Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sultan Buraena
"Ruang lingkup dan cara penelitian. Lingkungan kerja yang tercemar dengan uap benzen dapat memberikan pengaruh, baik secara akut ( kecelakaan ) maupun secara kronis terhadap tenaga kerja yang terpapar. Pengaruh kronis dari keterpaparan uap benzen terhadap sistim hemopoitis telah banyak diketahui, namun pengaruhnya terhadap gambaran EEG masih sangat sedikit yang dilaporkan.
Penelitian kros-seksional dilakukan terhadap 31 orang tenaga kerja pada pabrik ban di Jakarta yang mengalami pemaparan benzen antara 6 - 25 tahun, dengan usia antara 30 - 49 tahun.
Gambaran EEG kelompok penelitian diatas diperbandingkan dengan gambaran EEG dari kelompok pembanding ( kontrol ) sebanyak 31 orang yang tidak mengalami pemaparan dengan usia antara 32 - 49 tahun. Untuk melengkapi informasi mengenai pengaruh benzen terhadap kesehatan tenaga kerja, pemeriksaan parameter lainnya juga diperiksa, yaitu pemeriksaan hematologis, SGPT / SGOT, urin dan feses rutin.
Hasil dan kesimpulan. Proporsi tenaga kerja yang mengalami kelainan EEG ( 12,9 % ) yang bekerja pada lingkungan udara yang terpapar dengan benzen rata - rata 9,35 ppm ( jangkauan 1,3 - 26,6 ppm ) tidak berbeda bermakna dengan Proporsi tenaga kerja yang mengalami kelainan EEG ( 19,4 % ) yang bekerja pada lingkungan yang tidak terpapar dengan benzen.
Selain M. C. V. ( = Mean Corpuscular Volume ), nilai nilai hematologis lainnya, nilai SGPT I SGOT, dan kandungan fenol dalam urin menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara ke dua kelompok tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah tingkat pemaparan uap benzen rata - rata 9,35 ppm tidak memberi pengaruh yang bermakna terhadap gambaran EEG tenaga kerja, akan tetapi tingkat pemaparan ini telah mempengaruhi sistim hemopoetik, yaitu mengakibatkan timbulnya makraeritrositosis secara bermakna. Tenaga kerja yang menderita kelainan EEG pada kelompok yang terpapar mempunyai korelasi dengan nilai abnormal SGPT dan SGOT."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habbi Ananto Adhi
"ABSTRAK
Berdasarkan data WHO tahun 2012, stroke merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia dan kedua di dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan peningkatan penderita stroke dibandingkan tahun 2007. Sebagian besar kasus stroke yang terjadi merupakan kasus iskemia. Elektroensefalografi EEG memiliki keuntungan biaya yang lebih murah dan resolusi temporal yang baik. Kerusakan jaringan di otak menyebabkan perubahan synchrony dan variabilitas sinyal EEG. Analisis synchrony yang direpresentasikan phase synchronization index PSI diperoleh dengan metode phase synchronization. Sedangkan, analisis variabilitas melalui dua scaling exponent diperoleh dengan detrended fluctuation analysis DFA . Extreme learning machine digunakan sebagai pengklasifikasi stroke iskemia dan normal. Tujuan riset ini adalah mengetahui performa synchrony dan variabilitas sinyal EEG dalam deteksi stroke iskemia. Deteksi berdasarkan synchrony sinyal EEG diperoleh akurasi 84,52 , sensitivitas 76,67 dan F-score adalah 0,84. Sedangkan, deteksi berdasarkan variabilitas sinyal EEG diperoleh akurasi 89,05 , sensitivitas 95,00 dan F-score adalah 0,91. Deteksi berdasarkan gabungan dari keduanya diperoleh akurasi 80,95 , sensitivitas 75,00 dan F-score adalah 0,81. Deteksi stroke iskemia ringan, sedang, berat dan normal berdasarkan variabilitas sinyal EEG diperoleh akurasi 62,88 .

