Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leola Dewiyani
"Secara rasional tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan, dalam hal ini return. Karena investasi yang dilakukan mengandung unsur ketidakpastian maka, investor harus mempertimbangkan fakto-faktor risiko. Menurut CAPM satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam menjelaskan return adalah beta (risiko sistimatik), dimana pengaruh beta terhadap return tersebut adalah positip. Tetapi dalam berbagai studi empiris di Amerika terjadi berbagai kontradiksi pada model CAPM di atas, yaitu ada beberapa kasus yang tidak dapat diterangkan oleh CAPM. Berbagai studi tersebut menemukan bahwa hubungan antara beta dan return saham adalah lemah. Selain itu, temyata terdapat faktor-faktor lain selain beta (size perusahaan, rasio market to book (MUSE) dan price earning ratio (PER)) yang mempengaruhi return saham. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa selain beta, terdapat faktor-faktor lain yang dapat digunakan sebagai pengukur dari risiko saham.
Berkaitan dengan pengujian CAPM. maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara beta (risiko pasar), size (kapitalisasi pasar), market to book value (ME/BE) dan price earning ratio (PER) terhadap expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini adalah yang pertama di Indonesia yang berusaha menyelidiki faktor faktor yang mempengaruhi expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta mulai periode observasi Januari 1994 hingga Desember 1996. Data yang diambil dari populasi tersebut merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bapepam dan Laporan Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih seratus perusahaan teraktif tiap tahunnya menurut volume perdagangan (shares) dan sampel tersebut dianalisa dengan menggunakan metode OLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAPM telah gagal dalam memprediksi expected return, karena beta yang seharusnya merupakan satu-satunya faktor yang dapat mengungkapkan return ternyata tidak dapat memperlihatkan 'powernya. Sebaliknya ditemukan dua variabel yang berhubungan dengan expected return yaitu size dan ME/BE. Secara keseluruhan (boo/ea) kedua variabel ini memberikan pengaruh negatip yang tidak linier (dalam logaritma) terhadap return. Akan tetapi secaru tahunan hanyo pengaruh yang diberikan oleh variabel size yang signifikan, sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel ME/BE tidak konsisiten tiap tahunnya. Lebih jauh lagi hubungan antara size dan return secara tahunan dipengaruhi oleh kondisi pasar. Pada kondisi bearish, peningkatan size akan diikuti pula dengan peningkatan return, tetapi apabila kondisinya bullish, saham dengan size kecil akan mempunyai return yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Hal ini konsisten dengan argumen yang menyatakan bahwa size merupakan proksi bagi risiko, karena pada kondisi bearish saham dengan size kecil (risiko tinggi) tentunya akan mengalami penurunan return yang lebih tinggi, sehingga actual return yang terjadi akan lebih rendah dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Sebaliknya pada kondisi bullish, saham yang mempunyai risiko tinggi akan mengalami peningkatan return yang tinggi, sehingga actual return yang dihasilkan akan tinggi pula. Sedangkan pengaruh price earning ratio terhadap return saham-saham di Bursa Efek Jakarta tidak berhasil ditemukan pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krishnadi Wicaksono
"Fenomena dimana Indeks Harga Saham Gabungan mengalami tingkat pengembalian yang sangat berbeda yaitu sangat tinggi apabila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya beberapa kali terjadi di Bursa Efek Jakarta. Fenomena ini salah satunya terjadi pada hari-hari terakhir bulan Desember sampai dengan minggu-minggu pertama bulan Januari. Kejadian atau fenomena inilah yang dikenal dengan "January effect". Fenomena ini tidak hanya terjadi di pasar yang belum efisien seperti di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara lain yang memiliki bursa saham bahkan untuk pasar di Amerika yang sudah sangat efisien.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai January effect telah menunjukkan adanya suatu anomaii pasar pada bulan Januari yang berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya dimana terjadi kenaikkan harga-harga saham yang meningkatkan return yang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai sebab terjadinya fenomena January Effect ini, antara lain adalah teori ketersediaan infonnasi; teori tax-loss selling; teori perilaku investor.
