Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitepu, Suryo Adi Prayitno
"Kompetensi saat ini menjadi kebutuhan bagi pengelola Sumber Daya Manusia, apalagi akhir-akhir ini tuntutan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sangat tinggi, sehingga menuntut manajemen menetapkan kompetensi sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya manusianya. Kompetensi merupakan karakteristik dasar seseorang yang mengidentifikasikan. cara bersikap, berpikir, menarik kesimpulan, bertindak yang dapat dilakukan dan dipertahankan dalam periode waktu yang panjang serta menuntut pengembangan SDM yang berkualitas.
Dengan pola pengembangan SDM yang berbasis kompetensi, kompetensi memegang peranan yang cukup panting sebagaimana yang dikemukakan oleh Drucker (dalam Walker, 1992), bahwa fungsi personalia dimasa datang akan mengalami perubahan secara dratis. Personalia akan menangani tugas-tugas baru yang berbeda dengan sebelumnya, dan fungsi departemen SAM akan mengelola hal-hal yang lebih strategis sehubungan dengan berkembangnya tuntutan terhadap peningkatan kompetensi yang diperlukan guna menjalankan fungsinya.
Peningkatan pengelolaan sumber daya manusia dengan penyempurnaan Human Resource Management dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dikaitkan dengan talenta yang ada pada setiap individu SDM diyakini mempunyai dampak yang sangat besar bila dimanajemeni dengan tepat, mendorong perusahaan untuk mengembangkan pola penanganan SDM berbasis kompetensi dengan mengkaitkan talenta yang ada pada setiap diri SDM sebagai unsur pendorong dalam pencapaian sasarannya.
Dengan gambaran tersebut, penulis meneliti seberapa besar pengaruh dari kompetensi dan talenta mempengaruhi pengembangan SDM berbasis kompetensi, dan untuk itu penulis melakukan penelitian lapangan secara langsung pada karyawan WIKA. Pelaksanaan survei dlakukan terhadap 563 karyawan atau 76% dari 740 pegawai yang ada dalam perusahaan.
Dengan menggunakan pemikiran Spencer serta Gallup Organization (Bukingham, & Clifton), penulis mencoba untuk meneliti seberapa dalam atau seberapa tinggi kadar kompetensi dan talenta dinuliki oleh pegawai, serta seberapa besar dapat dikemukakan pengaruh dari pada pengelolaan SDM berbasis kompetensi melalui pengukuran kompetensi yang terdiri dari 6 dimensi dan 20 aspek kompetensi serta talenta yang terdiri dari 34 aspek talenta.
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan, bahwa sangat erat hubungannya antara kopetensi dan talenta terhadap peningkatan pencapaian kinerja yang ekselen. Hubungan yang terjadi antara kompetensi dan talenta adalah sangat signifikan dan dapat menjadi leverage atau pengungkit bila kedua hal tersebut yaitu kompetensi dan talenta dimenejemeni dengan optimal.
Dui penelitian ini penulis merekomendasikan kepada perusahaan pada khususnya dan para pengelola SDM pada umumnya untuk dapat menerapkan pengelolaan serta pengembangan SDM dengan berbasiskan Kompetensi dan Talents.

These days, competency - based human resources is a compulsory requirement for the human resources management. The trend occurs due to the increasing demand of using competency - based human resources development as a base for managing human resources. Competency is a personal basic characteristic identifying the way people act, think. summarize and behave which can be actualized and restrained (still) in a long period of time.
Competency held a significant role in development of competency - based human resources management model as mentioned by Drucker, Peter F (Walker, 1992) that in the future, the function of human resources would change significantly. Human resources will handle new jobs area different from the previous, and the function of human resources department will focus on managing strategic things/area in accordance with the increasing demand of competency development, (which is) required to run the function.
The development of human resources management with the flawlessness of human resources management and the development of human resources capability that are connected with the talent of each individual, are believed to have :in enormous impact if they are managed properly. It will encourage company to develop competency - based human resources management model, which used individual talent to support the goal achievement.
