Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wayne Satria
"Salah satu Cara penurunan kecelakaan kerja di sektor konstruksi yaitu dengan meningkatkan keterlibatan pekerja dalam program K3. Keterlibatan pekerja di sini dilihat dari sikap, tindakan dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja disektor konstruksi tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan deskriktif analitik. Populasi penelitian diambil dan 3 proyek PT. TBP yang ada di Jakarta, sampel diambil secara acak sebanyak 40 sampel untuk tiap-tiap proyek dan ditambah 20 sampel dari pihak manajemen yang ada di kantor pusat sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 140 sampel, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner, wawancara dan observasi terhadap data-data sekunder.
Analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Univariat dan uji Bivariat. Dari analisa data disimpulkan bahwa pekerja masih memiliki sikap yang kurang baik terhadap program K3, sementara tindakan sudah lebih baik terhadap program K3, begitu juga dengan keterampilan yang dimiliki diri pekerja sudah lebih baik.
Hubungan antara keterlibatan pekerja dengan penurunan angka kecelakaan kerja tidak terbukti, karena penelitian dilakukan pada awal proyek dan angka kecelakaan tidak signfikan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan, untuk penelitian lanjut terhadap penurunan angka kecelakan kerja pada bidang sektor kontruksi.
Bagi pihak perusahaan masih perlu memperbaiki Sistem Manajemen K3 yang dijalankan selama ini. Perlu peningkatan pendidikan dan pelatihan K3 yang diberikan kepada pekerja, serta perlu penegakan dan pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi yang mengatur tentang perlindungan terhadap pekerja bangunan .
Bahan Bacaan : 18 (1950 -2003)

Roles of Workers Involvement in Safety Program to Reduce Accident in Construction Company PT. Total Bangun PersadaIncreasing workers involvement in Safety program is one of the methods to decrease number of accident in construction sector. The workers involvement could be observed from their attitude, behavior and skills of the workforce in this sector.
This research conducted by using descriptive analytic planning method. Population of sample for this research are taken from 3 projects of PT. TBP in Jakarta; Samples are taken randomly 40 samples from each project plus 20 samples from management of the head office. Total of samples are 140. Data collected by distributing questioner, interview and observation of secondary data.
Analysis of this research is conducted by using univariat and bivariat test. Result from this analysis indicated that workers still have negative attitude towards the Safety program, behavior and skills showed positive results.
Relationship between workers involvement and accident rate was not shown, this due to the research was conducted in the early stages of the project and the numbers of accident was not significant.
Results from this research can be used as input fpr further research to reduce accident rate in the construction company.
For the Company it is necessary to improve its safety management system, safety training and safety rules and regulations implementation.
Bibliography: 18 (1950 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutry Safitri Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelemahan pada setiap elemen yang menyusun program K3 yang menyebabkan kecelakaan kerja masih terjadi pada proyek konstruksi. Untuk itu penelitian ini melibatkan 2 data, yaitu data tentang elemen program K3 dari perusahaan konstruksi dan data kecelakaan kerja dari proyek konstruksi yang ditangani perusahaan konstruksi yang bersangkutan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada 4 perusahaan konstruksi dengan masing-masing 1 proyek konstruksi yang pernah ditanganinya. Mengacu pada literatur, disusun 9 elemen dari program K3, yaitu Safeti personnel, PPE (Personal Protective Equipment) atau APD (Alat Perlindungan Diri), Pengenalan dan Pelatihan K3 pada Pekerja Baru, Safety Meeting, Analisa Area dan Perkerjaan Berbahaya, Biaya K3, Pemeriksaan/Inspeksi, Catatan Kecelakaan, Perilaku Pekerja. Berdasarkan data kondisi setiap elemen pada program K3 perusahaan konstruksi yang ditinjau, lalu dianalisa secara kualitatif terhadap penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi perusahaan yang bersangkutan, ditemukan kelemahan yang terdapat pada setiap elemen yang menyusun program K3. Diantara seluruh elemen yang diteliti, terdapat 2 elemen yang paling berpengaruh, yaitu elemen PPE, dimana kelemahan ini merupakan penyebab langsung hampir seluruh kecelakaan kerja yang diteliti, baik kecelakaan ringan, berat maupun meninggal dunia. Elemen lain yang berpengaruh adalah biaya K3, dimana kelemahan elemen ini menjadi penyebab kelemahan elemen lain dalam program K3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lena Kurniawati
"Partisipasi pekerja dalam kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan elemen penting untuk mendukung keberhasilan program K3 di perusahaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
Terdapat dua variabel yang dilakukan penelitian yaitu variabel eksternal dengan menggunakan metode kualitatif dan variabel internal dengan menggunakan metode kuantitatif. Dari hasil wawancara dan observasi terhadap variabel eksternal, terdapat lima dari delapan variabel yang dinilai sedang.
