Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rabea Pangerti Jekti
"Pelayanan antenatal (ANC) merupakan salah satu program kegiatan Puskesmas, yang berupaya merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan persalinan dan memperbaiki rujukan risiko kehamilan. Pemeriksaan kesehatan ibu sewaktu melakukan ANC terekam dalam data kohort ibu hamil. Namun di Indonesia peningkatan angka kunjungan ANC tidak selalu diikuti dengan pemanfaatan tenaga kesehatan yang ada pada saat melahirkan. Kecamatan Jati Sampurna Bekasi yang merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta, memiliki angka cakupan persalinan oleh dukun yang tertinggi di wilayah kota Bekasi (14,30%).
Berdasarkan pada kenyataan ini, maka dilakukan penelitian yang mencoba melakukan analisis data kohort ibu hamil tentang hubungan melakukan kepatuhan ANC dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah Puskesmas Jati Sampurna Bekasi tahun 2001-2002, yang terdiri dan beberapa variabel, yaitu : kepatuhan melakukan ANC, umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dengan variabel pemilihan penolong persalinan.
Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif, dengan melakukan analisis data sekunder (data kohort ibu hamil). Setelah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi dan dilakukan Simple Random Sampling (SRS), maka diperoleh sampel minimal meliputi 372 sampel, dengan rincian kelompok terpapar (tidak patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel, dan kelompok tidak terpapar (patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada dua dan lima variabel bebas yang bermakna secara statistik dengan pemilihan penolong persalinan, yaitu kepatuhan melakukan ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45-4,01)], dan riwayat kehamilan [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] atau dapat ditulis dalam bentuk [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Perlu dilakukan peningkatan promosi kepada ibu hamil tentang pentingnya kepatuhan melakukan ANC, dan pemilihan penolong persalinan yang aman, meskipun pada ibu yang beriwayat kehamilan baik. Serta dilakukan pengukuran riwayat kehamilan secara konsisten dan terpadu dalam paket ANC.
Pustaka : 45 (1987 - 2002)

Antenatal care (ANC) is one of Puskesmas programmes to pervade people attitude and behavior to childbirth safety and to improve reconciliation of pregnancy risk. The health check up of pregnant women was recorded in the cohort of pregnancy data when she came to ANC. However in Indonesia, arising of ANC coverage is not always followed up by the use of health provider when giving birth. Jati Sampurna subdistrict is one of DKI Jakarta buffer areas, which possess the highest childbirth coverage by midwife in Bekasi City, it is about 14,30%.
Based on these facts, a study was carried out to analyse the cohort of pregnancy data to prove correlation between obedience ANC with selection of childbirth helper in Puskesmas Jati Sampurna Bekasi 2001-2002, which consisted of : obedience of ANC, age, parity, space of pregnancy, history of pregnancy, with selection of childbirth helper.
The study was made by using the retrospective cohort design study by analysing secondary data (the cohort of pregnancy data). After deciding some criterias : inclution and exclution criterias, and by simple random sampling, we achieved 372 subjects which consisted of : 186 subjects in exposed group, and 186 subjects in unexposed group. Data were analysed by univariate, bivariate, and multivariate.
The results of study showed that 2 (two) of 5 (five) variables were statistically significant correlation, those are obedience of ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45 - 4,01)] and history of pregnancy [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] or on the other result that [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Promotion to pregnant women about the importance obedience of ANC and the selection of safe childbirth helper is in need of improvement. The measurement of history of pregnancy should be carried out consistently in ANC package as well.
