Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suer Suryadi
"Di Indonesia terdapat 13 jenis rangkong, tiga di antaranya berstatus endemik yaitu rangkong Sulawesi (Aceros cassidix), kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), dan rangkong Sumba (Aceros everetti). Seluruh jenis rangkong tersebut sudah dilindungi oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1931, namun keberadaanya masih sangat mengkhawatirkan karena perburuan, dan perubahan habitat.
Penelitian mengenai ekologi dan biologi rangkong Sulawesi sudah banyak dilakukan namun informasi mengenai pola pergerakan belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah jelajah, pergerakan harian, site fidelity (kesetiaan pada tempat) dan penyebarannya berdasarkan ketinggian dari permukaan laut. Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi usaha konservasi rangkong Sulawesi pada khususnya, dan Cagar Alam Tangkoko-Dua Sudara (TDS) pada umumnya.
Penelitian dilakukan di Cagar Alam Tangkoko-Dua Sudara, Sulawesi Utara sejak bulan Oktober 1994 hingga Juni 1995, dengan menggunakan teknik radiotelemetri. Sembilan ekor jantan rangkong Sulawesi berhasil ditangkap dengan menggunakan jaring penangkap (mist net). Pada bagian punggung burung-burung tersebut dipasang radio pemancar (transmitter) dengan frekuensi yang berbeda-beda, antara 164-165 MHz. Burung-burung tersebut dipantau (track) dengan meggunakan alat penerima (receiver) dari beberapa stasiunpemantau permanen di puncak bukit atau menara (tinggi 20 m dari permukaan tanah) di sekitar tepi kawasan TDS.
Pemantauan dilakukan selama 3 hari dalam seminggu; pagi hari (06.00-12.00), siang hari (12.00-18.00) clan satu hari penuh (06.00-18.00) dengan total waktu 24 jam seminggu. Dua pengamat dari stasiun yang berbeda pada waktu yang sama memantau arah burung selama tiga menit dengan interval waktu satu jam..
Peta TDS berskala (1:50.000) di "digitizing" dengan menggunakan program CAMRIS, sebuah perangkat keras komputer untuk sistem informasi geografi. Hasil tersebut digunakan untuk menganalisa lokasi burung pada setiap elevasi. Irisan dari rata-rata lokasi mingguan dihitung untuk menduga tingkat kesetiaan pada tempat (site fidelity) dari rangkong terhadap lokasi pergerakannya.
Analisa data hanya dilakukan pada enam ekor rangkong karena 3 buah radio pemancar jatuh pada awal penelitian. Penentuan luas daerah jelajah rangkong dihitung berdasarkan minimun convex polygons dari 600 jam data. Daerah jelajah rangkong bervariasi dari 39,8 hingga 55,8 km2. Rata-rata jarak jelajah harian adalah 10,49 km, tetapi beberapa individu mampu terbang sejauh 30 kin dalam sehari.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa rangkong cenderung untuk tinggal di wilayah Tangkoko, khususnya dari ketinggian 0 hingga 400 m dari permukaan lout. Namun demikian, tiga ekor rangkong terdeteksi di sekitar wilayah Dua Sudara, 13atuangus, dan Hutan Lindung Wiau.
Rangkong yang diteliti menu njukkan pergerakan harian yang cukup jauh tetapi tetap kembali ke lokasi asalnya. Rangkong bergerak dari wilayah Tangkoko (daerah sarang) ke wilayah Batuangus atau Dua Sudara yang diduga sebagai wilayah pergerakannya dan tidak menunjukkan pola nomadis.
Ketersediaan pakan, terutama buah beringin (Ficus sp.) diduga berperan penting untuk mempengaruhi pola pergerakannya, termasuk sifat kesetiaan pada tempat, daerah jelajah, dan distribusi berdasarkan ketinggian. Namun, data fenologi (ketersediaan buah) pada masa tidak berbiak ternyata tidak mendukung hipotesis tersebut. Hal itu mungkin disebabkan oleh luas areal studi ketersediaan buah terlalu kecil dibandingkan pergerakan rangkong Sulawesi.
