Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Sukandar
"Pengelolaan persediaan barang yang tidak tepat di rumah sakit dapat menyebabkan pemborosan pada biaya persediaan dan tidak efisiennya investasi dalam persediaan barang tersebut. Persediaan barang yang terlalu sedikit dapat menyebabkan rumah sakit mengalami kehabisan persediaan dan berakibat terganggunya kelancaran pelayanan di Rumah sakit. Sebaliknya apabila persediaan barang yang terlalu berlebihan biaya investasi akan menjadi lebih besar sehingga modal kerja akan menjadi tidak efisien. Kebutuhan bahan/obat-obatan ruangan di RS Muhammadiyah mempunyai nilai investasi cukup besar. Data pemakaian barang di ruangan diambil dari Instalasi Farmasi RS Muhammadiyah Bandung. Dengan mengadakan pengelompokkan barang dapat diketahui jenis-jenis barang yang mempunyai nilai investasi tinggi. Analisa biaya persediaan dilakukan terhadap jenis barang yang mempunyai nilai investasi tinggi tadi.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional (Operational Research) dengan mengumpulkan data pemakaian barang selama tahun 1990 dan 1991 (s/d bulan Mei 1991). Kemudian membuat prakiraan kebutuhan barang dari bulan Juni s/d Desember 1991 dengan menggunakan metode Moving Average. Analisa persediaan barang dilakukan terhadap kebutuhan barang th. 1991 tersebut. Dalam penelitian ini digunakan model Economic Order Quantity yang Probabilistik dimana karakteristik ditribusinya berupa distribusi-Normal dan Poisson.
Dari hasil penelitian terbukti bahwa hasil analisa biaya persediaan th.1991 lebih rendah dari kenyataan biaya persediaan th. 1990 yang tidak diterapkannya model persediaan. Disarankan untuk mengadakan peningkatan pengelolaan kebutuhan barang di ruangan agar Rumah Sakit dapat selalu mengadakan pemantauan stok barang setiap saat. Untuk jenis barang lainnya dapat dilakukan analisa persediaan sehingga dapat diketahui kebutuhan minimal dan maksimal barang."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Ferdinand Tjahja
"Sebagai bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial maka dalam fungsinya untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap maka rumah sakit menjadi suatu sarana kesehatan yang kompleks, padat modal dan padat karya. Sebagai tempat rujukan pasien maka rumah sakit harus mempunyai kemampuan yang lebih dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam hal SDM yang terlatih sampai dengan kelengkapan instrumen untuk pengobatan dan pemeriksaan guna mendukung tugas dokter dalam mengobati pasiennya. Peningkatan taraf sosio-kultural-ekonomi masyarakat, dan terjadinya trasisi epidemiologi yang sedang berlangsung di negara berkembang saat ini mengakibatkan perubahan pola dalam mencari layanan kesehatan bagi mereka. Secara spesifik, dalam hal ini adalah meningkatnya kebutuhan untuk peralatan hemodialisis yang bersifat 'life saving' atau 'prolong life'.
Peralatan hemodialisis digunakan untuk membersihkan darah dimana kotoran dan kelebihan cairan dikeluarkan langsung dari tubuh melalui 'dialyzer' atau ginjal buatan. Dialisis umumnya digunakan bagi penderita Gagal Ginjal Khronik, tapi juga pada Gagal Ginjal Akut, dehidrasi, keracunan atau over-dosis.
Mengingat harga yang cukup mahal maka perlulah bagi rumah sakit yang merencanakan untuk pengadaan fasilitas ini dengan melakukan analisis investasi dengan baik agar bisa di capai tingkat pemanfaatan yang optimal sehingga tidak merugikan pihak penyelenggara tapi juga tidak terlalu membebankan masyarakat pengguna.
Penelitian ini dilakukan dengan desain studi kasus di suatu rumah sakit dengan pendekatan secara kuantitatif dan kualitaf untuk menilai tingkat pemanfaatan peralatan hemodialisis di RS Krakatau Steel pada periode 2000 dan 2001 dan potensi penambahan alat dari sisi kelayakan finansial di Unit hemodialisis RS Krakatau Steel Cilegon.