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh melalui kuesioner, pada variabel internal terdapat perbedaan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 berdasarkan unit kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan dan jabatan, namun hanya pada variabel jabatan mempunyai perbedaan yang signifikan.
Dari hasil penelitian terhadap dua variabel di atas, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. adalah sedang.Kegiatan K3 yang memperoleh nilaipartisipasi paling tinggi adalah kegiatan identifikasi potensi bahaya, sedangkan kegiatan yang memperoleh nilai partisipasipaling rendah adalah kegiatan penyusunan kebijakan K3.

Worker participation in safety and health activities ( OSH ) is an essential element to support the company's success in the OSH program. The purpose of this study was to obtain in-depth overview on worker participation in the activities of OSH at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
There are two variables that are researched which are the external variables using qualitative methods, and internal variables using quantitative methods. From the result of interviews and observations of the external variables, there are five of the eight variables were measured as Intermediate level.
From the processing of data obtained through the questionnaire, in the internal variables, there are differences in the activities of employee participation OSH based on workplace, age, gender, education and occupation, but only in occupation variable has significant difference.
From the research of two variables above, it is concluded that the level of employee participation in the activities of OSH at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. is at intermediate level and the OSH activity that has participation level with the greatest value is the identification of potential hazards and the lowest value is OSH policy making.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Miranti K.
"Kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi karena beberapa faktor diantaranya yaitu adanya penggunaan mesin, radiasi, peralatan listrik, bahan kimia dan sebagainya. Selain itu, kecelakaan juga terjadi karena adanya perilaku manusia sebagai pekerja. Perilaku tersebut terbentuk oleh persepsi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja PT. PX terhadap faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja, tahun 2012.
Penelitian ini mengacu pada teori human factors yaitu model SHEL (Software, Hardware, Environment,Liveware) yang mana kecelakaan dipengaruhi oleh adanya peraturan, mesin, lingkungan dan Manusia. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode pengumpulan data primer (kuesioner dan wawancara) dan data sekunder. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah pekerja PT. PX yang berada di daerah Jakarta Pusat dan Cilegon. Sampel ini diambil dari 96 responden yang mengisi kuesioner dan 6 orang yang diwawancarai.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner menunjukkan sebanyak 52,1% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap peraturan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja, sebanyak 68,8% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap manusia sebagai faktor kecelakaan kerja. Namun, sebanyak 96,6% pekerja memiliki persepsi setuju terhadap peralatan dan lingkungan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja. Sedangkan dari hasil wawancara, empat sampai lima orang mengatakan bahwa faktor peraturan, peralatan, lingkungan, dan manusia dapat mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.

Occupational accident in Indonesia is happened due to several factors, such as: the use of machines, radiation, electrical equipment, chemicals and so on. In addition, accidents also occur because of human behavior as a worker. It is formed by one's perception. This research aims to know the perceptions of PT. PX employee to the factors that impact accidents at workplace in 2012.