ABSTRACT
Based on WHO rsquo s data in 2012, stroke is the first in Indonesia and the second causes of death in the world. Results of Basic Health Research in 2013 showed an increase in stroke patients compared to 2007. Ischemic stroke accounts for most of all stroke cases. Electroencephalography EEG offers cheaper cost and good temporal resolution. Tissue damage in the brain cause changes synchrony and variability of EEG signals. Synchrony analysis through the phase synchronization index PSI is obtained by phase synchronization. Whereas, Detrended fluctuation analysis DFA through two scaling exponent used to analyze variability. Extreme learning machine is used as a classifier of ischemic stroke patients and normal subjects. The aim of this research is to investigate synchrony and variability capabilities to perform ischemic stroke detection. Detection based on synchrony of EEG signal was obtained 84,52 for accuracy, 76,67 for sensitivity and 0,84 for F score. Meanwhile, detection based on variability of EEG signal was obtained 89.05 for accuracy, 95.00 for sensitivity and 0,91 for F score. Detection based synchrony and variability of signal EEG was obtained 80.95 for accuracy, 75.00 for sensitivity and 0,81 for F score. Detection of mild, moderate, severe ischemic stroke and normal based on variability of EEG signal was obtained 62.88 accuracy."
2017
T48765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produktivitas yang optimal terjadi karena adanya keserasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan beban tambahan pada diri pekerja. Tetapi seringkali pekerja menerima beban tambahan yang berasal dari lingkungan potensial bahaya cukup besar. Keberadaan debu pada proses tenun berpotensi terjadinya gangguan paru. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kapasitas kerja dengan kapasitas vital paru pekerja pabrik. Penelitian ini adalah penelitian sebanyak 32 orang yang diambil secara purposif dengan kriteria bekerja di perusahaan tersebut dan tidak mengerjakan proses tenun di rumah. Variabel penelitian meliputi kapasistas kerja (umur, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok) dan variabel terikatnya adalah kapasitas vital baru. Ada hubungan antara umur dan masa kerja dengan kapasitas vital baru. "
JUKEKOI 7 : 2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marshall Josua Charles
"Seluruh tenaga kerja yang terpapar Covid-19 di tempat kerja harus dilindungi oleh Program Jaminan Kecelakaan Kerja. Namun, hal ini tidak dapat terwujud karena terbitnya Kepmenkes HK.01.07/MENKES/327/2020 dan SE Menaker M/8/HK.04/V/2020. Permasalahan dalam tulisan tesis ini yaitu 1) Bagaimana perlindungan bagi tenaga kerja atas penyakit akibat kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan di kondisi pandemi Covid-19?; 2) Studi kasus terhadap kasus penyakit akibat kerja tenaga kerja terpapar Covid-19 pada program Jaminan Kecelakaan Kerja BPJS Ketenagakerjaan?; dan 3) Bagaimana seharusnya pengaturan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja bagi pekerja yang terkena Covid-19 sebagai penyakit akibat kerja berkaca pada kondisi pandemi saat ini?. Metode penelitian ini menggunakan bentuk yuridis normatif dengan menggunakan data yang bersumber dari data sekunder. Kesimpulan penelitian ini bahwa: 1) Kepmenkes HK.01.07/MENKES/327/2020 dan SE Menaker M/8/HK.04/V/2020 mempersempit definisi peserta yang dapat dilindungi oleh program JKK akibat Covid-19 sebagaimana diatur oleh undang-undang, yakni hanya pekerja tertentu saja; 2) kebijakan Kepmenkes HK.01.07/MENKES/327/2020 dan SE Menaker M/8/HK.04/V/2020 tidak memenuhi tujuan dibentuknya program jperaminan sosial yaitu memberikan perlindungan ekonomis kepada seluruh pekerja dan keluarga dari pekerja; dan 3) Kedudukan hukum Kepmenkes HK.01.07/MENKES/327/2020 dan SE Menaker M/8/HK.04/V/2020 bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, yakni PP 44 Tahun 2015. Saran dari penelitian ini bahwa: 1) Melakukan perubahan terhadap Kepmenkes HK.01.07/MENKES/327/2020 dan SE Menaker M/8/HK.04/V/2020 yang tidak sejalan dengan sistem jaminan sosial nasional; 2) Membuat peraturan terkait penyakit akibat kerja akibat Covid-19 yang diperuntukan kepada seluruh tenaga kerja yang terpapar Covid-19 di tempat kerja; dan 3) Pemangku kebijakan harus berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan tercapainya tujuan jaminan sosial nasional.

