Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Supangkat, Harya
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-7091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murti Andriastuti
"Tesis ini merupakan kajian kepustakaan yang bertujuan meneliti unsur nilai budaya dalam novel karya Ken Kesey One Flew Over the Cuckoo 's Nest. Penelitian ini mengkaji teori untuk menjelaskan keterkaitan alegoris antara semangat individualisme non-konformis dari pemeran protagonis dalam Cuckoo's Nest dengan perlawanan kaum muda terhadap nilai-nilai kemapanan teknokrasi pada akhir masa 1950-an dan permulaan tahun 1960-an.
Tahun 1950-an dan permulaan 1960-an merupakan suatu kurun masa yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam sejarah Amerika. Masa itu adalah masa Affluence, di mana negara Amerika mengalami perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial dan stabilitas politik. Teknokrasi mengalami kemapanan. Namun di tengah kemapanan teknokrasi itu terdapat suatu gejala yang sangat kontroversial. Stabilitas dan kemajuan yang dicapai di segala bidang ternyata membawa perubahan nilai, yang ditentang oleh sebagian warganya, terutama golongan intelektual, mahasiswa dan kaum mudanya. Salah satu di antara mereka ialah Ken Kesey, yang mengarang One Flew Over the Cuckoo's Nest, yang terbit sukses pada tahun 1962. Novel ini menceriterakan keadaan di suatu rumah sakit jiwa, dimana pasien-pasiennya, dipimpin oleh Randle Patrick McMurphy, ingin mengusulkan pembaharuan sistem dan suasana di dalam rumah sakit tersebut.
Metode penelitian yang saya pakai ialah metode deskriptif analisis. Saya melakukan analisa terhadap nilai-nilai budaya masyarakat Amerika, khususnya nilai individualisme, kemandirian dan non-konformisme. Saya juga melakukan analisa terhadap bentuk, cerita dan tokoh-tokoh Cuckoo's Nest sebagai suatu karya alegori, di mana terdapat simbol-simbol dan perumpamaan metafora, guna memahami konflik dan perilaku tokoh serta peristiwa dalam novel tersebut.
Tesis ini memperlihatkan bahwa ceritera dalam Cuckoo's Nest menjadi simbol pandangan dan sikap kritis kaum muda, yang ingin mempertahankan nilai-nilai individualisme, kemandirian dan otonomi, terhadap konformisme dalam kemapanan teknokrasi.
Hasil analisis teori menunjukkan bahwa ada keterkaitan alegoris antara peranan tokoh protagonis dalam novel One Flew Over the Cuckoo's Nest dengan perilaku serta sikap kritis mahasiswa dan orang muda masa itu, yang didasari atas konflik nilai individualisme dengan konformisme, sebagai dampak kemakmuran dan kemajuan teknologi masyarakat otomatisasi (automatic society) Amerika pada masa permulaan 1960-an.

One Flew Over the Cuckoo 's Nest As a Social Critique Allegory On Technocracy Establishment : Individualism and NonconformityThis thesis is a library study which aims at examining theoretically the cultural values conveyed in Ken Kesey's novel, One Flew Over the Cuckoo 's Nest. It tries to explain the allegorical relation between the nonconforming individuality of the protagonist in the novel and the rebel of American youngsters against the established technocracy of the late 50's and the early `60s.
The turn of the `505 into the `60s comprises a remarkable period in American history. This was a time of affluence, during which America had made enormous progress in science, economic wealth, social life and political stability. Technocracy got firmly established. However, the established technocracy and the economic abundance of the country ironically led to a controversy.
Stability and progress in all fields resulted in shifts and changes of values, which were criticized by parts of the citizens--mostly intellectuals, university students and people of the younger generation--among whom was Ken Kesey. Kesey wrote One Flew Over the Cuckoo 's Nest, which, at its publication in 1962, immediately became a success.
The novel is about people in a mental hospital where its inmates, led by Randle Patrick McMurphy, strive to reform and bring innovation to its system.
