Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asrizal Tatang
"ELCB mulai digunakan di Indonesia pada tahun 1980-an, yaitu dipasang pada instalasi perumahan dengan tegangan sistem 220 volt. tanpa megetahui terlebih dahulu tingkat sensi ti vi tas dan efektifitas kerjanya dalam melidungi dari bahaya terkena sengatan listrik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ELCB yang beredar di pasaran dapat bekerja secara efektif untuk melindungi dari bahaya kematian akibat listrik. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 3 sampel ELCB yang beredar di pasaran kemudian dicoba diteliti dengan Cara memasangkannya pada rangkaian simulasi listrik dan perumahan dengan tegangan sistem 220 .V satu fasa. Didapat beberapa besaran arus bocor dan tegangan sentuh yang terdeteksi oleh ELCB untuk memutuskan sumber daya listrik jika terjadi kontak satu kutub ke tanah. Hasil dari hasil penel i ti an ter nyata salah satu ELCB dapat bekerja dengan efektif memutuskan daya listrik jika arus bocor yang terdeteksi 21.5 mA dengan tahanan tubuh manusia 3000 Ohm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmahwati
"yok kardiogenik yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh penurunan kinerja miokard yang parah dan mengakibatkan penurunan curah jantung hingga hipoperfusi organ akhir. Pemberian resusitasi cairan pada manajemen awal syok kardiogenik menjadi tantangan klinis karena seringkali sulit dinilai dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Sehingga, salah satu cara untuk mengetahui efektivitas resusitasi cairan dengan syok kardiogenik adalah dengan pemantauan hemodinamik pasien menggunakan tekanan arteri rata-rata/mean arterial pressure (MAP). Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. A berusia 74 tahun dengan diagnosis syok kombinasi kardiogenik dan intervensi utama yaitu pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) untuk mengukur efektivitas resusitasi cairan. Hasil implementasi pemantauan MAP menunjukkan MAP dapat menjadi pengukuran efektivitas resusitasi cairan pada status sirkulasi pasien dengan syok kardiogenik. Perawat dapat menggunakan pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) sebagai salah satu pengukuran efektivitas resusitasi cairan.

Cardiogenic shock that occurs in a person can be caused by a severe decrease in myocardial performance and result in a decrease in cardiac output to end organ hypoperfusion. Providing fluid resuscitation in the initial management of cardiogenic shock is a clinical challenge because it is often difficult to assess and can vary over time. Thus, one way to determine the effectiveness of fluid resuscitation in cardiogenic shock is to monitor the patient's hemodynamics using the mean arterial pressure (MAP). The method in this scientific work is a case study in clinical of emergency nursing at RSUI. The patient being managed is Mr. A is 74 years old with a diagnosis of combined cardiogenic shock and the main intervention is monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) to measure the effectiveness of fluid resuscitation. The results of implementing MAP monitoring show that MAP can be a measure of the effectiveness of fluid resuscitation on the circulation status of patients with cardiogenic shock. Nurses can use monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) as one measure of the effectiveness of fluid resuscitation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
"Tesis ini menganalisis dampak goncangan perekonomian dunia (external shock) terhadap indikator makroekonomi Indonesia (output, inflasi dan nilai tukar riil efektif) serta analisis atas efektivitas kebijakan moneter Bank Indonesia melalui penerapan suku bunga (BI Rate) menggunakan model Structural VAR yang dikembangkan oleh Eric Parrado (2001). Penulisan tesis ini terutama dilatarbelakangi oleh dampak kenaikan harga minyak dunia dan krisis finansial global 2008. Menggunakan data time series bulanan yang terdiri dari variabel domestik (output, tingkat harga, suku bunga domestik, jumlah uang beredar dan nilai tukar riil efektif) serta variabel dunia (harga minyak dunia dan suku bunga dunia) dengan rentang periode observasi 2004:12 sampai 2009:12.
Hasil IRF dan FEVD menunjukkan bahwa external shock harga minyak dunia memiliki pengaruh yang signifikan dan langsung terhadap variabel nilai tukar riil efektif yang ditransmisikan melalui jalur transmisi nilai tukar (exchange rate channel) serta shock suku bunga dunia mempengaruhi peningkatan suku bunga domestik. Kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia masih cukup efektif untuk mempengaruhi tingkat harga, memperkuat nilai tukar dan juga memperhatikan pencapaian pertumbuhan ekonomi. Analisis monetary condition index (MCI) mengindikasikan bahwa stance kebijakan moneter Bank Indonesia selama periode 2005:7-2009:12 dapat dikatakan secara umum adalah tepat.

