Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susena
"RINGKASAN
Penggunaan air bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Ada tiga gejala yang dihadapi dalam masalah pengadaan air bersih, pertama gejala menurunnya kualitas dan kuantitas air permukaan yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan air PAM, kedua gejala semakin sulitnya memperoleh air tanah yang memenuhi syarat kualitas air bersih/air minum, dan ketiga gejala semakin cerahnya usaha penjualan air yang dikemas.
Sementara itu pengadaan air bersih khususnya untuk keperluan rumah tangga pada dasamya merupakan pelayanan umum dan pengusahaannya dilakukan oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah (Undang-undang No.11 tahun 1974 tentang pengairan dan SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum No.427 tahun 1984 tentang pembinaan Perusahaan Daerah Air Minum).
Tujuan penelitian ini adalah :
- Mempelajari sampai berapa jauh pelanggan PAM cenderung mencari aitematif sumber air bersih selain dari sumber air PAM
- Mencari biaya yang timbul akibat kebutuhan air bersih tidak/belum terpenuhi melalui pelayanan air PAM.
Dad tinjauan kepustakaan terungkap bahwa Allah menganugerahi hambaNya dengan air hujan yang diturunkan dari langit yang jatuh bersih ke bumi dan menjadi penunjang kehidupan setiap mahiuk hidup. Hal ini berkaitan dengan sikius hidrologi, efisiensi air hujan harus ditingkatkan rnelalui penerapan teknologi seperti sumur-sumur resapan, waduk, dan usaha-usaha konservasi air lainnya. Melalui upaya teknologi tersebut air hujan disimpan, diolah dan dapat digunakan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya pada waktu dan tempat yang berbeda guna menunjang kehidupannya. Namun simultan dengan penerapan sumur-sumur resapan maka untuk menghindari pencemaran air tanah dari limbah manusia (tanki septic) perlu diupayakan pembangunan-pembangunan instalasi pengolahan air limbah terpusat (sewerage) khususnya untuk lokasi yang pemukimannya padat.
Kondisi air tanah di Jakarta khususnya di sekitar lokasi penelitian relatif cukup baik dan masih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Menurut hasil penelitian Direktorat Geologi Tata Lingkungan terdapat perobahan pada kedudukan muka air tanah. Pada periode musim hujan kedudukan muka air tanah naik, sebaliknya pada saat musim kemarau kedudukan muka air tanah bertambah dalam dengan berkurangnya curah hujan. Kondisi ini sangat menunjang dalam pemanfaatan sumur-sumur resapan dalam menjaga kestabilan muka air tanah.
Ada implikasi eksternalitas dalam penggunaan air tanah, karena dalam penggunaan air tanah pada suatu waktu dan lokasi tertentu dapat menyebabkan perubahan baik secara kualitas maupun kuantitas pemakaian air tanah pada lokasi lain pada waktu yang bersamaan dan atau pada lokasi yang sama di waktu yang akan datang.
Perubahan kualitas lingkungan karena kegiatan baik oleh perorangan maupun kelompok masyarakat tidak pernah diperhitungkan biayanya. Penyebab kerusakan lingkungan tidak kurang menyadari bahwa biaya-biaya masyarakat luas seharusnya menjadi tanggung jawabnya juga.
Penelitian menggunakan sampel yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan teknik non probability sample. Jumlah sampel yang diambil 82 responden dengan lokasi sekitar Instalasi Pejompongan. Pilihan lokasi adalah dengan mompertimbangkan dekatnya jarak obyek penilitian dengan unit produksi untuk memperkecil kesalahan dalam pemilihan data sampel.
