Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Budi Haryanto
"Pencemaran udara yang terpenting di daerah perkotaan adalah dari sarana transportasi, dan timah hitam hasil pembakaran dari bahan bakar kendaraan bermotor merupakan kontributor utama konsentrasi pencemar timah hitam di udara, utamanya pada daerah yang lalu lintasnya padat. Masih terdapat kontroversi pada beberapa penelitian tentang kontribusi rokok terhadap peningkatan kadar timah hitam (Pb) dalam darah. Penelitian mengenai timah hitam (Pb) dalam darah akibat pencemaran udara masih sedikit dilakukan di Indonesia, dan obyeknya masih terbatas kepada sopir, polisi lalu lintas, pengemudi bajaj, dan penduduk di pemukiman padat lalu lintas. Waktu kontak obyek-obyek penelitian tersebut oleh pencemar timah hitam (Pb) udara di lokasi penelitian relatif tidak lama dan tidak intensif. Selain itu, beberapa penelitian tersebut dilakukan di kota-kota besar di tepi pantai, yang mempunyai kecepatan angin cukup tinggi, sehingga proses pengenceran udara yang tercemar polusi relatif cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Pb darah para perokok yang bekerja di lokasi padat lalu lintas minimal 8 jam seharinya. Dipilih lokasi padat lalu lintas di kota Bandung, yang secara geografis letaknya berada di daerah lembah dan dikelilingi pegunungan yang kecepatan anginnya relatif rendah, adalah untuk melihat besarnya masalah. Sehingga hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian lain yang sejenis diharapkan dapat menjadi masukan dan dasar pertimbangan pemerintah untuk menetapkan upaya-upaya dalam mengatasi pencemaran udara, khususnya dari kendaraan bermotor di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan menggunakan desain survei dan pendekatan krosseksional, penelitian ini menjaring data melalui wawancara, pemeriksaan sampel darah dan pengukuran kadar Pb udara di 4 lokasi padat lalu lintas di Kotamadya Bandung. Dari 75 responden perokok, separuhnya (50 %) mempunyai kadar Pb darah di atas normal (> 40 ug/dl). Lama kerja dan jumlah rokok yang dihisap rata-rata perhari mempunyai hubungan yang secara statistik bermakna (p < 0,05) dengan kadar Pb darah. Tetapi kadar Pb darah perokok dan non perokok secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Semakin tinggi konsentrasi Pb udara di lokasi penelitian ternyata diikuti oleh semakin tingginya kadar Pb darah perokok di lokasi yang sama. Rata-rata konsentrasi Pb udara di seluruh lokasi penelitian ternyata melebihi batas normal yang diizinkan, yaitu 0,24 mg/m3 (Baku mutu KLH 1988 = 0,06 mg/m3 dan ACGIH 1991 = 0,15 mg/m3). Ditemukan pula bahwa risiko mempunyai kadar Pb darah di atas normal bagi responden yang mempunyai masa kerja lebih dari 3 tahun di lokasi penelitian adalah sebesar 7,5 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai masa kerja di lokasi penelitian di bawah 3 tahun. Model regresi logistik yang paling sederhana dan 'fit' terhadap kadar Pb darah adalah yang melibatkan variabel lama kerja, jarak rumah ke jalan raya, jumlah rokok dihisap sehari, umur pertama merokok, dan interaksi antara variabel jarak rumah ke jalan raya dan umur pertama merokok.