This thesis analyze worldwide economy convulsion impact (external shock) to Indonesian macroeconomic indicators (output, inflation and real effective exchange rate) as well as analyze of the effectiveness of monetary policy through the implementation of Indonesian Cental Bank interest rate (BI Rate) using the Structural VAR model developed by Eric Parrado (2001 ). Mainly motivated by the impact of increasing world oil prices and global financial crisis in 2008. Using monthly time series data consisting of domestic variables (output, prices, domestic interest rates, money supply and real effective exchange rate) and world variables (oil prices and world interest rates) with the range of the observation period 2004:12 to 2009: 12.
The IRF and FEVD results indicates that external shock of world oil price has significant and direct influence to real effective exchange rate variables which transmitted through exchange rates transmission channel (exchange rate channel) furthermore the world interest rate shock affects the domestic interest rate increases. Monetary policy gone pursued by Indonesia Central Bank still effective enough to influence level of price, strengthens exchange rates as well as paying attention to the achievement of economic growth. The analysis of monetary condition index (MCI) indicates that the monetary policy stance of Bank Indonesia during the period 2005:7-2009:12 in general can be said is correct.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27788
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rizki Nur Widana
"ABSTRAK
From Prada to Nada 2009 adalah sebuah film drama romantis mengenai dua saudara perempuan manja yang harus pindah dari Beverly Hills ke lingkungan orang-orang Meksiko di Los Angeles timur. Artikel ini berfokus pada perjuangan-perjuangan dan perubahan-perubahan yang terkait dengan tahapan-tahapan kejutan budaya yang dihadapi oleh kedua saudara perempuan dan orang-orang Meksiko sepanjang perjalan mereka. Dengan menggunakan teori Oberg mengenai tahapan-tahapan kejutan budaya, artikel ini bertujuan untuk menemukan sebab-sebab dan akibat-akibat yang dimiliki kejutan budaya terhadap dua saudara perempuan dan orang-orang Meksiko melalui dialog, adegan, dan interaksi kedua budaya yang dihadirkan dalam film ini.

ABSTRACT
From Prada to Nada 2009 is a romantic drama movie about the two spoiled sisters who have to move from Beverly Hills to Mexicans neighborhood in East Los Angeles. This article is focusing on the struggles and changes related to the stages of culture shock that the two sisters and Mexicans face throughout their journey. By using Oberg rsquo;s theory of the stages of culture shock, this article aims to uncover the causes and effects that the culture shock has toward the two sisters and Mexicans through the dialogue, scene, and both cultures interaction which are presented in the movie."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
"ABSTRAK
Penatalaksanaan klien dengan gangguan jiwa tidak terlepas dari empat peran perawat dalam merawat klien yaitu peran sebagai pelaksana, pendidik, pengelola dan peneIiti. Selain ke empat peran perawat tersebut juga harus didukung dengan kemampuan komunikasi yang terapeutik dari searang perawat. Sehingga dapat mendasari terjadinya perubahan perilaku klien, dan keterIibatan emosional klien dalam menjalankan terapi yang dilakukannya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan secara holistik, khususnya peran perawat dalam terapi somatik dan terapi psikofarmaka yang diberikan pada klien. Pada makalah ini akan dibahas peran perawat dalam terapi somatik (ECT) dan terapi psikofarmaka, khususnya peran perawat sebagai pelaksana dan pendidik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Royyan Azizi
"Keberadaan perusahaan dalam sebuah industri erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk bertahan terhadap shock yang terjadi, terutama pada perusahaan yang memiliki kewajiban kredit. Salah satu shock yang tersebut diantaranya krisis yang terjadi pada periode 2008-2009. Dengan menggunakan metode probability pada data rata-rata dari periode sebelum krisis sampai setelah krisis, penelitian ini membuktikan dengan adanya beban kewajiban kredit yang diproxy dengan rasio pembayaran bunga pinjaman mendorong kelompok perusahaan tertentu untuk bertahan.

The existence of a company in an industry closely related to the ability to withstand the shock that occurs, especially at companies that have credit obligations. One of such shock is the crisis that occurred in the period 2008 2009. By using the probability method on average data from the period before the crisis until after the crisis, this study proves the existence of the credit obligations proxied by the ratio of interest rate loans payment encourage certain group companies to survive."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T49743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Fathoni Aziz
"Manuver u-turn oleh kendaraan berat memiliki waktu tempuh serta dampak terhadap lalu lintas berbeda dengan manuver u-turn oleh kendaraan ringan disebabkan perbedaan karakteristik antara kedua tipe kendaraan tersebut, sehingga analisis mengenai dampak manuver u-turn oleh kendaraan berat secara spesifik diperlukan. Teori shock wave dipilih sebagai pendekatan analisis pada penelitian ini karena dianggap lebih cocok digunakan untuk menganalisis dampak manuver u-turn pada jalan dengan lalu lintas kendaraan berat yang tinggi dibandingkan dengan pendekatan lain seperti tundaan dan tingkat layanan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis panjang antrian akibat manuver u-turn kendaraan berat pada jalur asal serta pada jalur tujuan kendaraan berat yang melakukan u-turn untuk berbagai kondisi komposisi kendaraan berat dan rasio kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn.
