Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. M. Zukarnain A. Moertolo
"ABSTRAK
Latar belakang masalah, berdasarkan pengalaman klinis, penyakit-penyakit dan kelainan yang mengenai jaringan lunak di dalam rongga mulut cukup banyak dijumpai. Akan tetapi penelitian-penelitian di bidang tersebut masih sedikit. Saya merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang adanya penyakit atau kelainan yang mengenai jaringan lunak di dalam rongga mulut; sedangkan penelitian yang diakukan juga masih terbatas.
Topik penelitian yang saya pilih disini adalah "Epulis Fibromatosa", karena pada dasarnya masyarakat masih awam tentang kelainan ini sehingga sering datang dengan keluhan yang berkesan suatu "cancer phobi".
Data yang tepat dari prevalensi, Epulis Fibromatosa di Indonesia belum ada. Pada penelitian ini saya ingin memberi gambaran tentang Epulis Fibromatosa pada pasien yang datang berobat ke Sub Unit Bedah Mulut R. S. Cipto Mangurikusumo Jakarta, perbedaan jumlah kasus pada pasien laki-laki dan perempuan,distribusinya berdasarkan lokasi kelainan tersebut didalam rongga mulut Berta jumlah kasus berdasarkan umur pasien.
Masalah.
Bagaimana gambaran penyebaran kasus Epulis Fibromatosa di R.S.Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode tahun 1980-1985 ?
Sub Masalah.
Berapa prosentasi kasus Epulis Fibromatosa pada pasien yang datang berobat ke Sub Unit Bedah Mulut R.S.Cipto-Mangunkusumo Jakarta?
Bagaimana distribusi Epulis Fibromatosa pada pasien laki-laki dan perempuan ?
Bagaimana distribusi Epulis Fibromatosa berdasarkan lokasinya didalam rongga mulut ?
Bagaimana distribusinya Epulis Fibromatosa berdasarkan umur pasien ?
Tujuan Penelitian.
Tujuan Umum, untuk mengetahui distribusi kasus Epulis Fibromatosa pada pasien yang datang berobat ke Sub Unit Bedah Mulut R.S. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Tujuan Khusus, Untuk mendapatkan gambaran penyebaran tentang kasus Epulis Fibromatosa pada pasien yang datang berobat ke Sub Unit Bedah Mulut R.S.Cipto Mangunkusumo Jakarta,perbedaan prosentasi pada pasien laki-laki dan perempuan,distribusinya berdasarkan lokasi epulis di dalam rongga mulut serta distribusinya-berdasarkan umur pasien.
Kegunaan hasil penelitian.
Penelitian ini nerupakan penelitian awal dari suatu kelainan jaringan lunak mulut yaitu Epulis Fibromatosa. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran tentang prosentasinya, distribusi menurut jenis kelamin, distribusi menurut lokasinya di dalam rongga mulut serta distribusinya menurut umur pasien.
Untuk melakukan penelitian kasus ini pada seluruh masyarakat di Indonesia memerlukan banyak waktu dan cara yang lebih sempurna lagi. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat di manfaatkan untuk bahan penyuluhan kepada masyarakat serta tindak lanjut perawatan bagi pasien.
"
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Iman Santoso
"Penelitian awal mengenai distribusi frekwensi kista dentigerous sebagai akibat gigi impaksi dilakukan pada penderita2 yang datang pada poliklinik bedah mulut FKG UI / RSCM selama periode Jan.'84 - Des.'84.
Hal ini dianggap penting, karena berdasarkan pengalaman-pengalaman selama dasawarsa terakhir , cukup banyak dijumpai kasus-kasus baik kasus impaksi maupun kasus-kasus kista dentigerous.5edangkan data-data mengenai hal tersebut,terutama di Bagian Bedah Mulut FKGUI/ RSCM belum ada hingga saat ini.
Memang harus diakui, bahwa dengan penelitian salama setahu pada pasien-pasien yang datang ke Poli Badah Mulut FKGUI/RSCM belum dapat menggambarkan atau mewakilimpopulasi sebenarnya. Tetapi penelitian ini dapat diperluas ke rumah; sakit wilayah dan juga Puskesmas-puskesmas bila keadaan memungkinkan.
Pada hasil penelitian ini, akan diperoleh data mengenai frekwensi dan distribusi kista dentigerous sebagai akibat gigi impaksi nada tulang rahang."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Sabrina
"ABSTRAK
Latar Belakang : Lesi periapikal adalah lesi yang melibatkan area apikal gigi. Lesi periapikal merupakan proses tingkat lanjut dari karies yang bervariasi pada kelompok rahang, elemen gigi, dan ukuran lesi. Selain itu, faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin juga dapat mempengaruhi proses terjadinya lesi periapikal Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan distribusi lesi periapikal di RSGM Paviliun Khusus FKG UI periode Januari 2007 – September 2014 Metode : Penelitian ini berjenis observasi deskriptif dan merupakan studi retrospektif menggunakan data sekunder berupa gambaran radiografis yang terkomputerisasi dengan baik pada RSGMP Paviliun Khusus FKG UI periode Januari 2007 – September 2014. Hasil : Didapatkan 425 kasus lesi periapikal. Frekuensi dan distribusi dipaparkan melalui tabel dan diagram. Kesimpulan : Frekuensi dan Distribusi lesi periapikal paling sering melibatkan gigi 4.6, lokasi terjadinya lesi periapikal paling sering terjadi pada rahang bawah posterior, kelompok ukuran lesi yang paling sering terjadi adalah lesi periapikal dengan ukuran 6-10 mm (49.18%), dan berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih sering terlibat dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 1:1:32.

