Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati
"ABSTRACT
This research aims to investigate different type of standard protective clothes for pesticide sprayers in agricultural activities. The protective clothes are intended to be worn as work clothes in order to protect the sprayer (farmers) from health disorders. The excessive utilization of pesticides for agricultural activities results in high risks of poisoning. The results of monitoring activities conducted by health personnel of Cianjur District (1995) show that 41.]O % of farmers suffer from poisoning. This research therefore is identifies the relationship between type of protection clothes and decrease of cholinesterase content in vegetable farmers (pesticide sprayers).
This research is a "quasi experiment" and uses primary data from Sindangjaya Village, Pacet Sub-district, Cianjur District. The treatment is undertaken towards protective clothes. It is designed as a "pre test - post test" experiment.
The data analysis involves 45 respondents (men, 15 - 45 years) wearing three different types of protective clothes. Type 1 consist of full length-clothes with long sleeves, long pants, hat with back cover, mask, gloves. All items are made of cotton. Type 2 consists of full length-clothes with short sleeves, short pants, hat, mask, gloves. All items are made of cotton. Type 3 consists of full length-clothes with long sleeves, long pants, hat, mask and gloves. All items are made of non-cotton material.
There are 9 independent variables and 1 dependent variable (decrease of cholinesterase content). Multiple linear regression is utilized to determine the magnitude of influence of respective variables. Due to the limited number of sample, there are 4 significant variables which are not analysed. Multivariate analysis results show the contribution of plant height, attitude, protective clothes, age, and experience relate to the decreasing of cholinesterase content (evidence: 41.90 %). However, the experiments do not include wind direction, nutritional status of respondents and chronic diseases.
Bivariate analysis shows that the factors which can decrease cholinesterase content include type of protective clothes, attitude and environmental factors such as height of plants, temperature, humidity.
This research intends to study the dangers of pesticide application. It shows that use of protective clothes may reduce pesticide exposure and skin absorption which can decrease cholinesterase content.
It is therefore recommended that farmers (pesticide users) should wear protective clothes. It is also suggested that pesticide spraying should be carried out between 06.00 and 08.00 a.m. Moreover, farmers should interrupt their work when they sweat to avoid increased absorption through skin.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah diperolehnya model pakaian pelindung standar bagi penyemprot hama dengan pestisida sehingga aman dan dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja dengan demikian terhindar dari gangguan kesehatan. Permasalahan penggunaan pestisida di lahan pertanian masih berlebihan, sehingga risiko keracunan karena pestisida masih tinggi sesuai hasil monitoring petugas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 1995, bahwa petani mengalami keracunan sebesar 41.10 %, oleh karena itu dilakukan penelitian Hubungan Model Pakaian Pelindung Dengan Penurunan Cholinesterase Pada Petani Penyemprot Hama Sayuran.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat "quasi experimen" dengan memberikan perlakuan pakaian pelindung metode penelitian "pretest - post test" di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada sejumlah 45 responden semua laki-laki, berusia 15 - 45 tahun dengan menggunakan tiga model pakaian pelindung yaitu model 1( baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi dengan tutup bagian belakang, masker, dan sarung tangan semuanya terbuat dari bahan katun), model 2 (baju terusan lengan pendek & celana panjang, topi, masker, dan sarung tangan terbuat dan bahan katun), dan model 3 (baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi, masker dan sarung tangan terbuat dari bahan non-katun). Dan seluruh variabel yang diukur sejumlah 9 variabel independen dan satu variabel dependen yaitu Penurunan Cholinesterase. Dari analisis regresi linier ganda diketahui besarnya pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, karena jumlah sampel terbatas maka ada 4 variabel yang sebelumnya bermakna ternyata keluar dari analisis, dan dari analisis multivariat tinggi tanaman, sikap, model pakaian. pelindung, umur dan pengalaman bersama-sama menjelaskan 41.90 penurunan cholinesterase, hal ini dikarenakan ada variabel lain tidak diikutkan dalam penelitian yaitu arah angin dan status gizi responden serta penyakit infeksi khronis.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya hubungan yang dapat menurunkan kadar cholinesterase, yaitu: model pakaian pelindung, sikap, dan lingkungan termasuk tinggi tanaman, temperatur, dan kelembaban.