Sudah pada saatnya pemerintah mengupayakan bahan bakar kendaraan bermotor yang bebas dari bahan timah hitam, atau sedikit demi sedikit mulai beralih ke bahan bakar gas, mengingat cadangan bahan bakar minyak, mulai menyusut tetapi sumber bahan bakar gas sudah banyak ditemukan di Indonesia dan di perkirakan dalam jumlah yang bisa dikonsumsi sampai dengan 100 tahun. Saling dengan upaya tersebut, akan semakin baik (bila Para pedagang kaki lima di pinggir-pinggir jalan diberikan lokasi yang lebih terkumpul dan relatif lebih tertutup dari pencemaran udara kendaraan bermotor, di samping pemasangan alat-alat monitor pencemaran udara di lokasi-lokasi padat lalu Iintas yang terintegrasi dengan sistem pengaturan arus lalu lintas jalan raya. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T 2583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Puspadewi
"Program Pembangunan Daerah Kota Tangerang bertujuan mengembangkan Kota Tangerang menjadi sebuah kota Industri, Perdagangan dan Pemukiman. Pengembangan ini membawa dampak antara lain pencemaran udara oleh timah hitam (timbal) dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Ini sudah menjadi kenyataan dengan hasil pengukuran oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang mendapatkan kadar timbal dalam udara ambien dan dalam darah anak usia sekolah sudah melebihi nilai Ambang Batas.
Pemerintah Daerah Kota Tangerang walaupun mempunyai Visi, Misi dan Rencana Strategis sebagai pedoman arah pembangunan dan pengembangan wilayah sampai dengan tahun 2006, ternyata belum mempunyai rencana strategis untuk menanggulangi pencemaran udara oleh timah hitam yang sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan suatu rencana strategis penanggulangan pencemaran udara (timah hitam) oleh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan masyarakat dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2004-2008. Adapun desain penelitian yang digunakan penelitian operasional dengan analisa kuantitatif dan kualitatif.
Data tentang faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap posisi Pemda Kota Tangerang dalam menanggulangi pencemaran udara (timah hitam) oleh emisi gas buang kendaraan bermotor diperoleh dari data sekunder dan wawancara mendalam. Data yang terkumpul dibahas dalam Consensus Decision Making Group (CDMG) yang terdiri dari para pejabat Pemda Kota Tangerang yang terkait dan dilakukan analisa lingkungan (SWOT analisis), Kemudian tahap berikutnya (matching stage), CDMG melakukan analisis dengan TOWS Matriks dan IE Matriks, yang menyimpulkan bahwa dalam penanggulangan pencemaran udara (timah hitam), Pemda Kota Tangerang berada pada posisi Hold and Maintain dengan strategi utama Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk.
Dari berbagai altematif strategi yang dapat difikirkan melalui Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat diidentifikasi strategi-strategi yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan, dan disusun dalam suatu rencana program kerja penanggulangan pencemaran udara (timah hitam) untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

Strategic Planning to Overcome Air Pollution by Lead from the Exhaust of Motor Vehicles as a Health Hazard to the Population of the City of Tangerang, year 2004-2008The Regional Development Program of the City of Tangerang envisions Tangerang to develop into an industrial, commercial and residential city. This development brings the implication of air pollution by lead originating from the exhaust of motor vehicles. This implication has become a reality, as proven by measurements carried out by the City of Tangerang Health Service, which shows the concentration of lead in ambient air and in the blood of school age children above normal limits.
Although the government of the City of Tangerang already has vision and mission statements, and a strategic plan as a course of regional development up to year 2006, it has no strategic plan to overcome the effects of air pollution by lead as a public health problem.
This research is carried out to analyze factors affecting the making of a strategic plan to overcome the effects of air pollution by lead for a five year period from 2004 to 2008. The research design used is an operational research with quantitative and qualitative analysis.
Data about the external and internal factors affecting the position of the government of the City of Tangerang to overcome the effects of air pollution by lead was obtained from secondary data and in depth interviews. Data thus obtained was discussed by a Consensus Decision Making Group (CDMG) of city government officials involved in environmental issues, then analyzed using the method of SWOT analysis. Further in the matching stage, the CDMG converts the data into TOWS and IE Matrices respectively, with the resulting conclusion in regard to overcoming the effects of air pollution by lead, the City of Tangerang is in a "Hold and Maintain" position with the main strategies of Market Penetration and Product Development.
From various alternative strategies formulated through Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), strategies most feasible to implement are adopted as a working plan to overcome the effects of air pollution by lead for the future 5 year period.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau Iebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfir dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti (Handini,2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan polisi lalu lintas tentang polusi udara terhadap perilaku penggunaan masker pelindung. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan sampel 75 orang polisi lalu Iintas di Satlantas Jakarta Barat.