Dalam hal ini, dilakukan analisis terhadap: aspek pelanggan (karakteristik pelanggan, sumber pembiayaan dan pendapatan dari RS), aspek produksi (kepasitas produksi, SDM, waktu dan biaya), aspek pesaing dan aspek demografi untuk meneliti tingkat kapasitas produksi sudah berlebihan atau kurang dimanfaatkan.
Hasil analisa menunjukkan telah maksimalnya pemanfaatan peralatan yang ada dan kurang optimalnya pemanfaatan tenaga dan ruangan. Berdasarkan analisis tersebut dan proyeksi pemanfaatan hemodialisis di tahun 2000 dan kelayakan keuangan dengan metoda pinjam dengan perjanjian maka dianjurkan kepada pihak rumah sakit untuk menambah 2 (dua) buah unit HD.
Penelitian ini hanya berlaku di RS Krakatau Steel Cilegon pada pericde 2000 dan 2001 dan tidak bisa secara langsung diterapkan di lokasi maupun rumah sakit lain. Sebagai penutup penelitian ini melihat tuntutan masyarakat yang makin meningkat maka seyogyanyalah pihak rumah sakit mengembangkan suatu upaya pro-aktif dalam mempertahankan pasien yang ada, sehingga pelayanan yang diberikan berkesinambungan yang akan sangat bermanfaat bagi penderita maupun bagi rumah sakit.

The Analysis of Hemodialysis Instrument Investment in Krakatau Steel Hospital, within Period of the year 2000 - 2001
As an integral part of the health and social organization to serve the people comprehensively, the hospital had became a complex facilities with heavy investments and a mixed of professionals in it. As a part of health referral system the hospital should have more capabilities in healthcare especially on its human resources and a number of medical instruments to support the medical services.
The development of socio-cultural-economics of the people and the epidemiological transition that occurred in developing countries nowadays created a change in the process of seeking the healthcare services. In this case, increasing the need of hemodialysis treatment because of its life saving and prolong life functions.
Dialysis treatment replaces the function of the kidneys, which normally serve as the body's natural filtration system. Through the use of a blood filter and a chemical solution known as dialysate, the treatment removes waste products and excess fluids from the bloodstream, while maintaining the proper chemical balance of the blood. Dialysis is used for treating Chronic Renal Failure, Acute Renal Failure, Dehydration, Toxic and Over-doses of drugs. Because of its expensiveness, the hospital should plan carefully to operate this equipment to avoid the burden to the provider or its consumers.
This research is a case study design with quantitative and qualitative analysis to study the utilization of hemodialysis equipment in Krakatau Steel Hospital in the period of 2000 -2001 as well as feasibility on additional equipments. The analysis was executed through: consumer's aspects, production aspects, and competitor and demographically to study the production capacity of the instruments.
The result of this analysis showed that the utilization of 2 HD units had been maximal even over-utilized, while the manpower and the room space was still underutilized. Based on this analysis and the utilization projection through forecasting method and its feasibility for rent an instrument with agreement, the author suggested that 2 more HD units in 2002 are needed to be equipped.
This study only valid for Krakatau Steel Hospital in the period of 2000 - 2001, and should not be implemented without careful consideration in other places or hospitals. At the end, the author mentioned about the increasing need pro-cative program to retain the patient, so that the service could be implemented continuously for the sake of the patient as well as the hospital."
2000
T10808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherlly Surijadi
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik sejak tahun 1995 telah dipergunakan di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam tindakan bedah pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi). Tindakan ini disebut dengan metoda kolesistektomi laparoskopik. Efektifitas biaya dari kolesistektomi laparoskopik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metoda konvensional yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan kolesistektomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolesistektomi yang efektif biaya diantara metoda konvensional dan laparoskopik.
Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus analitik menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2001 di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Analisa biaya investasi menggunakan biaya investasi disetahunkan (annual investment cost), metoda analisis penghitungan biaya menggunakan metoda ABC (Activity Based Costing) dengan dasar alokasi biaya menggunakan proporsi luas lantai proporsi waktu operasi sebagai pemacu biaya. Biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut, sedangkan biaya normatif diperoleh dari penjumlahan hasil bagi biaya tetap dengan kapasitas dan biaya tidak tetap dengan output.