Dari 82 responden tersebut terdapat empat kelompok :
- Kelompok 1 pemakai Air PAM saja 34% biaya pengadaan per bulan Rp24.615
- Kelompok 2 pemakai Air PAM dan Air Tanah 33% biaya pengadaan per bulan Rp19.609
- Kelompok 3 pemakai Air PAM dan Air Kemasan 13% biaya pengadaan per bulan Rp43.874
- Kelompok- 4 pemakai Air PAM, Air Kemasan, dan Air Tanah 20% biaya pengadaan per bulan Rp54.595
Dilihat dari segi biaya maka kelompok 2 mempunyai biaya pengadaan paling rendah. Hai ini memberikan indikasi adanya kecenderungan pemakaian air tanah yang semakin meningkat di masa mendatang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan adanya penilaian subyektif konsumen terhadap kualitas air PAM, di atas 40% responden memberikan penilaian bahwa kualitas air PAM keruh, bau, berwarna dan berasa. Sementara itu dengan parameter yang sama kurang dari 15% responden memberikan penilaian terhadap kualitas air tanah. Begitu juga kalau dilihat dari segi pilihan penggunaan air hampir 57% responden lebih baik menggunakan air tanah, dan hanya 37% yang menggunakan air PAM.

SUMMARY
The phenomena on Water Supply Services are firstly the decline of quality and quantity of raw water sources of PAM, secondly the. poor quality and quantity of ground water to fulfill health eligible, and the last is the increasing trade of packed water.
Principally water supply especially for household should be served by PAM, but actually PAM have problem with raw water (surface water) which is contaminated by waste that come from household or industries.
The objectives of the Thesis are :
- To study how PAM customers tend to use alternative water sources besides PAM to fulfill their need
- To estimate the extra cost of water supply when the water services of PAM is not sufficient
PAM should serve clean water to the customers which fulfill certain specifications of quality, quantity, continuity, and pressure; but PAM faces water pollution problems. Alternative water sources for the household are : PAM, Ground water, and packed water.
Regarding to the ground water exploration there is an external implication, because exploitation of ground water could caused an intrusion of sea water. This would make a negative impact for the other persons and environment in the other place on the same and other time.
The cost of the change of environment quality as a result of bad treatment by individuals, as well as by a community is never regarded. However the environment damage is the responsibility of the community themselves.
The technical method used in this research is the purposive sampling with non probability technical samples. The total respondents are 82 located around the Pejompongan Installation. The choice of location considers the short distance between the water production unit of the Pejompongan Installation and the respondent to minimize error in data sample.
The 82 respondents are categorized into four groups :
- Group 1 (Users of only PAM water) 34%; cost per month Rp24.615,?
- Group 2 (Users of PAM water and ground water) 33%; cost per month Rp19.609;
- Group 3 (Users of PAM and packed water) 13%; cost per month Rp43.874;
- Group 4 (Users of PAM, packed water, and ground water) 20%; cost per month Rp54.595,-
Regarding to the cost aspect, group 2 more chiefly than the other, it indicates that the tendency of ground water utilization is increasing. Considering to the water quality evaluation and option the alternative of the resources, almost of 57% respondent use ground water and only 37% of them use PAM water. It indicates of increasing the use of ground water in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Upaya efisiensi pemakaian air di rumah sakit adalah salah satu usaha pencegahan penyebaran pencemaran (Polution Prevention), berupa pengurangan produksi air limbah dan juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan air nasional. Disamping itu juga merupakan usaha untuk menekan biaya rekening air, rekening listrik dan biaya operasional pengolahan limbah cair.
Instalasi Rawat Inap Teratai adalah salah satu rawat Inap yang ada di RSUP Fatmawati, yang menempati satu bangunan berlantai 6 dan merupakan rawat inap gabungan untuk berbagai penyakit. Instalasi rawat inap Teratai memiliki 266 tempat tidur dengan 209 karyawan dan BOR rata-rata 62,35 %, mengkonsumsi air sebesar 98,26 m3 per hari. Sedangkan menurut estimasi kebutuhan airnya hanya 47 m3, yang berarti 51,26 m3 air yang dapat dihemat. Dan dari hasil survey cepat dengan penyebaran kuesioner dan observasi, diidentifikasi penyebab terjadinya inefisiensi pemakaian air adalah masih banyaknya keluarga pasien yang menginap menunggu pasien dan masih banyaknya orang yang bezuk diluar jam bezuk.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2000 dengan metode Praeksperimental (pra dan pasca uji), yaitu melakukan intervensi kepada petugas (Satpam) yang bertujuan agar memperketat pengawasan terhadap jumlah keluarga pasien yang menginap dan orang yang bezuk diluar jam bezuk, agar terjadi efisiensi pemakaian air di instalasi rawat inap Teratai.
Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah orang yang bezuk diluar jam bezuk dari rata-rata 12,2 orang per jam sebelum intervensi, menjadi 7,6 orang per jam setelah intervensi dan jumlah keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang menurut 50 % responder sebelum intervensi, menurun menjadi 43 % responden setelah intervensi dan didukung dari hasil observasi keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang, rata-rata hanya 3 orang per malam pada saat sesudah intervensi. Sedangkan rata-rata pemakaian air perharinya sebelum intervensi sebesar 98,26 m3, menurun menjadi 76,24 m3 sesudah intervensi.
Pada program efisiensi pemakaian air bersih di instalasi rawat inap Teratai RSUP Fatmawati, air yang berhasil dihemat sebesar 22,02 m3 per hari atau 660,6 m3 per bulan. Bila dikonversikan kedalam rupiah, uang sebesar Rp. 1.320.000,- yang berhasil dihemat.
Disarankan kepada pihak manajemen RSUP Fatmawati dapat melanjutkan program efisiensi pemakaian air di Instalasi rawat inap Teratai dan unit 1 instalasi lain yang ada di RSUP Fatmawati dan mengintervensi faktor prilaku pasien, keluarga pasien dan karyawan misalnya melalui penyuluhan dan pemasangan stiker untuk efisiensi air, dan juga merencanakan untuk mengolah dan menggunakan kembali (reuse) air hasil pengolahan limbah cair.

Efficiency Program of Clean Water Usage In Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital, JakartaThe efficiency of water usage in hospital is one of the poison prevention efforts in the form of reducing waste water production and national water need. The other purposes are reducing the water bill, electricity bill and liquid waste water processing.
Teratai Inpatient Installation is serving one of inpatient rooms in Fatmawati General Hospital; it is located in the new building, as an inpatient joint for various diseases. Teratai Inpatient Installation has 266 beds, 209 employees and 62,35 percent of Bed Occupancy Rate (BOR ). This installation consumes 98,26 m3 water a day. According to estimate, it has been designed to consume only 47 m3, so an amount of 51,26 m3 water could be saved.
A rapid survey through questioners and observation, detected the causes of inefficiency of water usage. The first cause that there are too many relatives staying at the patient's room, which is against the rule of family visitation.
This research was conducted from July 1st to July 31st, 2000 by a pre experimental method (pre and post examination). It was held by provoking the security members to make the patient's family obey the rules. Among the results of this research are:
- A reduction of the amount of family visit from 12,2 persons per hour before intervention to be 7,6 persons per hour after intervention,
- A decrease of family patient who were stayed in that room, from 50 percents before intervention to 43 percents respondents after intervention.
- A reduction of water usage, from an average of 98,26 m3 before intervention to be 76,24 m3 after intervention.
This research concludes that the efficiency program of clean water usage in Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital can save water as much as 22,02 m3 a day or 66,06 m3 a month. If it is converted into the monetary units, it can save up to Rp 1.320200.
The suggestions for Fatmawati Hospital are continuing this program at Teratai Inpatient Installation and others. Another suggestion is intervenes patient behavior factor in which using water. The other suggestion is reusing liquid waste water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidilfit Chatim
"Sungai Ciliwung selain berperan dalam urat nadi perdagangan dan pintu pertahanan kota Jakarta, juga berperan sebagai sumber air minum bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai Ciliwung. Pada saat ini keadaan sungai tersebut masih cenderung demikian, dimana penduduk yang berada di kelurahan Manggarai masih menggunakan air sungai Ciliwung sebagai sumber kehidupan. Selama periode tahun 1983 sampai 1986 sungai Ciliwung dikatakan telah tercemar berat akibat buangan limbah .domestik, pabrik dan pencernaran oleh industri kecilsepanjang tepi sungai.. Begitu juga sumur-sumur sepanjang tepi sungai terutama yang berjarak 1-5 meter dari jamban. Secara fisik air sumur ini dapat memenuhi persyaratan, dari segi untuk bakteriologinya telah tercemar 100% oleh bakteri golongan coli.