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bahaya penggunaan bahan pestisida yang digunakan oleh petani. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menggunakan pakaian pelindung yang tertutup maka akan mengurangi pajanan pestisida berupa percikan sehingga terhindar dari pajanan pestisida melalui kulit yang dapat mengakibatkan penurunan cholinesterase plasma.
Dengan demikian disarankan kepada masyarakat petani pengguna pestisida supaya menggunakan pakaian pelindung yang tertutup di samping itu bila melakukan penyemprotan hendaknya di pagi hari yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00 atau jika berkeringat hendaknya istirahat terlebih dahulu."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Hadi
"Tujuan dari penelitian adalah diperolehnya model pakaian pelindung standar bagi penyemprot hama dengan pestisida sehingga aman dan dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja dengan demikian terhindar dari gangguan kesehatan. Permasalahan penggunaan pestisida di lahan pertanian telah berlebihan, sehingga risiko keracunan karena pestisida masih tinggi sesuai hasil monitoring petugas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 1995, bahwa petani mengalami keracunan sebesar 41.10 %, oleh karena itu dilakukan penelitian Pengaruh Pakaian Pelindung Terhadap Cholinesterase pada Petani Penyemprot Hama Sayuran.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat "quasi experimen" dengan memberikan perlakuan pakaian pelindung metode penelitian "pretest - post test" di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilalcukan pada sejumlah 45 responden semua laki-laki, berusia 15 - 45 tahun dengan menggunakan tiga model pakaian pelindung yaitu model 1 (baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi dengan tutup bagian belakang, masker, dan sarung tangan semuanya terbuat dari bahan katun), model 2 (baju terusan lengan pendek & celana panjang, topi, masker, dan sarong tangan terbuat dari bahan katun), dan model3 (baju terusan lengan panjang & ceiana panjang, topi, masker dan sang tangan terbuat dari bahan non-katun).
Dan seluruh variabel yang diukur sejumlah 9 variabel independen dan satu variabel dependen yaitu Penurunan Cholinesterase. Dari analisis regresi linier ganda diketahui besarnya pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, karena jumlah sampel terbatas maka ada 4 variabel yang sebelumnya bermakna ternyata tidak ikut dalam analisis, dan dari analisis ternyata hanya 41,90 % kontribusi tinggi tanaman menurunkan kadar cholinesterase setelah dikontrol variabel sikap, model pakaian pelindung, umur, dan pengalaman. Sedang yang lainya adalah error karena tidak diikutkan dalam penelitian yaitu arah angin dan status gizi responden serta penyakit khronis. Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya hubungan yang dapat menurunkan kadar cholinesterase, yaitu: model pakaian pelindung, sikap, dan lingkungan termasuk tinggi tanaman, temperatur, dan kelembaban.
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bahaya penggunaan bahan pestisida yang digunakan oleh petani. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menggunakan pakaian pelindung yang tertutup maka selain mengurangi pajanan pestisida berupa percikan sehingga terhindar dari pajanan pestisida melalui kulit yang dapat mengakibatkan penurunan cholinesterase plasma. Dengan demikian disarankan kepada masyarakat petani pengguna pestisida supaya menggunakan pakaian pelindung yang tertutup di samping itu bila melakukan penyemprotan hendaknya di pagi hari yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00 atan jika berkeringat hendakuya istirahat terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Shinthia Suwardi
"Pestisida meningkatkan hasil 40% tanaman coklat di Amerika Latin, 33% tebu di Pakistan juga mengatasi masalah hama pada program intensifikasi di Indonesia. Pestisida memberikan dampak buruk jika penggunaannya dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan aturan pemakaian dan cara mengaplikasikan yang baik dan benar. Pestisida banyak digunakan petani dengan cara disemprotkan, terutama golongan organofosfat yang dapat mempengaruhi fungsi syaraf dengan jalan menghambat kerja enzim cholinesterase. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko pajanan pestisida terhadap aktivitas cholinesterase dalam darah petani penyemprot hama padi. Desain penelitian cross sectional.
Penelitian dilakukan bulan April-Mei 2014, menggunakan data sekunder kuesioner responden serta hasil pemeriksaan cholinesterase yang dilakukan Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang di 3 Desa pada 2 wilayah kerja UPTD Puskesmas. Hasil penelitian, 81% petani mempunyai aktivitas cholinesterase normal atau tidak mengalami keracunan pestisida.
Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis pestisida yang digunakan, umur, berat badan, masa kerja, frekuensi kerja, durasi kerja, kontak terakhir dengan pestisida dan penggunaan APD terhadap aktivitas cholinesterase.

