Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nana Supriatna
"Penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi, meskipun saat ini ada pergeseran poly penyakit dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. Penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia saat ini antara lain penyakit diare, campak, dan demam bedarah.
Untuk mengantisipasi terjadinya KLB perlu dilaksanakan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini). Namun dalam pelaksanaannya, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menghadapi beberapa masalah. Masalah tersebut antara lain tidak semua puskesmas mengirimkan laporan tersebut secara rutin dan tepat waktu. Selain itu, data yang masuk tidak diolah dan dianalisis secara rutin, serta analisis yang dilaksanakan pun belum optimal, sehingga belum bisa memprediksi akan terjadinya KLB. Perangkat lunak pengolah data yang digunakan saat ini adalah lotus 123. Dalam operasionalnya ada beberapa kelemahan yang ditemui, baik dalam entri data, proses, maupun output. Selain aplikasi ini juga mempunyai kelemahan dalam penyusunan dan pengorganisasian data dalam file.
Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya sistem informasi laporan mingguan penyakit menular (Laporan Mingguan) dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembngan sistem, dengan tahapan penelitian antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, dan penentuan kriterja ujicoba prototype.
Dalam penelitian ini telah berhasil disusun; form input data sistem laporan mingguan penyakit menular potensial wabah dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta validitas dalam pemasukan data; Basis data (database) dalam sistem informasi laporan mingguan telah dinormalisasi, dan dibuat relasi antar tabel. Proses ini menjadikan .file-file menjadi terstruktur dan terorganisir dengan baik, sehingga menjadi efisien, serta akan mempermudah dalam memanggil dan meng-update data; Prototype aplikasi sistem informasi laporan mingguan telah diuji coba dan mengghasilkan keluaran yang dapat digunakan untuk kewaspadaan dini berupa absensi kinerja pengiriman laporan, distribusi penyakit menular potensial wabah, grafik trend penyakit menular potensial wabah, area neap trend penyakit menular potensial wabah.
Dengan tersusunnya prototype sistem informasi laporan mingguan penyakit menular yang telah berhasil diuji coba di laboratorium komputer, sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya segera mengimplementasikan sistem tersebut, karena sumber daya petugas maupun komputer di Seksi Pengamatan Penyakit, memungkinkan untuk pelaksanaannya. Meskipun secara struktur organisasi sistem informasi laporan mingguan telah terakomodir, agar sistem yang berjalan dapat terpelihara, sebaiknya kegialan ini dikuatkan dengan kebijakan dari Kepala Dinas secara tersendiri, misalnya berupa pembentukan kelompok kerja fungsional, sehingga kegiatan ini dapat berjalan optimal.
Pustaka : 21 (1984-2002)

Communicable disease is one of important challenges in health issues in Indonesia, although there is a shifted pattern from communicable diseases to degenerative diseases, but still remain high rate in morbidity and mortality. The most often diseases that caused outbreak are diarrhea, measles, and blood fever dengue.
To anticipate the outbreak it needs Early Warning System (EWS), but there are some problems that make this system not working properly, especially in District of Tasikmalaya, Province of West Java. There are some health centers do not deliver report regularly and timely. Also the data processing and analyzing for outbreak prediction did not working well, because this data processed by Lotus 123 which have some weaknesses, such as in data entry. processing and output, also in file organizing.
This study objective is to develop an Information System of Weekly Report of communicable Incidence in order to support EWS in Tasikmalaya Sub-district, Province of West Java year of 2003. The method using system development approach, determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype.
The prototype for information system development on weekly report has been build, computer based. This prototype presenting information of communicable diseases distribution, which potentially causing outbreak, based on type of disease, week of incidence, and the health center which is reporting, also with trend graphic and area map trend of diseases.
This prototype has been passed the test in computer lab and we recommend using this prototype in Health Office District of Tasikmalaya immediately. Although In organization structure this report have been accommodated, this activity should be supported by head of Health Office by establish functional work group , so this system could be working at it best.
Bibliography: 2I (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aman Evendi
"Penurunan kasus penyakit yang terjadi di masyarakat diperlukan berbagai upaya. Agar upaya yang tertuang dalam perencanaan program dapat berhasil guna dan berdaya guna perlu didukung oleh pelaksanaan manajemen yang baik. Indikasi pelaksanaan manajemen yang baik dapat dilihat dari pelaksanaan pengambilan keputusan berdasarkan fakta nyata pada masyarakat atau wilayah dimana program tersebut akan dilaksanakan. Begitu pula upaya penurunan kasus penyakit yang terjadi pada masyarakat perlu dukungan data/fakta yang ada dimana masyarakat itu berada dalam wilayahnya.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Laporan Bulanan Penyakit ( SP3-LBI) merupakan salah satu Instrument yang bisa dipakai untuk melihat fakta angka kejadian kasus penyakit yang ada di masyarakat. Namun sampai saat ini belum dapat memberikan konstribusi dalam membuat perencanaan program, yang dikarenakan berbagai sebab. Sehingga dalam upaya perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program tidak didukung oleh data dan informasi.
