Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Kastowo
"Tidak dapat disangkal bahwa dalam setiap aspek kehidupannya, seseorang selalu dihadapkan. pada risiko. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi modern dewasa ini. Teknologi modern di samping memberikan kemudahan bagi manusia, juga menambah semakin kompleksnya risiko yang harus dihadapi. Risiko-risiko yang ada dapat mengancam jiwa seseorang ataupun keluarganya atau juga harta yang menjadi miliknya. Pengertian risiko di sini adalah kemungkinan menderita kerugian yang ditimbulkan oleh suatu kejadian yang belum tentu akan terjadinya.
Kegiatan yang dilakukan atau usaha yang dijalankan oleh seseorang biasanya diarahkan pada hasil yang menguntungkan. Didasarkan pada pemahaman bahwa risiko itu selalu melekat pada setiap langkah seseorang, maka risiko itu selalu diusahakan untuk ditanggulangi. Satu di antara beberapa cara untuk menanggulangi risiko adalah dengan cara asuransi.
Pada dasarnya menanggulangi risiko dengan cara asuransi adalah mengalihkan (mentransfer) risiko (kemungkinan menderita kerugian) yang dihadapi itu kepada perusahaan asuransi. Peralihan risiko dari seseorang (tertanggung) kepada perusahaan asuransi (penangggung) hanya dapat terjadi jika sebelum terjadi risiko telah diadakan perjanjian asuransi. Dalam perjanjian asuransi tersebut pada pokoknya dinyatakan bahwa penanggung dengan menerima suatu premi dari tertanggung, bersedia menerima peralihan risiko yang dihadapi oleh tertanggung. Ujud peralihan risiko ini adalah bahwa jika tertanggung menderita kerugian karena risiko yang diasuransikan, maka kerugian itu akan diganti oleh penanggung."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasamala
"Pada masa lalu kondisi persaingan di Indonesia sarat dengan nuansa monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, beberapa pelaku usaha tertentu telah menjadi besar dan menguasai beberapa bidang produksi dan layanan jasa. Penguasaan tersebut muncul akibat pemberian proteksi dan kemudahan-kemudahan oleh pemerintah yang bermaksud membesarkan pelaku usaha dalam negeri, pada kenyataannya proteksi tersebut menjadikan pelaku usaha tertentu menjadi tidak efisien, namun mendominasi pasar dan memunculkan apa yang disebut kapitalisme semu (ersatz capitalism). Lahirnya Undang-undang No.5/1999 mengatur tentang perjanjian dan perilaku usaha, salah satunya terkait dengan integrasi vertikal yang diatur dalam pasal 14. Penerapan pasal 14 tersebut akan bertalian dengan metode pendekatan yang digunakan, yakni pendekatan rule of reason yang mengedepankan pembuktian pada "dampak" dan "cara" sehingga perilaku atau perjanjian tersebut dapat dilarang.
Pada konteksnya terdapat dua cara pandang yang berbeda mengenai integrasi vertikal, beberapa sarjana menganggap integrasi vertikal tidak perlu dilarang sebab tujuan efisiensi yang melatar belakanginya jauh lebih kuat ketimbang dampak merugikan yang ditimbulkannya, namun cara pandang yang lain melihat bahwa integrasi vertikal perlu untuk tetap dilarang apabila merugikan persaingan usaha. Sebagai contoh aplikatif berkaitan dengan pelanggaran pasal 14, Penulis mengangkat kasus dual access PT. (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia, yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan pemahaman bukan hanya secara teori namun juga secara praktis mengenai teknik penerapan pendekatan rule of reason oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang memang diberikan kewenangan untuk itu oleh UU NO.5/1999."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T19884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
"Sistem ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi yang paling tinggi efisiensinya diantara semua sistem ekonomi yang kita kenal. Ekonomi pasar, termasuk persaingan antara produsen dan pembeli menjamin penyediaan terbaik kebutuhan konsumen akan barang serta peningkatan kesejahteraan umum. Persaingan mengakibatkan modal dan sumberdaya lainnya digunakan ditempat-tempat yang paling produktif.