Pesticides increase the yield of 40% cocoa in Latin America, 33% of sugarcane in Pakistan also solving pest problems in the intensification program in Indonesia.
Pesticides had a devastating impact if used continuously regardless of usage rules and how to apply the rules. Pesticides are widely used by farmers by spraying, especially the organophosphate class which can affect nerve function by inhibiting the enzyme cholinesterase. The aim of research to analyze the risk factors of pesticide exposure to cholinesterase activity in the blood of farmers rice pest sprayer. The study used Cross-sectional design.
The study was conducted in April-May 2014, using secondary data of the questionnaire respondents as well as the result of cholinesterase which has been conducted by Environmental Health Section of Karawang District Health on 3 villages at 2 UPTD Puskesmas.
The results, 81% of farmers had normal cholinesterase activity or no pesticide poisoning. Bivariate analysis showed no correlation between the type of pesticide used, age, body weight, years of service, working frequency, duration of action, last contact with pesticides and the use of personal protective equipment against cholinesterase activity.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nika Rustia
"Pestisida golongan organofofat banyak digunakan oleh petani sayuran. Pestisida ini dapat menghambat aktivitas enzim cholinesterase dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor risiko berdasarkan tiga jalur pajanan utama (inhalasi, ingesti, absorpsi) dan lama pajanan pada petani penyemprot sayuran terhadap penurunan aktivitas enzim cholinesterase. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui besarnya residu senyawa organofosfat pada air kali, air sumur, dan sayuran (sawi dan tomat).
Penelitian dilakukan pada Gabungan Kelompok Tani Kelurahan Campang tahun 2009 menggunakan studi analitik observasional dengan desain crosssectional. Dari pengambilan sampel secara simple random sampling, didapatkan jumlah sampel sebanyak 56 petani penyemprot. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran cholinesterase pada darah menggunakan The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, sedangkan pengukuran residu organofosfat pada air dan sayur menggunakan kromatografi gas dengan detektor ECD.
Hasil temuan penelitian menunjukan proporsi kejadian keracunan yang tinggi, yaitu 100% dengan 71,4% keracunan ringan dan 28,6% keracunan sedang. Persentase faktor risiko yang tinggi ditemukan pada petani yang tidak memiliki kebiasaan memakai masker (78,6%) saat menyemprot, tidak memiliki kebiasaan memakai sarung tangan (80,4%) saat menggunakan pestisida, dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian setempat (100%). Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna pada semua faktor risiko berdasarkan lama pajanan (lama menyemprot per minggu, lama bekerja sebagai petani penyemprot, dan waktu terakhir menyemprot), jalur pajanan inhalasi (kebiasaan memakai masker), jalur pajanan absorpsi (kebiasaan memakai sarung tangan, pakaian panjang, sepatu boot, dan kebiasaan mandi setelah menyemprot), dan jalur pajanan ingesti (kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian dan kebiasaan mencuci tangan setelah menyemprot) terhadap penurunan aktivitas cholinesterase dalam darah petani yang diteliti.
Pada sawi dan tomat ditemukan residu profenofos sebesar masing-masing 0,0004 dan 0,0057. Pada air sumur dan air kali tidak terdeteksi adanya residu organofosfat. Kebiasaan tidak memakai alat pelindung diri terutama sarung tangan dan masker pada petani penyemprot di Kelurahan Campang dapat memperbesar risiko keracunan. Untuk menekan angka keracunan, dibutuhkan peran pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai bahaya pestisida, cara penyemprotan yang aman, dan bantuan keringanan alat pelindung diri. Selain itu, pemantauan residu pada lingkungan secara berkala juga perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya kejadian keracunan pada masyarakat.

Organophosphate pesticides are commonly used by vegetable farmers. This pesticide group can inhibit blood cholinesterase in human body. This study wants to find association between risk factors which based on pathway to body (inhalation, dermal absorption, and ingestion) and length of exposure. This study also wants to measure OP pesticide residues in crops (tomato and mustard green, well, and river).
The study targeted mainly in the farmer community in Kelurahan Campang with analytic-observational study and cross-sectional design. There were 56 farmers which selected through simple random sampling. Data collection was carried out by interview, blood cholinesterase was measured using The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, and residues were analyzed by Gas chromatography with ECD detector. The result of this study showed that there were 100% sample with organophosphate poisonings, divided into 71.4% over-exposure probable and 28.6% serious-over exposure. High percentage of risk factors found in farmers which did not wear masker while spraying (78.6%), did not wear gloves while using pesticide (80.4%), and consumed crops everyday (100%).
