Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elza Ibrahim
"Karsinoma sel skuamosa mulut merupakan akibat dari akumulasi perubahan-perubahan pada pembangkit dan penghambat jalur seluler. sedang karsinogenesis adalah suatu proses multitahap dimana pada serangan awel menimbulkan mutest gen- gen proliferasi dan tahap berikutnya menimbulkan lebih banyak lagi mutasi gen. Karsinoma sel skuamosa mulut merupakan suatu Jenis tumor mallgnan yang paling sering terjadi di rongga mulut, perkembangan tumor ini terjadi akibat terdapatnya ketidakseimbangan antara proliferasi dan apoptosis serta tidak atau kurang berfungsinya gen supresor metastasis. Pada penelitian ini, telah dilakukan pulasan imunohistokimia terhadap 33 kasus-kasus karsinoma sel skuamosa mulut dengan hasil terdapatnya positif/tes sebanyak 63,6% terhadap antibodi anti PCNA dari Santa Cruz (gen penande prolifarasi). Agaknya masih terlalu awal untuk mengambil kesimpulan yang lebih terarah pada penelitian ini, mengingat masih harus diteruskan perhitungan-perhitungan dan uji kemaknaan statistiknya, dalam upaya menguak karakteristik blologik karsinogenesis KSSM di Indonesia."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Tongue squamous cell carcinoma, a relatively requent malignancy in the oral cavity has a great tendency to metastasize to regional lymph nodes that worsens the prognosis of the disease. The anti metastasis gene NM23, encodes a 17 KD cytoplasmic and nuclear proteins has shown controversy behaviour as metastatic suppressor in human cancer. An observational study using immunohistochemical staming method with LSAB (-) technique was conducted on 41 paraffin block specimens to show the relationship between significance of the expression of NM23 protein as a marker for cancer metastasis and the staging, cancer grading and the positive regional head and neck lymph nodes. Statistical significance of difference was evaluated using Chi square test (p<0.01). The result showed that there was an inverse relationship between expression of NM23 protein and the cancer grading as well as frequency of the positive regional head and neck lymph nodes supporting the role of NM23 as metastasis suppresor factor that may be useful for predicting tongue squamous cell carcinoma metastasis."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Robi Sahara
"Latar Belakang: Gen p21 adalah mediator aktivitas supresor tumor p53 dimana gen p21 C98A memiliki peran dalam perbaikan DNA dan apoptosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran polimorfisme p21 C98A pada penderita karsinoma sel skuamosa kepala leher dan sampel individu sehat di Indonesia.
Metode: Penelitian ini dianalisis dengan metode PCR-RFLP menggunakan 50 sampel penderita KSSKL dan 50 sampel individu sehat.
Hasil: Genotip CA adalah variasi yang paling dominan pada penderita KSSKL dan individu sehat.
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan secara bermakna antara polimorfisme genetik p21 C98A dengan penderita KSSKL.

Background: p21 gene is a mediator of p53 tumor suppressor activity where p21 C98A genes have a role in DNA repair and apoptosis. This study aims to describe polymorphism p21 C98A of head and neck squamous cell carcinoma and healthy control in Indonesia.
Methods: This study was analyzed by PCR RFLP method using 50 samples of HNSCC patients and 50 samples of healthy control.
Results: Genotype CA is the most common variations occurred in HNSCC patients and healthy control.
Conclusion: There is no significant difference distribution between genetic polymorphisms p21 C98A with HNSCC patient samples.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birril Qudsi
"belakang: Karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) adalah salah satu kanker yang paling umum dijumpai dengan angka survival 52.0% yang tidak meningkat secara bermakna walaupun tatalaksana kanker ini terus berkembang. Cornulin merupakan protein spesifik untuk sel skuamosa yang penting dalam diferensiasi epitel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rendahnya ekspresi cornulin berhubungan dengan gambaran klinikopatologi dan survival yang lebih buruk dibandingkan dengan ekspresi tinggi. Oleh karena sifatnya yang spesifik dan belum ada penelitian mengenai ekspresi cornulin sebagai faktor prognosis di Indonesia, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara ekspresi cornulin dan survival pada pasien dengan KSSRM.
Tujuan: Mengetahui potensi cornulin sebagai penanda biologis survival pada pasien dengan KSSRM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif yang dilakukan dari periode Juni 2021 sampai dengan Mei 2022. Populasi penelitian ini merupakan pasien dengan diagnosis KSSRM yang ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis dan menjalani terapi di Divisi Bedah Onkologi Departemen Ilmu Bedah RSCM periode Januari 2015 – Mei 2020. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk mengetahui ekspresi cornulin dan skor imunihistokimia ditentukan menggunakan immunoreactive score (IRS). Skor IRS < 6 berarti ekspresi rendah dan ≥ 6 berarti ekspresi tinggi. Analisis statistik univariat, bivariat, dan survival dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS.
Hasil: Cornulin tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan survival pada pasien dengan KSSRM. T, N, dan stadium memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan survival pada pasien dengan KSSRM dengan nilai p masing-masing adalah 0.001, 0.040, dan 0.001. T dan N memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan ekspresi cornulin pada pasien dengan KSSRM, dengan nilai p masing-masing adalah 0.034 dan 0.030.
Kesimpulan:Cornulin sebagai protein penanda biologis KSSM tidak dapat menjadi prediktor dari survival pasien dengan KSSM.