Di banyak negara, untuk waktu yang lama, pemerintah menjadikan sektor telekomunikasi sebagai pasar monopoli. Namun pada akhirnya pemerintah menyadari bahwa tidak pada semua bagian dari industri telekomunikasi memiliki karakteristik yang tepat jika dilakukan dengan sistem monopoli, dan pada saat yang sama, teknologi menawarkan penurunan biaya investasi dan tumbuhnya tuntutan masyarakat akan tersedianya kapasitas yang baru.
Liberalisasi telekomunikasi memberikan hasil yang sangat positif. Studi yang dilakukan ITLI (International Telecommunication Union), mengindikasikan suatu hubungan yang significant antara ukuran l1beralisasi pasar dengan tingkat pertumbuhan keparlatan pengguna telepon, balk untuk telepon bergerak maupun telepon tetap. Disaat kompetisi menjadi suatu tren yang terns didorong keberadaanya di seluruh belahan dunia, ternyata disinyalir masih ada Para pemain di bisnis telekomunikasi yang perilakunya menghambat terwujudnya persaingan yang sehat di sektor ini.
Sebagai salah satu pemain telekomunikasi di Indonesia, TelkomFlexi ditengarai berperilaku anti kompetisi. Beberapa perilaku TelkomFlexi yang ditengarai anti kompetisi adalah perilaku penyalahgunaan po5isi dominan PT.TELKOM di bisnis telekomunikasi telepon tetap, melakukan diskriminasi harga, melakukan blocking dengan produk pesaingnya, serta melakukan subsidi silang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawaroh Hasan
"Dalam menghadapi persaingan global tahun 2003, perdagangan bebas AFTA membuka peluang bagi konsumen untuk memilih produk yang berkualitas tinggi, pelayanan yang memuaskan, dan harga produk yang kompetitif. Produsen dalam industri peralatan dapur di Indonesia merupakan produk rumah tangga untuk kebutuhan konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Namun untuk memenangkan persaingan dalam industri peralatan dapur, suatu perusahaan harus memiliki dimensi-dimensi daya saing agar dapat mengungguli para pesaingnya.
PT. Batin Eka Perkasa (PT. BEP) yang telah didirikan sejak tahun 1988 telah memperluas jaringan usahanya di berbagai wilayah kota besar di Indonesia. Hingga saat ini PT. BEP menjadi salah satu produsen peralatan dapur yang diperhitungkan oleh produsen lainnya. Namun, di sisi lain, perusahaan ini menghadapi masuknya para pesaing baru dengan jenis dan kualitas produk serta harga yang bersaing di pasar peralatan dapur.
Penelitian difokuskan pada analisis strategi dengan meninjau aspek peluang dan ancaman serta analisis internal perusahaan dan analisis industri peralatan dapur yang meliputi tiga alternatif strategi, yaitu strategi fokus, strategi differensiasi dan strategi biaya rendah.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa strategi differensiasi dalam menghadapi persaingan lebih dominan daripada strategi fokus dan strategi biaya rendah. Untuk menerapkan strategi differensiasi perusahaan harus memiliki perbedaan produk dengan pesaing serta pelayanan yang lebih unggul di antaranya meningkatkan kualitas produk, peningkatan teknologi proses, pengembangan produk baru serta peningkatan sumber daya manusia dan fasilitas dalam rangka peningkatan pelayanan pelanggan. Dari hasil analisis lingkungan industri peralatan dapur memiliki peluang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, sosial budaya, gaya hidup dan teknologi. Meskipun demikian PT. BEP harus tetap memperhatikan perubahan perilaku konsumen dan ancaman pendatang baru di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12468
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Iman
"Sebagai negara yang menganut sistem dual banking, maka penting untuk mengetahui tingkat persaingan perbankan di Indonesia, khususnya perbankan syariah. Apalagi dengan jumlah perbankan syariah yang relatif sedikit, kuat dugaan terjadi pola persaingan yang kolutif. Oleh sebab itu digunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Panzar dan Rosse (1987) untuk data perbankan syariah dan konvensional Indonesia periode tahun 2003-2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun jumlah perbankan syariah relatif sedikit, namun struktur pasar yang ada adalah monopolistik dan tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa persaingan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional berbeda. Untuk menunjang perkembangan perbankan syariah, bank syariah perlu untuk memperhatikan pengelolaan dalam manajemen aset dan liabilitas yang baik. Selain itu, otoritas perbankan perlu memcermati bentuk persaingan yang terjadi.