The findings of the study indicated that there are no statistically significant association between risk factors which are based on exposure time (spraying time a week, last time spraying, and year of working as pesticide sprayer), inhalation portal entry (mask use), dermal absorption portal entry (gloves use, protective clothes use, boot shoes use, and take a bath after spraying), and ingestion portal entry (consume crops and wash hand after spraying) with poisoning level (over-exposure probable and serious-over exposure).
Profenofos (one of organophosphate active substance) residue was found in tomato and mustard green (0.0057 ppm and 0.0004 ppm). There is no organophosphate residue in well and river detected. Unprotected behavior among farmers, especially gloves and mask, could increase pesticide poisoning risk. Farmers need to be educated and trained how to use pesticide safely and get free personal protective equipment. Pesticide residue monitoring frequently need to be held to prevent poisoning spread in society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Bintang H.
"Ada beberapa fungsi dari pestisida yang memberikan andil dalam meningkatkan nilai produksi. Salah satunya dalam bidang pertanian pestisida digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian. Tetapi tidak demikian halnya bagi kesehatan masyarakat karena pestisida mempunyai efek sampingan yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan bagi masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya.
Angka keracunan pestisida pada petani penyemprot hama akibat penggunaan pestisida sangat tinggi (71%) sesuai dengan pemeriksaan pada sampel darah yang dilakukan oleh petugas kesehatan Dinas Kesehatan Tingkat II Kota Metro Propinsis Lampung Tahun 2003. Tetapi masih belum banyak diperoleh keterangan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan kadar kolinestrase darah pada petani penyemprot hama tanaman.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kadar kolinestrase darah petani penyemprot hama tanaman dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan kadar kolinestrase darah petani penyemprot hama tanaman di Kota Metro Propinsi Lampung Tahun 2004.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat potong lintang (cross sectional) dilaksanakan di lima kecamatan di wilayah Kota Metro yaitu Kecamatan Metro Pusat, Kecamatan Metro Selatan, Kecamatan Metro Utara, Kecamatan Metro Barat dan Kecamatan Metro Timur.
Penelitian ini dilakukan pada 127 responden, pada umumnya berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 21 - 70 tahun yang pada umumnya terdiri dari petani penyemprot hama tanaman padi.
Jumlah variabel pada penelitian ini adalah sembilan variabel independent (umur, jenis kelamin, tingkatan pendidikan, jenis pestisida, kontak terakhir, lama pemaparan, pengetahuan, sikap dan tindakan) dan satu variabel dependen yaitu penurunan kadar kolinestrase. Dari analisis bivarat chi square diketahui besamya pengaruh dan setiap variabel yang diteliti, dan dari sembilan variabel yang dianalisis hanya ada lima variabel yang bermakna untuk dapat dijadikan model pada analisis multivariat yaitu : jenis kelamin, lama pemaparan, kontak terakhir, sikap dan tindakan.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat chi square yang mempunyai hubungan bermakna pada penurunan kadar kolinestrase darah petani, yaitu: lama pemaparan, kontak terakhir. Dari analisis multivariat diperoleh hasil bahwa variabel yang paling dominan pada penurunan kadar kolinestrase darah pada petani adalah kontak terakhir. Dengan demikian disarankan kepada petani penyemprot hama tanaman pengguna pestisida untuk melakukan penyemprotan dengan perilaku yang baik pada penggunaan pestisida terutama pada penggunaan pakaian pelindung kerja agar tidak terpajan pestisida pada waktu melakukan penyemprotan (kontak) dengan pestisida karena pada kontak terakhir dengan pestisida mempunyai hubungan bermakna dengan penurunan kadar kolinestrase yang juga berarti ada keterpaparan pestisida pada saat kontak (menyemprot) dengan pestisida sehingga perlu diperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang baik dan benar.

Economical benefit from pesticide which giving part on improving prosperity in society. One of them is in the agriculture field, pesticide used to crease agro product. On the other hand public health because pesticide has side effect which caused poisoned for public in common and farmer which work with the pesticide especially,
Number of poisoned suffered because the effect of using pesticide is very high ( 71 %) as according to inspection of blood sample done by grade health worker of Lampung Metro Province Town in the Year 2003. But still there's not yet obtained boldness of concerning factors which deal with degradation of cholinesterase blood rate on this crop pest sprayer fanner.
