Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Gayatri
"Pada Lansia, masalah inkontinensia urin merupakan masalah yang sering terjadi. Prevalensi inkontinensia urin di komunitas pada orang yang berumur lebih dari 60 tahun berkisar 15-30 % dan angka kejadian pada wanita dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria (Appleby, 1995). Menurut Wetle, et all (1995) kemungkinan Lansia bertambah berat inkontinensia urinnya 25-30% saat berumur 65-74 tahun. Di Indonesia data tentang Lansia dengan masalah inkontinensia urin belum ada, sehingga prevalensi pasti tentang hal tersebut tidak diketahui. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya laporan dari Lansia tentang masalah ini sehingga petugas kesehatan tidak menyadari adanya masalah ini. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa rata-rata sampel mempunyai pandangan bahwa inkontinensia urin merupakan bagian dari proses penuaan tetapi mereka yakin bahwa inkontinensia urin dapat disembuhkan. Dampak yang dirasakan oleh responden antara lain; merasa kurang percaya diri, malu menemui orang lain, sehingga mereka tidak ingin melakukan perjalanan jauh. Apabila mereka harus pergi keluar rumah sering membatasi minum agar tidak merepotkan bila sedang berkemah. Rasa malu dan menganggap masalah ini bukan sebagai sesuatu yang serius serta anggapan bahwa inkontinensia urin merupakan bagian dari proses penuaan menyebabkan mereka tidak pernah menanyakannya pada petugas kesehatan. Pada responden mempunyai tingkat pemahaman tentang inkontinensia urin yang tinggi akan segera mencari pertolongan pada tenaga kesehatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada lansia, masalah inkontinensia urin di komunitas pada orang yang berumur lebih dari 60 tahun dan angka kejadian pada wanita dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalah inkontinensia urin pdaa lansia mempunyai dampak psikologis seperti rasa kurang percaya diri, malu menemui orang lain, takut keluar, dan tidak ingin melakukan perjalanan jauh. Peningkatan prevalensi malah inkontinensia urin dapat dicegah apabila ada pemahaman tentang inkonstinensia urin sebelum seseorang memasuki usia yang lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pemahaman tentang inkontinensia urin dengan keinginan untuk sembuh."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harjo Saksomo Bajuadji
"TUJUAN PENELITIAN : Mengetahui proporsi SIU pada kehamilan dan pasca persalinan dan mengetahui pengaruh usia, paritas, berat lahir bayi, cara lahir, episiotbmi, ruptur perineum, ekstraksi, dan riwayat SIU saat hamil terhadap perubahan proporsi SIU pasta persalinan.
DISAIN STUDI : kohort prospektif
TEMPAT STUDI : RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta
SUBYEK : Seluruh wanita yang menjalani persalinan di RSCM periode Januari-Juni 2004 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia mengikuti studi ini
KELUARAN UTAMA : kejadian styes inkontinensia urin saat kehamilan, 6 minggu post partum dan 3 bulan post partum.