Background: Oral squamous cell carcinoma (OSCC) is one of the most common cancers with a 52.0% survival rate which does not increase significantly even though the management of this cancer continues to develop. Cornulin is a specific protein for squamous cells that is important in epithelial differentiation. Previous studies have shown that low cornulin expression is associated with worse clinicopathological features and survival compared to high cornulin expression. Due to its specific nature and no research on cornulin expression as a prognostic factor has been done in Indonesia, the author is interested in knowing the relationship between cornulin expression and survival in patients with OSCC.
Objective: To determine the potential of cornulin as a biological marker for survival in patients with OSCC.
Methods: This study used a retrospective cohort study design that was conducted from June 2021 to May 2022. The population of this study were patients with OSCC diagnosis confirmed by histopathological examination and undergoing therapy at the Division of Surgical Oncology, Department of Surgery, RSCM for the period January 2015-May 2020. Immunohistochemical examination was performed to determine the expression of cornulin and the immunohistochemical score was calculated using the immunoreactive score (IRS). IRS score < 6 means low cornulin expression and ≥ 6 means high cornulin expression. Univariate, bivariate, and survival statistical analyses were performed using SPSS software.
Results: Cornulin did not have a statistically significant relationship with survival in patients with OSCC. T, N, and stage had a statistically significant relationship with survival in patients with SCC with p values ​​of 0.001, 0.040, and 0.001, respectively. T and N had a statistically significant relationship with cornulin expression in patients with OSCC, with p-values ​​of 0.034 and 0.030, respectively.
Conclusion: Cornulin as a biological marker protein of OSCC cannot be a predictor of the survival of patients with OSCC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamto
"Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas di rongga mulut, merupakan penyakit degeneratif, sebagian besar penderitanya di atas usia 40 tahun. Sedangkan insiden hanya sebagian kecil di bandingkan keganasan yang lain, menempati urutan ke sembilan dari seluruh tumor tubuh manusia, peringkat pertama diduduki tumor servik.
Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui frekuensi dan distribusi penderita karsinoma sel skuamosa berdasarkan umur, jenis kelarnin, lokasi, dan pemeriksaan histopatologi di Bagian Bedah Mulut RSCM, RSP AD, dan RSU Tangerang yang merupakan lahan pendidikan FKG UI serta untuk mengetahui kaitan antara bentuk tumor karsinoma sel skuamosa dart diagnosis klinis dengan basil pemeriksaan histopatologi.
Penelitian ini merupakan observasi penderita karsinoma sel skuamosa secara deskriptif analitik yang berobat atau dirujuk ke Bagian Bedah Mulut RSCM, RSPAD, dan RSU Tangerang.
Dari hasil pengamatan ternyata 43 kasus penderita karsinoma sel skuamosa ternyata bahwa frekuensi terbanyak berlokasi di mukosa bukal dan lidah, wanita lebih banyak dibanding pria sedangkan umur 41 sampai 50 tahun merupakan penderita yang paling banyak ditemukan dan bentuk klinis tumor dan dibuktikan tidak berpengaruh terhadap diagnosis histopatologi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanny
"Latar belakang Kanker rongga mulut dan mulut (termasuk karsinoma sel skuamosa rongga mulut/KSSRM) secara kolektif tetap menjadi kanker paling umum ke-16 di dunia. Karena kecenderungan stadium lanjut selama diagnosis, kelangsungan hidup pasien KSSRM sangat buruk. Tumor infiltrated lymphocytes (TILs) yang diekspresikan diperkirakan mempengaruhi kelangsungan hidup pasien KSSRM, termasuk CD8 + dan TIL lainnya. Tujuan Untuk menentukan ekspresi CD8+ dan TILs dalam sel KSSRM dan hubungannya dengan overall survival (OS) dan progression-free survival (PFS) pasien KSSRM. Metode Penelitian ini merupakan analisis kelangsungan hidup dengan menggunakan desain kohort retrospektif pada pasien KSSRM yang datang ke Rumah Sakit Umum Nasional Cipto Mangunkusumo, Indonesia, dari Januari 2017 hingga Desember 2021. Kriteria inklusi penelitian adalah pasien KSSRM dengan diagnosis histopatologi, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien dengan data yang tidak lengkap atau tidak tersedianya sampel. Ekspresi CD8+ dan TIL diukur melalui perhitungan manual pada program Image J® pada pewarnaan imunohistokimia. OS dan PFS dianalisis menggunakan grafik Kaplan-Meier dan analisis cox-regression. Hasil Sebanyak 42 subjek dilibatkan dalam penelitian ini. Rata-rata OS adalah 10,83+1,268 bulan, sedangkan rata-rata PFS adalah 9,74+1,229 bulan. OS 2 tahun adalah 21,4%, sedangkan PFS adalah 19%. Ekspresi CD8+ yang lebih tinggi terkait dengan OS dan PFS yang lebih baik, sedangkan ekspresi TIL yang lebih tinggi terkait dengan PFS yang lebih baik. Kesimpulan. Ekspresi CD8+ dan TIL yang lebih tinggi dalam sel kanker terkait dengan kesintasan yang lebih baik pada pasien KSSRM.

