Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bachruddin Ali Akhmad
"Teknologi transportasi dan komunikasi yang lebih hebat, pertambahan penduduk dunia yang demikian pesat, sehingga manusia bergerak ketempat-tempat lain untuk merebut sumber alam, serta pergeseran kekuatan ekonomi yang demikian kerasmemerlukan pemahaman budaya dalam menguasai kultur pasar. Menyebabkan kemungkinan seseorang memerlukan bertemu atau ditemui orang dari kultur lain jauh lebih besar dari sebelumnya.
Dalam skala domestik, pengaruh-pengaruh diatalebih membuka kemungkinan seseorang bertemu kultur sukubangsa Indonesia lainya jauh lebih besar dari masalalu. Karena itu pemahaman kita tentang komunikasi verbal dan non verbal dalam konteks antar budaya diantara sukubangsa-sukubangsa tersebut harus lebih besar dan proporsional.
Dalam kerangka berpatisipasi kepada hal yang disebut terakhir dan untuk memenuhi syarat memperoleh ijazah magister dibidang Ilmu Sosial dengan Spesialisasi Ilmu Komunikasi, peneliti melakukan penelitian atau membuat thesis ini.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi masyarakat asli Banjar, ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa serta ciri-ciri komunikasi antara kedua masyarakat. Penelitian ini bersifat studi kasus, deskriptif dan kualitatif. Mempergunakan metode observasi partisipasi dan wawancara bebas terstruktur serta pengumpulan informasi skunder. Penelitian ini dilakukan di Mesa Telaga Langsat, Dati II Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat asli Banjar bersifat praktis, sementara ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat transmigran asal Jawa bersifat tatakrama. Ciri-ciri komunikasi non verbal kedua masyarakat sebagian besar lama, namun sebagian besar makna dari ciri-ciri tersebut berbeda. Status sosial, situasi komunikasi dan faktor stereotip serta prasangka sosial muncul sebagai faktor-faktor yang membedakan praktek penampilan ciri-ciri komunikasi transmigran asal Jawa dan dalam penampilan ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa dengan masyarakat asli Banjar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Aghnia Virginianty
"Skripsi ini membahas tujuan penggunaan dan fungsi kaomoji terhadap pesan verbal yang terjadi dalam komunikasi melalui media-komputer. Dengan mengambil studi kasus Web-blog personil grup idola AKB48, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tujuan yang mendasari penggunaan kaomoji dalam Web-blog dan juga mengetahui fungsi apa yang cenderung digunakan oleh penulis web-bog dalam menggunakan kaomoji. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksposisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kaomoji digunakan dengan tujuan untuk menekankan pesan, mengekspresikan emosi, memberikan image kawaii, memberikan nuansa humor, dan menarik perhatian pembaca. Sementara fungsi kaomoji yang banyak digunakan adalah sebagai pelengkap.

The focus of this study is the motives and functions of kaomoji towards verbal messages in computer-mediated communication. Regarding to the case study about the idol group AKB48 members' Web-Blog, the purpose of this research is to know and understand the motives that underlie the use of kaomoji in web-blog, and also to know what function of kaomoji the blog-users tends to use. This research's result shows that kaomoji is use with motives to accent messages, express emotion, give kawaii image, give humor nuance, and attract readers. While the kaomoji functions that is widely use is as a complement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ladiawati
"Penelitian tentang pola komunikasi masyarakat Dayak dan pendatang ini berawal dari seringnya terjadi konflik antar masyarakat Dayak di Pontianak dan pendatang yang mengadu nasib di daerah tersebut. Konflik terbesar adalah antara masyarakat Dayak dan pendatang Madura tahun 1996, yang berhasil melumpuhkan roda perekonomian di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu penelitian tentang komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang menjadi menarik untuk dibahas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang; serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbukanya komunikasi di antara mereka.
Landasan teoritis yang digunakan untuk mengkaji pola komunikasi tersebut yaitu dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya seperti teori konvergensi dan teori interaksi simbolik. Di dalam komunikasi antar budaya, pembuat pesan adalah anggota dari suatu budaya tertentu dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya, dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Bugis, Melayu, Jawa dan Madura. Di dalam komunikasi antar budaya , berusaha mengungkapkan apa yang terjadi ketika anggota dari dua budaya yang berlainan bertemu untuk melakukan interaksi komunikasi. Apakah komunikasi berjalan lancar atau mengalami hambatan. Adanya perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya , merupakan suatu ciri dari komunikasi antar budaya.