HASIL : Angka kejadian sires inkontinensia urin sebesar 37,1% terjadi saat kehamilan, 34,1% 6 minggu post partutn dan 27,75% 3 bulan post partum. Faktor multiparitas memegang peranan penting dalam peningkatan kejadian styes inkontinensia urin saat kehamilan dengan RR 9.16 U1K 95% 4,83-17,41 ; p<0,001), Proporsi stres inkontinensia urin saat kehamilan pada multiparitas lebih tinggi dibandingkan dengan primiparitas (64,96% : 7,09% ; p
KESIMPULAN : Kejadian sires inkontinensia urin saat kehamilan dan post partum cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terdapat peningkatan angka kejadian stres inkontinensia urin saat kehamilan dan post partum. Persalinan perabdominam kemungkinan dapat menjadi faktor pencegah kejadian SIU pasta persalinan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Yanto Puji Irianto
1999
LP 19 (4) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Fajar Marta
"ABSTRAK
Tingkat Kesesuaian Dan Penerimaan Subjek Terhadap Uji Pembalut 20 Menit Dibandingkan 60 Menit Sebagai Metode Pengukuran Derajat Keparahan Inkontinensia Urin Tipe TekananKadek Fajar Marta, Fernandi MoegniDivisi uroginekologi dan rekonstruksi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia AbstrakMengingat prevalensi yang tinggi dan efek negatif dari SUI maka perlu dilakukan penanganan yang tepat. Pemilihan terapi sangat tergantung dari penilaian derajat keparahan SUI yang diderita. Diperlukan suatu metode akurat yang secara objektif dapat mengukur derajat keparahan SUI sehingga terapi dapat diberikan secara tepat. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen silang sehingga hanya memerlukan satu kelompok sampel yang akan menjadi pembanding bagi dirinya sendiri. Pasien SUI yang terdiagnosis di Poliklinik Uroginekologi Cipto Mangunkusumo, General Hospital, Jakarta, Indonesia dan memenuhi kriteria inklusi, mendapatkan dua kali uji pembalut yaitu uji pembalut 20 menit kemudian uji pembalut 60 menit atau sebaliknya dengan selisih jangka waktu satu minggu dan akan diwawancarai menggunakan kuisioner pada setiap uji pembalut selesai dikerjakan. Kuisioner ini dibuat oleh peneliti dan sebelum digunakan ke subjek penelitian, dilakukan uji coba pada 5 orang pasien perempuan yang didiagnosis SUI. Hasil Kappa R = 0,84 yang menunjukkan uji pembalut 20 menit memiliki uji kesesuaian yang baik dengan uji pembalut 60 menit. Pada tingkat kepuasan didapatkan 25 responden 83,3 mengatakan puas pada uji pembalut 20 menit, bahkan 5 responden 16,7 mengatakan sangat puas. Sedangkan pada uji pembalut 60 menit, 3 responden 10 mengatakan kurang puas dan sisanya mengatakan puas. Terdapat kesesuaian yang baik antara pemeriksaan uji pembalut 20 menit dan 60 menit dalam menilai derajat keparahan inkontinensia urin. Pada pemeriksaan uji pembalut selama 20 menit didapatkan persentase subjek yang menyatakan puas dan sangat puas lebih tinggi dibandingkan dengan uji pembalut selama 60 menit. Kata kunci: Uji pembalut 20 menit, uji pembalut 60 menit, tingkat kesesuaian dan penerimaan subjek

ABSTRACT
Level of agreement and Acceptance of 20 Minute versus 60 Minutes Sanitary Pad Test as a Method of Measuring Severity Degree of Stress Urinary IncontinenceKadek Fajar Marta, Fernandi MoegniUrogynecology Reconstruction Surgery Division, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia AbstractLevel of agreement and Acceptance of 20 Minute versus 60 Minutes Sanitary Pad Test as a Method of Measuring Severity Degree of Stress Urinary IncontinenceGiven the high prevalence and negative effects of SUI is necessary to do the appropriate treatment. Selection of therapy depends on the assessment of the severity of SUI. An accurate method is needed which can objectively measure the severity of SUI so that therapy can be administered appropriatelyThis study used cross-experimental design so that it only requires one sample group that will be compared to itself. The subject are SUI patients in Urogynecology Polyclinic Cipto Mangunkusumo, General Hospital, Jakarta, Indonesia and met the inclusion criteria. Two times sanitary pad test was obtained, the first test was 20 minutes pad test and then followed with 60 minutes pad test or vice versa within one-week period. Subjects will be interviewed using questionnaire at the end of each pad test. The questionnaire was prepared by the researcher and a trial was performed on 5 patients prior the use to the subject of the study.Results Kappa R = 0.84 indicating that a 20-minute sanitary pad test had a good level of agreement to 60-minute. On the level of satisfaction, 25 respondents 83,3 stated that they were satisfied with 20 minute pad test and 5 respondents 16,7 stated that they were very satisfied. On the other hand, 3 respondents 10 stated that they were less satisfied with the 60-minute sanitary pad test, and the others was satisfied.There is a good agreement between the 20 minute and 60 minute sanitary pad test in assessing the severity of urinary incontinence. Compared to 60 minutes sanitary pad test, 20 minutes pad test obtained higher percentage of subject rsquo;s satisfaction. Keywords: 20 Minutes Sanitary Pad Test, 60 Minutes Sanitary Pad Test, Stress Urinary Incontinence
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evi Aulia
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut mahasiswa untuk berfikir kritis, aktif dan berani mengeluarkan ide juga pendapat. Instansi pendidikan harus mampu memfasilitasi kebutuhan pembelajaran, salah satunya dengan mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan modifikasi yang tepat. Metode pembelajaran yang diterapkan di Fakultas Ilmu Keperawatan UI adalah Collaborative Learning dengan modifikasi kelompok penugasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa terhadap kelompok penugasan dengan tingkat pemahaman terhadap mata kuliah yang diberikan.