Dalam penelitian ini akan dicari hubungan antara return pasar bulan Januari sebagai variabel terikat dengan return bulan Desember dan beberapa variabel makro sebagai variabel bebas (analisis regresi berganda). Variabel-variabel lain tersebut antara lain Inflasi, SBI, Kurs dan PDB. Pencarian hubungan dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan software E-Views versi 4.1.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama untuk (1) melihat return pasar melalui indikator IHSG pada bulan Januari dari periode I989-2006 di Bursa Efek Jakarta; (2) mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel lain terhadap January effect yang terjadi pada Bursa Efek Jakarta dengan melihat besarnya return pasar pada Bursa Efek Jakarta; (3) menghasilkan bahan pertimbangan bagi investor dalam mengatur strategi berinvestasi menghadapi fenomena January effect tersebut.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun Januari I989 hingga Januari 2006 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel bebas dalam regresi ini adalah return pasar bulan Desember, variabel makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PDB), sedangkan return pasar bulan Januari berlaku sebagai variabeI terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data hares memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi norrnalitas, autokorelasi dan multikolinicritas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui tujuh permodelan yaitu: (1) Regresi return bulan Desemberterhadap return pasar bulan Januari; (2) Regresi Inflasi terhadap return pasar bulan Januari; (3) Regresi SBI terhadap return pasar bulan Januari; (4) Regresi kurs terhadap return pasar bulan Januari; (5) Regresi PDB terhadap return pasar bulan Januari; (6) Regresi variabel Makro (Inflasi, SBI, Kurs dan PUB) terhadap return pasar bulan Januari; (7) Regresi return bulan Desember, Inflasi, SBI, Kurs dan PDB terhadap return pasar bulan Januari.
Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar variabel-variabel lainnya yang merupakan variabel bebas yaitu return Desember, Inflasi, SBI dan PDB yang diujikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari. Hanya variabel Kurs yang memiliki mempengaruhi perubahan return pasar bulan Januari. Sehingga ketika semua variabel-variabeI bebas tersebut diregresi bersamaan terhadap return pasar bulan Januari maka dari basil multi regresi dengan menggunakan software E-Views 4.1 didapat hasil yang tidak signifikan terhadap perubahan return pasar bulan Januari.

For several times, Jakarta Stock Exchange has been undergoing unusual phenomenon in which Composite Index giving return that was so high in certain month compared to other months. This so-called January effect, named after its occurrence on the last days of December up to the first weeks of January, occurred not only in inefficient market as in Indonesia, but can also be found in other counties where the market is efficient such as United States' market.
Previous studies on January effect had shown market anomaly in January, which was different from the preceding months, that stock price increase had provided higher return than it did in other months of the year. There are several theories explaining the grounds of the January effect phenomenon, such as information availability theory, tax-loss selling theory and investor behavior theory.
This study will seek the relationship of market return in January as dependent variable to market return in December and several macroeconomic variables as dependent variables (multi-regression analysis). The macroeconomic variables are inflation, SBI, exchange rate and GDP. Correlation calculation was done through Ordinary Least Square (OLS) using E-Views software version 4.1.
The purpose of this thesis are to (1) observe market return through JSX index in January 1989-2006; (2) acknowledge the effect of macro-economic variables to January effect in JSX by measuring high return in the market; (3) provide opinion to investor in setting investment strategy when facing the January effect phenomenon.
The study conducted is an empirical study with observation period between January 1989 to January 2006 using multi-regression method. Included in independent variables are market return in December and macro-economic variables (inflation, SBI, exchange rate and GDP), whereas market return in January will be treated as dependent variable that will be defined by the independent variables. According to literature, before a model is being set up, data must fulfill several assumptions and free of certain issue. In the study, assumptions that must be fulfilled in a multi-regression model were tested. The assumptions or data to be covered included normality, autocorrelation and multicolinearity.
Multi-regression analysis conducted through seven modeling, which were: (1) regression of market return in December to market return in January; (2) regression of inflation rate to market return in January; (3) regression of SBI rate to market return in January; (4) regression of exchange rate to market return in January; (5) regression of GDP to market return in January; (6) regression of macro-economic variables (inflation, SBI exchange rate and GDP) to market return in January; (7) regression of market return in December, inflation, SBI, exchange rate and GDP to market return in January.