Menghadapi masalah tersebut perlu diusahakan suatu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air menjadi air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar sungai.
Salah satu alternatif penjernihan yang dapat menghasilkan air bersih yaitu dengan penggunaan campuran obat kimia. Cara ini dapat dilakukan baik perorangan ataupun secara bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan air bersih. Formula kimia tersebut terdiri dari tawas untuk koagulasi, soda untuk mengatur pH, kaporit untuk mernbunuh kuman di tambah dengan kaolin atau tanah infusoria yang dapat mempercepat pengendapan partikel-partikel untuk menjadikannya air bersih.
Dalam penelitian ini telah dilakukan suatu eksperimen yang menggunakan campuran tersebut diatas untuk mendapatkan air bersih dari sumber air sungai Ciliwung dan air sumur sepanjang sungai di kelurahan Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula kimia kaolin dosis 125 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria dosis 125 mg/1 sangat baik untuk menurunkan kadar zat organik terlarut dalam air sungai Ciliwung dan air surnur, tetapi perlakuan ini kurang baik untuk membunuh mikroorganisme. Pemberian formula kimia kaolin dosis 250 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria. 250 mg/1 tidak begitu baik untuk menurunkan kandungan zat organic terlarut, akan tetapi untuk menghilangkan mikroorgani.sme sangat efektif."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T 1180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazri Azhar Ramdani
"Dalam beberapa abad terakhir, tingkat konsumsi air meningkat lebih dari dua kali lipat dan tingkat pertumbuhan populasi Industri terus meningkat. Akibatnya, kelangkaan air menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Secara khusus, Kabupaten Bekasi merupakan kota industri terbesar di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan 11 kawasan industri dengan 7.000 pabrik yang memiliki kebutuhan air yang sangat besar.Melihat dilema tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sistem dinamis untuk mengevaluasi sistem pengelolaan air di salah satu Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi. Fokusnya adalah pada dua isu berikut: (1) Kebijakan yang dapat diambil untuk menambah pasokan kebutuhan air di Kawasan Industri Terpadu Bekasi; (2) Simulasi model dampak kebijakan terhadap ketersediaan air di Kota Industri Terpadu Kabupaten Bekasi. Adapun kebijakan jangka Panjang yang dapat dipertimbangkan adalah Penambahan pasokan air dari sungai kalimalang, pengurangan kehilangan air karena produksi dan distribusi, dan penambahan laju daur ulang air limbah menjadi air baku Kembali sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan air baku kawasan industri. Dengan simulasi sistem dinamik dapat dibuktikan bahwa kebijakan pengelolaan air diatas terbukti dapat menambah penyediaan air bersih di Kawasan Industri Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi.

In the last few centuries, the rate of water consumption has more than doubled and the population growth rate of Industry continues to increase. As a result, water scarcity is a major problem that must be faced. In particular, Bekasi Regency is the largest industrial city in Indonesia and the largest in Southeast Asia with 11 industrial areas with 7,000 factories that have very large water needs. Seeing this dilemma, this study aims to develop a dynamic system model to evaluate water management systems in one of the an Integrated Industrial City in Bekasi Regency. The focus is on the following two issues: (1) Policies that can be taken to increase the supply of water demand in the Bekasi Integrated Industrial Estate; (2) Model simulation of the impact of policies on water availability in the Integrated Industrial City of Bekasi Regency. The long-term policies that can be considered are increasing the supply of water from the Kalimalang river, reducing water loss due to production and distribution, and increasing the rate of recycling of waste water into raw water again so that it can help meet the raw water needs of industrial areas. With a dynamic system simulation it can be proven that the above water management policies are proven to be able to increase the supply of clean water in the Integrated Industrial City Industrial Area in Bekasi Regency."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Khairina Ashar
"Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kandungan kadmium di dalam urin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengan sampel berjumlah 96 orang yang diambil dengan metode stratified random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (65,6%) terpajan pada air sumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu dan seluruh sampel masyarakat (100%) terdapat kadmium di dalam urin yang telah melewati nilai ambang batas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kadmium di dalam urin.