This research is a qualitative research, which employs a descriptive analysis method. I examined American cultural values, particularly individualism, self-reliance and nonconformity, and I analyzed Cuckoo's Nest in terms of its form, its theme and its characters. Rich in metaphors, this story provides sets of analogies and symbols, which makes it easier for us to see through the events and the conflicts, and to explain the characters' attitudes.
The discussion in this thesis proves that Cuckoo 's Nest presents the assumptions and critical views of the youth, who tried to preserve individualism, self-reliance and automomy in complying with conformity within a wealthy society.
An analysis on the novel proves that, indeed, there is an allegorical relation between the protagonist's role in the novel and that of the students and the youth of the sixties, in terms of individualism and conformity, two conflicting cultural values which reflect the impact of the prosperity and the technological achievement of the automatic society of America in the late 1950s.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Nina Chrisnawati
"Markus dan Kitayama (1991) mengklaim bahwa self-construal merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Di sisi lain, Triandis (1995) menyatakan bahwa individualisme-kolektivisme merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di antara Para ahli untuk mengetahui dan menemukan penjelasan pasti, mana dari antara kedua konsep tersebut yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kekuatan kedua konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku individu, yang dalam penelitian ini akan diuji pada kasus memilih pasangan pada kelompok etnik Batak. Selain menggunakan self-construal dan individualisme-kolektivisme, peneliti juga menggunakan identitas etnik sebagai variabel penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Self-construal, individualisme-kolektivisme, dan identitas etnik mempengaruhi kecenderungan individu dalam memilih pasangan; (2) self-construal memiliki pengaruh dan daya prediksi paling besar dibandingkan individualisme-kolektivisme, dalam menjelaskan kecenderungan individu ketika memilih pasangan. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis yang diajukan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara self-construal laki-laki dengan selfconstrual perempuan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T 17835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Mariani Kartasasmita
"Penelitian ini adalah upaya untuk menemukan pengaruh latar belakang budaya Individualisme-Kolektivisme, Self-construal dan Ideologi fender terhadap Gaya penanganan konjlik mendominasi, integrasi, menghindar dan mengalah. Satu set kuesioner telah dibagikan dan diisi oleh 272 orang partisipan yang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Temuan dari penelitian ini adalah; 1). Individualisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 78%; 2). Kolektivisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifikan sebesar 55%; 3). Self-construal Independen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 59% dan Gaya penanganan konflik Integrasi sebesar 47%; 4). Self-construal Interdependen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifrkan sebesar 71%; 5). Ideologi fender terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Integrasi secara signifikan sebesar 38%; 6) Ideologi fender Tradisional tidak terbukti berpengaruh secara sign fkan terhadap Gaya penanganan konflik Menghindar dan Mengalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya penanganan konflik banyak dipengaruhi oleh self-construal. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah mengenai latar belakang budaya dan situasi konflik nyata."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Burhan
"Modernisasi selalu membawa perubahan dalam masyarakat. Begitupun halnya yang terjadi di Jepang. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya membawa pengaruh yang besar ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam ritual upacara kematian. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada bentuk maupun tata cara dari upacara kematian itu sendiri, tetapi juga tetjadi pergeseran makna dari upacara kematian.
Seiring banyaknya barang-barang dan kebudayaan dari Barat yang diimpor oleh Jepang sejak modernisasi, tidak diragukan lagi pemikiran-pemikiran dari Barat seperti individualisme pun ikut masuk ke dalam kehidupan masyarakat Jepang. Namun sebenarnya yang disebut dengan individualisme Jepang oleh para sarjana dan peneliti adalah kaseiteki yaitu ciri khas individu. Dan kecenderungan orang Jepang untuk menunjukkan ciri khas individunya inilah yang pada akhimya melahirkan bentuk upacara kematian baru, yaitu upacara kematian yang mengikuti kepribadian orang yang meninggal atau disebut dengan istilah Jibunrashii Osoushiki.

Modernization always triggers changes in the society. In Japan, modernization not only has changed the economic, political, social and cultural aspects in the lives of the Japanese people, but it also has set off some changes in the funeral ceremonies and death rituals. The changes are not only in the way the ceremonies and rituals are conducted, but the meanings of the death rituals also shifted.