All workers exposed to Covid-19 at work must be protected by the Work Accident Program. However, due to published of Decree of the Minister of Health No. HK.01.07/MENKES/327/2020 and Circular Letter of the Minister of Manpower No. M/8/HK.04/V/2020, the protection program cannot be enforced. The problems in this thesis are: 1) How is the implementation of protection for workers affected by Occupational Diseases during the Covid-19 pandemic based on laws and regulations?: 2) Case studies on Occupational Diseases for workers exposed to Covid-19 case through the Working Accident Protection Program; and 3) How should the protection of Work Accident Insurance for workers affected by Covid-19 as an Occupational Disease be reflected in the current pandemic conditions?. This research method uses a normative juridical form and the data used in this research based on secondary data. This tesis conclusion are: 1) The Decree of the Minister of Health No. HK.01.07/MENKES/327/2020 and Circular Letter of the Minister of Manpower No. M/8/HK.04/V/2020 narrows the definition of participants who can be protected by the JKK program regulated by law, namely only certain worker; 2) Policies as regulated in Minister of Health No. HK.01.07/MENKES/327/2020 and Circular Letter of Minister of Manpower No. M/8/HK.04/V/2020 is not in line with the objective of establishing a social security program which is to give economic protection for all workers and their families.; and 3) The legal position of The Decree of the Minister of Health No. HK.01.07/MENKES/327/2020 and Circular Letter of the Minister of Manpower No. M/8/HK.04/V/2020 is contrary to higher laws and regulations. Based on the results of the research, suggestions that can be submitted are 1) Those regulations should be amandment caused by those are not in line with the national social security system; 2) Provide regulations regarding with occupational diseases due to Covid-19 which is belonging to all workers who are exposed to Covid-19 in the workplace; 3) Regulators should have coordinated with BPJS Ketenagakerjaan to achieve the goals of national social security are ensured. government. As a suggestion to the government, both central and regional, to support the efforts of BPJS Ketenagakerjaan in the implementation of the employment social security program, especially in law enforcement."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Ruslim
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Damayanti Kusumawardani Mirza
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3487
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S48718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Damayanti Kusumawardani Mirza
"Produktivitas merupakan hal penting dalam peningkatan konstruksi Dan sumberdaya merupakan komponen penting dalam peningkatan produktivitas selaln teknologi dan alat. Oleh karena ilu dlperlukannya identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaga kerja pada proyek konstruksi jalan dengan harapan dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi jalan, dikarenakan faktor-faktor yang teridentitikasi dapat terlebih dahulu diambil tlndakan untuk mengalihkan, mengecilkan, atau menghindari resiko-resiko yang mungkin timbul.
Pada penelitian ini, identitikasi sumber-sumber resiko terhadap produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan kuisioner survey. Untuk mendapatkan variabel variabel yang paling mempengaruhi produktivitas tenaga keria pada proyek konstruksi ialan dengan perkerasan kaku. Analisa Statistik selanjutnya dilakukan pada data yang talah berhasil dikumpulkan. Selain itu iuga dilakukan analisa guna mendapatkan risk ranking dan risk level. Lalu dilakukan analisa korelasi, dan regresi untuk mendapatkan model.
Berdasarkan analisa survey dan pengolahan data dengan analisa statistik, didapatkan risk ranking dan risk level, kemudian penulis memvalidasi 10 variabel terbesar yang tarmasuk dalam risk ranking dan wawancara pakar. Dan setelah dilakukan analisa korelasi , dan regresi. dldapatkan bahwa ketersediaan material dan peralatan yang paling mempengamhi prnduklivitas tenaga keria proyekjalan dngan perkerasan kaku.