The analysis on how competency and talent influences competency- based human resources development is conducted in the purpose of writing this thesis. The survey is conducted directly to almost all of WIKA employees (563 employee) or about 76 % of total WIKA employees (740 employees).
This thesis analyzes and attempts to discover how high the competency and talent level had by each employee and how big is the influences of competency-based human resources management by measuring the competency which consist of 6 dimension and 20 competency aspects and talent which consist of 34 talent factors.
It can be summarized that the connection between competency and talent is really close and tight to the effort of achieving performance excellence. The connection occun-ed is really significant and can become a leverage if both competency and talent are managed optimally.
Finally., it is recommended to e11 human resources manager and PT. Wijaya Karya specifically to implement the competency and talent-based human resources management and development."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Widjaja Tunggal
Jakarta: Rineka Cipta, 1997,
R 658.300 3 Tun k(1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hadari Nawawi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008
658.3 HAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pranggono Dwianto
"Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung pada Presiden. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal perlu didukung oleh ketersediaan pegawai atau SDM yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah pentingnya fungsi perencanaan sumber daya manusia dalam menjamin ketersediaan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sementara itu, rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini ialah: a. Bagaimanakah persepsi responden mengenai kondisi iklim organisasi, sistem informasi SDM dan perencanaan sumber daya manusia di Sekretariat Negara; b. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dan sistem informasi SDM, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan perencanaan sumber daya manusia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Tujuannya yaitu melakukan explanatory research atau penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Selain itu digunakan pula metode deskriptif untuk menjelaskan kondisi secara umum masing-masing variabel penelitian. Populasi sebagai obyek penelitian adalah seluruh pegawai Sekretariat Negara yang berjumlah 758 orang dan secara struktural terdiri dari pejabat eselon dan non eselon (Staf). Jumlah responden sebagai sampel penelitian adalah 15% dari total populasi yaitu berjumlah 127 orang.
Alat analisis yang digunakan dalam penelilian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 11.0. Dalam menentukan saran guna meningkatkan efektivitas perencanaan SDM didasarkan pada kondisi masing-masing variabel dan tingkat korelasi serta pengaruh antar variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kondisi iklim organisasi, sistem informasi SDM dan perencanaan SDM di Sekretariat Negara cenderung kurang baik. Sementara itu, sifat hubungan antara variabel penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi dan sistem informasi SDM, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap percncanaan SDM.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang patut diperhatikan yaitu; Pertama membangun sistem informasi SDM Sekretariat Negara yang handal. Sistem tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yaitu SDM pelaksana, perangkat keras, perangkat lunak, teknologi yang diterapkan dan tingkat kapasitas organisasi pengelola sistem informasi SDM. Kedua, melakukan pembaharuan sistem kompensasi agar dirasakan adil bagi semua pegawai, sinkronisasi antara pekerjaan dengan job description, konsistensi pelaksanaan prosedur kerja Serta perlu dikembangkannya model keterlibatan pegawai dalam process decision making. Ketiga, pembenahan sistem rekrutmen pegawai dan memperbaiki pola pengembangan pegawai yang, berlandaskan prinsip-prinsip profesionalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The envolving culture of our contempory society continues to have an ongoing and profound effect on the practice of educational human resources management in university, because a good society can be performed through a good performance of individual. Human resources whose a good performance can be educated in an excellence university. In realities, the excellence universities are changed by the good human resources including an educational staffs, practicing central-office administrators and building principals who want to become more familiar with the field of human resources management. This article tries to discuss about management of quality educational human resources development in university"
ELH 63:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jaslis Ilyas
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0530
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wulandari
"Kebijakan perencanaan SDM "Zero Recruitment" di PT. X telah diterapkan pada tahun 2006 untuk posisi Administration Officer (AO). Kebijakan ini diputuskan oleh Direksi PT. X karena dua alasan yaitu; Pertama, bahwa jumlah SDM pada posisi AO saat ini dipandang sudah mencukupi kriteria dan kebutuhan yang ada; Kedua, untuk meminimalkan cost perusahaan. Namun, cabang Y PT. X masih melaporkan kebutuhan untuk menambah jumlah staf AO. Hal ini dikarenakan staf AO di cabang Y seringkali kesulitan untuk memenuhi target waktu (deadline) dan kemudian bekerja lembur untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Kesulitan staf AO dalam memenuhi deadline ini merupakan suatu bentuk penurunan kinerja yang disebabkan karena tuntutan kerja atau workload yang tinggi.