Background Oral cavity and mouth cancer (including oral cavity squamous cell carcinoma (OCSCC) collectively remain the 16th most prevalent cancer in the world. Due to the tendency of advanced stage during diagnosis, the survival of OCSCC patients is abysmal. The connection of OCSCC and expressed tumor infiltrated lymphocytes (TILs) is thought to affect the survivability of the OCSCC patients, including CD8+ and other TILs. Aim To determine the expression of CD8+ and TILs in OCSCC cells and their relationship with overall survival (OS) and progression-free survival (PFS) of OCSCC patients. Methods This study is a survival analysis using retrospective cohort design on OCSCC patients who came to Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Indonesia, from January 2017 to December 2021. The inclusion criterion of the study was OCSCC patients with histopathological diagnosis, while the exclusion criteria were patients with incomplete data or unavailability of the samples. The expression of CD8+ and TILs were measured by manual counting of cells using ImageJ® on immunohistochemistry staining. The OS and PFS were analyzed using Kaplan-Meier graph and cox-regression analysis. Result A total of 42 subjects were included in this study. The average OS was 10.83+1.268 months, while the average PFS was 9.74+1.229 months. The 2-years OS was 21.4%, while PFS was 19%. Higher CD8+ expression was related to better OS and PFS, while higher expressed TILs was related to better PFS. Conclusion Higher CD8+ and TILs expressions in cancer cells are related to better survivability in OCSCC patients. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Kusuma Astuti
"Latar Belakang: p73, homolog p53, diketahui memiliki kemampuan serupa dalam menekan pertumbuhan tumor. Protein p73 diekspresikan dalam berbagai level pada sel kanker dan jaringan normal yang berbeda. Belum diketahui bagaimana pola ekspresi protein p73 pada KSSRM dan pada jaringan mukosa mulut normal.
Tujuan: Mengetahui profil protein p73 pada KSSRM tipe mutant p53 dan jaringan mukosa mulut normal berdasarkan berat molekul protein.
Metode: Ekstrak protein dari HSC-3 dan HSC-4 serta jaringan mukosa normal dianalisa dengan teknik SDS PAGE untuk mendeteksi protein p73 berdasarkan
berat molekulnya.
Hasil:. pita protein p73 pada HSC-3 lebih tebal daripada HSC- 4. Terdapat variasi profil protein p73 pada mukosa mulut normal dengan pita protein tebal (8/17) dan sedang (5/17).
Simpulan: Terdapat perbedaan profil protein p73 antara HSC-3 dan HSC-4 berkaitan dengan tingkat protein p53 dan SNP pada kodon 72. Kebanyakan sampel jaringan mukosa memperlihatkan ketebalan pita protein p73 yang cukup tinggi.

