Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kindangen, Edith
"Perkembangan pesat dunia perumahsakitan di Indonesia khususnya di wilayah DKI Jakarta, menyebabkan Rumah Sakit Atma Jaya perlu mengadakan penyesuaian dan perubahan agar tetap mampu mempertahankan kemandiriannya tanpa mengabaikan ciri dan misi rumah sakit Katolik yang diembannya. Salah satu pengembangan yang akan dilaksanakan oleh Rumah Sakit Atma Jaya yaitu, Pelayanan untuk Usia Lanjut. Untuk menjamin keberhasilan gagasan ini, maka perlu diadakan suatu studi kelayakan.
Ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup aspek pasar dari studi kelayakan yaitu, untuk mendapatkan gambaran apakah ada pasar potensial bagi pengembangan pelayanan usia lanjut yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Atma Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dari data sekunder kunjungan pasien usia lanjut yang berumur > 55 tahun di bagian pelayanan medik rawat jalan dan rawat inap Rumah Sakit Atma Jaya, pada tahun 1993.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada pasar potensial di Kecamatan Penjaringan wilayah Jakarta Utara serta Kecamatan Grogol Petamburan, Kecamatan Tambora, dan Kecamatan Cengkareng di wilayah Jakarta Barat. Kekuatan dan peluang yang dimiliki Rumah Sakit Atma Jaya, memungkinkan perluasan dari pasar potensial tersebut.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, aspek pasar mendukung gagasan pengembangan pelayanan usia lanjut yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Atma Jaya.
Saran yang dapat diberikan agar supaya gagasan tersebut dapat dilaksanakan oleh Rumah Sakit Atma Jaya adalah, melakukan penjajagan terhadap aspek-aspek lain dari studi kelayakan yaitu Aspek keuangan, aspek teknis, aspek organisasi manajerial, aspek lingkungan, aspek hukum/ peraturan pemerintah dan aspek sosial politik serta budaya setempat.
Bilamana semua aspek mendukung, maka tindakan selanjutnya adalah mengembangkan bauran pemasaran yang sesuai dengan konsumen sasaran.

The fast growth of hospital industry in Indonesia, particularly in the capital city of Jakarta, makes it imperative for Atma Jaya hospital to carry out improvements and adjustments in order to maintain its self-reliance without denying its characteristics and the mission it carries as a catholic hospital. One of the improvements to be performed by the Atma Jaya hospital is the idea of provisioning medical care for elderly people.To guarantee the success of this idea, a feasibility study should be carried out.
The scope of this study covers only a part of the feasibility study, it is the market aspect. This study aims at finding out whether there is a possibility for a potential market for the development of medical care for elderly people in Atma Jaya hospital.
It is a descriptive, analytical study of secondary data on medical visits made by residential and non-residential patients aged 55 years and above to the medical ward of the Atma Jaya hospital during 1993.The result of the study indicates that there is potential market on penjaringan district in north Jakarta, and Grogol Petamburan, Tambora and Cengkareng districts in west Jakarta. The strengths and opportunities of Atma Jaya hospital enable the potential market to expand to the other districts of Jakarta.
Based on the result, a conclusion is derived that the market aspect supports the idea of developing a medical care for elderly people in Atma Jaya hospital. To determine its realization, it is suggested that thorough investigation into the other aspects of the feasibility study, viz.: The financial, technical, organizational, managerial, environmental, legal / governmental regulation, social political and cultural aspects be carried out.