This research is using the theory of human factors, model of Shel (Software, Hardware, Environment, Liveware), which accident is influenced by the presence of regulatory, machinery, human, and environment. The design uses a cross sectional study with primary data collection methods (questionnaires and interview) and secondary data. Sampling was taken by using simple random sampling technique. Studied samples were 96 workers of PT. PX which located in Central Jakarta and Cilegon. These samples were taken from the 96 respondents who filled out questionnaires and interviewed of 6 people.
Results of the research showed that 52.1% of workers not agree to the rules of perception as a factor that affects the incidence of workplace accidents, 68.8% of workers not agree to the human perception as a factor of workplace accidents. However, 96.6% of workers agree to the equipment and the perception of the environment as factors that affect the incidence of workplace accidents. While from the results of interview, four to five people said that the regulatory factors, equipment, environment, and humans can affect the incidence of workplace accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Prihardany
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan teknologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya teknologi juga akan berdampak pada perkembangan bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja apabila tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja yang memadai. Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan yang paling besar, oleh karena itu faktor manusia adalah faktor yang sangat dipertimbangkan dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja.
Faktor manusia yang dibahas adalah mengenai motivasi, pengetahuan dan keterampilan pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan hubungannya dengan persepsi perkerja terhadap risiko. Dengan diketahuinya hubungan faktor-faktor tersebut, dapat dilakukan perbaikan atas kekurangan program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada, sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi, bahkan dicegah.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Plant 3-4 dan Plant 7-8 PT Indocement Tunggal Prakasa dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 178 orang. Desain penelitian observational melalui survey analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan motivasi, pengetahuan dan keterampilan dengan persepsi terhadap risiko dengan memakai uji Chi-Square dan analisa multivariat (regresi) dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Plant (110 orang/ 62,5%) mempurtyai persepsi yang baik dalam menunjang keselamatan operasi harian. Berdasarkan uji chi-square dan uji regresi yang dilakukan terhadap tiga variabel independen, diketahui bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan persepsi terhadap risiko Plant adalah faktor pengetahuan karyawan.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan juga bahwa semakin baik keterampilan, maka persepsi karyawan terhadap risiko semakin memburuk. Ketidaksesuaian dengan teori ini disebabkan oleh karena kebanyakan pekerja telah berumur, sehingga mengakibatkan kemampuan fisik untuk melakukan pekerjaan berat di Plant berkurang, kemudian berakibat kepada menurunnya motivasi yang akhirnya memperburuk persepsi karyawan terhadap risiko.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. lndocement Tunggal Prakasa Tbk dalam penyempurnaan program K3, khususnya yang berhubungan dengan perilaku karyawan guna mengurangi angka kecelakaan kerja serta memperbaiki kinerja perusahaan pada umumnya.

Relation among Motivation, Knowledge and Skills of Occupational Health and Safety (OHS) and Perception of Risk at PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, Citeureup, BogorAlong with industrial development, many companies implement new technology to aim increasing of productivity. Increasing its development of technology have an impact to increase the number of hazard associated, which contribute an accident due to not balancing knowledge and skill development. Human factors are estimated as one of the most accident cause, so that human factors are strongly recommended in accident prevention effort.
Motivation, knowledge and skill of the workers and its relation to the perception of risk taking are the human factors described in this thesis. Based on relation among those factors, Occupational Health and Safety (OHS) program could be improved until accident prevented or minimized.
Population in this research are Plant 3-4 and Plant 7-8 of PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, with quantity of respondent 178 persons. Observational research design through analytic Survey with cross-sectional method to analyze relation of motivation, knowledge and skills and perception of risk of workers using Chi-Square and Regression Test of SPSS Software.
Result of research showed that majority of Plant workers (110 persons/62.5%) having good perception of risk in performing their job safely. Based on Chi-Square and Regression test showing that the most significant influence to the perception of risk taking was knowledge factor.