Instrumen penelitian berupa kuisioner berisi 20 pertanyaan dan 20 pernyataan. Dengan uji Chi Square pada alpha (0,05) diperoleh hasil nilai P (0.l23) > alpha, yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan polusi udara dengan perilaku penggunaan masker. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggali dan menganalisis Iebih dalam keterkaitan karakteristik polisi lalu lintas terhadap perilaku penggunaan masker pelindung.

Air pollution is the presence of one or more plgasical substance, chemical, or biological in the atmosphere in the amount that may endanger human health, animals, and plants, disrupt the aesthetics and comfort, or property damage (Handini 2007). The purpose of this study is to determine is there a correlation between traffic police knowledge about air pollution on the behavior of the use of protective masks. This research design was a descriptive correlation with 75 samples of trafic policemen in Satlantas West Jakarta.
The instrument was questionnaire containing 20 questions and 20 statements. Chi Square test on ahtha (0.05) obtained the value P (0123)> alpha, which means there is no correlation between the level of knowledge of air pollution with the use of masks behavior. Subsequent research suggested to dig deeper and analyze the traffic police characteristics related to the behavior of the use of protective masks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5847
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Mayasari
"This research purpose for explain content of Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL in blood because pollutant exposure on air and knowing what are the influence factor to them. This research is analytic descriptif using t-test with quantitative analysis. Sampels are traffic Policemen (exposure pollutant) and Office Policemen (unexposure pollutant) in DKI Jakarta with total sampel are 30 Policeman in Traffic and 30 Policeman in Office. Base on research result that no significally different average Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL content between traffic policemen with office policemen. There are difference in the average Glyceride content traffic policemen in case normal body mass index, overweight and obesity. There are significally difference in the average Glyceride content for office policemen and HDL content for traffic policemen in case diabetes mellitus history. ?Ditlantas Polda Metro Jaya? was suggested for implementing program like health promotion, application of a healthy lifestyle, periodic medical check up, work rotation, and provide safety equipment.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, dan HDL dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan uji beda dua rata-rata atau uji-t (t-test) dengan analisis kuantitatif, Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalu lintas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL antara polisi lalu lintas dengan polisi bertugas di kantor. Ada perbedaan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi lalu lintas diantara status IMT normal, overweight, dan obesitas. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi bertugas di kantor dan kadar HDL dalam darah polisi lalu lintas diantara yang DM dengan yang tidak. Disarankan kepada pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melaksanakan program promosi kesehatan, penerapan pola hidup sehat, medical check up secara rutin, rotasi kerja dan mempersiapkan alat pelindung diri."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Apranti
"Perkembangan aktivitas penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan mobilisasi yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan hingga mencapai suatu tingkat tertentu dimana laju pertumbuhan jalan tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat sehingga terjadilah suatu permasalahan yang disebut sebagai kemacetan. Permasalahan tersebut banyak terjadi di kota-kota besar, khususnya di Kota Jakarta. Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yang terjadi adalah pembangunan jalan tol.
Ruas jalan tol memiliki sistem pembayaran tarif yang dilakukan pada pintu tol. Pada beberapa pintu tol tertentu, pembayaran tarif tol masih dilayani oleh petugas pintu tol, dimana petugas pintu tol ini bekerja secara rutin. Hal ini menyebabkan petugas pintu tol terpapar oleh emisi kendaraan bermotor. Salah satu diantaranya Total Suspended Particulate (TSP) yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti ISPA, Bronchitis kronis, penurunan fungsi paruparu, serangan jantung minor, dan lain-lain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran terhadap besarnya konsentrasi TSP di sekitar pintu tol sehingga dapat dilakukan perhitungan tingkat resiko pemajanan TSP, yang dinyatakan dalam nilai Risk Quotient, terhadap kesehatan petugas pintu tol.