If all the supporting aspects contribute the idea of developing a medical care for elderly people in Atma Jaya hospital, the next step to be taken is to develop the marketing mix with the consumer target.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Murni
"Isu globalisasi dan AFTA 2003, ditambah dengan semakin banyaknya jumlah Rumah Sakit yang memperebutkan segmen pasar yang relatif sama saat ini, menimbulkan persaingan antar Rumah Sakit yang semakin tajam. Situasi persaingan sepeni ini menjadikan konsep pemasaran menjadi penting dalam proses manajemen Rumah Sakit. Rcndahnya frekuensi kunjungan Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Setia Mitra (PRJ RSSM) diakinatkan oleh belum terprogramnya kegiatan pemasaran secara khusus. Untuk merintis kegiatan pemasaran hams diawali dengan adanya suatu stmtegi pemasaran, dan sebagai langkah awal daripada suatu desain strategi pemasaran maka dilakukanlah penelitian analisis pasar pelanggan sebagai dasar pcnentuan segmeutasi pasar, penetapan pasar sasaran serta penetapan posisi pasar. Langkah ini akan meneliti potensi-potensi pasar yang dimiliki untuk pengembangan PRJ RSSM sehingga dapat disusun suatu strategi pemasaran yang baik. Dilakukan survey segmentasi yang melihat aspek-aspek geogralis, demografis, psikograiis dan perilaku Ierhadap para pengguna jasa PR] RSSM, untuk menganalisis karakteristik para pengguria jasa dan pasar potential sebagai bahan penetapan pasar sasaran jangka pendek dan masa depan, serta pasar sasarah primer dan sekunder. Dilakukan penentuan posisi pasar melalui aspek pembandingan bauran pemasaran dengan Rumah Sakit Pesaing dan penetapan pernyataan posirioning Qoositioning statemeny. Desain penelitian ini adalah smdi kasus yang bersifat hybrid (gabungan) kuantitatif dan kualitatifl PeneTitian ini terdiri dari tiga tahapan, perlama pengambilan data kuantitatif diperoleh dengan survey cross seciional untuk melihat segmentasi pasar; tahapan kedua melalui kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam kepada pelanggan internal dan pihak manajemen RSSM, dan analisis terhadap segmen-segmen pasar yang dituju serta CDM dilakukan untuk penetapan target pasar serta penentuan posisi pasar. Selain berdasar data primer yang didapat, analisis dibantu dengan data sekunder yang didapatkan dari berbagai sumber. Hasil segmentasi geogratis dan demograiis menunjukan bahwa segmen pasar terbesar bagi PRJ RSSM adalah pasien yang datang dari Jakarta Selatan. Mayoritas berada pada kelompok usia produktif 20-39 tahun, dengan tingkat pendidikan SMA-Sarjana, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan pegawai swasta_ Dari segmemasi psikogratis didapat bahwa mayoritas pelanggan ekstemal adalah mereka yang berasal dari status sosial ekonomi menen gah kc atas. Penelitian ini menghasilkan pasar sasaran jangka pendek dan masa depan serta pasar sasaran primer dan sekunder. Adapun pasar sasaran jangka pendek adalah segmen kelas ekonomi menengah, usia dewasa muda (20-39 tahun) yang berdomisili di Jakarta SeIatan. Sedangkan pasar sasaran masa depan adalah segmen kelas ekonomi menengah ke atas, usia dewasa mapan ( 40-49 tahun) hingga dewasa tua (50-69 talnm) di Jakarta Seiatan, Tangerang dan Depok. Adapun pasar sasaran primer adalah segmen kelas ekonomi menengah, usia dewasa muda di Jakarta Selatan. Sedangkan pasar sasaran sekunder adalah segmen kelas ekonomi menengah ke atas usia dewasa mapan / dewasa tua di Jakarta Selatan, Tangerang dan Depok. Penetapan posisi pasar mempertimbangkan aspek-aspek : perbandingan bauran pemasaran, aksesibilitas dan angka market share sewilayah Jakarta Selatan dan DKI, maka yang dipilih sebagai pesaing PRJ RS Setia Mitra adalah Poliklinik Rawat Jalan RS Gandaria dan Poliklinik Rawat Jalan RS Prikasih. Adapun penetapan pemyataan positioning PR) RSSM adalah : keluarga yang bijak memilih PRJ RSSM karena kaami adalah sahabat sctia yang telah melayani anda selama 18 tahun dalam memberikan layanan kesehatan terpadu, bermutu dan menyeluruh dengan efektif dan eiisien; dan Selalu berusaha agar dapat tetap terjangkau masyarakat. Karenanya kita tidak menyediakan teknotogi yang berlebihan, melainkan teknologi tepat guna sehingga pelanggan tidak akan terbebani dengan biaya yang tinggi. Teknologi kami ramah dan bersahabat bagi anda. Sekali bermitra, tetap setia. Kepuasan anda, harapan kami.