Purpose of this research is the knowing of cholinesterase blood rate picture of crop pest sprayer fanner and factors which deal with degradation of cholinesterase blood rate on crop pest sprayer in Lampung Metro Province Town in the Year 2004.
This research use the primary analysis, having the character of vertical cut (cross sectional) executed in five sub district in Town Metro region which is Sub district of Metro Center, Sub district of Metro South, Sub district of Metro North, Sub district of Metro West and Sub district of Metro East.
This research was done with 127 responders, generally men: in the age of between 21 - 70 years which is generally consist of the paddy crop pest sprayer farmer.
The totals of variables in this research are nine independent variable (age, sex, education, knowledge, attitude, practice, kind of pesticide, clarification rate, last contact) and one dependent variable that is cholinesterase degradation rate. From bivariate chi square analysis known the level of influence from each checked variable, and from nine variables analyzed there's only five concerning variable (sex, clarification rate, last contact, attitude and practice) can be made to be model in double logistic multivariate regression analysis.
Have been proved with the bivariate analysis of chi square thing which having relation to the rate of fanner cholinesterase rase blood rate regression that is: clarification rate, last contact Thereby it is suggested to crop pest sprayer farmer that using pesticide to spray in good condition periodically and good attitude in using pesticide especially with working protector cloth.
Thereby, suggested to crop pest spread farmer that used pesticide to spread with good attitude and especially use working protector cloth so that they will not incurred by pesticide when spread (contact) with pesticide. Because in the last contact with pesticide occur a meaningful relation that is the degradation of blood cholinesterase rate which also means there has incurred pesticide when performed contact (spread) with pesticide. So that needs to be mentioned the using of good working protector cloth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Rachmanniar
"Pestisida golongan organo fosfat dan karbamat adalah pestisida yang paling banyak digunakan petani dalam membasmi serangga dan merupakan golongan pestisida yang dapat menurunkan aktifitas enzim kolinesterase dalam darah manusia yang terpapar pestisida. Tinggi rendahnya aktivitas enzim kolinesterase menjadi indikator tinggi rendahnya tingkat keracunan dan dapat dijadikan indikasi keberadaan pestisida dalam darah. Populasi studi penelitian ini adalah seluruh petani holtikultura yang rentan terpajan pestisida di wilayah Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional, danjumlah sampel sebanyak 57 petani penyemprot. Pengumpulan data dengan cara wawancara dan pemeriksaan enzim kolinesterase pada darah petani di Balai Besar Laboratorium Kesehatan BBLK Jakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukan 25,5 sampel darah tidak normal atau 14 orang dengankadar enzim kolinesterase dibawah 5,4 kU/L. Usia Petani penyemprot 50,9 masih berusia produktif yaitu antara 18 sampai 49 tahun. Berdasarkan statistik, faktor umur, status gizi, frekuensi pajanan, durasi kerja, penggunaan alatpelindung diri APD dan tingkat pengetahuan petani tentang pestisida tidak berhubungan dengan kadar enzim cholinesterase dalam darah petani sayuran.

Organophosphate and carbamate pesticides are the most widely used pesticides of farmers in eradicating insects and are a class of pesticides that can decrease Cholinesterase enzyme activity in human blood exposed to pesticides. The lowlevel of cholinesterase enzyme activity is an indicator of the high level ofpoisoning and can be an indication of the presence of pesticides in the blood. Thestudy population of this study is all horticultural farmers who are vulnerable toexposure to pesticides in the area of Desa Cibodas Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. The study used an observational analytical study with cross sectional design, and a sample size of 57 farmers. Data collectionby interviewing and examination of cholinesterase enzyme on farmer 39's blood at Balai Besar Laboratorium Kesehatan BBLK Jakarta by spectrophotometric method. The results showed 25.5 abnormal blood sample or 14 people with cholinesterase enzyme levels below 5.4 kU L. Age of sprayer Farmers 50.9 are still productive age between 18 to 49 years. Based on statistics, age factor, nutritional status, exposure frequency, duration of work, use of personal protective equipment PPE and the level of knowledge of farmers about pesticides are not related to cholinesterase enzyme levels in the blood of vegetable farmers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S33874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuat Prabowo
"Untuk mengembangkan upaya pencegahan kcracunan pada penggunaan pestisida oleh petani, maka perlu dH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubumgan antara karakteristik individu dan karakteristxk pekerjaan dengan aktivitas cholineszerase darah pada pelani pengguna pestisida di Kabupaten Bandung. Penelilian ini menggunakan dcsain penelitian potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder dari hasil pemexiksaan aktivitas cholinesrerase darah pczani pengguna pestisida oleh Dinas Kesehatan Kabupalen Bandung tahun 2001.