Pengendalian terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP dapat dilakukan secara efektif dengan mengendalikan sumber yang paling mempengaruhi besarnya nilai yang terukur. Sumber utama penghasil TSP pada daerah sekitar pintu tol merupakan kendaraan bermotor, sehingga perlu dilakukan identifikasi jenis kendaraan bermotor mana yang paling mempengaruhi dan paling berkontribusi terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur.
Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi TSP adalah metode gravimetri dengan perangkat HVAS, dimana pengukuran dilakukan selama 7 jam, mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode regresi linier sederhana dan berganda serta Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sedangkan, pengukuran konsentrasi timbal dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan jenis kendaraan yang paling mempengaruhi besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur di pintu tol Cililitan 2 adalah kendaraan Golongan II yang merupakan Truk dengan dua gandar. Nilai koefisien determinasi R2 antara volume kendaraan total dengan konsentrasi TSP sebesar 0,123, menandakan bahwa 12,3 % besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur dipengaruhi oleh besarnya volume kendaraan total, dan 87,7 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya suhu dan kelembaban.
Nilai RQ hasil perhitungan menunjukkan para petugas pintu tol masih berada dalam tingkat resiko yang cukup aman akibat pemaparan polutan TSP. Namun, resiko pajanan yang diterima oleh petugas pintu tol tidak hanya berasal dari TSP, tetapi juga dari zat pencemar lain yang dihasilkan kendaraan bemotor, seperti NOx, SOx, HC, dan sebagainya, sehingga diperlukan data konsentrasi zat pencemar lain untuk menghitung resiko kesehatan total yang dialami oleh petugas gardu.
Nilai hasil uji kadar konsentrasi Pb menunjukkan hasil sebesar 0,055 g/Nm3. Hasil konversi nilai konsentrasi Pb untuk pengukuran 24 jam adalah 0,032 μg/Nm3. Nilai ini tidak melebihi baku mutu udara ambien sesuai dengan PP No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Development of people?s activities is bringing on the rise of mobilization that pointed out in an increase number of vehicles up to a certain level where the rate of path growth can not compensate for the increasing number of vehicles, so that there is traffic jam. It usually occurs in many metropolis on the development country, especially in Jakarta. One of effort to solve this problem is highway construction.
Highway payment system is carried out on the highway gate. In many gate, payment is still served by an officer who works in a continous period. This lead the officer to expose by motor vehicle emissions. One of the emission is Total Suspended Particulate (TSP) which is bad for human health, such as respiratory infections, bronchitis, decrease the function of lung, minor heart attack, etc. Therefore, it is important to measure the TSP concentration around the gate so that we can assess TSP exposure risk level, where described in Risk Quotient value, to the officer?s health.
Control of TSP concentration can be done effectively by controlling the source that has the most influence to the magnitude of TSP concentration measured around the gate. The main source of TSP in such area is motor vehicle, therefore it is necessary to identify the type of vehicle which the most influential and most contribute to TSP concentration.
TSP concentration was measured from 06.00 A.M to 01.00 P.M by using Gravimetry method with HVAS Equipment. Lead concentration was measured by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The most influential type of vehicle to TSP concentration was determined by descriptive analysis. The relationship between TSP concentration and vehicle traffic volume was assessed by using least square and multiple regression analysis. Whereas TSP exposure risk level in Risk Quotient (RQ) value was assessed using Environmental Health Risk Analysis.
Result of analysis shows the type of vehicle that the most affect the magnitude of TSP concentration measured at Cililitan 2 gate highway is vehicle that belongs to Category II, truck with two axles. Coefficient of determination R2 between total vehicles volume with TSP concentration is 0,123. The value indicates that 12,3 % data of TSP concentration influenced by total vehicles volume, and 87,7% data of TSP concentration influenced by other factors, such as formation of secondary particulate, changes in temperature and humidity, etc.
Result of Risk Quotient (RQ) assessment shows that the officers are still in a safe level from risk due to exposure of TSP. However, the risk of exposure received by the officer not only come from TSP, but also come from the other pollutants, such as NOx, SOx, HC, etc. So, investigating another pollutant concentration data is necessary to calculate the total health risk experienced by the officers.