Teori lainnya yang digunakan adalah teori interaksi simbolik yang pada intinya membahas tentang suatu kemampuan manusia untuk menciptakan serta mempergunakan simbol-simbol sehingga manusia menjadi mahluk hidup yang unik, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga dibahas dengan menggunakan teori konvergensi yang membahas adanya kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok masyarakat. Adanya kesamaan dan perbedaan dalam kelompok masyarakat Dayak dan pendatang dalam hal keyakinan, nilai, perilaku dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah kpri unites Oita penelitian diperoleh dari key information melalui wawancara di lokasi penelitian.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat komunikasi yang efektif antara masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Melayu, Bugis, serta Jawa, tetapi komunikasi dengan pendatang Madura berjalan kurang efektif. Komunikasi di antara mereka cenderung diwarnai prasangka dan etnosentris. Adanya komunikasi efektif dan terhambat ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang yaitu kedekatan jarak fisik dan faktor kesamaan dalam karakteristik-karakteristik sosial budaya yang lebih berperan. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama dan persepsi, memiliki peran yang cukup berarti dalam terjadi atau tidaknya komunikasi efektif di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diatri Nari Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perubahan iklim komunikasi yang dapat menciptakan pembangunan yang lebih baik di Kabupaten Bantul. Jenis penelitian studi kasus memberikan gambaran berdasarkan kajian deskriptif kualitatif, yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan iklim komunikasi dalam mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Jenis kajiau ini hanya rnemaparkan situasi dan kondisi, namun tidak mencari atau menjelaskan hubungan . Kajian ini tidak juga membuat hipotesis atau prediksi. (Rabmat, 1995, 24) Informasi diperoleh melalui wawancara dengan narasurnber. Diantaranya Bupati Bantul, Kepala Bagian Humas dan lnformasi, Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Administrasi Pemerintah, perwakilan dari warga masyarakat , dan wartawan.
Penelitian ini berangkat dari paradigma positivisme yang memandang optimis bahwa perubahan iklim komunikasi akan membawa Kabupaten Bantul kepada keadaan yang lebih baik. Dengan perubahan iklim komunikasi maka akan terjalinnya hubungan dengan landasan kepercayaan diantara stake holders yang ada. Hal ini memungkinkan. terlaksananya good governance di Kabupaten Bantul.
Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang akan memberikan gambaran usaha yang dilakukan Pak Idham sebagai Bupati Bantul dalam membuat perubahan pada iklim komunikasi di Kabupaten Bantul. Dalam memilih sampel digunakan teknik snow hall sampling dimana penentuan responder berdasarkan pilihan dari responden sebelumnya, dan juga purposive sampling dimana penulis telah terlebih dulu menentukan serangkaian kriteria yang harus dipenuhi oleh responden atau narasumber.
Dalam melakukan perubahan iklim komunikasi, terdapat beberapa kendala yaitu keterpurukan tingkat keperayaan masyarakat Bantul terbadap Pemerintah Kabupaten Bantul serta adanya pemikiran bahwa pembangunan itu adalah tanggung jawab pernerirtah kabupaten. Namur saat ini kedua kendala tersebut telah dapat diatasi dengan melakukan kegiatan komunikasi dua arah, baik secara interpersonal maupun melalui media massa secara bersamaan dan berkesinambungan.
Penelitian ini menemukan bahwa sejauh ini iklim komunikasi sangat berperan dalam pelaksanaan good governance pada pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan jalan desa. Perubahan iklim komunikasi memiliki kemampuan untuk mengembalilcan kepercayaan masyarakat dan mampu membuat perubahan yang mendorong masyarakat untuk melakukan pemberdayaan dalam membangun jalan desa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alo Liliweri
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994
302.22 ALO k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid S. Susanto
Bandung: Rukun Gaya Baru, 1977
302.2 AST k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Widodo
"Internet yang menghubungkan ratusan juta komputer di seluruh dunia dalam sebuah jaringan merupakan medium komunikasi yang berkembang paling pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Dalam komunitas virtual di internet terjadi komunikasi antar-pribadi dalam bentuk yang sedikit berbeda dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka.
Penelitian ini bertujuan mencari perbedaan antara komunikasi antar pribadi,di internet dengan komunikasi antar-pribadi secara tatap muka. Karena beberapa faktor yang berbeda di antara keduanya, model komunikasi yang terbentuk menjadi tidak sama persis.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara dua model komunikasi tersebut antara lain kuatnya anonimitas dalam komunikasi virtual, rendahnya kendala psikologis karena komunikasi dilakukan tanpa melihat lawan bicaranya serta umpan balik yang tidak harus dilakukan secara serta merta dalam beberapa jenis piranti komunikasi. Perbedaan yang juga timbul adalah sulitnya menyampaikan bahasa non-verbal dalam komunikasi antar-pribadi di internet.