References : 45 (1987 -- 2002).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fegga Aulia Ananda
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi angka kematian ibu dan bayi di suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi apabila dilihat dari target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup, dan angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan (Sustainable Development Goals, 2017). Angka kematian ibu pada tahun 2021, sebagian besar penyebabnya terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, dan penyebab tertinggi kedua karena perdarahan sebanyak 1.330 kasus. Perdarahan dapat disebabkan karena anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa sekitar 40% kematian pada ibu dinegara berkembang berkaitan dengan kejadian anemia pada masa kehamilan yang disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan energi kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling. Diambil dari data sekunder yaitu dari bulan Januari 2023 - Juni 2023 dari Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan yang datanya sudah lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kekurangan energi kronik (p = 0,00), dan juga karakteristik responden meliputi usia ibu (p = 0,00), Frekuensi ANC (p = 0,00), Pendidikan (0,026) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Untuk variabel yang berpengaruh paling dominan setelah dilakukan analisis multivariat yaitu variabel KEK dengan Odd ratio sebesar 2,727 dan p-Value sebesar 0,003 (< 0,05), yang artinya kekurangan energi kronik (KEK) memiliki resiko 2,727 kali lebih besar pada ibu hamil dengan anemia. Dari penelitian ini, diharapkan dapat memantau ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin agar salah satunya ibu hamil dapat terpantau dalam minum tablet tambah darah yang sudah diberikan. Serta mengajak partisipasi dari suami atau keluarga untuk mendukung ibu hamil rutin dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, agar ibu hamil terhindar dari anemia, selain itu diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi makanan yang dapat dikonsumsi selama kehamilan atau diwajibkan untuk konsultasi ke ahli gizi agar ibu hamil dapat terhindar dari KEK selama kehamilan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are still indicators of the level of public health in a country. The higher the maternal and infant mortality rate in a country, it can be said that the health status of that country is poor (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). Based on the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the Maternal Mortality Rate (MMR) was 305 per 100,000 live births, and the Infant Mortality Rate (IMR) was 24 per 1,000 live births. This data shows that MMR and IMR in Indonesia are still high when viewed from the targets set by the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, namely MMR of 70 per 100,000 live births and IMR of 12 per 1000 live births, and these figures are still far from the expected target. In 2021, the majority of maternal deaths were related to COVID-19, 2,982 cases, and the second highest cause was bleeding, 1,330 cases. Bleeding can be caused by anemia and chronic energy deficiency (CED). The World Health Organization (WHO) states that around 40% of maternal deaths in developing countries are related to anemia during pregnancy which is caused by acute bleeding and poor nutritional status. Pregnant women with poor nutritional status can result in chronic energy deficiency. This study aims to determine the relationship between chronic energy deficiency and the incidence of anemia in pregnant women at the SetiabudiDistrict Health Center, South Jakarta. The research design used in this research is descriptive analytical with quantitative methods. Sampling in this research used a simple random sampling technique. Taken from secondary data, namely from January 2023 - June 2023 from the Setiabudi District Health Center, South Jakarta, where the data is complete. The results of the study showed that there was a significant relationship between chronic energy deficiency (p = 0.00), and also the characteristics of respondents including maternal age (p = 0.00), ANC frequency (p = 0.00), education (0.026) and incidence of anemia in pregnant women. For the variable that has the most dominant influence is chronic energy deficiency variable with an Odd ratio of 2.727 and a p-Value of 0.003 (< 0.05), meaning that chronic energy deficiency will have a 2.727 times greater risk of experiencing anemia in pregnant women. From this research, it is hoped that pregnant women can monitor their Antenatal Care regularly and monitor their consumption of the blood supplement tablets that have been given. As well as inviting participation from husbands or families to support pregnant women regularly in consuming blood supplement tablets, so that pregnant women avoid anemia, apart from that it is hoped that they can provide education regarding nutritional food that can be consumed during pregnancy or are required to consult a nutritionist so that pregnant women can avoid chronic energy deficiency (CED) during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaeti Yuliana
"Program Jaminan Mutu/QA puskesmas dilaksanakan sejak tahun 1998 mempunyai beberapa indikator, salah satunya adalah kepatuhan petugas terhadap standar ANC. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah proyek penerapan program QA yang dilaksanakan pada enam puskesmas yaitu Tambun, Cibarusah 1, Babelan 1, Sriamur, Tarumajaya dan Kedungwaringin . Hasil Rakerkesda Kabupaten Bekasi Juni 2000 menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakbir tidak ada lagi angka tingkat kepatuhan petugas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran informasi tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan petugas terhadap standar ANC pada enam puskesmas di Kabupaten Bekasi, tahun 2000. Penelitian ini mengunakan disain Cross-sectional dengan pendekatan kuantitalif dengan jumlah sample total populasi sebanyak 42 orang petugas pelayanan ANC. Pengumpulan data untuk memperoleh tingkat kepatuhan dilaksanakan dengan mengamati petugas di dalam memeriksa ibu hamil (ANC) dengan menggunakan altar tilik, untuk memperoleh gambaran faktor yang berhubungan dengan kepatuhan, setelah selesai pengamatan, responder di pinta mengisi kuesioner.