Backround: p73, the homolog of p53, has a similar ability in tumor suppression. p73 protein expressed at a different level in various cancer cells and normal tissues. Profile of p73 protein in mutant p53 OSCC cell line and normal human oral mucosa have not been known.
Objectives: To observe p73 protein profile in mutant p53 OSCC cell lines and normal human oral mucosa.
Methods: The extracted protein of HSC-3 and HSC-4 cell lines and normal mucosal tissues were analyzed with SDS PAGE to detect p73 protein based on the molecular weight.
Results:. The band of p73 protein in HSC-3 shows a higher density compared to its density of HSC-4. A thick p73 protein band was shown on 8/17 of normal mucosal tissues while medium level of p73 protein band was shown on 5/17.
Conclusion: The protein profile between HSC-3 and HSC-4 were different related with p53 protein and SNP on codon 72 of each samples. Most of mucosal tissues shows a quite high density of p73 protein bands.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frisky Amanda Putri
"Pendahuluan: Gen Interleukin 6 IL-6 merupakan gen yang mengkode protein sitokin yang menjaga homeostasis imun dan memainkan peran penting dalam inflamasi dan patogenesis berbagai penyakit. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, polimorfisme pada promoter gen IL-6 dibuktikan memiliki hubungan bermakna dengan risiko terjadinya karsinoma sel skuamosa regio kepala dan leher.
Tujuan: Mendeteksi polimorfisme gen IL-6 -174G/C pada penderita karsinoma sel skuamosa populasi Indonesia.
Metode: Metode PCR-RFLP dilakukan pada 85 sampel penderita KSSKL dengan enzim restriksi Nla III yang divisualisasi dengan elektroforesis.
Hasil: Polimorfisme gen IL-6 -174G/C ditemukan pada sampel yang diteliti sebesar 2.3.
Kesimpulan: Polimorfisme genetik interleukin 6 meningkatkan risiko KSSKL di populasi Indonesia.

Introduction: Interleukin 6 IL 6 gene encodes a cytokine protein which maintains immune homeostasis and plays essential roles in inflammation and diseases rsquo pathogenesis. In previous studies, polymorphism of interleukin 6 gene promoter was found significantly associated with the head and neck squamous cell carcinoma risk.
Objectives: To detect the polymorphism of IL 6 174G C in Indonesian head and neck squamous cell carcinoma HNSCC patients.
Methods: PCR RFLP method was used to analyze 85 samples of HNSCC patients, using Nla III restriction enzyme and the results were visualized by electrophoresis.
Results: IL 6 174G C gene polymorphisms were found in the studied samples 2.3 .
Conclusion: IL 6 174G C gene polymorphisms increased the risk of HNSCC in Indonesian population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Rizky Putri
"

Pendahuluan: Karsinoma rongga mulut adalah keganasan tersering ke-6 di Asia. Mayoritas pasien karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) di RSCM datang dalam kondisi lanjut. Namun belum ada studi yang meneliti mengenai kesintasan penyakit ini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesintasan KSSRM di RSCM berdasarkan stadium klinis AJCC ke-8.

Metode: dilakukan studi analisis kesintasan secara retrospektif dengan menggunakan data pasien KSSRM yang didiagnosis di Divisi Bedah Onkologi RSCM pada tahun 2014-2018. Luaran pasien didapatkan dari rekam medis dan menghubungi pasien via telepon. Data dianalisis menggunakan metode Kaplan-Meier.