SP3-LBI merupakan satu-satunya laporan yang banyak memuat jenis kasus penyakit, meskipun ada jenis laporan penyakit yang lain. Namun baru sekedar memberikan data berupa angka kasus penyakit dalam bentuk jumlah kumulatif tiap Puskesmas, sehingga belum bisa menghasilkan informasi sesuai kebutuhan. Karena bagaimanapun kejadian suatu penyakit dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Di era otonorni daerah, terjadi perubahan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dari technical control menjadi technical support. Dengan demikian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengembangan upaya pembangunan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerahnya masing-masing. Untuk itu dalam rangka memperoleh informasi dengan cepat dari kasus penyakit yang diperoleh dari SP3-L131, perlu dikembangkan agar lebih sederhana dengan mengikutsertakan variabel-variabel yang kemungkinan mempunyai hubungan dengan kejadian kasus. Varibel-veriabel tersebut adalah jumlah penduduk, jumlah tenaga kesehatan teknis dan jumlah Puskesmas yang berada dalam wilayah masingmasing. Untuk itu dikembangkanlah Sistem Informasi Sepuluh Penyakit Terbanyak Berbasis Kecamatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
Pengembangan dimulai dengan menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan sistem yang ada. Selanjutnya melakukan perencanaan sistem, menganalisa situasi, membuat rancangan, mendesain sistem/pembuatan prototype dan uji coba prototype. Dan hasii rancangan ini akan dihasilkan indikator output berupa gambaran sepuluh kasus penyakit terbanyak untuk tiap kecamatan dan total kabupaten dalam bentuk tabel dan grafik, rasio kasus terhadap jumlah penduduk, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk dan rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Dengan adanya pengembangan tersebut diharapkan informasi akan bisa diperoleh dengan cepat, mekanisme feed back akan mudah dilakukan tiap bulan. Agar hal tersebut bisa berjalan optimal dibutuhkan minimal input hard ware Pentium III, soft ware Microsoft windows 98/2000, Acces 2000 dan brains ware minimum D III bidang informatika.
Daftar bacaan : 35 (87-2001)

Developing Information System of the Greatest Ten Diseases Subdistrict Basis in Health Official Indramayu Regency The descend of disease case that happen in society is needed many efforts. In order to get in planning program can get succeed and efficient which is supported by management implementation well. Implementation indication management which's good can be seen from taking decission implementation based on the real fact in society or area where the program will be done.
Registration system and reporting local government clinic/Puskesmas for reporting disease monthly ( SP3-LB1 ) is one of the instrument which can be used for seeing the number case of disesase in society. But it hasn't given contribusion in making program planning yet, because many reasons. So in planning, implementation, controlling, supervision ang evaluating program aren't supported by information and data.
SP3-LB1 is the wily one reporting that could accomadate kind of disease case, even there is a kind of other disease report, havever just giving data like the number disease case in cummulative total in every local government clinic, so hasn't got the information as needed yet. The disease could be caused by many factors.
In the otonomy area time, many charges function in health official regency/city from technical can too be come technical support. Thus, health official regency has outhority in developing health according to necessity and situation in the area. Getting information quickly from disease case which is obtained from SP3-LB1, neediry developed to make smple by including variables that has relation with the cases. The variables are the total population, the total medical technical worker and the total of local government clinic in every area. So it is developed information system for the greatest ten disease subdistrict basis in health official Indramayu regency.
Developing is started by analized and identification problem system. Doing system planning, analyzing situation, making design, design system/making prototype and the test of prototype. From this design result will be resulted output indicator like description of the greatest ten disease for every subdistrict and the total regency in table and graph, rasio case to the total population, rasio to medical worker to the total population and rasio to local government clinicfPuskesmas to the total population.
Developing is hoped information can be fast to get, the mechanism feed back will easy to do very month, In order to do optimally. It is needed minimal input hard ware pentium III, soft ware microsoft windows 98/2000, access 2000 and brains ware minimum D.]TI information subject.