Pada analsiis multivariat menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air sumur yang terpajan Cd lebih dari 0,005 mg/l memiliki risiko 2,657 kali terdapat kadmium dalam urinnya setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan merokok, durasi pajanan, dan jarak dari TPA. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tidak menggunakan air sumur sebagai sumber air minum dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan daerah bidang air minum dan sanitasi di wilayah studi.

Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and not needed by the human body. The aim of this study was to determine relationship of consumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine. The study was performed with cross sectional design in the community residence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males and females with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Data analyzed by logistic regression.
Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63 respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urine samples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were not significant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.
Multivariate analysis showed that community who consume well water exposed Cd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine after adjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distance from dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water as a primary resource to drinking water and expected to be utilized by the government of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas water and sanitation in the study area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Anindya Wirawan Nugrohadi
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan PDAM dalam mengelolan pelayanaan dan penyediaan air bersih di Indonesia terutama di daerah perkotaan. PDAM sebagai Perusaahaan Daerah yang umumnya berada di daerah tingkat H mempunyai tanggung jawab sebagai public utility dan penyumbang PAD dari keuntungan yang diperolehnya sehingga kondisi tersebut berhubungan dengan pengelolaan pelayanan dan penyediaan air bersih yang secara langsung berkaitan juga dengan peran dan campur tangan pemerintah. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode studi pustaka dengan data sekunder. Penelitian ini mengambil kasus PDAM Kotamadya Dati II Bandung karena dapat mewakili permasalahan dan latar belakang PDAM di daerah perkotaan, kota besar, serta Indonesia secara umum. Dengan demikian pokok analisa dalam skripsi ini adalah permasalahaan pengelolaan pelayanan air bersih di Kotamadya Bandung tetapi tetap mengacu serta dikaitkan dengan permasalahan PDAM secara umum di Indonesia. Penelitian yang dilakukan memakai data PDAM Indonesia tahun 1993 sampai tahun 1995 yang sebagian bersumber dari Dirjend PUOD, Depdagri guna melihat latar belakang permasalahan umum PDAM dan penyediaan air bersih di Indonesia. Ciri ciri permasalahan PDAM secara umum kemudian dibandingkan dengan permasalahan kasus PDAM Kotamadya Bandung. Ternyata PDAM Kotamadya Bandung juga memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahan PDAM secara umum. Permasalahan tersebut secara garis besar adalah tingkat kehilangan air yang masih tinggi, kondisi keuangan yang buruk (kurang sehat), kelangkaan atau krisis air di daerah perkotaan. PDAM Kotamadya Bandung secara khusus memiliki permasalahan kelangkaan cumber air di Cekungan Bandung selain kondisi keuangan yang masih buruk. Karena permasalahan tersebut, PDAM Kotamadya Bandung tidak dapat melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai penyedia kebutuhan air bersih dan tidak memperoleh keuntungan yang seharusnya dapat disumbangkan bagi PAD Pemda Kotamadya Bandung. Kondisi pengelolaan pelayanan air bersih PDAM Kodya Bandung dan PDAM secara umum yang belum optimal berkaitan kondisi penyediaan air bersih secara nasional. Penyediaan air bersih di Indonesia berhubungan dengan peran pemerintah khususnya dalam pembangunan prasarana air bersih yang dilatarbelakangi oleh terbatasnya dana. Disamping itu setiap pemerintah daerah tingkat II yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan PDAM tidak memiliki potensi sumber daya air dan sumber daya manusia yang sama kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian PDAM yang tidak tergabung pengelolaannya secara nasional seperti yang ada sekarang tidak mendukung kondisi pelayanan dan penyediaan air bersih secara nasional yang optimal. Artinya kondisi tersebut tidak mencapai tingkat efisiensi baik dari manajemen input air baku maupun penjualan air bersih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Ratulangi Bhumindra
"Limbah padat lumpur IPA Pejompongan I dan II dari proses koagulasi-flokulasi-sedimentasi sampai saat ini dibuang ke sungai Krukut dan memiliki potensi untuk mencemarkan sungai tersebut. Studi pemanfaatan kembali lumpur IPA Pejompongan I dan II sebagai koagulan dilakukan untuk mengurangi residu yang dibuang ke sungai. Dalam penelitian penggunaan kembali lumpur sebagai koagulan yang dilakukan adalah menentukan kondisi terbaik yang dibutuhkan agar lumpur dapat digunakan sebagai koagulan. Metode jartest digunakan untuk mengaetahui kondisi optimum dan efisiensi pemakaian kembali lumpur. Kandungan aluminium merupakan senyawa yang sangat vital dan pemulihan aluminium dilakukan dengan pengeringan dan kalsinasi sampel lumpur terlebih dahulu.