Globalization issue and AFTA 2003; combining with increasing in numbers of hospital serving the relatively same market segment leads to stiff competition among hospitals. In stiff competition situation, marketing concept becomes an important aspect in hospital management process. The low frequency visits to outpatient service of Setia Mitra Hospital is resulted from lack in marketing activities programme. Marketing strategy should be deteRMined before any marketing activities taken place. The first step of marketing strategy design is study of market analysis in determining segment, target and positioning. This step will study market potentials of outpatient service of Setia Mitra Hospital to produce a good marketing strategy. In this study, segmentation process are based on geographic, demographic, psychogtaphic, and human behavior of patient of outpatient service Setia Mitra Hospital, to analyze the characteristic of customer and potential market in deteRMining short term and long term target market, and primary and secondary target market- Comparative study of marketing mix with competitor and positioning statement aspect is used to determined market position. This study case design is hybrid between quantitative and qualitative desciptive analytic. Three phase in this study, first to be taken quantitative data based on survey to patient of outpatient service; secondly qualitative descriptive by doing deep interview to inteRNal customer and management of Setia Mitra Hospital, and analysis of market segment to determined is added by doing a Concencuss Decision Making (CDM) to choose the right target market and market positioning. Besides primary data, analysis is conducted using secondary data from several sources. The result of geographic and demographic segmentation shows that the biggest market segment of outpatient service of Setia Mitra Hospital is patients come from South Jakarta. Majority customer of outpatient service of Setia Mitra Hospital is classified into productive age among 20 to 39 years old, highschool to undergraduate level, occupations are housewife and private employee. From psychographic segmentation shows that customers come FRom middle economic class and up. This study results short term and long IGITI1 target market as well as primary and secondary target market. The short term target market is middle economic class segment, age young adults (20-39 years old) that lived in South Jakarta. The long term target market is middle economic class and up, age adults (40-49 years old) to old adults (50-69 years old) lived in South Jakarta, Tangerang, and Depok. Market position determination considers several aspects such as comparative of marketing mix, accessibility and the number of market share for South Jakarta and DKI area. Based on those aspects, competitors of Outpatient Service Setia Mitra Hospital are outpatient service of Gandaria Hospital and Prikasih Hospital. Positioning statement outpatient sen/ice Setia Mitra Hospitalis ?Wise family choose outpatient service Setia Mitra Hospital because we are the best partner that already served for 18 years in giving complete health care, high quality and thoroughly, effectively and efficiently, and always try to be reached by the community. Therefore, we do not give excessive technology but the right technology so customers will not pay unnecessary cost. Our technology is safe and familiar to you. Once become partner, always loyal. Your satisfaction is our hope."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hendrawati Sudibyo
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hartono
Jakarta: Rineka Cipta, 2010
362.11 BAM m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fadjriani
"Saat era globalisasi ini rumah sakit harus mempersiapkan diri dengan membenahi semua lini. Titik berat pelayanan rumah sakit pada masa lampau adalah pada pelayanan rawat inap. Tetapi saat ini telah tcnjadi perubahan mengenai pclayanan di rumah sakit yaitu Iebih cendemng pada pclayanan rawatjalan. Sehingga fungsi unit rawat jalan merupakan primadona di masa yang akan datang. Karena hal tcrscbut maka pihak manajemen Rumah Sakit Penamina Jaya merasa perlu untuk mengoptimalkannya dengan membuka Unit Poli Sorc.Tingkat pemanfiuxtan poliklinik yang digambarkan dengan banyaknya kunjungan di poliklinik setiap harinya tidak terlalu berubah banyak dan justru ada kecendenmgan kunjungan poliklik sore yang kian menumn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi polikiinik sore Rumah Sakit Penamina Jaya dimana pemanfaatan poliklinik sore yang sam ini masih kurang memcnuhi harapan manajemen Rumah Sakit Pertamina Jaya. Variabcl dari penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebas adalah faktor karakteristik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, pengctahuan dan pekerjaan serta faktor persepsi pasien terhadap mutu layman yaitu faktor SDM, tarifl sarana dan prasarana.