Hasil analisa univariat mcnuqiukkan bahwa dari 230 responden yang diteliti, scbanyak 49,6% mempunyai tingkat aktivitas cholinesremse darah dalam katagori keracunan. Karakteristik individu responden melipuli jenis kelamin (8l,3% laki-laki), umur (58,3% bemsia tua), lingkat pendidikan (57,8% berpendidikan kurang), tingkat pengetahuan (55,7% berpengelahuan kurang), dan perilaku (58,3% berperiaku balk): Karakteristik pekerjaan responden melipnti waktu kerja (58,7% sedang), frckuensi penyemprotan (53,9% sedang), metoda penyemprotan (66,l_% beuaf), dan penggunaan APD (69,1% tidak menggunakan). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 5 (lima) variabel karakteristik individu (ienis kelamin, umur, tiugkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan perilaku) temyata hanya 2 (dua) veriabel yang berhubungan secara befmakna dengan aktivitas cholinesterase darah yaitu lingkat pengetahuan (0R=9,25), dan perilaku responden (OR=3,36). Dari 4 (empat) variabel karakteristik pekerjaan, semuanya berhubungan secara bermakna dengan aktivitas cholinesterase darah. yaitu waktu kerja (0R=2,38), frekuensi penyemprotan (OR=O,38), metoda penyemproun (0R°3,36), dan penggunaan APD (OR=3,06).
Hasil analisis multivariat dengan analisis statistik regresi logistik pada lima vaxiabel bebas menunjukkan bahwa yang Apaling bsar hubungannya (dominan) dengan aktivitas clzolme.stcrase darah adalah tmgkat pengetahuan (OR-6,75 setelah dikontrol oleh variabel perilakmg Rekuensi penyemprotan, metoda penyemprotan, dan penggunaan APD).
Dengan hasil penelitian tersebut diatas, penulis menyarankan peningkaum penyuluhan secara lintas sektoral antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian melalui Upaya Kesehatan. Kc1ja (UKK) di wilayah kexja Puskesmas dengan penekanan pada mated tentang, cara masuk pestisida ke dalam tubuh dan keterangan pada label kemasan pestisida , agar petani pengguna pestisida dapat mcningkatkan pengetahuan dau keterampilan dalam penggmaan pestisida secara aman. Selain itu perlu dilakukan pcmericsaan cholinesterase pre-eksposure sebagai baseline dam dan pemericsaan cholinesterase pada plasma darah selain pemeriksaan rutin cholinesterase pada_ se] darah merah yang sudah dilakukan agar dapat dianalisis secara lebih jelas dari keadaan cholinesterase yang sebenamya.

To develop efforts of prevention of poisoning in using pesticide by farmers, we should know factors that influenced. As on indicator of poisoning result of using pesticide, we use the result of measuring cholinesterase activity of b1ood_ to the farmers who using pesticide. As the information about factor of working environmental in agricultural sector is difticult to find, so in this thesis just analyze factors of individual and working characteristics that associated with cholinesterase activity of blood to the farmers who using pesticide.
The object of this research is to know the relationship between individual and working characteristics with cholinesterase activity of blood to the farmers who using pesticides in Bandung District, West Java. This research used cross sectional design, by using secundary data from health service of bandung District in 2001.
The result of univariate analyze from 230 respondents, there were 49,6% respondents had level of cholinesterase activity of blood at poisoning category. Individual characteristics consist of sex (Sl ,3% men), age (58,3% old), level of education (57,8% low level of education), level of knowledge (55,7% low level of knowledge) and behavior (58,3% good behavior). Working haracteristics consist of working time (58,7% average), frequency of spraying (53,9% average), spraying method (66,l% right method) and using of personal protective equipment (69,l% not using personal protective equipment). The result of bivariate analyze from 5 variable of individual characteristics (sex, age, level of education, level of knowledge, and behavior), only 2 variable that have signiticant associated with cholinesterase activity of blood, there were level of knowledge (OR=9,25) and respondent behavior (0R=3,36).