Indonesia has dual banking system in its banking industry. Therefore it is important to know competition amongs banking especially syariah banking. Moreover with the small number of syariah banking that exists in Indonesia it is reasonable to guess that there are colutif competition among them. In order to investigate the degree of competition in Indonesia banking's industry, we apply Panzar-Rosse model with the period of estimation between 2003 to 2008.
In conclusion, it is suggested that there is monopolistic competition. Moreover, there is no strong evidence to assert that syariah and konvensional banking are difference in their competition conduct. In order to reinforce the growth of Syariah banking, it is important for syariah banking to manage carefully its asset and liability management. In addition, banking authority have to notice competition that exist in banking industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6522
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdurrochman Zamzami
"Rencana pengembangan penianfaatan gas bumi yang dilakukan Pemerintah saat ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak di dalam negeri. Dalam kaitan ini sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PGN (Persero) mendapat tugas untuk ikut mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan masyarakat dan sekaligus mennlpuk keuntungan sehingga dapat berkembang sebagaimana lazimnya sebuah perusahaan. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh Perusahaan yaitu terbatasnya sumberdaya yang dimilikinya dan adanya perubahan lingkungan strategis Perusahaan. Kemudahan yang selama ini dinikmati oleh Perusahaan yang berupa "monopoli secara terbatas" secara berangsur akan hilang, beralih ke mekanisme pasar. Oleh karena itu dalam kondisi lingkungan strategis Perusahaan yang sedang berubah dan dengan sumberdaya yang tebatas, agar dapat inalaksanakan misinya diperlukan strategi pengembangan yang tepat.
Tujuan penulisan Tesis ini adalah untuk mencari alternatif strategi pengembangan usahayang tepat, yang dapat menumbuhkan kompetensi dan kapabilitas Perusahaan untuk memperkuat landasan keunggulan bersaing Perusahaan secara berkesinambungan. Analisis dilakukan secara kwalitatif dengan menggunakan metoda pendekatan analisis strategi bcrbasis sumberdaya.
Dari hasil analisis diketahui bahwa Perusahan memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah: a) Luasnya jaringan pipa yang dimiliki Perusahaan saat ini, yang telah terpasang pada daerah sentra-sentra industri memiliki entry barier yang tinggi.b) Kinerja Perusahaan cukup baik sebagai modal untuk membangun kepercayaan investor. c) Keunggulan laumya seperti kwalitas SDM, kapabilitas Perusahaan yang khas dll. Sedangkan kelemahan antara lain terbatasnya sumberdaya keuangan Perusahaan dan kurangnya pcngalaman dalam bidang transmisi gas.
Dan dari basil analisis juga didapat altematif strategi pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Meningkatkan pangsa pasar gas bumi, b) Mengembangkan kompetensinya di bidang distribusi dan teknik utilisasi gas. Hal ini diharapkan akan menjadi kompetensi atau kapabilitas yang khas bagi Perusahaan sehingga dapat menjadi keunggulan bersaing Perusahaan dimasa mendatang. Agar Perusahaan dapat berkonsentrasi pada kompetensi intinya perlu dilakukan outsourcing terhadap kegiatankegiatan atau sumberdaya yang tidak menunjang kapabilitas stratejiknya . c) Diversifikasi ke bidang transmisi gas sesuai dengan misinya. d) desentralisasi.