Dalam metodologi penelitian ini, data panjang antrian diperoleh dari hasil simulasi lalu lintas mikroskopik menggunakan VISSIM, di mana model lalu lintas mikroskopik yang digunakan pada simulasi dikalibrasi serta divalidasi menggunakan data lapangan yang didapatkan dari survei di salah satu bukaan median Jalan Marunda Bidara, Jakarta Utara. Berdasarkan tujuan penelitian, variabel bebas, terikat, dan terkontrol yang digunakan yaitu komposisi kendaraan berat (%KB), panjang antrian, serta arus kendaraan dari hulu yang melintas dalam skr dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan manuver u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn (%KB u-turn) secara berturut-turut.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa di bukaan median yang lalu lintas u-turn kendaraannya didominasi oleh kendaraan berat, pada jalur asal kendaraan berat yang melakukan u-turn, apabila komposisi arus kendaraan berat dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur tersebut diketahui, maka panjang antrian dapat dirumuskan dengan model linier. Sedangkan pada jalur tujuan kendaraan berat yang melakukan u-turn, panjang antrian tidak dapat dirumuskan berdasarkan komposisi arus kendaraan berat dan rasio jumlah kendaraan berat yang melakukan u-turn terhadap jumlah seluruh kendaraan berat yang melintas pada jalur asal kendaraan yang melakukan u-turn.

U-turn manuvers by heavy vehicles have travel times and effects towards traffic that differ from that of light vehicles due to the differences in the characterstics of the two vehicle types, therefore an analysis on the effects of u-turn manuvers by heavy vehicles specifically is deemed necessary. Shock wave theory has been chosen as the approach for analysis in this study due to it being considered more suitable for analyzing the impact of u-turn maneuvers on roads with high heavy vehicle traffic compared to other approaches such as delay and level of service. The purpose of this study is to analyze the lengths of queues caused by heavy vehicle u-turn manuvers on the u-turning heavy vehicles’ initial and final carriageways for various heavy vehicle compositions and ratios of u-turing heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the initial carraigeway.
In the methodology of this study, queue length data is obtained from the results of microscopic traffic simulation using VISSIM, where the microscopic traffic model used for simulations is calibrated and validated using field data from one of the median openings on Jalan Marunda Bidara, North Jakarta. Based on the purpose of the study, the free, bound, and control variables used are heavy vehicle composition (%KB), queue length, and upstream traffic volume in pcu along with the ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the u-turning heavy vehicles’ initial carriageway (%KB u-turn), respectively.
Based on the analysis, it can be concluded that, on median openings where the u-turn traffic is dominated by heavy vehicles, on the initial carriageway of u-turning heavy vehicles, if the heavy vehicle composition and the ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the carriageway are known, the queue length can be formulated with a linear model. Whereas on the final carriageway of u-turning heavy vehicles, the queue length cannot be formulated based on heavy vehicle composition and ratio of u-turning heavy vehicles to total heavy vehicles passing through the carriageway
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Akbar
"Latar Belakang: Pasien sakit kritis dengan sepsis biasanya menerima volume cairan yang sangat besar menyebabkan balans cairan positif yang sangat signifikan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan kardiak output, tekanan darah sistemik, dan perfusi ke ginjal. Kondisi ini juga ternyata berkaitan dengan angka survival yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rumatan dini norepinefrin dapat mengurangi pemberian cairan dan mencegah overload pada resusitasi pasien syok septik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis acak tidak tersamar dengan subjek penelitian adalah pasien dewasa yang masuk di unit perawatan intensif dan instalasi rawat darurat dari Januari- November 2020 yang didiagnosa dengan syok septik. Terdapat dua kelompok perlakuan, kelompok norepinefrin dini dan kelompok resusitasi cairan 30 ml/kgBB. Dilakukan penilaian terhadap rasio albumin kreatinin urin, peningkatan nilai serum kreatinin, rasio PaO2/FiO2, dan tekanan intraabdominal pada saat diagnosa syok septik ditegakkan, 3 jam dan 24 jam setelah perlakuan diberikan. Data diolah dalam menggunakan perangkat SPSS.