Based on this research, it was found that the better the skill, the worse of perception, This unconformity to the theory due to most of workers was old, causing their capability to perform a hard job getting lessen then causing decreasing of motivation afterwards perception of risk taking getting worse.
Researcher hopping this research could give useful recommendation and input to PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk in completing OHS program especially related to workers behavior to cut down accident rate as well as to improve company performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faqih Hartono
"PT X Unit Citeureup merupakan pabrik industri manufaktur semen terbesar di dunia. Proses industri di dalamnya melibatkan berbagai proses, bahan, serta pekerjaan berbahaya. Sehingga dengan demikian proses kerja di dalamnya banyak menyebabkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pada saat ini PT X Unit Citeureup juga menghadapi tantangan pandemi COVID-19 sama seperti industri lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif baik kepada pekerja ataupun manajemen PT X Unit Citeureup. Berdasarkan hal tersebut, terbentuknya keselamatan di tempat kerja merupakan hal yang harus diupayakan dan lebih dimaksimalkan. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi faktor-faktor yang membentuk keselamatan di tempat kerja dengan upaya pencegahan COVID-19 dan dimensi-dimensi kerentanan K3. Dimensi-dimensi tersebut dapat digunakan sebagai dasar studi elemen psikologi organisasi dan iklim keselamatan yang mampu memprediksi keselamatan di tempat kerja. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring melalui google form untuk mengetahui bagaimana persepsi pekerja terkait variabel-variabel yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei dengan besar sampel yang terkumpul adalah 126 responden dari 19 divisi. Data berikutnya dianalisis dengan PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kerentanan K3 seperti kesadaran K3 dan partisipasi K3, serta upaya pencegahan COVID-19 berhubungan secara signifikan terhadap keselamatan di tempat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi terhadap peningkatan kesadaran K3, partisipasi K3, dan upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja dapat meningkatkan keselamatan di tempat kerja pada masa pandemi COVID-19. 

PT X Unit Citeureup is the largest cement manufacturing industrial plant in the world. The industrial processes in it involve a variety of processes, materials, and hazardous works. Thus, the work process in it causes a lot of occupational safety and health risks. In addition, at this time PT X Unit Citeureup is also facing the challenges of the COVID-19 pandemic just like other industries. This situation can have a negative impact on both employees and management of PT X Unit Citeureup. Based on this situation, the establishment of safety in the workplace is something that must be pursued and maximized. This study attempts to evaluate the factors that shape workplace safety with COVID-19 prevention measures and the dimensions of occupational health and safety (OHS) vulnerability. These dimensions can be used as the basis for the study of elements of organizational psychology and safety climate that are able to predict safety in the workplace. This research was conducted through a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data were collected online by using google form to find out how workers perceive related to the variables studied. Data collection was carried out in May with a large sample of 126 respondents from 19 divisions. The next data were analyzed by PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). The results of this study indicate that OHS vulnerability factors such as OHS awareness and OHS participation as well as COVID-19 prevention measures are significantly related to safety in the workplace. These results indicate that interventions to increase OHS awareness, OHS participation, and COVID-19 prevention measures in the workplace can improve workplace safety during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budisetiawan Muchtar
"Latar belakang: Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kecelakaan kerja dan mengetahui hubungan aspek perilaku pekerja serta faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja industri minyak dan gas bumi (migas) di Kalimantan sehingga dapat dilakukan upaya. pcncegahan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja.
Metode: Studi potong lintang dilakukan pada bulan November 2009 terhadap 364 responden di bagian operation yang bekerja selama bulan Januari-September 2009. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner pada pekenja maupun supervisor. Hubungan antara umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan, status kepegawaian, lama kerja, kerja safety, status kesehatan, perilaku, pengetahuan sqkzy, pelatihan keselamatan kerja, supervisi, tanda peringatan, bising, panas dan keadaan Iingkungan kenja Iainnya dianalisis statistik secara univariat, bivariat dan regresi Iogistik.