Hasil penelitian memperlihatkan pada 42 petugas pelayanan ANC (bidan) yang diteliti maka 66,7% patch; 92,7% sudah pernah mengikuti pelatihan QA; 71,4% merasa disupervisi dengan baik; 95,2% memiliki motivasi baik; 52,4% memiliki pengetahuan baik; 83,3% memiliki beban kerja ringan; 92,7% mengatakan alatnya lengkap dan mengadakan bahwa standar ANC adalah mudah. Dari 7 variabel yang berhubungan dengan kepatuhan petugas, maka hanya variable supervisi yang menunjukkan adanya hubungan bermakna secara terbalik dengan nilai p = 0.036.
Kesimpulan secara umum adalah bahwa tingkat kepatuhan petugas terhadap standar ANC di 6 puskesmas Kabupaten Bekasi belum baik dan disarankan kepada:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi: Agar memperbaiki cara pendekatan supervisi sehingga sesuai dengan pedoman laporan supervisi program QA dengan mengadakan pelatihan/ refreshing. Menekankan kepada kepala puskesmas untuk meningkatkan kegiatan supervisi intern dan menempelkan standar pelayanan pada tempat-tempat pelayanan/pemeriksaan. Menciptakan system reward & punishment yang sesuai dengan kondisi puskesmasnya bagi petugas yang patuh dan dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan. Menyusun ulang uraian tugas para bidan agar tidak saling mengandalkan disertai dengan pengawasan disiplin yang sesuai. Mengadakan rotasi penempatan bidan.
Bagi Departemen Kesehatan: Mengkaji ulang daftar tilik& pedoman yang ada, terutama instrumen untuk mengukur pengetahuan dan motivasi petugas serta penetapan out of point yang diseragamkan bagi semua puskesmas. Menerapkan total quality manajemen di puskesmas tidak hanya quality assurance raja. Mempersiapkan program peningkatan mutu pelayanan di puskesmas yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing (tidak generalisasi) yang dimulai sejak dari perencanaan.Menetapkan standar mutu bagi peralatan puskesmas disertai dengan pengawasan yang sesuai.
Bagi Pusdiklat/Bapelkes: Menata ulang kurikulum pelatihan program QA.Menata ulang proses belajar mengajar terutama proporsi waktu antara teori dan praktek. Menyusun/menyiapkan program pelatihan untuk refreshing/pengayaan tentang program jaminan mutu/QA.Mengadakan evaluasi pasca pelatihan tentang program QA.

Since 1998 Quality Assurance Programmed has been established in public health centers and one of its indicators is compliance rate. Bekasi District Health Office holds this programmed in six public health centers which one , Cibarusah I, Babelan I, Kedungwaringin, Tambun, Tarumajaya and Sriamur, According to Bekasi District Health Office Annual Meeting in June 2000 data about compliance rate of the health providers/midwives since October 1999 has not been available.
This study aims to obtain information about magnitude of compliance rate and its related factors that provide antenatal care in six public health centers in Bekasi District Health Office in 2000. A Quantitative approach using cross sectional design was used in this study comprising 42 samples, which are as a total population_ Data collection has Checklist and questionnaire was used to measure compliance rate and another variables.
The results are 66, 7% comply; 92,7% trained; 71,4% good supervision; 95,2% motivated; 52,4% good knowledge; 83,3% light workload; 92,7% fully facilities and all of them said that the standard is applicable. But only supervision variable was indicate significant correlation with compliance rate with p value = 0.036. Generally, the conclusion was six public health centers in Bekasi show low compliance rate of antenatal care.
So the recommendation for:
Bekasi District Health Office are: refreshing/retraining of midwives to increase supervision approach; increasing internal supervision by Head of public health centre and hang on to the standard; creating reward & punishment system; restating & rotation of midwives.
Ministry of Health is: Reassessment of the Checklist; total quality management implementation in public health centre with local orientation/ local need; standardize of health facilities.