Selanjutnya, workload yang tinggi dikarenakan perusahaan menetapkan goal setting yang kurang tepat dalam perencanaan SDM (Noe, et.al, 2006:181) yaitu kebijakan "Zero Recruitment". Kondisi ini mengantarkan pada pemecahan masalah yaitu mengujicobakan Mental Workload Assessment untuk mengukur mental workload yang dialami staf AO dan sekaligus melakukan evaluasi dan melengkapi perencanaan SDM PT. X. Pelaksanaan Mental Workload Assessment ini menggunakan metode Subjective Measures dengan Borg Scale CR10. Tahapan Mental Workload Assessment meliputi persiapan, pengambilan data, dan analisa hasil. Metode pengambilan data menggunakan wawancara dan rating scale. Responden Mental Workload Assessment adalah 2 orang dari 4 orang staf AO dari cabang Y PT. X.
Berdasarkan hasil Borg Scale CR10; beban kerja mental yang tergolong berat dan sangat berat muncul pada aspek ketelitian, konsentrasi, matching (mencocokkan), dan detail orientation. Berdasarkan hasil wawancara; beban kerja mental yang berat disebabkan oleh tugas yang sangat banyak dan keterbatasan waktu. Akibatnya, responden seringkali bekerja secara terburu-buru dan mencari waktu kerja tambahan (lembur). Kondisi kerja yang kurang nyaman ini menunjukkan bahwa perencanaan SDM PT. X perlu ditinjau ulang dan kurang memperhatikan tinjauan Psikologi Kerekayasaan. Jadi, Mental Workload Assessment perlu dimanfaatkan sebagai evaluasi untuk melengkapi perencanaan SDM di PT. X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Alfa
"Peran Manajer Konstruksi Jalan di industri konstruksi sangatlah penting untuk menjamin kelancaran pengelolaan proyek jalan. Peran penting tersebut haruslah didukung kompetensi yang tepat sebagai jabatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hambatan-hambatan yang menjadi kendala seorang manajer untuk memiliki kompetensi sesuai bakuan kompetensi jabatan kerja yang berlaku. Data yang dikumpulkan yaitu dengan melalui 2 tahapan penelitian dengan mengguanakan questioner. Untuk tahap pertama, questioner disebar kepada beberapa orang pakar dan tahapan kedua, questioner disebar kepada kontraktor jalan dan lembaga terkait. Pengolahan data penelitian menggunakan AHP dan software SPSS. Hambatan-hambatan yang menjadi kendala untuk memperoleh kompetensi adalah kurangnya manajemen skill tentang pembuatan berita acara setiap pemerikasaan proyek bersama owner dan pihak terkait lainnya, kurangnya pengetahuan tentang pembuatan anggaran biaya pelaksanaan proyek dan jadwal cash flow, kurangnya manajemen skill tentang penyaluran dan pengendalian biaya proyek agar tepat waktu pada hambatan internal dan belum ada standar nasional tentang bakuan kompetensi serta koordinasi dengan kantor pusat yang tidak terjadwal dan jarang dilakukan. Solusi dari pemecahan masalah hambatan-hambatan tersebut adalah dengan menetapkan standar minimal pada saat recruitment manajer, melakukan sosialisasi bakuan kompetensi, dan memberlakukan bakuan kompetensi itu sendiri.