Kondisi optimum untuk sampel lumpur IPA Pejompongan I dan II dengan dosis sebesar 9,01 dan 7,5 mg dengan kecepatan pengadukan cepat 140 dan 100 rpm selama 1 menit, lalu kecepatan pengadukan lambat sebesar 20 rpm selama 15 menit dan sedimentasi selama 60 menit. Efektivitas pemakaian lumpur sebagai koagulan untuk sampel I adalah sebesar 97,73 % dan sampel II sebesar 98,19 %. Hasil pemakaian dapat mencapai baku mutu kekeruhan yang telah ditetapkan pada Permenkes No. 492/menkes/per/iv/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 5 NTU sedangkan kekeruhan yang diperoleh adalah sebesar 4 NTU untuk kedua sampel. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian kembali lumpur IPA Pejompongan I dan II sebagai koagulan dapat dilakukan.

Sludge residu from coagulaton-flocculation-sedimentation process of Pejompongan I and II water treatment plant, have been disposed at Krukut river until the present day and the residue may be a threat of pollution to the river. Studies of reusing the sludge residu of Pejompongan I and II water treatment plant as a coagulant may decrease the amount of residu which are disposed at the river. In the study of reusing sludge as a coagulant, the search of the optimum conditions of the sludge is needed to be done by using jar test methode. Aluminium recovery is the vital core of this study, where to recover the remaining aluminium in the sludge residu, dewatering and calcination treatment has to be implemented to the sample.
The optimum condition for the sludge sample from Pejompongan I and II is 9,01 and 7,5 mg dosage of the sample with a fast mixing rate of 140 and 100 rpm for 1 minute and slow mixing rate of 20 rpm for 15 minutes then 60 minutes of sedimentation for settling. Effectivity of sludge reuse as a coagulant for sample I (Pejompongan I) is 97,73 % and sample II (Pejompongan II) IS 97,73 %. The result of the usage of the sample has reached the standard of turbidity which is stated by Permenkes No. 492/menkes/per/iv/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum with the standard of 5 NTU, where as turbidity obtained is equal to 4 NTU for both samples. The reuse of sludge residu from Pejompongan I and II water treatment plant as a coagulant has been proven successful.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Suryanegara
"Pada masa pandemi COVID-19, penyediaan air bersih, sanitasi, dan lingkungan yang higienis sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, Kota Jakarta Utara masih menghadapi permasalahan pemenuhan kebutuhan air penduduknya. Pandemi COVID-19 meningkatkan tantangan yang dihadapi oleh kelompok dan individu rentan, terutama perempuan, yang ada di garis kemiskinan dan tidak memiliki akses ke layanan kesehatan, air, sanitasi, dan perumahan layak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kerentanan dan ketahanan perempuan dalam upaya mewujudkan pengelolaan air adaptif dan berkelanjutan di lingkungan permukiman perkotaan masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis gabungan (mix-methods). Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan korelasi negatif yang cukup signifikan (-0,275) antara variabel kerentanan perempuan dengan ketahanan perempuan terhadap kondisi keterbatasan air. Terdapat variasi kerentanan dan ketahanan perempuan pada beberapa kecamatan di lokasi penelitian. Pengelolaan air rumah tangga berkelanjutan dapat diwujudkan dengan mendorong peran pemerintah, pengelola air perpipaan, dan rumah tangga untuk dapat menurunkan kerentanan serta meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptif perempuan.