Terisolasinya kawasan cagar alam TDS oleh pedesaan, perkotaan, Laut Sulawesi, dan adanya penebangan di sekitar kawasan dapat membahayakan kelaitgsungan hidup satwa langka yang ada di dalamnya. Dalam penelitian ini terbukti bahwa rangkong Sulawesi hingga saat ini masih bergantung pada sumber pakan yang ada di dalam kompleks cagar alam itu. Namun dengan adanya tekanan akibat pengembangan wilayah dan ancaman lainnya, maka ruang gerak, kualitas habitat, dan sumber pakan di kawasan itu akan berkurang. Oleh karena itu, upaya pengembangan wilayah di kawasan TDS perlu dilakukan secara terpadu dengan mempertimbangkan aspek kehidupan satwa liar yang hidup di dalam kawasan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Gavin W.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1977
301.329 92 JON p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"ABSTRAK
Penelitian tingkah laku makan Rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix Temninck) pada masa tidak berbiak telah dilakukan di Cagar Alam Tangkoko-Batuangus, Sulawesi Utâra pada bulan Maret 1993 hingga Juli 1993. Tingkah laku yang diamati adalah pemilihan rangkong terhadap jenis pakan berdasarkan nilai indeks preferensi, faktor yang meinpengaruhinya, dan karakteristik buah pakan, serta pemilihan waktu untuk aktivitas makan. Data jenis pakan diperoleh dengan cara survai jalan/jelajah. Pengukuran buah pakan (besar, berat) dan penentuan warna buah dilakukan untuk inengetahui karakteristik jenis pakannya. Aktivitas inakan Rangkong Sulawesi diainati dengan menggunakan metoda scan pada jenis-jenis Ficus spp. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa pakan utama RangkongSt1awesi adalah Ficus spp. yang berwarna xnerah atau ungu, berat buah berkisar antara 0,08 dan 15,3 gram, ukuran buahberkisar antara 5,43 dan 30 iniliineter. Aktivitas makan Rangkong Sulawesi di pohon Ficus lebih banyak dilakukan pada sore harl dari pada pagi atau siang hari."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In order to characterize the distribution patten of rotifers Brachionus spp.in North Sulawesi,sample collections have been conducted at four locations,two at east coast and other two at West coast of North Sulawesi peninsula,which are connected to Maluku and Sulawesi Seas,respectively...."
MAREIND
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lellyana Juliet Wantania
"Penerapan sistem merit telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yang bertujuan untuk memastikan jabatan pada instansi pemerintah diduduki oleh pegawai dengan persyaratan kualifikasi dan kompetensi terpenuhi. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara sebagai instansi yang memiliki kewenangan dibidang kepegawaian, berkewajiban serta bertanggung jawab untuk menciptakan sistem pemerintahan yang bersih termasuk penerapan sistem merit. Pengisian jabatan struktural telah dilakukan sesuai dengan prosedur, namun masih mengalami kesulitan dalam hal pemetaan jabatan. Karenanya penelitian ini dilakukan untuk menentukan pola karier jabatan struktural berbasis kompetensi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Metode data mining teknik clustering digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode agglomerative hierarchical clustering melalui metode Ward’s dan Orange sebagai perangkat lunaknya. Melalui tahapan Knowledge Discovery in Database (KDD) pengelompokan jabatan dilakukan berdasarkan karakteristik kompetensi teknis sebagai hasil dari standar kompetensi jabatan. Hasil pengelompokan jabatan sebanyak tujuh cluster yang telah divalidasi oleh pejabat terkait. Pola karier yang terbentuk memperlihatkan dua jenis arah pergerakan yaitu arah promosi dan mutasi/rotasi. Arah promosi untuk jabatan dalam satu cluster dengan tingkat jabatan lebih tinggi dari jabatan sebelumnya, sedangkan arah mutasi/rotasi untuk jabatan dalam satu cluster dengan tingkat jabatan yang sama dari jabatan sebelumnya.