All of variable of working characteristics are signiiicant related with cholinesterase activity of blood, there were working time (OR-=2,38), frequency of spraying (OR=0,38), spraying method (OR=3,36) and using of personal protective equipment (OR=3,06). The result of multivariate by analyze of logistic regression on tive independent variables indicate the dominant relation with cholinesterase activity of blood is level of knowledge (0R=6,75 atter controlled by behavior, frequency of spraying, spraying method, and using of personal protective equipment.
According to the result of research, we suggest to improve the intbrmation by cross sectoral between Health Department and Agricultural Department by "Upaya Kesehatan Keija" (Occupational Health Efforts) in working area of ?Puskcsmas" which is stressed in how pesticides enter into the human body and remark of pesticides label, in order the farmer who using pesticides could improve their knowledge and skill in using pesticides safety. Besides it's necessary to inspection of cholinesterase pre-exposure as data base and inspection of cholinesterase in plasm blood beside routin cholinesterase on erytrochyte that already done could be analyze deeply from the station of the pure cholinesterase."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zamahsjari
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas perlindungan pakaian kerja terhadap pemajanan pestisida bagi petani pengguna di lapangan, serta untuk mengetahui perbedaan risiko dari berbagai bagian tubuh terhadap pemajanan pestisida.
Hipotesis penelitian ini ada dua : (1) Terdapat beda daya lindung terhadap pemajanan pestisida antara bahan katun dengan bahan poliester, (2) Terdapat beda risiko diantara pelbagai bagian tubuh (tangan, kaki, dada) petani pengguna terhadap pemajanan pestisida di lapangan.
Penelitian yang dilakukan di satu desa yakni desa Pandansari kecamatan Sukoharjo kabupaten Lampung Selatan merupakan suatu percobaan lapangan (Field experiment) pada lahan tanaman kedelai dengan disain : Kelompok Ceiba- Kelompok Kendali yang dirandomisasi.

ABSRACT
The purpose of this study is to obtain information about, firstly the effectively of protective garment materials against pesticide-exposure among the farmers (applicators), and secondly: risk-difference among several body-parts of the farmers (applicators) to pesticide exposure during pesticide-usage in the agricultural-field.
There are 2 hypotheses:
1. The protection capacity of pure cotton material differs than of polyester material when applied as protective garment against pesticide-exposures.
2. There are risk-differences among several body-parts of pesticides applicator, i.e.: forearm, chest and thigh during application of pesticides in the field.
This study takes place in a village, namely desa Pandansari sub district of Sukoharjo district of South-Lampung. The design of this Field trial was: Experimental-group, control-group: randomized-subjects. The participants were 80 local--farmers, divided into same amount within each group. The experimental-treatment was the use of garment made of cotton (100 %) for the experimental-group and of polyester (100 %) for the control-group. The pesticide used was MATADOR 25 EC, a synthetic-Pyrethroid insecticide (generic name Lambda Cyhalothrine).
The main-results of this study were:
1. Pure cotton materials have more protection capacity than pure polyester materials.
2. The lower part of the body (thigh) tends to have greater risk than the upper parts (chest and forearm) during application of pesticide in the soybean cultivation.
3. The wind velocity has significant correlation with the pesticide-exposures.
Besides-some recommendations in accordance with policy﷓issues and operational-issues, also suggested to conduct further studies in order to have much more information about protective garment, i.e. it's design and the precise construction of textiles which will satisfy allof requirements.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ruhendi
"Dalam meningkatkan upaya pencegahan keracunan pada petani penyemprot hama tanaman holtikultura di Kabupaten Majalengka, perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas kholinesterase darah. Salah satu indikator keracunan pestisida adalah dengan mengukur aktivitas kholinesterase darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas kholioesrerase darah pada petani penyemprot hama tanaman holtikultura. Penditian ini menggunakan desain potong Jintang, dengan memanfaatkan pemeriksaan aktivitas kholinesterase darah pada petani bersama dinas kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2007.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 208 responden yang diteliti sebanyak 26,9% kategori keracunan, karakteristik individu perempuan 6,3%, umur tua (> mean) 47,6%, status gizi kurus 12,5%,pendidikan rendah 76,9%, pernah mengikuti pelatihan/penyuluhan 43,3%, dapat penyuluhan petugas kesehatan 8,2%, perilaku membeli pestisida sendiri 94,2%, membeli dengan kemasan eceran 27,4%,perokok 76,4%,lama menyemprot > 3jam 56,7"/o, frek:uensi menyemprot > 2 kali seminggu 12,5%, Menyemprot siang & sore hari 4,3%,posisi menyemprot menghadap datangnya angin 43,2%,Tidak cuci tanga11 4,4%, merokok saat menyemprot 14,4o/v, Tidak cuci badan pada air mengalir 5,3%, terakhir menyemprot 10 hari 70,2%. Perilaku memakai APD, tidak memakai topi 9,6%, tidak memakai kaos/sarung tangan 84,1%, tidak memakai pelindung mata, 97,6%, tidak memakai masker 79,3%, tidak berlengan panjang 7,7%, tidak bercelana panjang 11,1% dan tidak memakai sepatu boot 54,8%.