Measurement of Pb concentration level with AAS method shows the value of 0,055 μg/Nm3. The conversion value for 24 hours measurement is 0,032 μg/Nm3. It is not exceed the ambient air quality standards accordance with government regulation PP No.41/1999 about Air Pollution Control.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Besari Budiyanti
"Pencemaraan udara merupakan salah satu masalah bagi kesehatan masyarakat, baik pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara tergantung dari jenis bahan pencemar, konsentrasi bahan pencemar serta tingkat pemaparannya. Khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, pencemaran udara banyak disebabkan oleh sumber bergerak yaitu sekitar 70-80%.
Hidrokarbon sebagai bahan utama bahan bakar, junilahnya di DKI tiap tahun meningkat, demikian pula halnya dengan timbal yang digunakan sebagai bahan campuran pada bahan bakar di Indonesia. Salah satu senyawa hidrokarbon yang bersifat aromatik, memiliki potensi dapat menimbulkan kanker, sedang timbal disinyalir dapat menurunkan tingkat IQ pada anak-anak sampai 5 angka. Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kedua bahan pencemar tersebut, perlu dilakukan upaya mengurangi penyebarannya di lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan tanaman sebagai penghijauan kota. Untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap bahan pencemar tersebut, maka penelitian ini dilakukan. Tanaman yang digunakan adalah pohon Swietania sp dan pohon Ficus sp, kedua tanaman tersebut merupakan tanaman yang banyak digunakan dan mudah tumbuh Penelitian ini bersifat deskriptip dengan metoda kroseksional dan lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian adalah pertigaan jalan Hangtuah Raya, Kyai Maja dan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dari basil penelitian ternyata daun pohon Swietania sp lebih besar dalam meyerap Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH ) dibandingkan dengan daun pohon Fiats sp dan daun pohon Ficus sp lebih besar dalam menyerap timbal (Pb ) dibandingkan dengan daun pohon Swietania sp. Konsentrasi timbal di lokasi penelitian sebesar 0,67 ug/m3, sedangkan PAH sebesar 1,74 ppm. Konsentrasi tersebut telah melampaui batas baku mutu yang dikeluarkan oleh KLH. Dengan melihat kemampuan kedua tanaman tersebut dalam menyerap bahan polutan timbal dan PAH, maka sudah saatnya mempertimbangkan keberadaan kedua tanaman tersebut sebagai pohon jalan, dan memperbaiki pola lansekap jalan yang saat ini bersifat satu lapis menjadi berlapis, sehingga akan diperoleh efektifitas pengurangan penyebaran bahan pencemar di lingkungan dan mempertimbangkan keberadaan tanaman sebagai unsur pembentuk kota.
Daftar acuan : 44 ( 1978-1996 ).

The Ability Of The Leaves Of Swietania sp And Ficus sp In Absorbing Lead (Pb) AM) Polycyclyc Aromatic Hydrocarbons (PAH) Pollutants In The Urban South Jakarta, 1996.Pollution which caused by mobile and immobile sources is one of public health problems. The result of the air pollution depends on the type of the pollutant, concentrate and the exposure level. Especially in the big cities ( for example Jakarta ), about 70 - 80% pollution is caused mostly by immobile sources.
The use of Hydrocarbons as the main element for fuels, is growing every year in Jakarta. So does Lead that is used as a mixture of fuels in Indonesia. One of the aromatically element of Hydrocarbons, is potentially causing cancer, while Lead is presumed to reduce children's IQ up to 5 ( Five ) points. Considering that those two chemicals are dangerous to our health, it is essential to reduce the spreading in the environment. One good effort that has to be done is developing Green Belt. In aiming of proving the ability of plants in absorbing pollutants, it's need to handle this research. The research is using Swietania sp and Ficus sp, which are easily plan and grow. This is a descriptive research with crosectional method, located in the three-way crossing among jalan Hang Tuah Raya, jalan Kyai Maja and jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, South Jakarta.