Analysis result showed that most tested independent variables, market return in December, inflation, SBI and GDP, had no significant effect on the adjustment of market return in January. Only exchange rate variable that had impact in market return in January. Therefore, when all independent variables were regressed altogether to market return in January, multi-regression result using E-views 4.1 software showed no significant correlation to adjustment market return in January."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Komariyati
"Sehubungan dengan keputusan investasi yang rnenyangkut masa akan datang yang sifatnya tidak pasti, maka terdapat resiko untuk mendapatkan return yang diharapkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati atau melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi expected return di Bursa Efek Jakarta. Pengamatan dilakukan dari tahun 1994 sampai dengan 1995. Faktor-faktor atau variabel-variabel bebas yang digunakan antara lain Beta, DER (Financial Leverage), Operating Leverage, Type of business, Size (ME) dan rasio ME/BE.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan model regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor atau variabel yang paling signifikan dan konsisten adalah DER dan size (ME). Hal ini menunjukkan bahwa expecetd return suatu saham sangat dipengaruhi oieh financial leverage dan size saham, sedangkan variabel-variabel bebas lainnya masih bersifat sementara (temporer) atau dalam keadaan tertentu dapat mempengaruhi expected return, dan untuk keadaan yang lain hasilnya tidak signifikan.
Adanya faktor-faktor eksternal yang tidak diikutsertakan dalam pengujian, tentunya mempunyai pengaruh yang kecil atau besar terhadap variabel-variabel tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan hasil pengujian, dimana arah atau tanda yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada variabel Operating leverage yang mempunyai hubungan yang negatip terhadap expected return, walaupun hasilnya signifikan.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Marcia Tjandrawijata
"Penelitian ini membahas tentang terjadinya disposition effect dan pengaruhnya terhadap momentum saham di Indonesia. Disposition effect adalah kecenderungan investor untuk menjual saham winners terlalu cepat dan menahan saham losers terlalu lama. Momentum adalah salah satu anomali yang diamati di asset pricing, di mana return saham selalu berkelanjutan selama tiga hingga 12 bulan (jika positif, akan terus positif, jika negatif, akan terus negatif selama rentang waktu tersebut). Penelitian ini menggunakan data transaksi harian investor 30 security broker di Bursa Efek Indonesia dan data saham LQ45 selama tahun 2010-2013. Hasil dari penelitian ini membuktikan keberadaan disposition effect pada para investor dari 30 security brokers di Indonesia dan bahwa momentum tidak terdapat di Indonesia. Ketidakberadaan momentum ini dapat disebabkan oleh pemilihan saham yang likuid, karena saham yang likuid cenderung efisien.

This paper analyses behavioral finance phenomenon known as disposition effect and its impact on stock momentum in Indonesia. Disposition effect is investor's tendency to sell winning stocks too early and hold losing stocks too long. Momentum is one of the anomalies observed in asset pricing, where stock return is continuous for three to twelve months (if the return is positive, it will keep on being positive, and vice versa). This research uses daily transaction data of 30 security brokers investors at Indonesian Stock Exchange and daily data of LQ45 stocks in Indonesia for the years 2010-2013. The results prove that disposition effect occurs in 30 largest security brokers Indonesia and that momentum does not exist in Indonesia. Liquid stocks chosen as sample could affect this finding because liquid stocks tend to be efficient.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengawasan perdagangan di bursa merupakan
suatu carq untuk menjamin perrindupgan terhadap investor publik. Disamping itu, pengawaspn
juga meruapakn sarana yang efektif untuk menciptakan kepercayaan yang tinggi terhadap pasar
modal sebagai sarana investasi yang reIatif
aman. Pada artikel ini penulis menguraikan
beberapa macam tindak pidana pasqr modal ber-
dasarkan UU Pasar ModaI serta cara-cara peme-
riksaan dan penyelidikan. Penulis sampai pada
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang terpenting
adalah pengawasann yang seksama dan penegakkan perqturan secara konsisten."
Hukum dan Pembangunan No. 1-3 Januari-Juni 1998 : 42-66, 1998
HUPE-(1-3)-(Jan-Jun)1998-42
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Sarnoto
"Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang mencoba memperkirakan harga saham dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tingkat Profitabilitas yang diukur dengan Earning per share (EPS), Leverage Keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER) dan Pertumbuhan harga Saham yang diukur dengan Price earning ratio (PER) sebagai variabel bebas terhadap Return saham sebagai variabel terikat. Return adalah pendapatan atau hasil investasi yang dilakukan oleh Investor, EPS merupakan perbandingan antara Laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar, DER merupakan perbandingan antara Jumlah kewajiban dengan Jumlah Modal Sendiri dan PER merupakan perbandingan antara harga saham terhadap Laba bersih per lembar saham.