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dcngan disain cross sccsional dari data primer yang diambil melalui kuisioner dengan membcrikan lembar kuesioner terhadap I02 responden Dari hasil penelitian didapatkan hubungan yang bemmkna dari utilisasi poliklinik sore: faktor usia, penghasilan dan faktor SDM. Adapun faktor yang paling dominan adalah faktor SDM dan usia. Hasil penclitian ini mcnunjukkan bahwa sebagian besar responden mempersepsikan baik pclayanan poliklinik sore. Tetapi hal ini masih belum diikuti dengan pemanfaatan yang optimal terhadap poliklinik sore. Oleh karena itu diharapkan pihak manajemcn Rumah Sakit Pertamina Jaya berusaha unluk lebih mengembangkan poliklinik sore ini dengan pnoaktif mcmberi informasi kepada konsumen tentang keberadaan poliklinik sore tersebut. Dengan memperhatikan hasil penelitian yang memperlihatkan responden terbanyak adalah wanita usia produktif maka di masa mendatang diharapkan dapat dibuka Poliklinik baru yaitu Poliklinik kandungan dan kebidanan, poliklinik anak, scrta poliklinik kulit dan kelamin.

In globalization era, hospital has to be prepared by adjusting all line. In the past, hospital service is emphasizing in inpatient service. However, recently there is alteration toward hospital services, which is likely to outpatient services. Therefore, outpatient unit function is a favorite for fixture period. Because of it, so management of Pertamina Jaya Hospital feels that they need to maximize it by opening Evening Polyclinic Unit. Polyclinic service level described by visitation rate in pclyclinic per day is not change too much and tendency of evening polyclinic visitations trend decreased.
This research aim to know factors that related with evening polyclinic utilization of Pertamina Jaya Hospital where recent polyclinic evening benefit still less to fulfill Pertamina Jaya Hospital management expectation. Variable from this research is free variable and bond variable. Free variables are patient characteristic factors that include age, sex, education, earning, knowledge and occupation and patient perception factor toward service quality such as SDM, tariff, medium and infrastructure.
Research conducted by quantitative method with cross sectional design from primary data that gathered from questioner by giving questioner sheet to 102 respondents. From research result obtained signiticant relation from evening polyclinic utilization: age factor, eaming and SDM factor. The most dominant factor is SDM and age. This research result shows that most of 'respondents toward evening polyclinic perception are well; however, it still not followed with optimal benefit toward evening polyclinic. Therefore, suggested to Pertamina Jaya Hospital management developing this evening polyclinic proactively to give information for consumer toward evening polyclinic existence. Suggestion submitted in this research considering the most patients are children and productive age women so that management reconsiders opening new polyclinics, which are a polyclinic of paediatrics, polyclinic of obstetric and gynaecology, and polyclinic of dermatology.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumilah Ayuningtyas
"Ketatnya kompetisi yang ditimbuikan oleh, di antaranya, kebijakan pemerintah yang memungkinkan Perseroan Terbatas dan modal asing mendirikan rumah sakit serta berbagai variabel yang menyebabkan cepatnya perubahan pasar mengisyaratkan analisis dan perencanaan matang bagi pendirian sebuah rumah sakit. Dari segi pemasaran, misalnya, perlu iebih dulu dilakukan identifikasi dan segmentasi pasar, pemilihan kelompok pelanggan serta penetapan pasar sasaran. Di tengah situasi kompetitif seperti inilah Yayasan Jakarta Medika melakukan persiapan untuk mengembangkan Poliklinik Jakarta Medical Center (JMC) menjadi rumah sakit. Basis bagi rencana ini adalah terns meningkatnyajumlah pengunjung poliklinik dan sisa hasil usaha selama tiga tahun terakhir, relatif tingginya loyalitas pasien serta tingginya minat pada fasilitas rawat inap sehari dan tersebarnya 25 klinik 24 jam milik yayasan.