Hasil: Berdasarkan analisis didapatkan perbedaan yang bermakna untuk semua variabel penelitian pada kelompok perlakuan resusitasi cairan dibandingkan dengan kelompok norepinefrin. Jumlah pemberian cairan pada kelompok norepinefrin dini rata-rata adalah 2198,63 ml, lebih sedikit dibandingkan pada kelompok resusitasi cairan 30 ml/kgBB dengan rata-rata 3999,30 ml, uji Chi Square p = 0,000. Dengan membandingkan hasil pengukuran terhadap nilai pengukuran awal pada kedua kelompok, overload cairan sangat berisiko terjadi pada kelompok resusitasi cairan 30 ml/kgBB. Didapatkan hubungan yang bermakna pada rasio albumin kreatinin urin, peningkatan nilai serum kreatinin, rendahnya rasio PaO2/FiO2 dan peningkatan tekanan intraabdominal dengan pemberian resusitasi cairan 30 ml/kgBB yang menunjukkan risiko terjadi overload cairan (OR 48,273 ; CI 95% = 16,708-139,472, OR = 73,381 ; CI 95% = 19,955-269,849, OR = 12,225 ; CI 95% = 5,290-28,252, dan OR = 32,667 ; CI 95% = 10,490-101,724).
Kesimpulan: Pemberian norepinefrin dini dapat mengurangi pemberian cairan dan mencegah overload pada resusitasi pasien syok septik

Background: Critically ill patients with sepsis usually receive a very large volume of fluids causing a very significant positive fluid balance in an effort to meet the needs of cardiac output, systemic blood pressure, and perfusion to the kidneys. This condition also turns out to be associated with poor survival rates. The aim of this study was to determine whether early maintenance of norepinephrine can reduce fluid administration and prevent overload in the resuscitation of patients with septic shock.
Methods: This study is a randomized, non-blind clinical trial with the subject of the study being an adult patient diagnosed with septic shock who were admitted to the intensive care unit and emergency care unit from January to November 2020 who were diagnosed with septic shock. There were two treatment groups, the early norepinephrine group and the 30 ml/kgBW fluid resuscitation group. An assessment of the urinary albumin to creatinine ratio, increased serum creatinine value, PaO2/FiO2 ratio, and intraabdominal pressure at the time of diagnosis of septic shock was established, 3 hours and 24 hours after the treatment was given. The data is processed using the SPSS device.
Results: Based on the analysis, it was found that there were significant differences for all study variables in the fluid resuscitation group compared to the norepinephrine group. The amount of fluid administration in the early norepinephrine group averaged 2198.63 ml, less than that in the 30 ml / kgBW fluid resuscitation group with an average of 3999.30 ml, Chi Square test p = 0.000. By comparing the measurement results against the initial measurement values in the two groups, fluid overload was very risky in the 30 ml / kgBW fluid resuscitation group. There is a significant relationship between the urinary albumin to creatinine ratio, the increase in the serum creatinine value, the low PaO2/FiO2 ratio and the increase in intraabdominal pressure with the provision of 30 ml/kgBW fluid resuscitation which indicated the risk of fluid overload (OR 48.273; 95% CI = 16.708-139.472, OR = 73,381; 95% CI = 19,955-269,849, OR = 12,225; 95% CI = 5,290-28,252, and OR = 32,667; 95% CI = 10,490-101,724).
