Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adityarini
"Acetonitrile is an organic, derivative of carboxylic acid, and toxic compound. This compound has been widely used in pharmaceutical and chemical industries. Nowadays, there are more interests in acetonitrile-degrading microbes for their potential in chemical syntheses and biological detoxification of nitrile-containing wastes.
The aim of this study were to isolate, select, and characterise the isolate from industrial effluents which has the best degrading capability and its acetonitrile-degrading enzyme. Cultures were grown on mineral medium with microelements and acetonitrile was added as sole source of energy, carbon, and nitrogen. Analysis to characterise the acetonitrile-degrading enzyme had been conducted with whole cells of the selected isolate. Decreasing of acetonitrile concentration and formation of its degrading products were determined by gas chromatography and ammonia analysis was done by Nessler's method.
Isolate D5, identified as Corynebacterium sp., was able to grow on high concentration acetonitrile (up to 5 % v/v) and exhibited the highest specific growth rate (p) among 29 isolates which could grow on acetonitrile. When Corynebacterium D5 grew on 2 % (vlv) acetonitrile, the doubling time was 6 hours 40 minutes, the specific growth rate (p.) was 0.1 h-1, and the acetonitrile decreasing rate was 3.99 mM/h. Increasing of acetonitrile concentration would extend the doubling time, decline the maximum growth and specific growth rate (M), and biomass production. The products of acetonitrile degradation by Corynebacterium D5 were acetamide, acetic acid, and ammonia. The highest maximum growth of Corynebacterium D5 showed when 13-aminopropionitrile was used as a substrate.
Corynebacterium D5 degraded 5 % (v/v) acetonitrile with degrading rate of 0.906 µmol min-' (mg dry weight cells)-'. Corynebacterium D5 hydrolysed acetonitrile by two-step reaction catalysed by nitrile hydratase and amidase. The acetamide forming rate [0.399 pmol min' (mg dry weight cells)-' ] was higher than acetic acid forming rate [0.198 µcool min-' (mg dry weight cells)'' ] and the maximum acetamide concentration formed (about 239 mM) was also higher than maximum acetic acid concentration formed (about 145 mM). Nitrite hydratase activity of Corynebacterium D5 was found to be higher than amidase activity. Maximum nitrite hydratase activity was found out at pH 6 and at 30 °C, while maximum amidase activity was found out at pH 7 and up to 60 °C the activity still increase. Nitrite hydratase of Corynebacterium D5 was totally inhibited by 5 mM Hg2+, whereas amidase was slightly inhibited by 10 mM Co2+."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y.B. Subowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Malika
"Permasalahan remaja, baik yang berdampak buruk terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya, tenis mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan adanya kekhasan karakteristik perkembangan remaja yang menipakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini, seorang remaja diharapkan mampu memenuhi tugas perkembangan yang ada dan menyelesaikan konflik dalam beberapa aspek hidupnya agar mampu mencapai keseimbangan psikologis dan membentuk jati diri yang utuh. Salah satu aspek tersebut, yang sekaligus mampu membimbing aspek-aspek lain dalam perkembangan remaja adalah aspek ideologi yang diantaranya berupa agama.
Penelitian ini bertujuan unuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami remaja beserta faktor-faktor yang berperan di dalamnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga atau pihak-pihak yang telah dan akan melakukan bimbingan atau intervensi lainnya dalam rangka membantu perkembangan remaja, khususnya pada aspek agama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subyek sebanyak 4 orang siswa kelas 2 dan kelas 3 SMU, dalam rentang usia 16-17 tahun, yang beragama Islam. Alasan pemilihan tersebut adalah untuk memperkecil rentang usia dan mendapatkan kesamaan latar belakang agama antar subyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keberagamaan yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini (lebih dari dua orang) adalah religious awakening (peningkatan keberagamaan), religious douht (keraguan beragama) dan changes in religious beliefs (perubahan dalam keyakinan beragama). Sedangkan changes in religious observances (perubahan dalam ritual agama) terlihat secara jelas hanya pada 1 subjek dan increase in religious tolerance (peningkatan toleransi beragama) muncul pada 2 orang subjek. Adapun faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan keberagamaan, yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, keluarga (bagian dari faktor sosial), dan faktor personal. Sedangkan peer (teman sebaya), sekolah dan budaya sebagai bagian lain dari faktor sosial hanya berperan bagi 1 atau 2 subjek. Begitupun halnya dengan peran dari pengalaman maupun kebutuhan-kebutuhan yang tidak teipenuhi.