Dengan menerapkan langkah-langkah strategi di atas diharapkan Perusahaan dapat memperkuat landasan keunggulan bersaing sehingga mampu berkembang secara berkesinambungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabalian, Adryanov
"Perjanjian pemasokan bahan baku farmasi antara pelaku usaha dalam negeri dengan pelaku usaha asing dilatarbelakangi oleh minimumnya industri Penelitian dan Pengembangan (R & D), di mana Indonesia membutuhkan pasokan bahan baku mencapai angka 70%. Untuk mengatasi masalah tersebut, pelaku usaha lokal harus bekerjasama dengan pelaku usaha asing. Persaingan usaha di industri farmasi sangat rentan diakibatkan banyaknya industri-industri farmasi baik industri Dalam Negeri (DN), maupun industri Penanaman Modal Asing (PMA). Tidak hanya itu, perusahaan asing yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia juga menjadi pesaing berat kepada perusahaan lokal. Ketergantungan akan eksistensi perusahaan asing mengakibatkan hilangnya kekuatan perusahaan DN untuk bersaing. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, diperoleh kesimpulan bahwa suatu perjanjian dikatakan mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat dan monopoli, apabila perjanjian tersebut mengandung klausula yang menyatakan adanya keterbukaan informasi perusahaaan baik yang sifatnya confidential maupun tidak yang digunakan sebagai alat untuk melakukan pengaturan produksi diantara para pihak. Akibat dari pengaturan produksi tersebut terhadap persaingan usaha adalah adanya kenaikan harga terhadap produk yang sama atau sejenis (relevant market). Perusahaan asing untuk dapat melakukan kegiatan di Indonesia pada dasarnya mengembangkan usahanya dengan membuka anak perusahaan sebagai alat untuk memasarkan produk asing tersebut. Sedangkan untuk melihat pertanggung jawaban pelaku usaha asing. Kedudukan holding company asing dalam UU Persaingan Usaha tidak diatur, sehingga diperlukan penerapan doktrin asing yang disebut dengan single economic entitiy doctrin (kesatuan entitas) yang meyatakan bahwa antara perusahaan holding, subsidiary company, dan anak perusahaan adalah satu kesatuan ekonomi sehingga kelompok usaha tersebut harus bertanggung jawab secara bersama-sama.

Agreement between the suppliers of pharmaceutical raw materials business in the country with foreign businessmen is backed by the industry minimum R & D, in which Indonesia's needs of supply of raw materials reached 70%. To overcome this problem, local businessmen should cooperate with foreign companies through raw materials supply agreement. Competition in the pharmaceutical industry is particularly vulnerable because many of the industry from both DN pharmaceutical industry, as well as PMA industry. Foreign companies who are doing business in Indonesia also has become a serious competitor to local companies. The dependency of the presence of foreign companies resulted in the loss of electrical company to compete DN. By using a normative juridical research methods, it is concluded that the agreement is said to result in unfair competition and monopoly, if it contains a clause stating whether the disclosure of company information is confidential and not used as a tool to create a production agreement between the parties. The result of setting the competition of production is the increased price on the same or similar products (relevant market). In order to be able to perform activities in Indonesia, foreign companies basically need to expand its business by opening a subsidiary as a means to market foreign products. Meanwhile, the statuses of foreign companies are not regulated Anti Competition Law. Thus, it requires the application of foreign doctrine called single economy entity which is said that between parent companies, subsidiaries, and its subsidiaries are a single economic entity that business groups must take responsibility together."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S447
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Santoso
"Kajian daya saing sebagian besar cenderung bias pada perusahaan besar, padahal usaha kecil dan menengah dapat berperan meningkatkan daya saing nasional karena perannya dalam pembentukan modal manusia. Penelitian ini berusaha mengungkap karakteristik learning orientation dan market orientation dalam membentuk knerja perusahaan.
Ada fenomena yang cukup menggelitik untuk dieksplorasi lebih lanjut pada sentra industri logam di Batur, Caper, Sawa Tengah. Industri logam di daerah tersebut sudah ada sejak jaman Belanda tetapi dalam perjalanan waktu yang cukup lama ternyata belum mampu melakukan transformasi sehingga berubah menjadi suatu industri yang rnempunyai kapasitas dan kapabilitas menjadi bagian dari industrial chain yaitu berperan sebagai salah satu pemasok komponen strategis bagi industri besar atau multi nasional.