Reference: 35 ( 1988 -- 2001 )"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1996
616 EVE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Grasindo , 1996
R 616 DIS t (II)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Grasindo, 1996
616 EVE II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Grasindo, 1996
616 SEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanti Kurniasari Ananta Putri Sudibyo
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) orbita adalah kondisi yang jarang terjadi. Tuberkulosis kelenjar lakrimalis atau dakrioadenitis adalah kelainan pada TB orbita yang sangat jarang terjadi, bahkan di negara-negara endemik dimana kejadian TB paru dan luar paru memiliki prevalensi yang sangat tinggi. Seorang wanita usia 48 tahun dengan diplopia, secara perlahan-lahan mengalami pembengkakan tanpa rasa sakit dibagian atas dan bawah kelopak mata. Tidak ada riwayat demam atau penyakit paru. Histopatologi menunjukan adanya peradangan granulomatosa dengan sel raksasa datia langhans yang berasal dari kelenjar lakrimalis. Studi mikrobiologi untuk menunemukan BTA menunjukkan hasil yang negatif. Pasien merespon baik terhadap pengobatan antituberkulosis. TB kelenjar lakrimalis tidak mudah untuk didiagnosis karena pada umumnya tidak terdapat TB aktif secara sistemik muncul bersamaan. Walaupun TB kelenjar lakrimalis merupakan manifestasi TB yang sangat jarang, tetapi penting untuk dikenali keberadaannya, khususnya ketika pasien berasak dari daerah endemik seperti Indonesia. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Kamelia
"ABSTRAK
Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan salah satu gangguan napas saat tidur yang paling sering terjadi. OSA terjadi akibat kolaps saluran napas atas baik secara total maupun parsial. Pemeriksaan polisombografi level 3 tetap sering dilakukan karena dianggap sebagai pemeriksaan yang mudah dan tidak mahal. Penelitian ini bertujuan menilai akurasi diagnosis obstructive sleep apnea dengan level 3 portable monitor sleep test. Metode yang digunakan yaitu pencarian literatur dengan dilakukan menggunakan database PubMed dan Cochrane, didapatkan 37 artikel. Dilakukan seleksi artikel dan telaah kritis sistematik review berdasarkan validity, importance, dan applicability yang terstandardisasi oleh Centre of Evidence Medicine University of Oxford British serta telaah kritis artikel diagnosis yang terstandardisasi oleh British Medical Journal (BMJ). Hasil dari sistematik review dan meta-analisis oleh Shayeb, dkk (2014) didapatkan bahwa pemeriksaan level 3 portable monitor sleep test memiliki heterogenitas sedang hingga tinggi (nilai I2 53%-85%), sensitivitas dan spesifisitas (0,79-0,97 dan 0,60-0,93). Garg dkk, (2014) dengan studi kohort mendapatkan hasil bahwa pemeriksaan level 3 dirumah memiliki sensitivitas 0,96, spesifisitas 0,43, PPV 0,79, dan NPV 0,82. Kesimpulannya pemeriksaan level 3 dengan portable monitor dirumah memiliki tingkat akurasi yang baik dan lebih direkomendasikan untuk pasien dengan risiko tinggi OSA tanpa komorbid. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Faricy Yaddin
"ABSTRAK
Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB MDR) merupakan suatu masalah dan menjadi tantangan yang paling besar terhadap program pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Angka kesembuhan pada TB MDR relatif lebih rendah dengan terapi yang lebih sulit, mahal, dan lebih banyak efek samping. Konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan dapat digunakan sebagai indikator luaran terapi dan target pertama dalam terapi TB MDR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gabungan derajat positivita sputum basil tahan asam (BTA), adanya kavitas paru, malnutrisi, diabetes mellitus (DM), dan kebiasaan merokok dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan. Metode penelitian ini adalah penelitian khusus-kontrol dengan mengambil data sekunder dari penderita yang didiagnosis TB MDR di Klinik TB MDR Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin pada periode April 2012 sampai dengan desember 2014. Kelompok kontrol adalah data pasien TB MDR yang mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan dan kelompok kasus adalah data pasien yang tidak mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan. Data analis dengan analisis univariat diikuti analisis multivariat regresi logistik. Hasilnya subjek penelitian berjumlah 190 orang, terbagi dalam kelompok kasus dan kontrol masing-masing 95 orang. Variabel bermakna pada analisis univariat adalah derajat positivitas sputum BTA, adanya kavitas paru, DM, dan malnutrisi. Analisis dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik dasn diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan paling kuat dengan konversi kultut sputum BTA dalam 2 bulan pengobatan adalah derajat positivitas sputum BTA (Sputum BTA +1 p = 0,000, OR = 5,46; IK 95%:2,510-11, sputum BTA +2 p = 0,045, OR = 2.253; IK 95%: 1,017 - 4,989) dan adanya kavitas (p = 0,000, OR = 3,22; IK 95%: 1,61 - 6,45). Kesimpulannya derajat positivitas sputum BTA dan adanya kavitas memiliki hubungan yang paling kuat dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan pada pasien TB MDR. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
616.6 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>