Hasil: Mayoritas pasien adalah laki-laki (perbandingan laki-laki:perempuan adalah 1,03:1) dengan rerata usia  51,12±13,821 tahun. Tumor ditemukan paling banyak di daerah lidah (72,8%) dan kebanyakan pasien didiagnosis pertama kali pada stadium IV (83,4%). Kesintasan keseluruhan satu dan dua tahun adalah 58,6% dan 43,1%, dengan kesintasan spesifik-penyakit adalah 66,9%. Kesintasan satu dan dua tahun terendah adalah pada kelompok stadium IV (53,5% dan 36,1% secara berurutan). Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kesintasan dan stadium klinis pada studi ini.

Simpulan:  Kesintasan KSSRM yang rendah di RSCM menunjukan tingginya patient delay. Penapisan dan edukasi mengenai penyakit ini dibutuhkan untuk meningkatkan angka kesintasan.

 


Introduction: Oral cancer carcinoma is the 6th most frequent malignancy in Asia. In Cipto Mangunkusumo Hospital, most patient comes in late stage. Yet, there is no survival study available for this disease in our country.

Objectives: This study aims on revealing the survival rate oral squamous cell carcinoma (OSCC) patients in Cipto Mangunkusumo based on the 8th AJCC staging.

Methods: We performed a retrospective survival analysis study from a database of OSCC patients diagnosed at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2014-2018. Follow-up details were updated from medical record and by phone calls. Data was analysed using the Kaplan-Meier method.

Results: Majority of the patients were male (male-to-female ratio was 1.03:1) with the mean age was 51,12±13,821 years old. Tumors occurred mostly in the tongue (72,8%), and most patients were initially diagnosed as stage IV (83,4%). The one and two year overall survival rate were 58,6% and 43,1%, with a disease-specific survival rate was 66,9%. The worst one and two year survival rate was found constantly in the stage IV group (53,5% and 36,1%, consecutively). Though there was no statistically significant association between overall survival and clinical staging in this study (p>0,05).

Conclusion: The low OSCC survival rate in Cipto Mangunkusumo Hospital indicated a high level of patient delay. Screening and education regarding this disease are needed to increase the survival rate.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justisia Nafsi Yunita
"Latar Belakang: Perubahan genetik pada p53 menyebabkan imortalisasi dan kecenderungan sel bertransformasi menjadi neoplasma. Imortalisasi ini berhubungan dengan pemeliharaan panjang telomer oleh telomerase. hTERT adalah komponen kunci telomerase yang aktivitasnya ditekan oleh p53.
Tujuan: Menganalisis profil protein hTERT pada sel galur KSSRM HSC-3 dan HSC-4 serta jaringan mukosa mulut normal. Metode: Profil protein hTERT dianalisis menggunakan teknik SDS-PAGE dan Gel Doc, Quantity One.
Hasil: Protein hTERT diekspresikan oleh sel galur KSSRM mulut tipe HSC 3 dan HSC 4 serta 2 dari 17 sampel protein jaringan mukosa mulut normal.
Simpulan: Protein hTERT yang diekspresikan oleh sel galur KSSRM berhubungan dengan kondisi mutan p53. Adanya ekspresi protein hTERT pada jaringan mukosa mulut normal diperkirakan karena adanya sel keratinosit dan infiltrasi sel hematopoietik.

Backround: Genetic alteration on p53 allows cellular immortalization and predisposes cells to neoplastic transformation. This immortalization is related to telomere length maintenance by telomerase. hTERT is a key component of telomerase, which activity is suppressed by p53.
Objectives: To analyze the hTERT protein profile in HSC-3 and HSC-4 OSCC cell lines and normal human oral mucosa tissue. Methods: SDS-PAGE and Gel Doc, Quantity One were used for analyzing hTERT protein profile.
Results: hTERT protein expressed in HSC-3 and HSC-4 OSCC cell lines and 2/17 protein samples of normal human oral mucosal tissues.
Conclusion: hTERT protein that was expressed by OSCC cell lines is related to their status of mutant p53. The existing of hTERT protein on normal human oral mucosas tissue may be caused by keratinocyte cells and infiltrated hemapoietic cells."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>