Centre of Education and Training Health are: redesigning of curriculum; redesigning of classes and exercise length of time proportion; preparing refreshing training programmed; QA post training evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T10303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodora Tersiana
"Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 248.000/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Faktor yang sangat mempengaruhi adalah masih rendahnya akses pelayanan ANC yang berkualitas dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, faktor tersebut sesuai dengan salah satu pesan kunci dalam Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah Angka Kematian Ibu (Depkes RI, 2008). Terdapat kesenjangan antara jumlah ibu yang melahirkan pada tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC. 96% ibu mendapat pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan profesional selama kehamilannya hanya 4% yang tidak mendapat pemeriksaan kehamilan, 66% dari ibu tersebut persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan sisanya 32% persalinan ditolong oleh dukun (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih sekitar 75%, sisanya ditolong oleh dukun bayi yang masih menggunakan cara-cara tradisional dan beresiko karena dukun bayi tidak mampu membantu persalinan dengan penyulit yang sangat memerlukan tindakan medis walaupun sudah sangat berpengalaman dalam menolong persalinan (Depkes RI, 2008). Perilaku ibu tersebut sesuai dengan teori Green dan Kreuter (2005) yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor penguat (reiforcing factors) dan faktor pemungkin (enabling factors) dalam pemilihan penolong persalinan walaupun ibu selama kehamilannya telah melakukan pemeriksaan Antenatal Care minimal empat kali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan oleh ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC minimal empat kali di Propinsi NTT tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dan menggunakan data sekunder hasil survei data dasar dukungan sektor kesehatan di NTT tahun 2007. Sumber data dari GTZ dan Puslitkes UI.yang didapat pada bulan Mei 2008. Pengolahan data dilakukan bulan September ?November 2008. Sampel dalam peneliti ini adalah 3326 ibu usia reproduksi (15-49 tahun) yang mempunyai anak berusia tidak lebih dari 5 tahun dan selama kehamilan balita terkecilnya melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal empat kali. Variabel dependen adalah pemilihan penolong persalinan oleh ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC minimal empat kali, variabel iondependen adalah status sosial ibu, status reproduksi ibu, pengetahuan ibu, riwayat ANC ibu selama kehamilan balita terkecilnya, riwayat komplikasi kehamilan, rencana penolong persalinan, pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan kesehatan, dukungan masyarakat terhadap kesehatan ibu selama kehamilan dan persalinannya, kepemilikan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), adanya komunikasi kesehatan dengan suami selama kehamilan, informasi kesehatan yang diterima ibu, jumlah anggota keluarga dan status ekonomi keluarga.
Hasil penelitian mendapatkan hanya 57,7% ibu memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan sisanya 42,3% masih memilih tenaga non kesehatan (termasuk dukun, keluarga, tetangga atau tanpa penolong). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara perencanaan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh pendidikan ibu, kepemilikan buku KIA, jumlah anggota keluarga dan status ekonomi. Ibu yang mempunyai perencanaan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan mempunyai kecenderungan 24 kali lebih besar untuk bersalin pada tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang tidak mempunyai rencana.
Berdasarkan hasil tersebut maka peran tenaga kesehatan sangat penting dalam membantu ibu dan keluarganya agar mampu membuat perencanaan persalinan selama konseling ANC dan dengan salah satu kegiatan dari desa siaga yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang mendorong peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil sehingga ibu dan bayinya selamat.

Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 248 per 100,000 live births (SDKI 2007). The most influencing factor is low density access to qualified Antenatal Care (ANC) service and birth assistancy provided by health workers, which is in accordance to the one of the key messages of Making Pregnancy Safer (MPS) i.e. any birth handled by professional health workers, the higher birth covered by professional health workers, the lower maternal mortality rate (Health Ministry of the Republic of Indonesia, 2008). There is range between the number of mothers birth handled by health workers and the mothers who check their pregnancy through Antenatal Care. It is 96 per 100 of mothers who were checked by health workers; meanwhile only 4 per 100 pregnant mothers who were checked during their pregnancy. 66 per 100 of them were assisted by health workers and 32 per 100 of the rest assisted by dukuns (SDKI 2002-2003).