During the COVID-19 pandemic, providing clean water, sanitation, and a hygienic environment is essential to protect public health. Even so, North Jakarta still needs to fulfil the water demands of its residents. The COVID-19 pandemic increases the challenges faced by vulnerable groups and individuals, especially women, who live in poverty and do not have access to health services, water, sanitation and decent housing. This study analyzed women's vulnerability and resilience in identifying adaptive and sustainable water management in urban settlements during the COVID-19 pandemic. This study uses a quantitative approach with mixed analysis methods. The study results showed a significant negative correlation (-0.275) between women's vulnerability and resilience to water shortages. There are variations in the vulnerability and resilience of women in several sub-districts in the study locations. Sustainable household water management can be admitted by encouraging the government, piped water administrators and households to reduce vulnerability and increase women's resilience and adaptive capacity."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Prasetyo
"Ketersediaan energi saat ini menjadi isu stategis dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan ketersediaan energi di Indonesia, sejak beberapa tahun lalu Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan beberapa program dan kebijakan mengenai konservasi energi. Energi yang paling banyak terpakai berada di sektor industri.
Dalam penelitian ini batasan masalah yang diamati yaitu gambaran konsumsi energi listrik pada pompa distribusi perusahaan air minum X yang meliputi tren daya terhadap waktu pada pompa distribusi sehingga dapat diketahui penggunaan daya teoritis pada pompa dengan daya yang sebenarnya terpakai serta rekomndasi teknis agar tercapai penghematan penggunaan listrik pada sistem pompa.
Dari hasil pengamatan pada 7 pompa didapatkan grafik daya teoritis (berdasarkan spesifikasi pompa) dan grafik daya aktual (berdasarkan pengamatan dari hari Senin, 10 Mei 2014 hingga Rabu, 14 Mei 2014 dengan sistem SCADA) dimana penggunaan daya pada kondisi aktual (setelah pemasangan VSD pada pompa 2, 3, dan 4) lebih rendah sebab terjadi modifikasi kecepatan putar dengan pengaturan frekuensi agar tercapai efisiensi. Dari perhitungan pada pompa 2 didapatkan bahwa setelah pemasangan VSD (Variable Speed Drive) didapatkan efisiensi daya sebesar 27-29%.

The availability of energy in this era has been the strategic issue for national development. As energy availability in Indonesia, since many years ago Indonesian government has applied many programs and policies about energy conservation. Energy, which most used, is in industry.
In this thesis, the problem boundary which analyzed is electricity energy consumption in water treatment industrie?s pump which include power trend based on time on distribution pump so that is known the comparison of teoritical power consumption on pumps with actual used power and the recommendation in mechanical to gain efficiency of electricity on pump system.
From observation on 7 pumps, there are teoritical power graphic (based on pump spsesification) and actual power graphic (based on observation on Monday, May 10th 2014 until Wednesday, May 14th 2014 with SCADA system) where the power consumption on actual condition (after VSD installment on pump 2, 3, and 4) lesser because rotational speed modification with frequency different occurs to gain efficiency. From calculation on pump 2, it can conclude that with VSD installment there is power efficiency between 27-29%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizki Purnamasari
"Dehidrasi merupakan keadaan ketika air yang keluar dari tubuh lebih banyak dibandingkan dengan air yang masuk. Dehidrasi dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk pada remaja yang dapat menyebabkan gangguan performa fisik dan kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi air dan faktor lainnya dengan status dehidrasi pada mahasiswa di Asrama Mahasiwa UI tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan dari 118 responden, sebanyak 66,1% mengalami dehidrasi. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi air, kebutuhan air, tingkat kecukupan konsumsi air, dan status gizi dengan status dehidrasi. Mahasiswa diharapkan untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencegah dehidrasi.

Dehydration is a condition when the water losses exceed water intake. Dehydration can occur in all age groups, including adolescents that can cause reduction of physical and cognitive performance. The design of this study was cross sectional aimed to analyze the association between water intake and other factors with dehydration status on college student at University of Indonesia’s Dormitory in 2015.
The results showed from 118 respondents, 66,1% are dehydration. Bivariate analysis showed that there was association between water intake, water requirements, the adequacy of water intake and nutritional status with dehydration status. Students are expected to consume water in appropriate with the requirements in order to prevent dehydration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>