Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo Kushartomo
"ABSTRAK
Kerusakan yang terjadi pada lantai beton di sekitar mesin produksi PT. FNG ( First National Glass Ware ), sangat menggangu kegiatan produksi yang dilakukan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan mengenai sebab-sebab terjadinya kerusakan untuk didapat pemecahan mengenai masalah tersebut.
Penelitian ini hanya bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh oli (pelumas) yang dipakai pada mesin produksi di PT. FNG terhadap kemampuan ikat semen pada agregat kasar dan halus (kuat tekan beton). Metoda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil pengujian kuat tekan sampel beton yang dicampur oli pada temperatur 100 -- 115°C melalui proses hidrolisa, dengan beton normal yang tidak dicampur oli. Untuk pemeriksaan pengaruh di terhadap kuat tekan sampel beton dilakukan dengan difraksi sinar-x dan FTIR ( Fourier Transform Infrared ). Proses hidrolisa, pengujian kuat tekan, pemeriksaan dengan difraksi sinar-x dan FTIR masing-masing dilakukan di Laboratorium Kimia dan Bahan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jakarta, Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, Pusat Penelitian Teknologi Mineral Bandung dan Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok.
Pengamatan yang dilakukan pada beton yang dicampur dengan oli melalui pengujian kuat tekan sampel beton menunjukkan adanya penurunan kuat tekan dari beton tersebut. Untuk beton yang dicampur dengan oli jenis Meditrans SAE40 terjadi penurunan sebesar 40 %, sedangkan jika oli yang digunakan adalah ELF Competition STX 15W50 terjadi penurunan sekitar 46%, dan jika oli yang di gunakan adalah Mesran 20W SAE20 terjadi penurunan sebesar 10%, dibandingkan dengan beton normal. Semua jenis di tersebut digunakan pada mesin diesel dan mesin produksi di PT. FNG.
Pengamatan dengan difraksi sinar - x menunjukkan bahwa berkurangnya kekuatan dari beton tersebut karena adanya komponen kimia yang hilang dalam beton tersebut yaitu kalsium hidroksida, sehingga berakibat putusnya ikatan antara pasta semen dengan agregat. Pengamatan dengan FTIR juga menunjukkan bahwa oli yang digunakan setelah tercampur dengan beton pada temperatur 100 - 115 °C, tersebut terurai. Sehingga disimpulkan ada reaksi antara komponen kimia dalam beton dengan oli."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winiati Sidharta
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana etsa dan gerinda pada permukaan semen gelas ionomer mempengaruhi kekuatan ikatan antara semen gelas ionomer dengan resin komposit. Sampel berupa lempeng semen gelas ionomer sebanyak 40 yang dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 buah yang masing masing mendapat perlakuan sebagai berikut: kelompok I permukaan semen gelas ionomer dietsa dengan asam fosfat 37% selama 30 detik, kelompok II digerinda , kelompok III dietsa dan digerinda, dan kelompok IV sebagai kelompok kontrol tidak dietsa dan tidak digerinda.
Analisa statistik dengan anova 2 arch ternyata ada perbedaan yang bermakna antar kelompok pada (p=?7.05). Sedang analisa statistik dengan uji t dengan p=o,05 menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kelompok I-IV dan II-IV.
Disimpulkan bahwa dengan etsa asam selama 30 detik pada permukaan gelas ionomer diperoleh ikatan yang terbaik antara semen gelas ionomer dengan resin komposit."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Fakultas Teknik , 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Roads have a strategic role in social, economic, cultural area and national defence and security. However, to provide and adequate performance of pavements as expected by road users is hard to be achieved..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Marsiano
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari ikatan Semen? Metal dan Kuat Tekan Semen, dengan komposisi campuran 1 (satu) bagian berat semen kelas G; 0,40 bagian bubuk silika flour; 0,267 bagian Spherelite; 0,002 bagian CFR-2 dan perbandingan Air-Semen (WCR) 0,5. Kondisi Tekanan konstan (± 1 Atm) dan fungsi temperatur Pengecoran semen dilakukan dengan membalu kan bubur semen (slurry) kepada pelat Baja, lalu dipanaskan di dalam dapur 0 bersuhu 100, 150, 165 dan 185 C dengan waktu kuring 3, 7, 14, 21, 28 hari.
