3707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikah
"Rumah sakit adalah bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan, merupakan transfer pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
Efesiensi dan efektifitas pencapaian tujuan organisasi tergantung kepada perilaku dan kemampuan manusia yang mengelola dalam organisasi tersebut. Kemampuan profesional yang dimiliki perawat dapat diperankan secara efektif baik sebagai pelaksana maupun pengelola.
Seorang kepala ruangan adalah pengelola pada tingkat bawah yang menjadi penentu terhadap kuatitas pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda, ketidaksamaan dalam fisik dan psikis menyebabkan pelaksana maupun pengelola organisasi berbeda satu sama lain, demikian pula terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan dalam memimpin bawahan.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu perawat pelaksana dan situasi kepemimpinan dan persepsinya tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan "cross sectional". Pada penelitian ini diambii sampel perawat pelaksana sebanyak 175 orang sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi, analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square untuk mencari hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi (ogistik untuk mengetahui variabel bebas yang paling berhubungan dengan variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala ruangan- di RSPAD Gatot Soebroto bervariasi tidak hanya satu gaya kepemimpinan saja melainkan kombinasi ke tiga gaya kepemimpinan tergantung situasi. Kepala ruangan lebih banyak menggunakan kepemimpinan suportif.
Dari hasil analisis bivariat dengan a = 0,05 diketahui bahwa pendidikan tambahan atau pelatihan dengan p value = 0,015, hubungan pemimpin - anggota dengan p value = 0,002, struktur tugas dengan p value = 0,000 , kekuasaan dengan p value = 0,000 mempunyai hubungan yang bermakna dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa struktur tugas paling berhubungan dengan gaya kepemirnpinan kepala ruangan dengan p value = 0,000.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada pemimpin RSPAD Gatot Soebroto agar terns melanjutkan pengembangan kuatitas sumber daya manusia keperawatan melalui pendidikan berkelanjutan maupun mengupayakan program-program pelatihan bagi kepala ruangan untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung tercapainya visi dan misi RSPAD Gatot Soebroto.
Bagi kepala ruangan pertu menetapkan tujuan dan pedoman kerja untuk memudahkan pekerjaan bawahan dengan mempertahankan hubungan dan kerjasama yang balk dengan bawahan.

The Relationship between the Characteristic of Nursing Staff, the Leadership Situation, and Their Perception on the Leadership Style in the Army Gatot Subroto Hospital, Jakarta
A hospital is an important part of health service system, and as an institution to transfer knowledge and technology. To achieve the objectives of the organization efficiency and effectively should based on the behavior and the ability of the manager in organizing all component involved.
The professional capability of the nurses can be function effectively either as a nurse staff or a head nurse. A head nurse is a lower manager or a leader for nurse staff who function as a determinant in maintaining the quality of the nursing service in a hospital. Every nurse has different characteristic and different shape of physical and psychological situation. These can cause differences in nurse staff or leader behaviors in the organization and the leadership style.
Based on the above, the research has been conducted to identify the relationship between the characteristic of the nurse staff, the leadership situation and the precision of the leader ship style in Gatot Soebroto Hospital. The design of the research was descriptive correlational. One hundred and seventy nurses were participated as respondents. Two questionnaires were administered to respondents, and univariate and bivariate analysis were employed to identify the distributions of the characteristic and the relationship between the independent and dependent variables.
In addition, a multivariate analysis with logistic regression test is utilized to identify the relationship between the component of the independent variable and the dependent variable. The result showed that head nurses in Gatot Soebroto Hospital used more than one type of leadership style. They used the style according to the situation. Anyhow, they use supportive leadership more often.
The result of bivariat analysis is p value = 0,015, cc = 0,005, for additional education or training, p value 0,002 for leader - member relationship, also p value = 0,0000 for task structure, p value = 0,0000 for authority. Those have significant relationship with head nurse leadership style. The result of multivariate analysis with logistic regression showed that the structure of the task has significant correlation with p value = 0,0000. Based on the above result, it was recommended to the director of Gatot Soebroto Hospital that it is important to continue the improvement of the qualities including human resources in nursing. It can be done through a continuing education ; and yet, a training program for each head nurse to improve their performance to support the mission and vision of the Gatot Subroto Hospital.
In addition, recommendation also extended a head of nurse, that they need to determine goals and a standardized protocols for nurse staff in a simpler way to maintain a good relationship with the staff."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T8236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>