Pada penelitian ini analisis efektifitas biaya dilakukan dengan cara : pertama, yaitu membandingkan biaya satuan antara kedua metoda; dan kedua, dengan melakukan tes analisis sensitivitas menggunakan simulasi penambahan biaya sewa dan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output.
Pada cara pertama didapatkan bahwa pada penggunaan perbandingan biaya satuan aktual maka kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B dan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan pada biaya normatif didapatkan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya secara umum tanpa membedakan kelas perawatan.
Pada hasil kedua yaitu simulasi perbandingan biaya satuan aktual dengan menambahkan biaya sewa didapatkan kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B sedangkan laparoskopik pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output bahwa yang paling efektif biaya adalah kolesistektomi konvensional pada kelas II B dan laparoskopik pada kelas I.

Cost Effectiveness Analysis on Cholecystectomy at Immanuel Hospital Bandung Year 2001
The development of technology in medical equipment, resulting in a new alternative in health care services. Laparoscope is used since 1995 at Immanuel Hospital Bandung for cholecystectomy and this kind of surgery namely laparoscopic cholecystectomy method. Cost effectiveness of laparoscopic cholecystectomy need to be research to be compared with conventional cholecystectomy which commonly applied in the cholecystectomy surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method between laparoscopic cholecystectomy and conventional cholecystectomy.
The research made was analytic case study using secondary data taken in cross sectional method during year 2001 at Immanuel Hospital in Bandung. The data analysis on investment cost using an annualized investment cost, cost analysis using activity based costing method with cost allocation using floor area proportion and operating time distribution as driver. Actual unit cost was obtained through a calculating from total cost divided by output while normative unit cost was obtained was calculating the sum of the result from fixed cost divided by capacity and the result of variable cost divided by output.
Cost effectiveness analysis was made through : first, comparing unit cost between two methods; and second, by doing sensitivity analysis test using simulation on adding rent cost and simulation on calculating total cost to find the output.
First step result is by using actual unit cost comparison, conventional cholecystectomy most effective on II B ward and laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. By using normative unit cost comparison, laparoscopic is the most effective compare to conventional method without difference at ward class.
Second step result are by using simulation on comparing actual unit cost after added by rent cost that conventional cholecystectomy most effective on II B ward while laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. And simulation on calculating total cost to find output result is that conventional cholecystectomy is most effective on II B ward and laparoscopic on I ward.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francisca Pratiwi
"Latar belakang dari penelitian ini adalah menganalisa kebutuhan informasi pada pasien umum yang melakukan pendaftaran rawat inap di loket sentral Rumkital Mintohardjo. Penelitian dilakukan pada pasien umum karena untuk pasien anggota sudah ada ketentuan yang berlaku dan adanya tren peningkatan jumlah pasien umum. Dipilih rawat inap karena informasi yang didapat oleh pasien umum tentang pelayanan terutama pelayanan pendaftaran rawat inap di Rumkital Mintohardjo sangat terbatas.
Pada pendaftaran rawat inap, informasi yang didapat secara tertulis adalah tentang surat pernyataan penanggung biaya perawatan dan pembayaran uang muka. Selain itu proses pendaftaran rawat inap di loket sentral juga meliputi kebijakan rumah sakit antara lain prosedur pendaftaran, petugas yang melayani serta fasilitas dan akses di loket sentral.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pelayanan informasi pendaftaran rawat inap pada pasien umum di loket sentral Rumkital Mintohardjo.
Jenis penelitian adalah kwalitatif bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectionaI. Data dan informasi diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini terlihat bahwa informasi yang dibutuhkan oleh pasien umum adalah biaya kamar perawatan yang sebaiknya dibuat secara tertulis dan tertempel diloket sehingga mudah dibaca. Juga sebaiknya prosedur pembayaran pelayanan serta prosedur untuk pasien ASKES juga dibuat tertulis. Selain itu dalam menunjang pelayanan informasi diloket sentral adalah peningkatan pelayanan oleh petugas diloket sentral serta perbaikan dari fasilitas dan akses loket sentral.
