Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, T. J.
"ABSTRACT
As most often advocated, treatment of intestinal bleeding caused by typhoid fever is by conservative means. Although it requires meticulous and intensive care, treatment by surgery is rarity Four cases which are treated by surgery was reported and was decided upon after failure of conservative treatment. The fourth cases had resections of the distal ileum extended to a right hemicolectomy.
The histopathologic examination of the all cases, revealed alcerative plaques of Peyer's patches in the distal ileum and caeceum, confirming the diagnosis of typhoid fever.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rosadi Seswandhana
"Bibir dan langit-langit sumbing merupakan kelainan kongenital yang paling sering terjadi. Operasi langit-Iangit biasanya merupakan tahap kedua rekonstruksi dan dilakukan pada usia kurang lebih 1 - 2 tahun, dengan rata-rata usia 1,5 tabun. Kejadian fistula pascapalatoplasti primer berkisar antara 10 sampai 23 persen dari semua teknik operasi yang dilakukan. Kejadian fistula sering dihubungkan . dengan lebar celah dan ketegangan yang terjadi pada saat insetting flap palatum setelah . dibebaskan. Fistula dapat dicegah bila ketegangan dapat diatasi dengan baik atau lebar celah kecil. Fistula dapat diamati dalam 3 minggu pertama pascabedah. Tujuan penelitian ini adalah mencari korelasi nilai rasio lebar celah dan lebar palatum dengan kejadian fistula pascapalatoplasti primer. Penelitian kohort prospektif dilakukan pada 16 subjek penelitian (kemaknaan 0,05 dan kekuatan 0,95). Sepuluh subjek laki-laki dan 6 subjek wanita dengan usia rata-rata 22,31 C± 5,86) bulan. Rerata kadar hemoglobin 11,46 C± 1,20) g%, rerata hitung lekosit 9500 C± 2515,55) fmm3
• Rerata berat badan 10,18 C± 1,32) kg, dan nilai z antropometri berat badan berdasarkan usia rata-rata -1,66 C± 1,22). Lebar celah secara keseluruhan paling lebar di bagian junction (13, 50 ± 2,94 mm) palatum molle dan palatum durum dan yang paling sempit di anterior (9,68 ± 2,35 mm). Lebar sisa palatum yang paling lebar pada bagian posterior (26,56 ± 3,17 rnrn) sedangkan yang paling sempit pada daerah anterior (21,53 ± 3,96 mm). Lebar arkus palatum yang terbesar ada pada daerah posterior (39,93 ± 4,40 mm) dengan lebar arkus tersempit pada daerah anterior (31,22 ± 3,17 mm). Pada semua subjek dilakukan palatoplasti dengan menggunakan teknik two flap - three layers suturing. Kejadian fistula adalah 1 dari 16 subjek penelitian (6,25%). Analisis korelasi menggunakan regresi logistik antara kejadian fistula dengan faktor-faktor pra-bedah, nilai rasio lebar celah dengan lebar sisa palatum dan rasio lebar celah dengan lebar arkus palatum tidak berrnakna secara statistik (95% CI melalui angka 1).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi ahli bedah agar tidak terlalu kuatir dengan kondisi lebar celah langit-Iangit pada setiap pasien, dan teknik two flap - three layers suturing dapat dipertimbangkan sebagai teknik operasi yang cukup sederhana narnun dapat memberikan hasil kejadian fistula yang cukup rendah."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T58820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mora Octavia
"ABSTRAK
Splin intrakorona sebagai terapi tambahan pada perawatan periodontal: laporan dua kasus. Berkurangnya panjang akar yang tertanam dalam jaringan periodontal dapat menyebabkan kegoyangan gigi. Melakukan splin gigi yang goyang ke gigi yang lebih stabil menggunakan prinsip stabilisasi beberapa akar gigi dapat dilakukan. Splin sementara dalam perawatan periodontal bertujuan untuk mencegah migrasi patologis, mengembalikan fungsi kunyah, menstabilkan gigi sebelum/sesudah operasi, dan mengevaluasi prognosis. Penggunaan splin intrakorona
masih kontroversial dan hanya ada sedikit literatur yang mendukung bahwa terapi ini berguna dalam mencapai jaringan periodontal yang sehat. Kami melaporkan dua kasus untuk mengevaluasi efek spin intrakorona dalam perawatan kasus periodontal. Splin intrakorona digunakan sebelum, selama dan sesudah terapi periodontal regeneratif yang menggunakan graf tulang. Penyebab kegoyangan gigi dihilangkan dan prinsip, syarat serta tatacara splin diikuti untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk perawatan periodontalnya. Kedua kasus dievaluasi secara radiograf 10 bulan setelah operasi dan memperlihatkan hasil yang baik. Splin merupakan terapi suportif sebelum selama dan sesudah operasi, namun bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan stabilitas oklusi.