Penelitian ini berangkat dari model Baker & Sinkula yang diadaptasikan bahwa learaning orientation dan market orientation memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan. Bila learning orientation itu rendah, maka sifat market orientation yang berhubungan dengan keberhasilan produk baru itu akan cenderung disikapi dengan melakukan imitasi. Sebaliknya bila market orientation itu rendah, dan learning orientation itu kuat maka keberhasilan produk baru itu disikapi dengan inovasi. Pada industri kecil dan rumah tangga di mana kegiatan riset dan pengembangan tidak terlembagakan sebaik perusahaan besar, mereka cenderung melakukan adaptasi kreatif yangmewujud ke dalam bentuk meniru. Hasil estimasi model kausal Learning Orientation (LO), Market Orientation (MO), dan Adaptasi Kreatif (AK) dengan Kinerja perusahaan (KP) adalah: KP = 1LO + IMO + 0,945 AK. RKp = 0,701 menunjukkan bahwa Learning Orientation, Market Orientation, dan Adaptasi Kreatif memberikan kontribusi 70,1% terhadap Kinerja Perusahaan. Derajat kecocokan model dengan menggunakan parameter GFI sebesar 0,656 dan RMR 0,296 dapat dikategorikan moderat. Artinya Learning Orientation dan Market Orientation mempunyai kontribusi yang positif bagi pembentukan Adaptasi Kreataif dan Kinerja Perusahaan.
Kelemahan utama pelaku industri logam di Batur dalam Learning Orientation belum memiliki komitmen belajar yang kuat (yi i - 0,31) mereka belum menganggap belajar sebagai kunci keberhasilan, meskipun meyakini bahwa kemampuan belajar menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Berbeda dengan Market Orientation mereka, terutama dalam segi Responsiveness yang sangat tinggi tetapi relatif lemah dalam mewaspadai tindakan pesaing. Ini menjadi nyata dalam Adaptasi Kreatif, yaitu kemampuan mereka menambahkan fungsi tambahan/fungsi baru dari produk yang sama yang dihasilkan pesaing belum cukup berkembang, meskipun demikian Kinerja Perusahaan mereka cukup baik ini ditunjukkan oleh pengakuan mereka bahwa keuntungan dan pangsa pasar meningkat saat penelitian ini dilakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Small and medium enterprises (SMEs) have been playing significant role since economic crisis emergred in 1997 due to the facts that they have been offering a large number of employments and absorbing huge capital...."
KAJ 13(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Katrina Marcellina
"Pembuktian kartel tidak dapat dipisahkan dari penggunaan analisa ekonomi untuk membuktikan adanya perjanjian tertulis di antar para pelaku usaha yang dicurigai melakukan kartel. Namun di satu sisi, penggunaan bukti ekonomi (tidak langsung) masih menjadi perdebatan di Indonesia, karena selain mengandung ambigu, penggunaannya belum diatur secara tegas dalam sistem hukum Indonesia. Penelitian ini akan menjabarkan penggunaan analisa ekonomi yang digunakan oleh KPPU untuk membuktikan dugaan-dugaan kartel yang ada selama tahun 2009-2010 serta menganalisa validitas penggunaan analisa ekonomi berdasarkan hukum nasional. Penelitian ini merupakan penelitan hukum normatif yang menggunakan analisa kualitatif. Ketelitian dan ketepatan dalam melakukan penghitungan serta analisa ekonomi adalah suatu hal yang masih harus ditingkatkan oleh KPPU demi perwujudan penegakan hukum persaingan usaha yang ideal.

The use of economic analyis to prove the existence of a gentlement agreement among the alleged cartel members is unseparable from the processs of cartel verification itself. However, on the other hand, the use of economic analysis (which is an indirect evidence), still remains as a controversy, not only because of its ambiguity, but also its method has not yet clearly been regulated under Indonesian law. This research is to elaborate the use of economic analysis employed by the Commission For the Supervision of Business Competition (KPPU) to prove the alleged cartels cases within the year of 2009-2010 and also to examine the validity of the use of economic analysis according to the national law system. This research is a normative legal research with qualitative analysis. Meticulous economic calculation and accuracy in analysis are of something that KPPU should improve for the fulfillment of an ideal competition law enforcement. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>