ABSTRACT
Background : Periapical lesion is a lesion which involving the apical area of the tooth. Periapical lesion is an advanced process of caries which various in the group of the jaw, tooth element, and the size of the lesion. In addition, sex may also affect the occurrence of periapical lesion. Objective : This research aimed to determine the frequency and distribution of lesion in RSGM Paviliun Khusus FKG UI period of January 2007 - September 2014. Methods : The type of this study is descriptive observation, and a retrospective study by using secondary data from the computerized radiographic picture in RSGM Paviliun Khusus FKG UI period of January 2007 - September 2014. Result : There are 425 cases of periapical lesion. Frequency and distribution presented through tables and diagrams. Conclusion : Frequency and distribution of periapical lesion is most commonly involve tooth 4.6, the location of periapical lesion is most commonly happen on the posterior mandible region, the group of the lesion size which commonly happen is 6-10 mm, and based on sex, women are more frequently that involved with the comparison between men and women 1: 1.32.
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adja Nurdjanna
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekwensi kista radikuler di poliklinik Bedah Mulut FKG UI.- RSCM serta hubungan antara gigi non vital dengan terjadinya kista radikuler. Bahan penelitian adalah dokumen medik yang telah ada di poliklinik Bedah Mulut FKG.UX.-RSCM periode 3anuari 1983 - April 1986. Dari 106 kasus kista tulang rahang yang ada ternyata, 70 (60%) adalah kista radikuler dan 36 (34%) adalah kista tulang rahang lainnya. Dari 70 kasus kista radikuler penderita laki laki 36 kasus dan wanita 34 kasus. Menurut kelompok umur yang tertinggi adalah pada dekade ke III yaitu usia (21-30 thn), sedang menurut lokasi gigi penyebab yang tertinggi adalah regio anterior rahang atas.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanghai, Sumit
New Delhi: Jaypee Brothers medical publisher, 2009
617.605 SAN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kesumayati E. D.
"ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini dilakukan di Poliklinik Bedah Mulut F.K.G.U.I./R.S.C.M. tahun 1984 - 1985. Sampel diambil dari semua kasus fraktura:mdEmg yang disebabkan kecelakaan lalu lintas dan berobat di Po1iklinik Bedah Mulut F.K.G.U.I./R.S.C.M. Baik kasus yang datang langsung maupun yang merupakan konsul dari bagian saraf R.S.C.M./F.K.U.I. Sedangkan pengumpulan data diambil secara langsung dimana pasien langsung diperiksa oleh peneliti dan dicatat ke formulir Raw data, dan tak langsung dengan mencatat data kartu status penderita yang telaheikdagrsa orang lain (Dokumen medik) ke formdlir Raw data. Dari 74 kasus yang dapat dikumpulkan, didapat hasil. Berdararkan jenis kelamin tahun 1984 : 36 kasus fraktura rahang, 32 kasus laki-laki (88,89%) ?dan 4 kasus wanita (11,11%). Tahun 1985 32 kasus laki-laki (e4,21%> aan ehkasus wanita (15,79%). Menurut rahang mana yang terkena fraktura,
Tahun 1984 : Laki-laki : rahang atas 14; rahang bawah 13; kombinasi rahang atas dan rahang bawah 6. Wanita : rahang atas 1; rahang bawah 1; kombinasi rahang atas dan rahang bawah 1."
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zwageri Argo Pitoyo
"ABSTRAK
Penatalaksanaan Fistel Enterokutan masih sangat beragam dan sulit dengan tingkat kekambuhan dan kematian pasca pembedahan yang masih tinggi. Tujuan dari penatalaksanaan pasien dengan fistel enterokutan adalah koreksi defisit metabolik dan nutrisi, penutupan fistel dan mengembalikan kesinambungan saluran cerna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi penatalaksanaan bedah pada fistel enterokutan yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo selama tahun 2014-2015. Penelitian ini dirancang secara retrospektif analitik dengan mengambil data rekam medik penderita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada periode 2014-2015. Ditemukan 27 kasus fistel enterokutan, dimana 21 kasus yang di evaluasi, rentang umur 27-65 tahun, terbanyak pada kelompok 40-60 tahun (52,38%), letak fistel terbanyak di ileum (57,14%), high output (71,43%), gizi buruk (52,38%), dilakukan tindakan operatif (85,71%), lama rawat <20 hari (66,67%), rekurensi fistel (19,05%) dan angka kematian (14,29%).ABSTRACT
Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%).;Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%).;Management of enterocutaneous fistula still varies and frustrating with high recurrence and mortality rate. The goal of management for patient with enterocutaneous fistula are correct metabolic and nutritional deficits, close the fistula and reestablish continuity of the gastrointestinal tract. The purpose of this study was to evaluate the surgical management of the enterocutaneous fistula treated at Cipto Mangunkusumo Hospital during 2014-2015. This study designed analytic retrospectively by taking the patient medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital ini the period 2014-2015. Found 27 cases of enterocutaneous fistula which 21 cases were evaluated, age range 40-60 years (52,38%), the location of the fistula largest in the ileum (57,14%), high output (71,43%), malnutrition (52,38%), operative management (85,71%), length of stay in hospital <20 days (66,67%), fistula recurrence (19,05%) and mortality rate (14,29%)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
Sp-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryono D. Pusponegoro
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0174
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0281
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2020
617 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>