Hasil: Prevalensi keoelakaan kerja 5.7% yang terdiri dari kecelakaan kexja ringan sebesar 3.3% dan near miss 2.4%. Dari analisis mullivariat didapat hubungan bemmkna antara kejadian kecelakaan kezja dan variabel kenja shw (OR=1 1.9; CI 95% 2.2-49.9), at risk behavior (OR=8.4; CI 95% 1.9-36.6), pengctahuan safézy kurang (OR=9.3; Cl 95% 2.0-44.l), myop (OR=45.0; Cl 95% 2.9-70l.3), masa kerja antara 5-I0 tahun (OR=0.I; CI 95% 1.9-36.6), dan kebisingan (OR=3.4; CI 95% 1.9-36.6).
Kesimpulan: Prevalcnsi kecelakaan kenja 5.7% dan kerja .shw merupakan faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja.

Background: Work accident is an unexpected or unwanted event from work which is related to work in company. The purpose of this research is to know the prevalence of work accident and to determine relationship between behavior aspect of workforce and other factors which could influence the occurence of work accident to oil and gas workforce in Kalimantan, so that preventive efforts to reduce the number of work accident can be performed.
Method: A cross-sectional study was perfonned in November 2009 to 364 workforces of Operations Department who had worked during January-September 2009. The data was compiled through interviews and questionnaires to the workforce and supervisors. Relationship between age, education, tenure, marital status, employment status, length of work, work-shift, health status, behavior, safety knowledge, safety trainings, supervision, warning signs, noise, heat and other work environment condition were analyzed statistically by univariate, bivariate and logistic regression.
Result: Work accident prevalence of 5.7%, consists of minor work accident of 3.3% and near-miss of 2.4%. From multivariate analysis, it was identified that there is a significant relationship between work accident and work-shift (0R=l 1.9; CI 95% 2.2- 49.9), at risk behavior (OR=8.4; CI 95% 1.9-36.6), lack of knowledge on safety (OR=9.3; CI 95% 2.0-44.l), myop (OR=45.0; CI 95% 2.9-7013), tenure between 5-10 years (OR=0.1; CI 95% l.9-36.6), and perception of noise (OR=3.4; CI 95% 1.9-36.6).
Conclusion: Prevalence of work accident is 5.7% and work-shitt is the most associated factor with work accident.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32317
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Ferlisa
"Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi.
Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Octy Hartanti
"Industri konstruksi dihadapi oleh banyak risiko keselamatan. Dari data yang diperoleh 32% kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi di sektor konstruksi. Dimana penyebab kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh jatuh. Adapun faktor yang menyebabkan kecelakaan jatuh dalam penelitian ini terdiri dari manusia, peralatan, organisasi, manajemen, dan lingkungan.
Untuk meminimalis risiko keselamatan, pemerintah perlu memberlakukan aturan ketat, peraturan perundang-undangan, dan standar terkait konstruksi agar dapat diimplementasikan untuk meningkatkan tingkat keselamatan. Namun terkait dengan keselamatan kerja di Indonesia masih saja mengalami permasalahan, dimana aturan perundangan dan manual K3 yang ada di Indonesia belum cukup detail secara teknis memberikan arahan yang diperlukan untuk pencegahan kecelakaan kerja konstruksi di lapangan. Sehingga diperlukan suatu evaluasi implementasi kebijakan K3 konstruksi. Mengacu pada PP Nomor 38 Tahun 2007, kebijakan nasional serangkaian aturan yang dapat berupa norma, standar, prosedur dan/atau kriteria (NSPK).
Tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1) mengetahui kelengkapan kebijakan K3 dalam produk NSPK, 2) mengukur tingkat implementasi kebijakan K3 dalam NPSK pada proyek konstruksi terhadap faktorfaktor kecelakaan jatuh. Untuk perolehan data dilakukan survei kuesioner dengan wawancara terstruktur dan pengamatan langsung terhadap 30 proyek gedung bertingkat di Jabodetabek.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan kebijakan untuk faktor manusia 70%, peralatan 9%, organisasi 39%, manajemen 78%, dan lingkungan 30%, sedangkan untuk tingkat implementasinya manusia 51%, peralatan 52%, organisasi 58%, manajemen 64%, dan lingkungan 48%.