Untuk menjelaskan perbedaan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah "komunitas internet Indonesia" yang terdiri dari pengguna internet di Indonesia dan warga negara Indonesia di !ear negeri yang mempergunakan internet.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, rendahnya kendala psikologis menyebabkan terjadinya keberanian dan ketegasan dalam berkomunikasi (communication apprehension dan assertiveness) yang lebih besar dibandingkan komunikasi secara tatap muka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid S. Susanto
Jakarta: Binacipta, 1988
302.2 AST k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Turnomo Rahardjo
"Konflik yang terjadi berulangkali di Indonesia menjadi satu pertanda bahwa situasi mindless masih mewarnai komunikasi antaretnis yang berlangsung selama ini. Setiap individu dari kelompok yang berbeda bersikap reaktif daripada proaktif, dan menginterpretasikan perilaku orang dari kelompok lain berdasarkan perspektif kelompoknya. Dalam situasi komunikasi yang terpolarisasi maka penghargaan terhadap keberadaan masing-masing kelompok cenderung rendah.
Keberadaan warga etnis Cina di Indonesia hingga sekarang masih menjadi masalah. Di kalangan masyarakat etnis non Cina masih berkembang pandangan yang tidak menguntungkan terhadap keberadaan etnis Cina. Warga etnis Cina juga sering menjadi sasaran kekerasan dalam hampir setiap kerusuhan sosial yang terjadi.
Studi ini memiliki relevansi penting dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultur secara demografis maupun sosiologis, karena studi ini berharap dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana setiap individu dari kelompok etnis Cina dan etnis Jawa menegosiasikan identitas kultural mereka dalam sebuah ruang sosial. Disamping itu, studi juga berharap bisa mengkonstruksikan bangunan komunikasi antarbudaya yang memungkinkan warga dari kedua kelompok etnis bisa menciptakan relasi yang setara sebagai hasil dari negosiasi identitas diantara mereka.
Landasan teoritik dari studi ini adalah genre interpretif, yaitu pemikiran yang berusaha menemukan makna dari suatu tindakan dan teks. Sejalan dengan pemikiran genre interpretif, maka studi ini juga merujuk pada gagasan fenomenologi sebagai basis berpikir dalam studi ini. Fenomenologi merupakan studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran. Asumsi utama dari fenomenologi adalah bahwa orang secara aktif akan menginterpretasikan pengalaman mereka dengan memberikan makna terhadap apa yang mereka lihat. Penelitian ini menerapkan prinsip triangulasi dengan mengkombinasikan metoda kuantitatif (survei) dengan metoda kualitatif (fenomenologi). Dalam pelaksanaannya, studi ini menerapkan model triangulasi: the dominant-less dominant design, menggunakan paradigma dominan (interpretif) dan dilengkapi dengan satu komponen kecil dari paradigma alternatif (positivisme). Studi ini dilaksanakan di wilayah Sudiroprajan Solo, sebuah kawasan permukiman yang memungkinkan setiap individu dari kedua kelompok etnis bisa berkomunikasi dalam intensitas yang tinggi.
Hasil studi ini memperlihatkan bahwa warga kedua kelompok etnis di wilayah penelitian mampu menciptakan situasi komunikasi yang mindful, karena mereka memiliki kompetensi komunikasi antarbudaya yang memadai, yaitu kemampuan mengintegrasikan motivasi, pengetahuan, dan kecakapan untuk bisa berkomunikasi secara layak, efektif, dan memuaskan. Bangunan komunikasi antarbudaya yang dapat dikonstruksikan di wilayah penelitian adalah bangunan multikulturalisme yang karakteristiknya terlihat dari kemampuan warga kedua kelompok dalam memberi apresiasi terhadap perbedaan-perbedaan kultural yang ada. Namun demikian, bangunan multikulturalisme ini bertentangan dengan konsep bangsa Indonesia yang menekankan pada model indigenous. Konstruksi model yang lebih dekat dengan moto: `Bhinneka Tunggal lka' (Unity in Diversity) adalah Budaya Ketiga (Third-Culture), yaitu integrasi yang terjadi antara dua kelompok atau lebih ke dalam sebuah kelompok baru.
Implikasi dari hasil studi ini adalah bangunan atau model yang menjelaskan tentang komunikasi antarbudaya yang mindful masih sebatas menawarkan gagasan yang berkaitan dengan persoalan komunikasi, dalam arti bagaimana mengintegrasikan faktor motivasi, pengetahuan, dan kecakapan agar bisa berkomunikasi secara layak, efeklif, dan memuaskan. Berdasarkan studi yang dilakukan, maka cakupan teoritis (theoritical scope) dari bangunan tentang komunikasi antarbudaya yang mindful perlu diperluas dengan memasukkan faktor setting atau lingkungan permukiman dan faktor sosial-ekonomi penduduk sebagai faktor yang dapat memberi kontribusi terciptanya situasi komunikasi yang mindful."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
D577
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubbs, Stewart L.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
302.3 TUB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>