Conclusion: Early norepinephrine administration can reduce fluid administration and prevent overload in the resuscitation of patients with septic shock.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bina Akura
"Insidens insufisiensi adrenal pada pasien renjatan sepsis dilaporkan sekitar 40-65. Sitokin IL-1 dan IL-6 dapat menstimulasi sekresi kortisol sedangkan TNF-? serta MIF berperan dalam menghambat pembentukan kortisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran IL-1, IL-6, TNF-? dan MIF dalam terjadinya insufisiensi adrenal relatif pada renjatan sepsis.Penelitian eksperimental dilakukan di laboratorium FKH IPB berlangsung selama 6 bulan April-September 2015 . Model anak babi yang dipakai berumur 6-8 minggu dengan berat badan 5-10 kg. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling dengan total n = 20. Anak babi diberikan infus endoktoksin dengan dosis 50 ug/kg BB. Sampel darah untuk analisis IL-1, IL-6, TNF-?, MIF, ACTH, kortisol, 17 OHP, DHEA, androstenedion diambil sebelum pemberian endotoksin dan tiap 15 menit hingga terjadi renjatan sepsis, kemudian dilakukan uji synacthen. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan pada kelenjar adrenal, hipofisis, dan hipotalamus.Dari 19 anak babi yang dianalisis mengalami renjatan sepsis dalam waktu 60 menit. Karakteristik sampel tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok. Kadar IL-6 pada kelompok IAR dibandingkan dengan kelompok tanpa IAR berbeda bermakna pada menit ke-45 0,65 0,5-4,32 pg/dL vs. 0,54 0,51-0,61 pg/dL , p = 0,008 . Kadar IL-1 antara kelompok IAR dibandingkan kelompok tanpa IAR tidak berbeda bermakna. Kadar TNF-? pada kelompok IAR dibandingkan dengan kelompok tanpa IAR berbeda bermakna pada menit ke-15 1862,5 327,9-4511,14 pg/dL vs. 155,38 24,67-394,10 pg/dL , p = 0,002 dan menit ke-30 4295,76 246,9-5913,37 pg/dL vs. 422,90 101,05-4129,42 pg/dL , p = 0,007 . Kadar MIF kelompok IAR dibandingkan dengan kelompok tanpa IAR berbeda bermakna pada saat renjatan sepsis 25,28 18,45-30,64 ng/dL vs. 11,30 7,1-15,14 ng/dL p = 0,003 . Pemeriksaan imunohistokimia hanya pada hipotalamus yang menunjukkan pewarnaan terhadap IL-1, IL-6, TNF-? dan MIF pada kelompok dengan IAR. Pada renjatan sepsis dan insufisiensi adrenal relatif kadar TNF-? meningkat pada menit-menit awal, kemudian kadar IL-6 meningkat kemudian serta terakhir kadar MIF meningkat pada saat renjatan sepsis. Kadar IL-1 tidak terdapat perbedaan antara kedua kelompok. Kata kunci: IL-1, IL-6, insufisiensi adrenal relatif, MIF, renjatan sepsis, TNF-?

Incidence of adrenal insufficiency in septic shock ranged between 40 ndash 65 . The mechanism of relative adrenal insufficiency in septic shock is caused by inflammatory mediators. This study aimed to identify the role of IL 6, IL 1 in stimulating ACTH and cortisol release, and the role of TNF and MIF in inhibiting the level of ACTH and cortisol in septic shock with relative adrenal insufficiency RAI in order to develop guidelines for relative adrenal insufficiency marker.Experimental study was conducted in Veterinary Faculty, Bogor Agricultural Institute for 6 months Apri ndash September 2015 . Piglet models Sus scrofa aged 6 ndash 8 weeks weighing 5 ndash 10 kg. Consecutive sampling was used with total 20 piglets. Piglet models were given 50 ug kg endotoxin infusion Escherichia coli O111 B4 Sigma chemical, St. Louis, MO, USA . Blood sample for analysis of IL 1, IL 6, TNF , MIF, ACTH, cortisol, 17 OHP, DHEA, androstenedione was collected before endotoxin administration and every 15 minutes until septic shock occurred. Piglet models were monitored using PiCCO monitor. Stimulation test was then performed using synthetic corticotropin Synacthen and blood sample was collected again along with immunohistochemistry examination of the adrenal, pituitary and hypothalamus glands.From 19 study subjects analized, all subject had septic shock in 60 minutes. Study subject characteristics in each group were similar. The level of IL 6 at 45 minutes had a significant different compared to the group without RAI 0.65 0.5 ndash 4.32 pg dL vs. 0.54 0.51 ndash 0.61 pg dL , p 0.008 . The level of IL 1 during septic shock were not significantly different between both groups. The level of TNF in RAI group had significant different compared to the group without RAI at 15 minutes 1862.5 327.9 ndash 4511.14 pg dL vs. 155.38 24.67 ndash 394.10 pg dL , p 0.002 and at 30 minutes 4295.76 246.9 ndash 5913.37 pg dL vs. 422.90 101.05 ndash 4129.42 pg dL , p 0.007 The level of MIF in group with RAI during septic shock had a significant different compared to the group without RAI t 25.28 18.45 ndash 30.64 ng dL vs. 11.30 7.1 ndash 15.14 ng dL , p 0.003 . Immunohisto chemistry staining of IL 1, IL 6, TNF , and MIF was observed only in the hypothalamus glands of the RAI group. In septic shock and relative adrenal insufficiency, TNF increased in earlier minutes, then IL 6 increased and later MIF increased in septic shock condition. IL 1 level had no difference increment for both group.Keywords IL 1, IL 6, MIF, relative adrenal insufficiency, septic shock, TNF"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>