Reduction of the amount of tooth roots which are embedded in their periodontium could cause tooth mobility. Splinting a weaker tooth with a more stable one, and using the principle of the multiple-root stabilization is one way to overcome tooth mobility. Temporary splinting aims to prevent pathological migration, restore masticatory function, stabilize teeth before/after surgery, and evaluate the prognosis of periodontal treatment. The use of intracoronal splint is still controversial because there are only a few studies that have evaluated the effect of splinting on periodontal health. We report two cases to evaluate the effect of intracoronal splint on periodontal treatment. Two periodontal cases that use intracoronal splint before, during, and after periodontal regenerative therapy using bone graft. Causes of tooth mobility were removed and the splinting principles, terms and guidelines were mastered to get the maximum results of periodontal treatment. Both cases were evaluated radiographically 10 months after treatment. In these cases, intracoronal splint has supported the therapy before, during, or after surgery. Splinting is only for adjunctive therapy, and does not serve as the sole method in getting occlusal stability."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2006
617.02 CUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Way, Lawrence W.
Los Altos: California Lange Medical Publ., 1983
617.02 WAY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Herdiman Theodorus
"Tetanus merupakan infeksi oleh C.tetani yang menjadi masalah kesehatan penting di negara-negara berkembang. Perjalanan penyakitnya biasanya lama, memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk perawatan hingga sembuh. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap prognosis tetanus. Faktor tersebut adalah derajat spasme, usia, sedasi dan takikardia yang berpengaruh signifikan terhadap mortalitas pasien tetanus. Bila pasien tetanus dapat melewati fase akut penyakitnya, masalah lain timbul seperti disfungsi otonom dan pneumonia nosokomial (sering disebabkan oleh organisme multiresisten) sebagai penyebab tersering kematian. Laporan kasus berikut menampilkan 6 kasus tetanus, tiga di antaranya mengalami pneumonia nosokomial, dan dua di antara tiga pasien tersebut geriatri berusia 70 dan 72 tahun meninggal saat di rumah sakit. (Med J Indones 2004; 14: 117-21)

Tetanus, an infection by C.tetani continues to be a major health problem in the developing world. The course of the disease is typically prolonged, requiring weeks to months of supportive management to resolve. Several studies have been conducted to determine which factor/s really influenced the outcome of tetanus. Factors such as severity of spasms, age, sedation and tachycardia were found to significantly influence mortality. Patients now surviving the initial acute phase of their illness, but new problems have emerged autonomic dysfunction and hospital acquired pneumonia (often with multiresistant organisms) are now the commonest causes of death. This serial cases report presents six selected cases of tetanus, three patients acquired secondary pneumonia during treatment, among the three, two patients are elderly age 70 and 72 years old. Both of the presented patients died during treatment in the hospital. (Med J Indones 2004; 14: 117-21)"
Medical Journal of Indonesia, 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-117
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Itasca: F.E. Peacock Publisher, 2000
658.1 CAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ghosh, Sanjay
New Delhi: Jaype Brothers Medical Publishing, 2014
616.5 GHO o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harding, Mariann
St. Louis, Mo.: Elsevier/Mosby, 2013
610.73 HAR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda Adham
Jakarta: UI Publishing, 2024
610.73 MAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>