Pengujian Sifat Mekanik memperlihatkan hasil Kuat Tekan Semen dan Ikatan Semen-Metal sangat baik pada suhu kamar (25°C ). Pemakaian air WPS, air Merdada dibandingkan dengan air PAM tidak menunjukan perbedaan yang menyolok pada pengujian Kuat Tekan Semen dan Kuat Ikatan Semen-Metal pada temperatur ruang. Meskipun demikian terdapat beberapa indikator bahwa air Merdada memiliki kualitas paling rendah dari pada yang lain. Pengujian Kuat Tekan Semen pada temperatur di atas suhu kamar menunjukan terjadinya "Strength Retrogration". Kuat Tekan-Semen maupun Kuat Ikat Semen-Metal ternyata menunjukan fungsi eksponensial menurun terhadap temperatur."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Kartika
"Semakin berkembangnya dunia pembangunan, maka kebutuhan infrastruktur akan semakin meningkat. Perkembangan ini mempengaruhi secara langsung terhadap perkembangan semen di Indonesia. Semakin meningkatnya kualitas semen akhir-akhir ini dilatarbelakangi meningkatnya dalam hal perkonstruksian yaitu dalam pelaksanaan kecepatan pelaksanaan, jaminan mutu, kebutuhan standarisasi, mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan konstruksi, mengurangi kemungkinan adanya bahan terbuang sehingga secara tidak langsung menunjang program kelestarian lingkungan, serta alasan ekonomi dan teknik lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diadakan penelitian yang berhubungan dengan semen yang sekarang ini beredar di pasaran yaitu PCC (Portland Composite Cement). Penelitian diawali dengan menentukan kekuatan beton yang akan dipakai yakni fc = 30 MPa. Kemudian dilanjutkan dengan menguji agregat yang akan digunakan (pasir dan split). Dilakukan Trial Mix dan uji pada umur tertentu saja (7, 14, dan 21 hari) kemudian dikoreksi dengan faktor konversi, sehingga kekuatan beton mencapai 30 MPa. Jika sudah memenuhi target strength maka dilakukan pembuatan 265 benda uji silinder dalam beberapa tahap untuk umur beton dari 1 hari sampai 56 hari. Penelitian dengan metode uji tekan dan uji belah dengan waktu umur beton yang berbeda selama 56 hari. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menentukan perkembangan kuat tekan berupa umur konversi sampai beton umur 56 hari. Serta menentukan korelasi dari kekuatan tekan beton ke kekuatan tarik beton yang nilainya berkisar 9% - 15% dari kekuatan tekannya. Analisis dilakukan dengan metode statistik (Chi-Square dan Uji T). Kedua uji ini memiliki nilai batas atas dan nilai batas bawah yang dipakai untuk umur 3, 7, 14, 21, 28, dan 56 hari. Sisa hari lainnya dipilih sesuai dengan nilai yang mendekati garis trendline yang sudah dibatasi. Dengan pemilihan nilai-nilai ini dapat dibuat persamaan logaritmik yang dapat memenuhi faktor konversi beton untuk umur tertentu. Dapat mententukan faktor konversi kekuatan beton untuk umur tertentu dan mengetahui korelasi antara kuat tekan dan kuat tarik beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Indrawati Judarta
"Telah dilakukan subtitusi 21% ’cementitious material’ flyash, trass dan limestone pada semen portland. Komposisi 75.5% clinker semen portland, 3.5% gips, 7% limestone dan 14 % variasi komposisi trass-flyash digiling bersama menghasilkan semen yang disebut semen portland komposit. Mekanisme hidrasi dan evolusi mikrostruktur pasta semen yang mengeras diamati pada umur 1,3,7,28 dan 56 hari dibandingkankan dengan semen Portland menggunakan metoda XRD dan SEM. Kalsium silikat hidrat, CSH sebagai fasa utama produk hidrasi semen portland diidentifikasi dengan pembentukan fasa Ca(OH)2. Dan reaksi posolanik flyash-trass pada semen portland komposit diidentifikasi melalui penurunan fraksi fasa Ca(OH)2. Morfologi CSH berupa serat berbentuk jarum diamati pada tiap umur hidrasi. Diperoleh hasil bahwa reaksi posolanik antara silika amorf pada trass dan flyash baru berlangsung setelah 7 hari sehingga kuat tekan mortar pada umur awal diperoleh hanya dari CSH hasil reaksi hidrasi semen portland.

Substitution of 21% cementitious material flyash, trass and limestone in portland cement were carried out. Proportion of 75.5% Portland cement clinker, 3.5% gypsum, 7% limestone and 14% variation of trass-flyash were ground together and classified as Portland Composite Cement. Hydration mechanism and microstructure evolution of hardened paste at age of 1, 3, 7, 28 and 56 days were observed by XRD and SEM. Calcium Silicate Hydrate as main hydration products of Portland cement was identified by Ca(OH)2 formation and pozzolanic reaction by decreasing of Ca(OH)2 phase fraction. CSH as needle like fiber in the paste were identified in each age of hydration. Results showed that pozzolanic reaction of amorphous silica in trass and flyash just started to react after 7 days so that the early strength comes only from CSH of portland cement hydration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Bahri
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap sifat fisik Semen Portland Pozolan yang terdiri dari campuran antara terak semen, gypsum, dan aditive material. Aditif material yang digunakan adalah trass, fly ash dan blastfurnace slag dengan kehalusan nano meter. Tehnik penggilingan material dilakukan 2 tahap yang pertama mengiling terak semen dengan gypsum dan yang kedua mengiling masing-masing aditive aterial dengan kehalusan sampai nano. Mineralogi setiap material akan diteliti menggunakan alat XRD. Distribusi ukuran partikel diukur degan menggunakan Malvern Multisizer.