Penelitian dalam Tesis ini dilakukan terhadap 215 Perusahaan sahamnya yang telah listing di Bursa efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari bulan Januari 1995 sampai dengan Desember 1996. Untuk menguji penggaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Berganda sedangkan untuk menguji penggaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Tunggal. Data diolah dengan menggunakan Program Komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10. Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan menggunakan metode enter (full regression). Selanjutnya untuk menentukan model regresi dan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen secara rinci satu persatu digunakan analisis Regresi dengan metode Stepwise.
Hasil Penelitian dengan menggunakan metode enter menunjukkan bahwa secara bersama-sama EPS,DER dan PER berpengaruh terhadap Return Saham. Namun dengan metode Stepwise di antara tiga variabel babas yang diduga mempengaruhi return, ternyata hanya variabel EPS yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu penelitian EPS berpengaruh signifikan terhadap Return saham dan sebaliknya DER dan PER tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para Investor yang melakukan analisis fundamental dalam menentukan Investasi saham sebaiknya memperhatikan EPS dari Perusahaan yang sahamnya hendak dibeli, karena terbukti kenaikan EPS akan mengakibatkan kenaikan Return dalam satuan tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etikah Karyani
"Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh pengumuman perubahan bond rating terhadap return saham. Data yang digunakan adalah return saham harian di Bursa Efek Jakarta, pengumuman perubahan bond rating oleh PT PEFINDO dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia antara tahun 2003-2005. Untuk mengevaluasi reaksi pasar atas peningkatan (upgrade) dan penurunan (downgrade) bond rating digunakan cumulative average abnormal return.
Untuk mengukur abnormal return digunakan metode event study. Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa pengumuman perubahan baik peningkatan (upgrade) maupun penurunan (downgrade) bond rating tidak memiliki kandungan informasi bagi investor sehingga pasar tidak bereaksi secara signifikan terhadap return saham. Regresi cross section digunakan untuk melihat informasi apa yang berpengaruh terhadap return selama 3 (tiga) tahun perubahan bond rating lersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan return saham yang dipengaruhi secara signifikan oleh peningkalan EPS dan tipe perusahaan keuangan yang mengalami peningkatan (upgrade) bond rating. Penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa hanya tipe pcrusahaan keuangan yang mempengaruhi return saham secara signifikan untuk semua sampel perubahan bond rating.

This study identifies the effect of corporate bond rating changes on common stock return. Data used is daily stock returns listed at JSX and the announcement of bond rating changes issued by PT PEFINDO and PT Kasnic Credit Rating Indonesia for the period of 2003-2005. To evaluate the market reaction of bond rating upgrade and downgrade, this study used cumulative average abnormal return.
The abnormal return was measured using the event study methodology. The test result shows that the announcement of bond rating upgrade and downgrade does not carry the content of information for investors so that market does not significantly react on stock return.
To investigate possible information of bond rating changes for three years, cross section regression is used From the outcome of research shows that the increase of stock return is affected significantly by the increase of Earning per Share and the type of financial company that experienced upgrade of bond rating.
This study also proves that the type of financial company affects stock return significantly for all changes of bond rating."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprisya Falahearlya, Author
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor pasar (market), ukuran (size), nilai (value), dan momentum pada Carhart Four Factor Model terhadap excess return portofolio menggunakan metode value weighted dan equally weighted, mengetahui kemampuan Carhart Four Factor Model dalam menjelaskan variasi rata-rata imbal hasil (the variation of average return) pada Bursa Efek Indonesia, dan mengetahui pengaruh variabel momentum di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan metode value weighted, hanya faktor pasar (market) dan faktor nilai (value) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap excess return portofolio. Dengan menggunakan metode equally weighted, hanya faktor pasar (market), faktor ukuran (size), dan faktor nilai (value) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap excess return portofolio. Carhart Four Factor Model mampu menjelaskan variasi rata-rata imbal hasil (the variation of average return) pada Bursa Efek Indonesia bila menggunakan metode equally weighted. Variabel momentum tidak berpengaruh secara signifikan di Bursa Efek Indonesia.