Metodologi yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling keseluruhan populasi mahasiswa FIK UI ekstensi 2005 sebanyak 91 orang, kemudian data di analisa dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kelompok penugasan dengan tingkat pemahaman mahasiswa FIK UI program ekstensi 2005 terhadap mata kuliah p value < 0,000.
Peneliti menyarankan perlu diadakan penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel yang lebih representatif tidak hanya mahasiswa ekstensi tapi juga mahasiswa reguler, sehingga hasilnya Iebih mungkin untuk digeneralisasi. Peneliti juga menyarankan agar dilakukan penelitian yang dapat membandingankan antara dua perguruan tinggi yang telah menerapkan metode pembelajaran Collaborative Learning dengan modifikasi lebih spesifik.

Technology and science developed rapidly leading student to think critically, active and able to propose ideas. Education institution had to be able to facilitate learning need, one of the way by developing effective learning method and appropriate modification. Learning method there was developed in Nursing Faculty of Indonesian University is Collaborative Learning by modify the assignation group. The aim of this research is to identify relationships between student perception to assignation group with understanding level to the lesson given.
Design used in this research is correlative descriptive with total sample are 91 extention student 2005 in Nursing Faculty of Indonesian University. The result of this research concluding that there is significance relationships between assignation group with student understanding level in extention student 2005 Nursing Faculty of Indonesian University to lesson (p value 0,000).
The researchers suggest other equal research need to be conducted with more representative sample not merely in extention student but also in regular student thus enable to generalizing the result. Researchers also suggest another research perfomed to compare between two University that applied Collaborative Learning method with more specific modification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5489
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setiarini
"Tidak ada yang menyangkal bahwa industri telekomunikasi nasional merupakan industri yang bukan hanya strategis melainkan juga melakukan peluang bisnis yang besar, ditengah keterpurukan berbagai sektor industri lain justru makin banyak pebisnis yang ikut terjun kedalam bisnis telekomunikasi. SATELINDO-IM3 salah satu leader market selular harus selalu memperhitungkan setiap kompetitor operator baru yang masuk, berbagai cara dilakukan untuk menambah jumlah subsciber dan meningkatkan pendapatan melalui pemakaian. GPRS salah satu bentuk inovasi teknologi baru diharapkan menjadi solusi dari kedua pennasalahan perusahaan.