During 2006, it was only 75 per 100 births covered by Indonesian health workers while the rest was assisted by dukun, provided traditional care, risky as dukuns are not in the capacity to assist birth with difficulty especially whenever the patiences were in need of medical treatment of expert health workers, even dukuns were expert in birth services (Health Ministry of The Republic of Indonesia 2008). Mothers? habits were in accordance with Green and Kreuter theory (Health Ministry of the Republic of Indonesia, 2008) i.e predisposing factors, reinforcing factors and enabling factors to chose birth even during mothers pregnancy they had checked in antenatal care for the minimum of four times
The purpose of the above research is to know the influencing factors to choose birth help of the mothers who passed antenatal care for four times or more in the Province of The East Nusatenggara in 2007. This research is the quantitative Cross Sectional study and using secondary datas as the results of basic data Survey Supporting Health Sector Conducted in 2007 in the East Nusatenggara Province. Sources of the data were GTZ and Health Research Center of University of Indonesia provided by May 2008. Data processing was conducted by September to November 2008. The samples were 3326 mothers of reproduction ages (15 to 49 years old), who had child below 5 years old and as long as the pregnancy the youngest child got pregnant care for four times or more. The dependant variables are choosen birth assistance checked through antenatal care during pregnancy of the youngest child, the history of the pregnant complication of the birth assist plan, decision making to get health help, the community support to the mothers? health during pregnant and health book of mother and child owner, health communication provided by the husband during pregnant, the number of the family members and the family economic status.
The result of the research showed that 57.7 per 100 of choosen mothers without health workers? help (including dukun, family, neighbour or without helper). The result of the statistical test showed that there is the relationship between birth plan helped by healthworkers after controlled by mothers? education, health book of mother and child owner, the number of the family members and the family economic status. Mothers who planned birth helped by health workers had more than twenty four times tendency to helped by health workers than the other who had no birth plan.
Based on the above result, the writer assumes that health workers have vital role to assist mothers and the family enabling them to make birth plan during antenatal care consultancy and consulting to one of the ?desa siaga? activity handled by health workers i.e birth plan program and complication prevention (P4K). The latests push family and community roles to plan safety birth and prepare facing complication for pregnant mother."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
"ABSTRAK
Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup.
Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan.
yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of.
Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test.
The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor.
The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Handayani
"Persalinan prematur diartikan sebagai kelahiran yang lebih awal terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan kurang dari 37 minggu dengan perkiraan berat badan janin kurang <2500gram. Banyaknya kelahiran bayi prematur, menjadi salah satu penyebab kematian pada neonatal. Penelitian ini meneliti hubungan antara kualitas pelayanan antenatal care (ANC) dengan kelahiran bayi prematur di Jabodetabek menggunakan metode case-control. Kelompok kasus adalah ibu dengan bayi prematur, sementara kelompok kontrol adalah ibu dengan bayi aterm. Data dikumpulkan melalui google form dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan melalui editing, coding, entry data, dan cleaning data menggunakan komputer. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pelayanan antenatal care dengan kelahiran bayi prematur, tetapi ada korelasi signifikan antara tingkat pendidikan ibu (SMP dan SMA) dengan kejadian ini. Rekomendasi termasuk peningkatan informasi tentang ANC dan kelahiran prematur di institusi pendidikan serta penelitian lanjutan dengan variabel tambahan dan sampel yang lebih besar.