This research aims to determine the effect of market factor, size factor, value factor, and momentum factor on Carhart Four Factor Model towards portfolio excess return using value weighted and equally weighted method, to determine the power of Carhart Four Factor Model to capture the variation of average return at the Indonesia Stock Exchange, and to determine the effect of momentum variable at the Indonesia Stock Exchange. Using value weighted method, only market factor and value factor which have a significant effect towards portfolio excess return. Using equally weighted method, only market factor, size factor, and value factor which have a significant effect towards portfolio excess return. Carhart Four Factor Model is able to capture the variation of average return at the Indonesia Stock Exchange when using equally weighted method. Momentum variable does not have a significant effect at the Indonesia Stock Exchange."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Patricia
"Suspensi adalah salah satu sanksi yang dapat dijatuhi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) apabila terdapat indikasi bahwa Perusahaan Tercatat melanggar ketentuan dalam Peraturan BEI. Dengan dijatuhi sanksi Suspensi oleh BEI, maka Saham Perusahaan Tercatat tidak dapat diperdagangkan di (a)pasar reguler dan pasar tunai atau (b)di seluruh pasar sekunder, termasuk pasar negosiasi. Apabila suatu saham telah disuspensi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan, maka BEI dapat melakukan forced delisting atau penghapusan pencatatan emiten terhadap Perusahaan Tercatat yang berkaitan. Namun, pada praktiknya, banyak Perusahaan yang telah disuspensi lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan tetapi tidak juga di-delisting oleh BEI. Suspensi yang berlangsung lama tanpa batas waktu maksimal yang jelas menimbulkan ketidakpastian hukum dan merugikan para investor. Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan dijatuhkannya sanksi suspensi sebagai bentuk perlindungan bagi investor. Skripsi ini akan membahas mengenai kesesuaian penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk dengan ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Selain itu, akan ditinjau pula mengenai tindakan yang dapat dilakukan investor publik atas ketiadaan batas watuu suspensi yang dijatuhkan oleh BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan metode case approach dan comparative approach yang berdasarkan studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tujuan perpanjangan suspensi PT Bakrie Telecom Tbk adalah untuk memberikan kesempatan kedua bagi perusahaan tercatat untuk dapat terus membenahi kondisi perusahaan, penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk oleh BEI tetaplah tidak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, yaitu 24 (dua puluh empat) bulan karena PT Bakrie Telecom Tbk telah disuspensi dari 2019 hingga saat ini (2023). Untuk menghadapi ketidaksesuaian penerapan sanksi suspensi PT Bakrie Telecom Tbk, investor publik PT Bakrie Telecom Tbk dapat memilih untuk menjual saham tersebut di OTC (over the counter) atau menunggu sampai diangkatnya status suspensi oleh BEI dan menjual saham tersebut dengan periodic call auction di pasar reguler.

Suspension is one of the sanctions imposed by the Indonesia Stock Exchange (IDX) when there is an indication that the listed company violates the regulations of the IDX. With the imposition of a suspension sanction by the IDX, the shares of the Listed Company cannot be traded on the market. If a stock has been suspended for at least twenty-four months, the IDX may carry out a forced delisting or removal of the listed status of the related issuer. However, in practice, many companies have been suspended for more than twenty-four months but have not been delisted by the IDX, causing legal uncertainty which clearly contradicts the purpose of imposing suspension sanctions as a form of investor protection. This thesis discusses the appropriateness of applying the suspension to PT Bakrie Telecom Tbk in accordance with the regulation of III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Furthermore, it examines the actions that can be taken by public investors in the absence of a clear time limit for suspensions imposed by the IDX. This research employs a normative juridical approach with the case and comparative methods based on literature studies and interviews. The research findings indicate that although the purpose of extending the suspension of PT Bakrie Telecom Tbk is to provide a second chance for the listed company to improve its condition, the application of the suspension by the IDX is still not in line with the specified time limit of 24 (twenty-four) months according to the regulation III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, as PT Bakrie Telecom Tbk has been suspended from 2019 until today, august 2023. To address the inconsistency in the application of the suspension sanction for PT Bakrie Telecom Tbk, public investors of PT Bakrie Telecom Tbk may choose to sell their shares over the counter or wait for the lifting of the suspension status by the IDX and sell their shares through periodic call auctions in the regular market."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>