Teori pelaku konsumen menyatakan pengambilan keputusan suatu produk diawali adanya pemanuhan kebutuhan dan keinginan (Glen L.Urban, 2000; Kotler, 2001; Sutisna, 2003). Dimensi Persepsi, memori dan keterlibatan konsumen membentuk informasi yang dipercaya oleh konsumen dalam pemakaian (John C. Mowen , 2001; Loudon, 1993; Djaslim Saladin 2002; Sutisna, 2003)
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan apakah pemakaian GSM dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan dan informasi yang dimiliki individu terhadap GPRS ? Metode yang digunakan adalah survey cross sectional dengan sifat penelitian eksplanatif dan deskriptif pada pelanggan SATELINDO-IM3 di regional Jabotabek. Sampel dipilih secara Snowball dan didapat 147 responden.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara kebutuhan, keinginan dan informasi tentang GPRS yang dimiliki konsumen terhadap pemakaian GSM. Dimana variabel bebas keinginan menyumbangkan kontribusi yang terbesar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Anggraeni
"ABSTRAK
Inkontinensia urin sering ditemukan pada 50% wanita yang berusia dibawah 60. Yang terbanyak adalah inkontinensia urin jenis tekanan (IUT) sebesar 49%. Diketahui bahwa kelemahan otot dasar panggul merupakan salah satu penyebab inkontinensia urin jenis tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kekuatan otot dan ketebalan otot levator ani dengan keluhan IU-T pada perempuan. Penelitian ini menggunakan desain Comparative Cross Sectional dengan melibatkan wanita yang berkunjung di poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan kelompok studi adalah subyek dengan tes batuk positif sedangkan kelompok kontrol adalah subyek dengan tes batuk negative. Data yang diperoleh berupa hasil anamnesis, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID), pemeriksaan fisik (POPQ), tes batuk. perineometer, dan USG. Sampel berjumlah 82 orang. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara ketebalan otot levator ani terhadap kejadian IUT dengan median ketebalan otot levator ani 0,63 cm (range 0,31-1,02 dan p=0,897). Sedangkan kekuatan otot levator ani terhadap IUT memiliki median 19,5 (range 4,6-88,6 dan p=0,001). Pada analisis multivariat didapatkan bukti bahwa secara murni IUT, prolap dan usia tidak mempunyai pengaruh bermakna terhadap kekuatan otot levator ani dengan nilai p masing-masing 0,243; 0,844; 0,903.

ABSTRACT
Urinary incontinence is often found in 50% of women under the age of 60. The most common is pressure type urinary incontinence (IUT) of 49%. It is known that pelvic floor muscle weakness is one of the causes of pressure type urinary incontinence. This study aims to examine the relationship between muscle strength and levator ani muscle thickness with IU-T complaints in women. This study uses a Comparative Cross Sectional design by involving women visiting the Obstetrics and Gynecology clinic of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo with the study group were subjects with positive cough tests while the control group were subjects with negative cough tests. The data obtained in the form of history taking, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID), physical examination (POPQ), cough test. perineometer, and ultrasound. A sample of 82 people. The results of this study found no significant difference between the levator ani muscle thickness to the incidence of IUT with the median levator ani muscle thickness 0.63 cm (range 0.31-1.02 and p = 0.897). While levator ani muscle strength against IUT has a median of 19.5 (range 4.6-88.6 and p = 0.001). In multivariate analysis it was found that purely IUT, prolapse and age had no significant effect on the strength of levator ani muscles with a p value of 0.243 each; 0.844; .903."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Lina Herida
"Inkontinensia urin merupakan masalah yang umum terjadi pada periode nifas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas ?paket latihan mandiri? terhadap pencegahan inkontinensia urin pada ibu nifas di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan rancangan pre-post test with control group. Sampel dengan tekhnik consecutive sampling, melibatkan 74 ibu pada periode nifas. Kejadian inkontinensia urin kelompok intervensi menurun dari 44,4% menjadi 16,7% setelah intervensi sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 36,8% menjadi 44,7% (p= 0,02; α= 0,05). Berdasarkan hasil studi ini, direkomendasikan agar rumah sakit membuat program kelas prenatal dengan latihan mandiri sebagai salah satu komponen untuk pencegahan inkontinensia urin sejak kehamilan.

Urinary in continence is common and troublesome in postpartum periode. This research aimed to know the Effectiveness of“self exercise package” to prevent of urine incontinence in postpartum periode at Bogor. The study was used a quasi experimental design with control group pretest-posttest. The sample utilized consecutive sampling involved 74 womens in postpartum periode. The proportion of urine incontinence in the intervention group decreased from 44,4% to 16,7% and in the control group increased from 36,8% to 44,7% (p= 0.02; α= 0.05). This result study recommended to hospital, that it is need to make the programme of prenatal class with self exercise package to prevent urine incontinence."
Akademi Keperawatan Mitra Keluarga Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>