The result of the research is that Swietania sp absorbs more PAH than Ficus sp. On the other hand, Ficus sp absorbs more Lead than Swietania sp. Lead concentration is 0,67 ug/m3 and PAH concentration is 1,748 ppm, that is over limit the KLH standard. Seeing the ability of those two plants in absorbing Lead and PAH pollution, its time to have Green Belt in developing the city. So, the pollution can be reduced effectively.
References : 44 (1978-1996 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T1028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Stia Pusporini
"ABSTRAK
Polusi udara dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan manusia. Ibu hamil merupakan
salah satu kelompok yang rentan terpapar polusi udara. Kurangnya informasi menyebabkan ibu
tidak mengetetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek polusi udara pada
kehamilan, dan adanya ancaman pada kehamilannya menyebabkan ibu mengalami kecemasan.
Ketidaktahuan dan adanya kecemasan yang dialami oleh ibu hamil dapat diintervensi oleh
intervensi keperawatan yang sesuai sehingga pengetahuan ibu meningkat khususnya tentang
upaya perawatan kehamilan terhadap efek polusi udara dan kecemasan ibu menurun. Tujuan
studi ini adalah untuk mengetahui efektivitas paket kasih ibu terhadap tingkat pengetahuan dan
kecemasan tentang efek polusi udara bagi kehamilan pada ibu hamil yang terpapar polusi udara.
Jumlah responden ada 130, yang terdiri dari 65 responden kelompok kontrol dan 65 responden
kelompok intervensi. Penelitian ini menggunakan metoda kuasi eksperimen, pre test and posttest
with control group design. Hasil penelitian menunjukkan paket kasih ibu efektif terhadap tingkat
pengetahuan dan tingkat kecemasan ibu tentang efek polusi udara bagi kehamilan pada ibu hamil
yang terpapar polusi udara di Wilayah Kotamadya Cilegon (p<0,05). Hasil penelitian
direkomendasikan bahwa paket kasih ibu diperlukan sebagai salah satu cara dalam
menyampaikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan pada
ibu hamil yang terpapar polusi udara sehingga ibu dapat secara mandiri melakukan perawatan
kehamilan selama tinggal di wilayah yang terpapar polusi udara.

ABSTRACT
Air pollution can result healty trouble of human being. Pregnant mother is the one of group which have a risk contaminated air pollution. The impact during a period of pregnancy not only experience of mother but also fetus. Lack of information cause pregnant mother don’t know effort able to be conducted to decrease air pollution effect, and threat of her pregnancy cause anxiety. The nursing intervension intervention increase the knowledge of pregnant women specially about treatment of preganancy and to overcame unknown and anxiety about air pollution effect. The purpose of this study in to know the effectiveness package of mother care to knowledge level and anxiety about air pollution effect to pregnant mother who contaminated. Change of knowledge level and anxiety of intervensiongroup compared to consist of 65 group responden control and 65 intervention group renspondent. This research result use kuasi experiment, pre test and post tes with control group design. The result show there is different meaning of knowledge level and anxiety of mother at group before and after as one of the way in submitting information to increase knowledge and decrease anxiety at pregnant mother about air pollution effect so that mother self supporting do treatment during living in region which contaminated air pollution effect. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Kuntoro Adi
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Andjaringrat Adhi
"Fenomena adveksi-dispersi dapat dimodelkan dengan mobile bed model tank. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan protokol dalam menentukan nilai koefisien dispersi akibat perbedaan gradien kecepatan dengan memodelkan fenomena. Persamaan kerja yang digunakan adalah persamaan adveksi-dispersi 2D dari Bear (1972). Kecepatan aliran dimodelkan dengan dynamic similitude bernilai 7 cm/s hingga 13 cm/s dan dimensi saluran dimodelkan dengan dimensional analysis yang menghasilkan lebar saluran sebesar 40 cm. Zat pencemar diwakili dengan tinta yang bersifat konservatif. Zat pencemar akan diinjeksikan pada awal grid saluran dengan metode pulse. Hasil penelitian akan berupa gambar yang akan merepresentasikan fenomena adveksi-dispersi. Gambar akan menjadi data pengamatan yang akan diolah menjadi dimensi zat pencemar. Data pengamatan akan dimasukkan kedalam persamaan kerja untuk mendapatkan nilai pendekatan koefisien dispersi. Hasil pengembangan protokol penelitian ini cukup konsisten dapat direka ulang, hasil gambar penelitian sesuai dengan teori fenomena adveksi-dispersi dan nilai koefisien dispersi longitudinal dan transversal masuk dengan rentang nilai koefisien dispersi literatur.