Pelayanan Informasi Rumkital sebagai bagian dari fungsi Humas, dikembangkan menjadi Customer Service sebagai upaya peningkatanan pelayanan akan kebutuhan informasi kepada pelanggan baik untuk pasien anggota maupun pasien umum.

Analysis for the need of Information Service at In-Patient Registration for Public Patients at Mintohardjo Hospital JakartaThe background of this research is to analyze the need of information for the public patients who made an in-patient registration at Mintohardjo Hospital. The public patients were chosen because the hospital has already certain procedure for the navy family/member. The topic of in-patient service was chosen based on the fact that information about the services was limited.
When the patient make an in-patient registration, hospital profiles written information informing about patient in charges as well as the down payment. The process of in-patient registration at the Loket Sentral includes registration procedure, the customer service as well as the facilities and access to the Loket Sentral.
The aims of this research are to find out the information service needed by the patient at the in-patient registration in Loket Sentral at Mintohardjo Hospital. This is a qualitative research descriptive analysis with cross sectional approach. The data and information were gathered through interview, observation and documentation.
The result of this research showed that the public needs the written information room charges, the procedure of payment as well as Askes participant. These kind of information should be found at Loket Sentral who that it can be be easily read by patients and the family. It also found that the majority of inform has suggested service of the Loket Sentral staff should be improved, and the Facility and access to Loket Sentral should be renovated.
To accomplish the need for information about the service at Mintohardjo Hospital, it need to developed the role of Public Relation which is now only limited for the information service, as the part hospital organization to improve the service of information for the public as well as navy family."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Handoko Widjaja
"Sejalan dengan perkembangan manajemen Rumah Sakit, manajemen ketenagaan merupakan salah satu unsur yang perlu mendapatkan perhatian bagi pengelola Rumah Sakit.
Tidak tersedianya jumlah dan jenis tenaga yang cukup pada Rumah Sakit, tidak mungkin akan dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu dan dapat mengantisipasi demand masyarakat yang selalu meningkat dari tahun ketahun.
Perencanaan merupakan inti manajemen, dimana perencanaan membantu untuk mengurangi ketidak pastian di waktu yang akan datang. Rencana ini dipakai oleh pengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
Tolok ukur yang paling umum untuk menilai mutu suatu Rumah Sakit adalah faktor layanan rawat inapnya. Dengan kata Iain rawat inap sering menjadi wajah mutu layanan Rumah Sakit.
Penelitian ini merupakan pengukuran kerja dengan metoda Work Sampling yang dilakukan pada dua ruang rawat inap.
Hasil penelitian yang didapat adalah :
1. Gambaran beban kerja lenaga perawatan di ruang rawal inap Rumah
Sakit Dr.OEN.
2. Asuhan keperawatan yang diterima oleh setiap pasien di dua ruang
rawat inap yang saling berbeda.
3. Estimasi jumlah tenaga perawatan.
Dari hasil penelitian disimpulkan, bahwa untuk beban kerja administrasi medis oleh perawat sangat tinggi sehingga kerja perawat untuk tindakan medis kurang maksimal. Perencanaan kebutuhan dengan meioda Filipina yang sangai sesuai dengan estimasi kebutuhan, sehingga dapat sebagai pedoman dajam perencanaan tenaga paramedis diruang rawat inap R.S. Dr.OEN."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Rachmat Sentika
"Persepsi dan pengalaman Kepala SMF terhadap perubahan UPF menjadi SMF di RSHS, merupakan informasi yang relevan untuk digali sebagai masukan guna memperbaiki pelaksanaan kebijaksanaan. Informasi ini terasa penting, karena kebijakan perubahan UPF menjadi SMF berdasarkan S.K. Menkes 983/92, merupakan hal baru dalam rangka penyesuaian organisasi RSHS agar memiliki daya saing organisasi maupun individu dalam menghadapi perubahan lingkungan. strategis seperti globalisasi, liberalisasi jasa kesehatan, beralihnya rumah sakit dari orientasi sosial ke orientasi bisnis, berubahnya RSHS menjadi Rumah Sakit Swadana, dan dijadikannya RSHS sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Jawa Barat, serta dijadikannya RSHS sebagai Rumah Sakit Umum Pendidikan Percontohan di Indonesia.