Ketersediaan alat dan material berkorelasi tinggi terhadap besarnya produklivitas tenaga kerja selama proyek berialan. Perlu adanya tindakan praventif dan korektlf action yang mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, guna peningkatan produktivitas tenaga kerja proyek konstruksi jalan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this research was to know antioxidant activity in-vitro and hepatoprotector of iridoid fraction of hedyotis corymbosa (diamond flower) in rabbit's liver induced by acetaminophen....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mandu Chairani
"Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian:
PT. X adalah cabang dari perusahaan multinasional yang memproduksi sepatu basket, sepatu bola, sepatu multifungsi dan sepatu anak-anak. Pemakaian mesin alat kerja dan mekanisme dalam industri dapat menimbulkan kebisingan di tempat kerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui intensitas bising lingkungan tempat kerja, prevalensi dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan gangguan pendengaran akibat bising.
Metoda penelitian berupa studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 180 tenaga kerja yang terpajan bising lebih dari 85 dB. Mereka telah bekerja kurang lebih 5 tahun dan berumur antara 21 - 40 tahun. Data penelitian didapat dari medical check up, kuesioner, wawancara dan observasi ke tempat kerja.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan:
Intensitas bising lingkungan tempat kerja di atas 85 dB ditemukan di bagian sewing, assembling, outsole, power house, rubber, phylon, EVA, mesin penghancur, PU, 1P dan CPED. Kasus gangguan pendengaran akibat bising pada tenaga keija yang terpajan bising di atas 85 dB sebesar 11,7%. Faktor-faktor seperti umur, masa keija, pengetahuan, sikap, perilaku dan jenis ruangan tidak berhubungan dengan gangguan pendengaran akibat bising (p > 0,05). Sedangkan faktor-faktor seperti intensitas bising (p = 0,016) dan tempat tinggal (p = 0,039) berhubungan dengan gangguan pendengaran akibat bising.
Secara statistik terbukti odd ratio intensitas bising sebesar 4,654, artinya risiko terjadinya gangguan pendengaran akibat bising pada intensitas bising yang tinggi (94 - 108 dB) adalah 4,654 kali lebih besar dibanding dengan intensitas bising yang lebih rendah (85 - 93 dB) dan odd ratio tempat tinggal sebesar 3,454, artinya risiko terjadinya gangguan pendengaran akibat bising di mess karyawan adalah 3,454 kali lebih besar dibanding dengan di luar mess.

Prevalence And Analysis The Factors That Related With Noise Induced Hearing Loss Among The Workers That Noise Exposured Louder Than 85 Db In X Shoes Factory, Banten, 2003Scope and Methodology
PT. X is a branch of multinational that produce basketball shoes, soccer shoes, multifunction shoes and baby shoes. Using work equipment and mechanism in industry cause noise exposure in workplace. This case study done with goal to know what areas and number of worker who exposed to the noise level louder than 85 dB in workplace, also the prevalence and the factors that related with noise induced hearing loss.
The research method is a cross sectional study. Sample consist 180 workers who exposed to noise louder than 85 dB. They had been worked about 5 years and their ages varied from 21 to 40 years old. Data were collected from medical check up results, questioners, interview and observation of the working condition.
Result and Conclusions:
The noise level louder than 85 dB in workplace found at sewing, assembling, outsole, power house, rubber, phylon, EVA, smashed machine, PU, IP and CPED. Noise induced hearing loss case among worker with noise exposured louder than 85 dB is 11,7%. The factors such as age, time work, knowledge, attitude, manner and the kind of room were not related with noise induced hearing loss (p > 0,05). But some factors such as noise level (p = 0,016) and type of residence (p = 0,039) were related with noise induced hearing loss.
Statistically proven that odd ratio of noise level is 4,654, it means the likelyhood of risk noise induced hearing loss for exposure to higher noise level (94 - 108 dB) is 4,654 compared to low noise level (85 - 93 dB) and odd ratio of type of residence is 3,454, it means the likelyhood of risk noise induced hearing loss in boarding house is 3,454 compared to beside boarding house."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>