Construction industry faced by many safety risks. From the data obtained 32% cases of work accidents in Indonesia occurred in the construction sector. Where the cause of accidents are caused by falls. The factors that lead to accidental falls in this study consisted of people, equipment, organization, management, and environment.
To minimize safety risks, the government should impose strict rules, regulations, and standards related to construction in order to be implemented to improve safety levels. But the safety-related work in Indonesia is still experiencing problems, where the rule of law and manuals that exist in Indonesia is not enough technical detail to give the necessary directions for the prevention of occupational accidents in the construction field. Thus required an evaluation of policy implementation on construction. Refer to PP No. 38 of 2007, national policy can be a set of norms, standards, procedures and / or criteria (NSPK).
The purpose of this research are: 1) know the completeness of safety policy in product NSPK, 2) measuring the level of safety policy implementation in NPSK on construction projects of the factors of accidental falls. For the acquisition of data was a questionnaire survey with a structured interview and direct observation of the 30 building project in Jabodetabek.
From the results showed that the level of completeness of the policy for 70% of people factors, equipment 9%, 39% of the organization, management 78%, and the environment 30%, while the implementation rate of 51% people, 52% equipment, 58% of the organization, management 64% , and the environment 48%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T40846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brain Harryanto
"Budaya keselamatan di Indonesia belum ideal sehingga diperlukan suatu evaluasi penerapan kebijakan K3 konstruksi mengacu pada PerMen05/PRT/2014. Dari Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), kebijakan SMK3 konstruksi di Indonesia baru memiliki Norma dan Prosedur. Sedangkan Standard dan Kriteria masih dalam tahap perancangan. Tujuan dari penelitian ini: i. Mengetahui kebijakan K3 yang berkaitan dengan NSPK di Indonesia yang dapat meningkatkan budaya keselamatan, ii. Mengetahui hubungan antara implementasi kebijakan K3 NSPK dengan budaya keselamatan pada proyek konstruksi, iii. Melakukan perbaikan kebijakan K3 pada konstruksi bangunan gedung, perumahan, bangunan air, jalan dan jembatan yang dapat meningkatkan budaya keselamatan. Metodologi penelitian yang digunakan melalui studi literature, survey responden pada proyek konstruksi bangunan gedung, perumahan, bangunan air, jalan dan jembatan di lingkungan Kementerian PUPR dan Dinas PU. Metode Analisa mengunakan software statistik SPSS dan software Structural Equation Modelling (SEM) Smart Partial Least Square/PLS. Hasil penelitian menjelaskan hubungan atau relasi signifikan antara dimensi penerapan kebijakan (Pengawasan dan Sanksi) dengan dimensi budaya keselamatan (Perilaku, Biaya K3, Kebijakan, Kepemimpinan, Pekerja, dan Strategi). Rekomendasi perbaikan kebijakan untuk meningkatkan budaya keselamatan dengan melakukan peningkatan pada pengawasan dan pemberian sanksi yang jelas dan tegas.

Unideal Safety culture in Indonesia requires an evaluation of policy implementation refers to the construction safety regulation, PerMen05/PRT/2014. Out of Norms, Standards, Procedures and Criteria (NSPK), we only have Norms and Procedur. As for Standard and Criteria are still being planned. This research on building, housing, water resource, roads and bridges construction at the Ministry of General Works and Housing resulted in having significant relation between safety policy implementation dimension (Monitoring and sanction/penalty) and safety culture dimensions (behaviour, safety cost, policy, leadership, man, and strategy). Recommendations for policy improvement are obtained from review and implementation strategy of the significant relation between safety policy implementation dimension and safety culture dimensions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>