Dalam masalah penelitian, pelaksanaan perubahan UPF menjadi SMF dirasakan sangat sentralistik dan kurang menggali masukan dari bawah. Informasi dari Kepala SMF tentang hal-hal tersebut belum digali secara baik. Untuk itu, perlu informasi sebagai umpan balik pengambil keputusan dalam memperkaya atau memperbaiki pedoman organisasi rumah sakit menurut S.K. Menkes 983/92 maupun petunjuk Dirjen Yanmed 811/93.
Metode penelitian bersifat kualitatif dengan studi kasus perubahan UPF menjadi SMF di RSHS dengan subyek penelitian seluruh Kepala SMF di lingkungan RSHS, khususnya persepsi Kepala SMF terhadap perubahan UPF menjadi SMF dan berkaitan dengan beberapa topik utama, seperti Kejelasan Informasi ; Kejelasan Materi.; Komunikasi ; Dampak yang Terjadi dan Harapan-harapan Kepala SMF.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mengetahui perubahan UPF menjadi SMF, tetapi kurang menguasai materi lengkap dari perubahan tersebut, sehingga secara formal perubahan UPF menjadi SMF telah berjalan, dan secara konseptual sangat baik. Hal ini dikarenakan ada pembagian fungsi yang jelas antara SMF dan Instalasi. Akan tetapi, secara operasional belum berjalan lancar, karena belum terkomunikasikan dengan baik, Instalasi belum berfungsi optimal, dan Kepala SMF masih berorientasi sebagai Kepala UPF. Selanjutnya, mayoritas responden menyatakan bahwa sosialisasi perlu ditingkatkan, Depkes dan Depdikbud segera membuat kaji ulang untuk menyusun organisasi RSU Pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu, pemberian otonomi lebih Iuas di tingkat bawah, khususnya menterpadukan SMF, Bagian, dan Instalasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Restiyanti
"Dokter spesialis dan perawat merupakan inti dari pelayanan kesehatan. Krisis SDM Kesehatan khususnya dokter spesialis dan perawat, tingkat persaingan antar rumah sakit yang tinggi, adanya perubahan kebijakan baik dari pemerintah maupun organisasi membuat RS perlu mengantisipasi dan membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. Tesis ini membahas tentang rencana aksi pengembangan SDM dokter spesialis dan perawat di RS Graha Juanda Bekasi tahun 2014- 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis konten melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Kerangka konsep menggunakan analisis SWOT meliputi input stage yaitu dengan matriks EFE dan IFE, tahap kedua adalah mathcing stage dengan pencocokan menggunakan TOWS matriks dan penentuan posisi menggunakan IE matriks, serta tahap ketiga adalah desicion stage yaitu penentuan alternatif dan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Hasil penelitian didapatkan RS Graha Juanda berada pada posisi sel V yaitu hold and maintain dengan alternatif strategi market penetration dan product development dengan prioritas strategi product development. Pengembangan pelayanan dan optimalisasi kinerja pelayanan RS serta SDM dokter spesialis dan perawat dalam jumlah, jenis, pengelolaan dan diklat adalah usulan yang diterjemahkan dalam bentuk rencana aksi.

Specialist and nurses are the core of health care. The crisis in human resources of health particularly specialist and nurses, the competition levels among hospitals that are also high, and the changing of the policy either from the goverment or from the organization itself makes the hospital needs to anticipate and create their strategies to ovecome this situation. This thesis discusses the action plan for human resources development specialist and nurses at Graha Juanda hospital in Bekasi year 2014 – 2018. The design study is a content analysis of qualitative research through in-depth interviews, document review, and CDMG (Consensus Decision Making Group). The framework uses SWOT analysis by using the input stage includes EFE and IFE matrix, the second stage is the mathcing stage using TOWS matrix and matrix positioning using IE, the third stage is the stage to determinate the alternative decision and priority strategies using QSPM. The results showed Graha Juanda hospital is in the position of the V cells and that means hold and maintain. The alternative strategy is market penetration and product development strategies with the priority of product development. Hospital service development, optimization of hospital services performance and human resources specialist dan nurses in number, type, management, and training is proposed to be translated in the form of the action plan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Darwati
"Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategis pengembangan RS Setia Mitra tahun 2003-2007. Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, meninjau kembali pernyataan visi dan misi, menetapkan tujuan jangka panjang sampai 2007, menentukan alternatif strategi dan menetapkan strategi terpilih yang sesuai bagi posisi RS Setia Mitra.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategik. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, sumber data sekunder dan observasi oleh peneliti sendiri.
Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal RS Setia Mitra, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE dan meninjau kembali pernyataan visi dan misi RS Setia Mitra. Tahap kedua (tahap pencocokan) meliputi penetapan tujuan jangka panjang RS Setia Mitra sampai tahun 2007 dan menentukan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT, TOWS, IE dan SPACE. Dan pada tahap ketiga (tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih RS Setia Mitra untuk tahun 2003-2007 dengan menggunakan matriks QSPM. Cara pengambilan keputusan menggunakan metoda CDMG (Consensus Decision Making Group).
Dari hasil penelitian, evaluasi lingkungan eksternal menghasilkan nilai total EFE sebesar 3,20 yang berarti RS Setia Mitra merespon dengan baik peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang muncul. Nilai Evaluasi lingkungan internal menghasilkan nilai total ME sebesar 2,50 yang berarti secara internal kekuatan yang dimiliki berada pada titik rata-rata.
Setelah mengetahui posisi ekternal dan internal, pihak manajemen memutuskan untuk tetap menggunakan rumusan visi dan misi yang sudah ada karena dianggap masih relevan dengan cita-cita dan tujuan RS Setia Mitra. Rumusan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai sampai tahun 2007 meliputi aspek keuangan, aspek operasional pelayanan, aspek pemasaran, aspek SDM dan aspek mutu.
Penentuan strategi alternatif menghasilkan dua rekomendasi strategi generik yaitu strategi pertumbuhan intensif dan strategi pertumbuhan integratif. Pada tahap keputusan, hasil penentuan strategi terpilih dengan menggunakan QSPM menunjukkan bahwa strategi yang sesuai bagi RS Setia Mitra adalah strategi intensif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi utama yang sesuai bagi pengembangan RS Setia Mitra untuk tahun 2003-2007 adalah strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar yang digunakan secara bersamaan. Pada penelitian ini juga dituliskan usulan-usulan dan saran-saran dalam mengimplementasikan strategi terpilih agar visi dan misi serta tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Daftar Bacaan : 41 ( 1989-2002)

Strategic Planning for Development of RS Setia Mitra 2003-2007Research for strategic planning for development of RS Setia Mitra 2003-2007 has been done. The scope of the research consist of external environment analysis, internal environment analysis, review over vision and mission statement, define long term objectives until 2007, define strategic alternative and the chosen strategy which suitable to its condition.
The kind of this research is descriptive analytic research used information as a base information of taking strategic decision. The collecting information were done through deep interviewed, secunder data source and observation by the researcher herself.
The technichs strategy composition were done through three stages. Stage I (input stage) included external and internal environment analysis, evaluation of external and internal environment factor used EFE and IFE matrixs and reviewed vision and mission statement of RS Setia Mitra. Stage II (matching stage) included established of long term objective until 2007 and decided alternative strategy used SWOT, TOWS, IE and SPACE matrixs. And stage III (decision stage) were done by decided chosen strategy of RS Setia Mitra for year 2003-2007 used QSPM. The taking of decision was made using CDMG (Consensus Decision Making Group) methode.
As a result, external envoronment evaluation produced 3,20 of EFE total value meant that RS Setia Mitra took a good responsible the opportunities and avoided threats. Internal environment evaluation produced 2,50 of IFE total value meant internally the power of it is average.
After knowing external and internal position, the management decided to keep using vision and mission statement because it is still relevant with the aim of RS Setia Mitra. The formula of long term objective they try to reach until year 2007 include financial, operasional services, marketing, SDM and quality aspects.
Determination of the alternative strategy produced two generic strategies recommendation which are intensive strategy and integrative strategy. On the decision stage, the strategy of determination result was chosen by using QSPM showed that fit strategy is intensive strategy.