Premature birth is defined as birth that occurs earlier at a gestational age of more than 20 weeks and less than 37 weeks with an estimated fetal weight of less than 2500 grams. The large number of premature births is one of the causes of neonatal death. This study examines the relationship between the quality of antenatal care (ANC) services and the birth of premature babies in Jabodetabek using the case-control method. The case group was mothers with premature babies, while the control group was mothers with term babies. Data was collected via Google form with purposive sampling. Data analysis is carried out through editing, coding, data entry, and data cleaning using a computer. The results show that there is no significant relationship between the quality of ANC services and the birth of premature babies, but there is a significant correlation between the mother's education level (junior high school and high school) and this incident. Recommendations include increased information about ANC and preterm birth in educational institutions as well as further research with additional variables and larger samples."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriliyanti
"Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup. Risiko kematian ibu selama kebamilan dan persalinan dapat dilrurangi bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan tepat waktu yaitu I kali pada trimester !, I kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan serta mendidik dan memotivasi ibu hamil untuk merawat diri dan mempersiapkan persalinannya. Berdasarkan data SDKI 2002=2003 diketahui jenis pelayanan terbanyak yang dilakukan petugas pada saat melakukan ANC adalah pemeriksaan abdomen dan masih sedikit yang memberikan info tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan menghadapi persalinan. Pelayanan antenatal pada dasarnya merupakan interaksi antara pengguna jasa (ibu hamil) dan penyelenggara pelayanan, sesuai dengan teori Andersen dan Green yang menunjukkan hasil dan manfaat pelayanan yang diterima akan mendorong atau melemahkan perubahan perilaku dalam penggunaan pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal di empat puskesmas (Simpur, Korpri. Pasar Ambon dan Kedaton) Kota Bandar Lampung tahun 2007. Penelitian ini adalah penelition kuantitatif dengan menggunakan desain studi Cross Sectional, dilalrukan pada bulan April 2008 pada 160 o!l!llg ibu yang mempunyai bayi S 6 bulan dan pemah memeriksakan kebamilannya selama bamil ke 4 puskesmas yang terpilib sebagai sampel. Variabel dependen adalah ketemtu!lUl ibu dalam melalrukan antenatal, variabel indapenden adalah kualitas pelayanan antenatal dan variabel kovariat umur, pendidikan, pengetahuan, paritas , pekeljaan, sikap, pengbasilon keluarga, dnkongan keluarga dan kebutuhan ibu untuk melalrukan antenatal. Hasil penelitian mendapaikan 65,0% responden melalrukan antenatal secara temtur, dimana sebanyak 59,4% responden menilai koelitas pelayonon antenatal yang diterimanya sudah baik.
Hasil uji statistik menunjukken ada bubungan antara kualitas pelayonon antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakokan pemeriksaan antenatal setelah dikontrol oleh umur, pendidiken dan sikap terbadap polayanan antenatal, dimana ibu bamil yang menilai koelitas antenatal baik keteraturan melakukan pemeriksaan antenatal bampir 4 kali dibandingkan ibu hamil yang menilai kualitas antenatal buruk. Berdasarkan basil tersebut maka koelitas pelayanan anten?tal perlu ditingkaikan dengan eara memberikan pelatihan teknis tentang antenatal, pelatiban penggunaan buku KlA, pelatiban KIP&K kepada petugas, disamping meningkatkan monitoring pelayanan antenatal sesuai SOP oleh Dinas Kesehatan ke Puskesmas. Selain itu pihak puskesmas harus memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 262 per I00,000 live births. Mother's death risk during pregnancy and delivery can be reduced by providing antenatal care as early as possible and on schedule in which mothers should get antenatal care once in the first and second semester and twice in the last one. The purpose of the examinations during pregnancy is a) to monitor mothers and their fetal conditions regularly followed by interventions needed to correct the abnormality, b) to educate and motivate the mother for taking care of her self and c) to prepare for their delivery. Based on (SDKI) in 2002-2003, most of the health services provided by health workers during antenatal care is abdominal examination. However they provide mothers with less information about the danger signs of pregnancy and delivery preparedness. Basieally antenatal care is an interaction between costumers (pregnant women) and health workers. According to Anderson and Green, the result and the benefit received by costumers will either encourage or weaken them to change their behaviors to get services.
The purpose of this research is to know the correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women?s regularity to attend antenatal care in four public health centers (Simpur, Korpri, Pasar Ambon, Kedaton) in Bandar Lampung City, Lampung Province 2007. This quantitative research used cross-sectional study conducted on April 2008. The samples were 160 mothres having babies below 6 months and never attended the antenatal care in four public health centers afore mentioned above. The dependent variable is the pregnant women's regularity to attend antenatal care while the independent variable is the quality of antenatal care. The co-variant variables are age, education, knowledge. parity, work, attitude, llunily's income, fiunily's suppert and mother's need to attend antenatal care.