The role of Road Construction Manager in constructions industry is very important to guarantying success of management road project. This role should be supporting the good competence it will be working occupation. This experiment objective is to know the resistance which to constrain of the manager to have competence the suitable competency standard. The files witches collected are by two-step of the experiment by questioner. The first step, questioner is disseminated to several expert. The second step, questioner is disseminated to the road contractor and related department. The processing files experiment by AHP and software SPSS. The resistances which to be constrain to getting competence are lack of management skill about making program news of checking project, lack of the information about creating project budget and cash flow schedule, lack of management skill about distribution and anticipation project budget in the internal constrain and nothing the national standard about competency standard and coordination with central office witch not schedule and seldom be conducted. The trouble solution of constrain is specifying minimum standard when construction manager recruitment, do socialization competency standard and applying of the competency standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawaty
"Dewasa ini banyak organisasi yang mulai memperhatikan kualitas dari sumber daya manusia. Hal ini disebabkan mereka mulai menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan penggerak utama dari sebuah organisasi, yang turut menentukan tercapainya tujuan organisasi. Berdasarkan hal tersebut untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas organisasi membuat kebijakan-kebijakan untuk mengelola pekerjanya. Salah satu bentuk kebijakan yang saat ini banyak digunakan adalah penggunaan kompetensi. Hal ini disebabkan penggunaan kompetensi lebih dapat meramalkan tingkah laku dalam bekerja sehingga memudahkan sistem pengembangan sumber daya manusia.
Kompetensi dapat diaplikasikan kepada sistem pengembangan sumber daya manusia, salah satunya adalah sistem pengembangan karir. Sistem pengembangan karir sendiri adalah pendekatan formal yang dilakukan perusahaan untuk menjembatani kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi. Dalam hal ini, sistem pengembangan karir juga dapat mengatasi masalah-masalah seperti ketidakpuasan kerja karyawan dan kesulitan organisasi untuk mengidentiiikasi karyawan yang potensial.
Hal ini seperti yang dialami oleh Bank A, yang merupakan sebuah Bank yang sedang berkembang. Saat ini Bank A sedang berusaha menerapkan kompetensi sebagai standar dalam mengelola para pekerjanya. Namun, belum semua sistem pengelolaan sumber daya manusia yang menggunakan standar kompetensi, diantaranya sistem pengembangan karir. Padahal, dengan tidak adanya sistem pengembangan karir yang jelas banyak pegawai yang merasa tidak puas karena tidak mengetahui persyaratan kemampuan yang dituntut perusahaan pada setiap pekerjaan. Di sisi lain, Bank A juga mengalami masalah karena sulit mengidentifakasi program pengembangan untuk meningkaikan kemampuan karyawannya. Permasalah ini terutama timbul pada cabang operasional Bank A, karena cabang operasional memiliki jumlah sumber daya terbesar dan juga langsung berinteraksi dengan nasabah.
Berdasarkan hal tersebut, untuk menjawab permasalahan yang dialami oleh Bank A maka perlu dibuat sebuah sistem pengembangan karir dengan memliki dasar yang jelas yaitu kompetensi. Sistem pengembangan karir berdasarkan kompetensi tendiri dari tiga tahap yaitu tahap pengukuran untuk mengetahui level kompetensi pekerja, tahap perencanaan pelatihan dan pengembangan, serta tahap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan. Dalam hal ini, untuk melaksanakan sistem pengembangan karir berdasarkan kompetensi dibutuhkan persiapan-persiapan diantaranya memperoleh dukungan dan pimpinan puncak perusahaan dan penyiapan jenjang karir berdasarkan kompetensi sebagai informasi untuk merencanakan karir karyawan di cabang operasional Bank A. Selanjutnya setelah sistem pengembangan karir berdasarkan kompetensi diterapkan, dalam periode waktu tertentu dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas dari sistem pengembangan karir berdasarkan kompetensi tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>