Variabel dominant yang berhubungan dengim aktivitas kholinesterase menggunakan multivariat adalah Terakhir menyemprot (OR=9,613,95% CI=2,906-31,799), memakai APD baju lengan panjang (OR=8,872, 95% CI=2,006- 39,232), Mandi secara baik (OR=5,446, 95% CI=l,266-23,417), Merokok waktu menyemprot (OR=4,641, 95% CI=l,717-12,546), pemah pelatihan/penyuluhan (OR=3,217, 95% CI=1,466-7,059), posisi menyemprot terhadap arab datangnya angin (OR=2,550, 95% CI=1,169-5,564) dan umur responden ( OR=0,416, 95% CI=O,l90-0,911).
Dengan basil penelitian diatas, penulis menyarankan agar setiap petani melakukan penyemprotan hanya tiga minggu sekali. Meningkatkan frekucnsi pelatihanlpenyuluiian bagi para petani secara terpadu di wiiayah kerja puskesmas, dengan materi pokok peningkatan hidup bersih dan sehat, cara ekposur pestisida kedalam tubuh manusia, cara penanganan pestisida menggunakan Alat Pelindung Diri dan upaya pencegahan dan penanggulangan keracunan oleh pestisida.

It is important to find out which factors which related to cholinesterase activities m plasma in order to prevent contamination among farmers who spraying the horticulture crops in District of Majalengka. One of the indicators of pesticide poisoning is by measuring cholinesterase's activities in plasma. This research studying factors which influencing cholinesterase's activities in filnner's bloodstream, who spraying the horticulture crops. This study use cross sectional design, by utilize the data of plasma cholinesterase activities examination among farmers with Health Office of District of Majalengka year of 2007.
The results of univariate analysis shows that of 208 respondents, 26,9% categorized poisoned Individual characteristics: 6,3% female, 47,6% elderly (>mean), nutrition status is lean i2,5%, iow education 76,9%, never attended training 43,3%, has information from health officers 8,2%, self purchasing pesticides behaviour 94,2%, retail purchasing 27,4%, smoker 76,4%, spraying more than 3 hours 56,7%, spraying frequency more than twice a week 12,5%, spraying in the morning and afternoon 4,3%, spraying position facing the wind direction 43, 2 %, not to washing hands 4,4%, smoking while spraying 14,4%, do not taking bath in running water 5,3%, last time spraying :S 10 days 70,2%. Using the personal protective equipment (PPE) behaviour not wearing hat 9,6%, not wearing gloves &4,1%, not wearing eye protection 97,6%, not wearing masker 79,3%, not wearing shirt 7,7%, not wearing trouser:> 11,1% and not wearing boots 54,8%.
In multivariate analysis the dominant factors which related to cholinesterase area last time spraying (OR=9,613, 95%CI=2,906-31,799), wearing PPE shirt (OR8,872,95%CI=2,006-39,232), right bath (OR=5,446,95%Cll,266-23,417), smoking while spraying (OR=4,641,95%CI=1,717-l2,546, has attended training (OR=3,217,95%CI1,466-7,059), spraying position facing wind direction (OR=2,550,95%CI=l,I69-5,564) and respondent's age (OR=0,416,95o/oCI=O,I90-0,911).
Based on the result of this study, we recommend farmers to conduct spraying only three times a week. Also to increase integrated training and information frequency for farmers in working area of health centres, with main issues are to improve clean and healthy living, how pesticides exposed into human body, how to use protective equipment (PPE) for controlling pesticides and efforts to prevent and to control poisoning by pesticides.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>