Penelitian ini akan lebih baik dan lebih kaya hasilnya jika ruang lingkup penelitian diperluas, misalnya latar belakang agama yang lebih heterogen. Selain itu, rentang usia yang beragam yaitu remaja awal dan remaja akhir juga dapat dilakukan untuk mendapatkan perbandingan mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami beserta faktor-faktor yang berperan dalam di dalamnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeva Rosana
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T6477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian isolasi dan seleksi bakteri termofilik
penghasil xilanase dari sumber air panas di desa Batukuya, Kabupaten
Serang, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Bioindustri (LTB), BPP Teknologi, Serpong. Penelitian bertujuan
memperoleh isolat bakteri termofilik yang manghasilkan xilanase termostabil
dan mengetahui konsentrasi substrat dan pH optimum produksi xilanase dari
isolat bakteri tersebut. Isolasi diawali dengan regenerasi sampel yang telah
disimpan selama 18 bulan pada suhu -85° C menggunakan medium cair
LB+xilosa. Isolasi, purifikasi dan penghitungan indeks aktivitas xilanase
dilakukan pada medium padat LB+xilan (oat spelt). Isolat yang diperoleh
dihitung indeks aktivitas xilanolitiknya (IAX) dengan cara mengukur diameter
koloni dan diameter zona bening. Produksi xilanase dilakukan selama 24
jam; suhu 55° C; 150 rpm menggunakan medium cair LB + xilan dengan
variasi konsentrasi substrat 0,2%; 0,35%; 0,5%; 0,65% dan 0,8% (g/ml) dan
variasi pH 5, 6, 7, 8 dan 9. Enzim kasar yang diperoleh dihitung aktivitas,
kadar protein dan aktivitas spesifiknya. Hasil yang diperoleh hanya satu
isolat, yaitu isolat Bky/9/4a yang memiliki rerata IAX sebesar 3,09. Isolat
Bky/9/4a mencapai aktivitas xilanase dan aktivitas spesifik optimum pada
masa inkubasi 16 jam, sedangkan kadar protein relatif tetap selama masa
inkubasi. Produksi xilanase dengan variasi konsentrasi substrat mencapai aktivitas optimum pada konsentrasi 0,5% (8,85 U/ml), sedangkan produksi
xilanase dengan variasi pH mencapai aktivitas tertinggi pada pH 6 (16,64
U/ml). Hasil analisis statistik ANOVA pada α=0,05 menunjukkan bahwa
variasi konsentrasi substrat dan pH yang diuji tidak berpengaruh terhadap
aktivitas xilanase dan kadar protein."
Universitas Indonesia, 2007
S31435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Faika Dwiyanti
"Tubuh kita memerlukan asam lemak essensial, yang dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak essensial
tersebut. Salah satu bahan makanan yang mengandung asam lemak
essensial adblah kacang panjang {Vigna sesquipedalis). Tetapi, kacang
panjang juga mengandung enzim lipoksigenase yang mengkatalisis reaksi
oksidasi asam linoleat oleh oksigen menjadi hidroperoksida. Senyawa ini
bersifat tidak stabil dan dapat dioksidasi lebih lanjut m^nghasilkan senyawasenyawa
yang menimbulkan ketengikan dan mempunyai dampak negatif bagi
kesehatan. Oleh karena itulah, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi
enzim lipoksigenase dari kacang panjang serta menentukan aktifitas enzim
tersebut sebagai biokatalisator pada reaksi oksidasi asam linoleat. Juga
dilakukan penentuan kondisi optimum reaksi, yaitu pH dan suhu inkubasi
optimum. Purifikasi enzim yang telah diisolasi dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu fraksionasi dengan ammonium sulfat, dialisis, dan kromatografi penukar
anion DEAE Sellulosa. Berdasarkan hasil pengukuran, ternyata aktifitas
spesifik enzim lipoksigenase meningkat mulai dari tahap ekstraksi (0,226
U/mg), fraksionasi dengan ammonium sulfat 60-90 % (0,418 U/mg), sampai
dialisis (0,523 U/mg). Aktifitas enzim meningkat secara tajam setelah
dilakukan kromatografi 350,6 U/mg (puncak I) dan 177,1 U/mg (puncak II). Sedangkan untuk kondisi optimum reaksl diperoleh pH optimum pada pH 9,0
dan suhu inkubasi optimum pada 30° C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisda Apriani
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB- BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032 U/ml)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB-
BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan
isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi
enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi
enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan
dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan
dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi
N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan
indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh
isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi
enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan
suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi
enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa
produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032
U/ml)."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>