An advection and dispertion phenomenon can be modeled by using mobile bed model tank. This research is to develop the protocol on predicting dispertion coefficient caused by velocity gradient. This phenomenon can be formulated by advection-dispertion equation for 2D pulse injection by Bear (1972). The velocity is modeled by using dynamic similitude which gives the velocity range up to 7 cm/s until 13 cm/s and the channel is modeled by using dimensional analysis which gives the width of the channel 40 cm. The pollutant will be subtitude by using dye tracer which will be injected to the stream. The pollutant injection is modeled to be pulse and will be observed on the disperse of the pollutant. The pollutant dispersion will be filmed, observed and measured. The data will be inputted to the formula where the value prediction of coeffient dispertion will be found. The protocol which is given in this research can be replicated and constant on its results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fahmi Achmadi
"ABSTRAK
Penelitian ini memeriksa potensi dampak pencemaran udara, khususnya CO dan Pb pada kelompok resiko tinggi penduduk Jakarta. Kelompok yang telah diteliti adalah Supir Bajaj, pedagang K-5 dan penduduk perkampungan ditepi padat lalu lintas perkotaan. Desain dari penelitian ini adalah case-control, dengan penduduk sekitar Jakarta diambil sebagai kontrol. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi, pemeriksaan fisik, kadar Hb, kadar Pb dalam darah dan kadar COHb. Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan secara bermakna dalam hal indikator dampak pencemaran udara yaitu kandungan Pb dalam darah, antara kelompok kasus dibanding kontrol. Untuk COHb tidak ada perbedaan secara bermakna. Pada kelompok resiko tinggi yaitu kelompok yang terpapar, cenderung memiliki kadar Pb dalam darah lebih tinggi dibanding kontrol. Kadar Pb pada kelompok resiko tinggi memiliki kadar Pb diatas batas normal. Hal tersebut menunjukkan pencemaran udara di Jakarta telah memberikan dampak pada kelompok yang diteliti. Analisis resiko lebih lanjut menunjukkan bahwa resiko dampak pencemaran pada penduduk kota menunjukkan 12.4 kali dibanding kontrol. Secara rinci didapatkan hasil analisis bahwa resiko penduduk kota untuk mendapat dampak pencemaran 27.4 kali, sopir bajaj 15 kali serta pedagang kaki lima 4 kali; dibanding kontrol penduduk pinggir kota.

ABSTRACT
The Risk Analysis of the Air Pollutants Co and Pb to the Population in Jakarta. This report examined the potential health effect of air pollutans, in particular Carbon Monoxide and Tetra Ethyl Lead, to some high risk groups of population of the Metropolitant City of Jakarta. They are namely, street food vendors, urban dwellers, and public transportation drivers. The study was designed as a case control study. For the base line data, rural people i.e. people live in the surrounding of Jakarta were examined. The examinations at both groups were included; physical examination, the hemoglobin level, the health impact of Carbon Monoxide and Tetra ethyl lead pollutants, in their blood. The study indicated that, there are statistical significance difference of the Pb level on the blood, between high risk group and control group. The high risk group in the study tend to have higher Pb blood level as well as carboxyhemoglobin. In addition, it seems that the average value of the Pb level in the exposed group seems to be above the normal value i.e.0.03 mg/100 ml. There are evidences that the existing air pollutant concentration in Jakarta already gave public health effect to high risk groups in the study. Further analyses indicated that, the risk for having air pollutant impact will increase by a factor of 12.4 x in the exposed group compered to the non-exposed group."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>