Pada penelitian ini dilakukan segmentasi geografi, demografi dan psikografi terhadap para pengguna jasa, masyarakat, dokter praktek swasta, dan perusahaan pelanggan untuk menganalisis karakteristik para pengguna jasa dan pasar potensial sebagai bahan penetapan pasar sasaran (targeting) dan pola pasar sasaran, untuk selanjutnya dilakukan positioning terhadap 2 RS kompetitor ( RS Tria Dipa 1 RS Siaga Raya ) serta pernyataan positioning sebagai bentuk positioning terhadap pelanggan.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini merupakan studi multi-responden yang menggunakan data primer berdasarkan survei terhadap 116 pasien, 30 dokter, 30 orang masyarakat sekitar poliklinik, 9 perusahaan pelanggan dan 2 RS kompetitor ( RS Tria Dipa dan RS Siaga Raya ). Analisis didukung pula oleh data sekunder dari berbagai sumber termasuk Biro Pusat Statistik dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hasil segmentasi geografis dan demografis menunjukkan bahwa segmen pasar terbesar bagi poliklinik JMC adalah pasien yang datang dari lima kotamadya di DKI Jakarta dan beberapa wilayah sekitar seperti Bogor dan Depok. Mayoritas pengunjung klinik adalah mereka yang berada pada kelompok usia produktif 20 - 39 tahun, dengan tingkat pendidikan D3 dan universitas, bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan per bulan Iebih dari Rp 1 juta. Dari segmentasi psikografis didapat pula data bahwa kebanyakan dari pengunjung adalah mereka yang berasal dari status sosial ekonomi menengah ke atas yang memiliki kesadaran relatif tinggi tentang nilai kesehatan, sebagaimana tampak dari kesediaan menganggarkan belanja kesehatan yang juga relatif tinggi. Ini juga tampak dari pilihan kelas rawat inap sampai WIP pada pasien.
Penelitian pasar potensial pada masyarakat sekitar menunjukkan perbedaan karakter demografis serta pengeluaran kesehatan yang boleh jadi menyebabkan aspek psikografis pilihan kelas perawatan dan tingkat demand lebih rendah terhadap rumah sakit JMC yang direncanakan didirikan. Oleh karena itu gambaran akan pasar potensial dilengkapi dengan perbandingan antara supply (jumlah fasilitas sarana tenaga kesehatan) dengan demand (jumlah populasi di Jakarta Selatan) serta penghitungan proyeksi kunjungan rawat jalan, current demand maximum market potensial dan MDI yang menunjukkan hasil perhitungan 22,51 %, artinya pasar pelayanan jasa kesehatan masih dapat bertambah (potensial).
Gambaran segmen pasar poliklinik JMC dan pasar potensial menjadi dasar penetapan pasar sasaran berikut: pasien kelas menengah keatas dengan pendidikan, penghasilan dan kesadaran kesehatan yang relatif tinggi, serta memiliki tuntutan mutu layanan kesehatan yang tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa pola pemilihan pasar sasaran adalah spesialisasi terpilih ( multi coverage segment) sementara positioning dalam struktur pasar terhadap kompetitor adalah market follower atau market challenger. Pelayanan kesehatan yang tinggi dengan sentuhan kemanusian (high touch) adalah positioning yang ditujukan kepada pelanggan.

Market Segment, Target and Positioning Analysis for the Development of Jakarta Medical Center (JMC) Policlinic into Hospital in Year 2000.The staff competition resulting from, among other things, government policies which enable private enterprises and foreign capitals to venture into the hospital industry as well the presence of variables that lead to rapid market change stipulate well-laid plans and analysis before establishing a hospital. A process to identify market segments, for instance, is needed for marketing purposes, in addition to the selection of consumer groups and market targets. The growing competition provides the backdrop for the Yayasan Jakarta Medika's preparations to develop its Jakarta Medical Center (JMC) Policlinic into a hospital. The basis for this plan includes the steady increase in the number of patients, the healthy profit margin over the past three years, patients' loyalty, and expressed interests in one-day-care facilities provided by a total of 25 24-hour clinics owned by the Yayasan's in the areas surrounding the policlinic.
Geographic, demographic and psycho-graphic segmentation processes were carried out in this study, involving patients, residents in the surrounding area, private doctor practices and companies that use the policlinic's facilities for their employees' health care. The purpose of the segmentation is to analyze the characteristics of the facility users and the potential market in order to establish target market and its pattern. The process is also needed to determine the positioning against two competitor hospitals, namely the Tria Dipa Hospital and Siaga Raya Hospital, as well as positioning toward customers.
The study is descriptive and multi-respondents, using primary data from a survey that involved 116 patients, 30 doctors, 30 residents in the surrounding areas, nine user companies, and the two competitor hospitals. A set of secondary data obtained from agencies such as the Central Bureau of Statistics and the Institute of Demography at the University of Indonesia School of Economics, back up the analysis.