This research concluded that the major strategy fit to the development of RS Setia Mitra year 2003-2007 are product development and market penetration strategy used equally. This research is also give ideas and suggestions to implementation chosen strategy to make vision and mission also determinded Long term objective to be accomplished.
References : 41 (1989-2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 1560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochmah
"RSUD Kota Bandung sesuai dengan paradigma Good Governance harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab, efektif dan efisien. Ia harus melaksanakan mutu pelayanan prima. Untuk itu diperlukan alat pengukuran kinerja yang komprehensif, akurat dan sensitif, sebagai wujud pertanggung jawabannya kepada masyarakat maupun pemilik. Namun ternyata Pengukuran Kinerja yang ada di RSUD Kota Bandung tidal: dapat menjawab seluruh pertanyaan dari masyarakat dan pemilik, tentang bagaimana posisi RSUD sesungguhnya. Jadi diperlukan cara lain untuk pengukuran kinerja yang lebih komprehensif, akurat dan sensitif.
Balanced Scorecard dengan empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan, oleh banyak perusahaan besar dan Iembaga nonprofit dianggap sebagai alat ukur yang komprehensif dan seimhang. Apakah ia dapat menjadi altematif ? Penelitian ini bermaksud menganalisis pengukuran kinerja RSUD Kota Bandung pada tahun 2006 dengan pendekatan Balanced Scorecard. Desain penelitiannya adalah studi deskriptif analisis, pengolahan dengan metode studi kualitatif dan kuantitatif terhadap data sekunder kegiatan tahun 2003-2005 dan data primer dari survei tahun 2006.
Hasii penelitian mencakup empat perspektif yaitu : 1) Kinerja finansial : Tingkat Pertumbuhan Pendapatan 110,53 %, Inventory Turn Over 16 kali. 2) Kinerja pelanggan : Tingkat Kepuasan Pelanggan Rawat 'nap 80,12 %, Rawat Jalan 72,06 %, Pangsa Pasar Rawat Jalan (2003 - 2005) adalah 19,22 %, 18,79 %, dan 23,25 % , Pangsa Pasar Rawat snap (2004-2005) adalah 22,8 % dan 9,14 % Retensi Pelanggan tahun 2003 - 2005 adalah 56,64 % , 57,42 % ,dan 60,87 %, Akuisisi Pelanggan (2003 - 2005) adalah 43,36%, 42,58%, dan 39,13%. 3) Kinerja proses bisnis internal : Tingkat Pertumbuhan Pelayanan yaitu dua parameter bare pada pelayanan Radiologi, Tingkat Efisiensi Pelayanan (2003-2005) adalah 130R 62,34%, 69,97%, dan 75,05%, Avl,OS 2,90 had, 3,02 hari, dan 3,16 hari, TO1 1,8 had, 41,3 hari, dan 41,15 hari, BTO 74,53 kali, 81,92 kali, dan 79,48 kali. 4) Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan : Tingkat Kepuasan Kerja/Pegawai 73,87 %, Turn Over Pegawai tahun 2003-2005 adalah 11,54%, 20,83%, dan 18,52%, Tingkat Produktivitas Pegawai 2003-2005 adalah 19,04 juta , 26,08 juta, dan 24,72 juts, Tingkat Absensi Pegawai 2003-2005 adalah 4,17%, 6,23%, dan 5,58%.
Seluruh hasil ukur saling terkait dalam hubungan sebab akibat baik sebagai indikator hasil maupun sebagai indikator pendorong. Dengan demikian RSUD Kota Bandung dapat melakukan pengukuran kinerja yang lebih komprehensif, akurat dan sensitif dari sebelumnya dengan pendekatan Balanced Scorecard.

Consistent to Good Governance Paradigm RSUD Kota Bandung must to do health service implementation, that is accountable, efective and efficient. It must to carry out the best quality services. That to need performance measurement tools which comprehensive, accurate, and sensitive one, as accountability existences to public and the owner. Whatever in fact the performance measurement in RSUD Kota Bandung could not to answer all questions from people and the owner to describe the position of the Hospital actually. So, they need another formulas to measure the performance comprehensively, accurately and sensitively.