Tahap akhir adalah melihat pengaruh distribusi partikel dan perubahan karakteristik bahan aditif material yang ditambahkan dengan perbedaan kehalusan terhadap sifat fisika semen. Sifat fisika diukur melalui parameter kuat tekan. Meksnisme reaksi hidrasi aditif material dimonitor dengan TAM (Thermal Air Measurement) dan rekasi hidrasi semen dimonitor dengan menggunakan TAM, SEM dan XRD. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ukuran partikel dari aditif material terhadap sifat fisika semen dari mikron ke nano dapat meningkatkan kuat tekan untuk masing-masing aditif trass pada umur 3 hari sebesar 34,48%, 7 hari sebesar 39,49% dan 28 hari sebesar 42,80%, untuk aditif fly ash terjadi peningkatan untuk umur 3 hari sebesar 14,51%, 7 hari sebesar 31,37% dan 28 hari sebesar 27,90% dan untuk aditif BF slag terjadi peningkatan kuat tekan umur 3 hari sebesar 35,35%, 7 hari sebesar 64,81% dan 28 hari sebesar 46,31%.
Hasil peningkatan kuat tekan ini didukung oleh data hasil pengujian SEM yang menunjukkan bahwa aditif material trass, fly ash dan BF slag ukuran nano sangat berpengaruh terhadap perubahan mikrostruktur dari semen yaitu dengan semakin maksimalnya pembentukan CSH sehingga produk hasil samping reaksi antara semen dan air berupa Ca(OH)2 menjadi sangat sedikit dan setelah pasta semen mengering rongga yang terbentuk sangat sedikit. Selain itu juga didukung oleh hasil analisa pelepasan panas aditif material dengan perubahan ukuran partikel dari mikron ke nano untuk aditif material fly ash sangat berpengaruh terhadap laju pelepasan panas hal ini dibuktikan dengan rate of heat flow (Q*) sebesar 0,12 calori/joule hour pada umur 144 jam menjadi sebesar 0,45 calori/joule hour pada umur 24 jam dan heat release (Q) sebesar 7,85 calori/joule pada umur 168 jam menjadi sebesar 18,92 calori/joule pada umur 168 jam hal ini membuktikan bahwa material fly ash semakin halus menjadi semakin reaktif. Untuk aditif material BF slag dengan ukuran mikron bersifat endothermal sedangkan ketika dihaluskan sampai ukuran nano terjadi perubahan menjadi isothermal artinya material ini akan lebih reaktif pada ukuran nano.

ABSTRACT
This research conducted on the physical properties Portland Pozolan Cement consisting of a mixture of clinker Portland cement, gypsum, and nano additive material. Additive material used are trass, fly ash and slag with variations of fineness. The technique of grinding the material done with 2 steps grinding clinker Portland cement with gypsum and the second grinding of each additives? material until nano meter of particle size. Mineralogy of each material was investigated using XRD instrument. The particle size and distribution were measured using Malvern Multizizer.
The final stage is to know the effect of changes in the characteristics of the particle distribution and material additives that are added to the differences in the physical properties of the cement fineness. Physical properties were measured by compressive strength parameters. Mechanism of material additives hydration reaction was monitored by TAM (Thermal Air Measurement) and cement pasta microstructure monitored by using SEM (Scaning Electro Microscopic).
The results of this study indicated that the change of the particle size from micron to nano of the additive material on physical properties of cement can increase the compressive strength for additive trass 34.48% at 3 days, 39.49% at 7 days and 42.80% at 28 days, for additive fly ash 14.51% at 3 days, 31.37% at 7 days and 27.90% at 28 days, for additive BF slag 35.35% at 3 days, 64.81% at 7 days and 46.31% at 28 days. Increasing of compressive strength is proved with analysis SEM showed that the additive material trass, fly ash and BF slag with nano size gives affects the change in microstructure of cement that gives effect to the maximum formation of CSH and can minimize the side effect of the reaction products between cement and water in the form of Ca(OH)2 and after cement paste dries very little pore structure is formed. It is also proved by the results of the analysis of the heat release additive material with changes of particle size from micron to nano for additive fly ash gives affects to change of the rate of heat flow (Q *) from 0.12 calories / joule hour at 144 hours into 0.45 calories/ joule hour at 24 hours and heat release (Q) from 7.85 calories / joule at 168 hours to 18.92 calories / joule at 168 hours it is proved that the finer the additive fly ash gives more reactive. For BF slag additive material with micron size is endothermic whereas when the particle size changes to nano become isothermal while this material should be more reactive in nano size.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>