The geographic and demographic segmentation shows that the largest market segment for the policlinic is patients coming from five Jakarta mayoralties and surrounding areas such as Bogor and Depok. The majority of patients are those of productive ages of 20 to 39, university-educated, employees of private companies who make more than Rp 1 million per month. The psyche-graphic segmentation reveals that most patients are those of upper middle social economic class with relatively high-health awareness as indicated in willingness to allocate relatively high health-care budget.and demand for the better an-patient care facilities.
The group of residents studied showed different characteristics demographically than those of the patients, including lower income, demands for lower level of in-patient care facilities and lower demands for the planned JMC hospital. The author therefore supplements the description of potential market with a calculation of supply and demand, as well as projection of out-patient care demands, current demand maximum market potential and MDI which yields the figure of 22,51%-indicating potential growth for health-care market.
Descriptions of the market segment and potential market of the JMC policlinic form the basis for the establishment of the target market as follows: upper middle class patients with high educational background, income and health awareness as well as demand for quality health care. This study also establishes multi-coverage segment as the pattern for the target market, while the JMC positioning against competitor hospitals is that of market follower/challenger. The positioning vis-a-vis customer is one that promises health care services with high human touch.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T 506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: Sagung Seto, 2007
362.1 BOY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: Sagung Seto, 2007
362.1 BOY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emmyr Faizal Moeis
"Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Pasien merupakan subsistem dari Sistem Informasi Rumah Sakit. Kinerja Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan salah satu unsur dari kinerja rumah sakit secara keseluruhan, maka dengan belum mantapnya Sistem Informasi Penerimaan Pasien akan ikut menurunkan kinerja rumah sakit dan hal ini merupakan masalah bagi administrator rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Pasien di rumah sakit Pondok Indah, serta mengidentifikasi kelengkapan data maupun informasi pasien yang diperlukan dalam proses penerimaan pasien rumah sakit dan pemanfaatan data maupun informasi pasien yang telah ada di bagian penerimaan pasien; kemudian mengembangkan sistem informasi manajemen pada bagian penerimaan pasien rumah sakit guna mengelola sumber daya pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan cara pengamatan dan wawancara. Pengumpulan data objektif dilakukan melalui pengamatan terhadap dokumen, forum pengambilan keputusan, data statistik rumah sakit dan ketersediaan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukan pengembangan dari prosedur pra-penerimaan pasien agar sistem informasi manajemen penerimaan pasien menjadi lebih efektif dan efisien.
Disimpulkan bagian penerimaan pasien belum memiliki sistem informasi seperti yang diharapkan, yang dapat memberikan asupan kepada pimpinan rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Serta belum digunakannya secara optimal sistem informasi yang ada dalam pengelolaan penerimaan pasien. Disarankan untuk melakukan penataan kembali sistem informasi rumah sakit baik menyangkut komponen masukan, komponen proses maupun keluaran.
Cara pemecahan masalah yang dipilih yaitu dengan melaksanakan model sistem informasi manajemen penerimaan pasien yang dikembangkan, dimana termasuk didalamnya program pra-penerimaan pasien."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enie Rochaeni
"Tahun 1998 ketika RSUD Pasar Rebo berubah status menjadi kelas B, jumlah pejabat struktural bertambah yaitu menjadi 21 orang, kemudian Direktur/Pimpinan Rumah Sakit menetapkan Pejabat Struktural sesuai dengan kompetensi. Sejak itu pula terjadi kecaman-kecaman atau hujatam-hujatan pada pejabal struktural/manajemen.