The application of the merit system has been mandated in Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus which aims to ensure that positions in government agencies are occupied by employees with the qualification and competency requirements being met. The Regional Civil Service Agency of North Sulawesi Province as an agency that has the authority in the field of personnel, is obliged and responsible for creating a clean government system, including the implementation of a merit system. The filling of structural positions has been carried out in accordance with procedures, but there are still difficulties in terms of position mapping. Therefore, this research was conducted to determine the career pattern of competency-based structural positions within the North Sulawesi Provincial Government. The data mining method of clustering technique used in this study is by using the agglomerative hierarchical clustering method through the Ward's and Orange methods as the software. Through the Knowledge Discovery in Database (KDD) stages, job grouping is carried out based on the characteristics of technical competence as a result of job competency standards. The results of the grouping of positions are seven clusters that have been validated by the relevant officials. The career pattern formed shows two types of movement directions, namely the direction of promotion and transfer/rotation. The direction of promotion for positions in a cluster with a higher level of position than the previous position, while the direction of mutation/rotation for positions in a cluster with the same level of position from the previous position"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yu, Yan
Beijing China: Intercontinental Press, 2008
SIN 639.9051 YUY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Setiadi
"Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo, PT X dihadapkan pada tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bitung dan Palu. Tidak terjangkaunya jaringan pipa gas yang bersumber di sekitar Kota Luwuk dan kecilnya kebutuhan gas menjadi kendala. Gas alam dalam bentuk cair (LNG) menjadi alternatif untuk pasokan gas ke pembangkit listrik di Minahasa (150 MW), Tahuna (30 MW), Donggala (60 MW) dan Gorontalo (100 MW) menggunakan sumber LNG dari Bontang maupun Sengkang dengan kebutuhan gas total sebesar 26,41 MMSCFD. Optimasi Logistik LNG perlu dilakukan untuk mendapatkan biaya transportasi minimum. Dengan membandingkan lima kapal LNG yang akan digunakan yaitu kapal berkapasitas 10.000 m3 sampai dengan 22.500 m3 yang ada di pasaran. Metode penelitian menggunakan Solver Add-In yang ada pada Microsoft Excel dengan objective function meminimalkan biaya Distribusi LNG. Hasil optimasi berdasarkan tiga skenario dan dua sumber LNG terhadap jarak sumber LNG ke tujuan pengiriman dalam periode satu tahun didapatkan bahwa, metode transportasi LNG yang menghasilkan biaya distribusi minimum adalah menggunakan skenario Milk-Run dari sumber LNG Bontang dengan total biaya transportasi diperoleh sebesar USD 17.207.897 atau setara dengan 1,53 USD/MMBTU dengan satu buah kapal LNG berkapasitas 12.000 m3.

In the framework of fulfilling the electricity needs in North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo, PT X is faced with challenges in fulfilling the electricity needs of the Special Economic Zone (KEK) development project in Bitung and Palu. The inaccessibility of gas pipelines sourced in and around Luwuk City and the small gas requirement becomes an obstacle. Liquefied Natural Gas (LNG) becomes an alternative to supply gas to a power plant in Minahasa (150 MW), Tahuna (30 MW), Donggala (60 MW) and Gorontalo (100 MW) using LNG sources from Bontang and Sengkang with total gas requirements of 26.41 MMSCFD. LNG Logistics Optimization is necessary to obtain minimum transportation costs. By comparing five LNG vessels that will be used, with a capacity of 10,000 m3 up to 22,500 m3 on the market. The research method uses a Solver Add-In in Microsoft Excel with an objective function minimizing the cost of LNG distribution. The optimization results based on three scenarios and two sources of LNG on the distance of the LNG source to the delivery destination in a one-year period found that the LNG transportation method that produces minimum distribution costs using the Milk-Run scenario from the Bontang LNG source with total transportation costs of USD 17,207,897 or equivalent with 1.53 USD/MMBTU with one 12,000 m3 LNG capacity vessel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matuli-Walanda, A.P.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989
920.72 MAT w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The main objective of this research was to study the marine bacteriology of the coast of North Sulawesi. The study was
accomplished by calculating the abundance of coliform, heterotrophic, and pathogenic bacteria, and analyzing the
coexistence relationship between bacteria and phytoplanktons. This research, which included the sampling and
laboratory works, has been carried out on 25 – 28 October, 2000. The results suggested that the abundance of each
bacteria was as follows: coliform bacteria range between 227-5940 cfu/100 ml with averages 1814.1 cfu/100 ml, found
in all stations; heterotrophic bacteria range between (1-82) x 103 cfu/ml with averages 12.1 x 103 cfu/ml, it was high
density and has association with phytoplankton Trichodesmium thieubautii. It was also found 6 species of pathogen
bacteria e.g. Aeromonas, Citrobacter, Proteus, Pseudomonas, Yersinia and Shigella. The presence of coliform and
pathogen bacteria was indicator of low quality of the seawater in the sampling area. Based on bacteriological study, the
North Sulawesi Coastal is not suitable for aquaculture and need treatment and controlled for further coastal exploitation."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Henley, David
Leiden : KITLV Press , 2005
330.959 84 HEN f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>