The result of this research showed that 65 % respondents attended the antenatal care regularly in which 59.4 % respondents said that the quality of antenatal care was goed. The statistics test showed that there was correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women's regularity to attend antenatal care after controHed by age, education and attitude. Pregnant women attending regular antenatal care programs assumed that the quality of antenatal care was good while those atteoding irregular ones didn't Based on the results above, the writer suggests that quality of antenatal care should be hnproved by giving technical trainings on antenatal, use of mother and children's hook, inter-personal communication & counseling and also monitoring antenatal care based on standerdized operational guidelines by the health office to public health centers. Heallh centers should also provide standerdized hsaith services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Ayu Permatasari
"Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Menurut data profil UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi (2011) Cakupan K1 sebesar 96,8% masih dibawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 97% dan cakupan K4 sebesar 85,2% masih di bawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 95%.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kunjungan pelayanan antenatal care (ANC) dengan jumlah sampel 100 ibu hamil trimester III yang melakukan kunjungan antenatal mulai tanggal 1 November sampai 13 Desember tahun 2012. Pengambilan sampel secara simple random sampling dan data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Pondok Gede yang melakukan kunjungan pelayanan antenatal dengan baik sebanyak 72% dan terdapat 3 variabel yang terbukti bermakna secara statistik dengan variabel dependen yaitu variabel pengetahuan (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), pendidikan (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835) dan dukungan keluarga (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).

Antenatal care is health service by health staff to mother during her gestation, it carried out in accordance with the antenatal care standard. According to profile data at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town (2011) the coverage of K1 is 96,8%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 97% and the coverage of K4 is 85,2%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 95%.
This research was descriptive by design cross sectional. The research aimed to know distribution of factors associate with utilization of antenatal care visit for pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town in 2012. A hundred the 3rd trimester pregnant women from 1st November until 13rd December 2012. Randomly selected as sample of this research who attend to Maternal and Child Health Clinic at the Health Center Pondok Gede. Data collected using questionnaries.
The result of this research showed the 3rd trimester pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town visited antenatal care well is 72%, and only three variables were statistically significant with the dependent variables which are knowledge (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), education (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835), and family support (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulhana Rahmadani
"Angka Kematian lbu (AKI) menurut survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran (GOI & UNICEF, 2000). Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan ekIampsia. Kedua penyebab tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenalal care/ANC)
yang memadai- Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan upaya yang diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan matemal, mencegah dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan ibu hamil. Keputusan seorang wanita hamil melakukan ANC dipengaruhi oleh daya-daya yang menggerakkan dalam dirinya, yaitu motivasi. Peneliti ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil dengan motivasi melakukan antenatal care (ANC). Penelitian ini menggunakan desain desain deskripsi korelatif dan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di Poliklinik Kebidanan RS Haji Jakarta dengan jumlah sampel 88. Instrumen dikembangkan sendiri oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, terdin dari kuesioner demografi (AI) dan kuesioner tentang motivasi (All) Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat dan bivariat. HasiI penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamiI dengan motivasi melakukan ANC."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5464
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Arimah
"Kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 cenderung meningkat, dan kunjungan antenatal (K-4) belum mencapai target. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemanfaatan antenatal care dengan kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2011 - 2012. Menggunakan data sekunder otopsi verbal kematian perinatal. Desain penelitian kasus kontrol. Kasus adalah bayi lahir hidup dan meninggal pada periode 0-7 hari. Kontrol adalah bayi lahir hidup sampai usia 7 hari pada periode sama. Sample kasus 65 dan kontrol 130. Analisis regresi logistik menunjukkan pemanfaatan antenatal yang tidak sesuai mempunyai OR 15,6 (95% CI: 4,1 -60,2) terhadap kematian perinatal setelah di kontrol pendidikan ibu, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, komplikasi kehamilan. Pemanfaatan antenatal perlu ditingkatkan untuk penurunan kematian perinatal.

Number of perinatal mortality in Tulang Bawang tend to have increased in 2012 compared to the previous year, utilization of antenatal care is still below the national target. This study aims to determine the relationship utilization of antenatal care with perinatal mortality in Tulang Bawang in 2011 - 2012. Research using secondary data perinatal death verbal autopsy and was designed a case control study. Case were infants born alive and died during the early neonatal periode (0-7 days), and Controls were infant born and stay alive during that period. Number of cases was 65 and control was subject was 130 calculated. Analysis method used was logystic regression analysis. Theresults showed that the utilization of antenatal care which does not have the appropriate program OR 15.6 (95% CI: 4.1- 60.2) for perinatal mortality after being adjusted by maternal education, parity, birth spacing, birth attendants, and complications of pregnancy. Utilization of antenatal care needs to be improved in order to decrease perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>