Penelitian ini bcrtujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan mengidentifikasi konflik yang berkaitan dengan kebijakan jabatan struktural di RSUD Pasar Rebo. Jenis penelilian ini adalah deskripsi analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional secara kuantitatif dan kualitatif. Alat pengukur data kuantitatif yang disusun berdasarkan penskalaan Likert. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode Fokus Group Diskusi (FGD). Variabel-valiabel yang diteliti adalah Z indikator konflik yang terdiri dari adu argumentasi, masalah komunikasi, kompetisi yang destruktif, sikap yang tidak fleksibel dan tidak sensitif, saling menyimpan informasi, kecaman yang tidak fair, dan hubungan menjadi sangat formal. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 114 orang yang terdid dari : kelompok Medis 9 orang, kelompok Perawat 35 orang, Kelompok Non Medik 51 Orang dan Kelompok Struktural 19 orang.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: variabel adu argumentasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok Non Medik 62,5% dan kelompok perawat 64,3% , pada variabel masalah komunikasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan kelompok perawat 34,2%, pada pada variabel kompetisi yang destruktif, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 33,3% dan kelompok perawat 37,l%, pada variabel sikap yang tidak fleksibel yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan dari kelompok perawat 34,2%. Pada variabel menyimpan informasi yang menyatakan ada konflik pada kelompok non medik 29,4% dan pada kelompok pelawat 31,4%. Pada variabel kecaman yang tidak fair yang menyalakan ada konflik pada kelompok non medik l9,6% dan pada kelompok perawat 31,4%. Pada variabel hubungan yang sangat formal, yang menyatakan ada konflik pada kelompok non mcdik 30,2% dan pada kelompok Perawat 42,8%. Berdasarkan persepsi kelompok Non Medik dan Kelompgk Perawat, faktor penyebab konflik adalah adanya perbedaan pendapat lemahnya komunikasi dan gaya kepemimpinan. Posisi konflik yang paling tinggi terjadi pada kelompok Non Medik dan kelompok Perawat, Dampak konflik kearah negatif yaitu konflik yang merusak (disfungsional/destruktif). Hal ini berpengaruh terhadap motivasi kerja dan suasana kerja yang tidak kondusif.
Saran dalam penelitian ini, adalah Direktur RSUD Pasar Rebo segera untuk merespon masalah ini secara cepat dan tepat, dengan melakukan persamaan persepsi dan memberikan informasi tentang kebijakan yang berkaitan dengan jabatan struktural. Selain itu guna meningkatkan ketrampilan terhadap pejabat struktural/manajemen perlu diberikan peladhan-pelatihan tentang manajemen.

In the year 1998 Pasar Rebo Hospital changed the status to class B hospital, the numbers of structtual staff becomes 21 staftf furthermore Directore of the Hospital decided the structural stat? selected according to the related competition rank and copability. From this assignment time, has rised a protest or slander destireci to management/or structural staff ofthe Pasar Rebo Hospital.
This research purposed to achieve to get a clear pictures and to identifying thc conflict related with the role of function ofoocupation in Pasar Reho Hospital. The type of this research is descriptive-analytical which is conducted by means of quatitative and qualitative Cross-Sectional approach. The instrument for measureing the quantitative data structured questionnaire which is compiled based on Likert Scale. The qualitative data collection is conducted by means of Focus Group Discussion method. The variables which are researched are : unwarranted arguments among employees, communication problems, destructive competition, employees exhibiting inflexible and insensitive attitudes, colleagues withholding information, unfair criticims of certain individuals, excessively fomial interpersonal relationships between employees. The sample were ll4 persorw, which are : 9 persons hom medical group, 55 prsons from nurses, 51 persons from non medical and I9 persons hom structural.
The result of this research was summarized that the variables unwarranted argument who has stated conflicts from non medik group is 62,5% and from nurses group is 64,3%. In the alterhand the variable commtmication problem who has stated cinflicts from non medik group is 39,2% and Hom nurses group is 34,2%. The variable destructive competition who has stated conflicts from non medik group is 33,3% and from nurses group is 37,1%. For the variable employees exhibiting inflekxible and inssitive attitudes who has stated conflicts from non medik group 39,2% and 34,2% for nurses group. For the variable colleagues withholding information who has stated conflicts is 29,-4% for non medik and 31,4% for nurses group. For the variable unfair criticims of certain individuals who has conflicts is l9,6% for non medik group and 3l,4% for nurses group. For the variable excessively formal interpersonal who has stated conflicts is 30,2% for non medik and 42,8% for nurses group. A factor of conflict due to diiiient ideas, cornmtuiication problems and style of leadeshipness In these kind of conflicts called disfungsiorial/destructive. Eventually the excess oh these conflicts influenced to motivation of working an uncondusively ol' comfortable working ethic.
The recommendations should forward to : Directore of Pasar Rebo Hospital to response these conflicts problems seriously in order to react by uniforming of perceptions by giving them the correct information, regarding to the role of fimction which related with thc structural occupation in Pasar Rebo Hospital. ln other hands this efforts is to achieve or to improve the skilfull of the structural stall' or management staff whose needs to give them a change like a management training etc."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>