Balanced Scorecard with four perspective that is financial, customer, internal business process, learning and growth, has considerred by a lot of manufactures and non profit institutions as a comprehensive and balance measurement tools. Can that be an alternative ? This reaseach is analizing performance measurement of RSUD Kota Bandung in 2006 with Balanced Scorecard approach. The design of research is descriptive study analize, processing by qualitative and quantitative study method, towards secondary data of activity in period 2003-2005 and primary data from survey in 2006.
Results of this research consist four perspective that is : 1) Financial Performance Income Growth Level 10,53 %, Inventory Turn Over 16 kali. 2) Customer Performance : Inpatient Customer Satisfaction Level 80,12 %, and Outpatient 72,06 %, Outpatient Market Share (2003 - 2005) are 19,22 %, 18,79 %, and 23,25 % , Inpatient Market Share (2004-2005) are 22,8 % and 9,14 %, Customer Retention (2003-2005) are 56,64 % , 57,42 % , and 60,87 %, Customer Acquisition (2003 - 2005) are 43,36%, 42,58%, and 39,13%. 3) Internal Business Process Performance : Service Growth Level is two new parameter of Radiolgy Services, Service Efficiency Level (2003-2005) are BOR 62,34%, 69,97%, and 75,05%, AvLOS 2,90 days, 3,02 days, and 3,16 days, TOI 1,8 days, 41,3 days, and 41,15 days, BTO 74,53 times, 81,92 times, and 79,48 times. 4) Learning and Growth Performance : Work/Employee Satisfaction Level 73,87 %, Labour Turn Over (2003-2005) are 11,54%, 20,83%, and 18,52%, Level of Hospital Revenue per employee (2003-2005) are 19,04 million, 26,08 million, and 24,72 million, Employee Absenteeism Level (2003-2005) are 4,17%, 6,23%, and 5,58%.
All of measurement results are conected each other in cause and effect relation as laging indicators and driver indicators. Conclusion result RSUD Kota Bandung can do performance measurment that more comprehensive, accurate and sensitive than before with Balanced Scorecard Approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Suwandi
"Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit di kota-kota besar, khususnya Jakarta, maka dirasakan perlu untuk memasarkan jasa rumah sakit dengan tetap mengingat etika yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan PERSI. Kerjasama dengan berbagai perusahaan dan perusahaan asuransi dianggap oleh RS Pluit sebagai upaya dalam meningkatkan jumlah pasien dan pemanfaatan fasilitas.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk melihat peran dan fungsi bagian pemasaran dalam memasarkan ikatan kerjasama dengan berbagai perusahaan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa struktur organisasi manajemen pemsaran di RS Pluit tidak mengikuti teori dan tidak mempunyai target dan mekanisme kontrol dalam menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. Keberhasilan maupun kegagalan diukur dengan membandingkan pencapaian bulan berjalan dengan bulan sebelumnya. Pendapatan rumah sakit dari ikatan kerjasama sampai dengan bulan Juli 2001 adalah Rp.168.862.614, suatu jumlah yang tidak terlalu besar bagi RS seperti RS Pluit.
Disimpulkan bahwa proses manajemen pemasaran di sini, khususnya dalam perencanaan belum optimal sehingga disarankan untuk memperbaikinya dengan menetapkan target dan mempunyai mekanisme kontrol untuk menilai kinerja.

The Role of Marketing Management in Marketing Partnership with Companies at Pluit HospitalMany new hospital emerged in big cities like Jakarta led to the need of marketing health services provided by hospital although ethics stipulated by Ministry of Health and PERSI in doing so must always be considered and followed. Pluit hospital considers partnership with companies and insurance companies as a tool in increasing patients and utilization of ancillary services.
This is a qualitative research with case study approach to analyze the role of Marketing Management in Marketing Partnership with Companies at Pluit Hospital.
It was found that organization structure in marketing department of Pluit hospital was not following theory of organization, it also did not stipulated goal and target and did not have a control mechanism in planning a short term as well as long term plan. Success and failure measured by comparing this month's performance with that of the previous month. This year's income earned in this partnership up to July 200I was Rp.168.862.614, an average amount for a high class hospital such as Pluit hospital.
It was concluded that the role of marketing management, especially in planning, was not yet maximal. Goal, target and control mechanism has to be stipulated to be able to measure performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>