In line with the excessive western products and cultures imported to Japan since the modernization era, westerners' way of thinking such as individualism has doubtlessly affected the Japanese way of life. However, what scholars and researchers named "Japanese Individualism" is actually "koseiteki" or individual characteristics. The tendency of the Japanese people to show their individual characteristics is what eventually started a new form of funeral ceremony: "Jibunrashii Osoushiki" - a funeral ceremony which follows the character or personality of the deceased.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judithia A. Wirawan
"Dalam rangka menghadapi era pasar bebas dunia, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Salah satu kelemahan SDM kita adalah masih adanya kecenderungan untuk mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat, walaupun dengan hasil yang tidak menguntungkan. Hai ini terutama menjadi masalah bila dilakukan oleh para profesional karena mereka mempunyai wewenang mengambil keputusan untuk perusahaannya. Ciri mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat adalah ciri dari orang yang menganut kolektivisme, yang merupakan salah satu titik ekstrim dan dimensi individualisme-kolektivisme.
Dari teori yang diajukan oleh Kohlberg, peneliti mendapat gambaran bahwa ciri orang yang menganut kolektivisme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan moral konvensional sedangkan ciri orang yang menganut individualsme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan post-konvensional. Selain itu, nilai seseorang juga akan dipengaruhi oleh gendernya, karena anak dari jenis kelamin berbeda disosialisasikan secara berbeda sehingga menganut nilai-niiai yang berbeda pula, yaitu wanita Iebih mementingkan keluarga sedangkan pria Iebih mementingkan prestasi dan karirnya sendiri. Berdasarkan hal itu, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral dan gender. Penelitian ini dilakukan pada 76 subyek dengan menggunakan incidental sampling. lnstrumen penelitian berupa kuesoner Indcol 1994 dan Dilema Moral Kohlberg.
Hasil utama penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral maupun dengan gender. Hasil yang tidak sesuai dengan tinjauan kepustakaan ini menurut peneliti terutama disebabkan oleh adanya restriction of range pada data yang diperoleh, yaitu data kurang bervariasi, skor hanya berkisar pada central tendency saja. Untuk penelitian Iebih lanjut. peneliti menyarankan untuk mengambil sampel dengan karakteristik berbeda untuk menghindari homogenitas sampel yang menyebabkan restriction of range. Selain itu, peneliti juga menyarankan dilakukan penyempurnaan dalam hal metodologi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Article described capitalist social life of modern Japanese that was having individualistic characteristic. This high individualistic life affected the availability of disconnected family life called muenshakai. This phenomenon caused social and economic shifts in the Japanese family. This research used qualitative approach elaborated in descriptive analysis. The object of research or data corpus was the problem of a decline in Japan population in terms of the breakdown of the family. The research results indicated that muenshakai phenomenon has emerged in Japan caused by some sequential events, those are: the 2nd World War "legacy', the availability of baby boom, the abolition of shuushinkoyou, the decreasing of marital rate, the increasing of divorce rate, the decreasing of birth rate, and the lost of family relationship. It can be concluded that the urban individualistic life style is able to change the traditional thinking pattern into opportunistic one that becomes one of the causal factors of muenshakai phenomenon."
LINCUL 8:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Azmi
"Tesis ini membahas nilai-nilai liberalisme yang terlihat di media cetak di Indonesia, dengan studi kasus di koran nasional berbahasa Inggris The Jakarta Post dalam pemberitaan perd syariah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dengan menggunakan metode analisis framing untuk menganalisis pembingkaian The Jakarta Pos atas pemberlakuan perda syariah, disimpulkan bahwa The Jakarta Post mengkonstruksi perda syariah sebagai aturan yang kontroversial dan tidak sesuai dengan sistem hukum maupun karakteristik masyarakat Indonesia yang majemuk. Konstruksi ini menunjukkan bahwa pandangan The Jakarta Post mengenai isu tersebut terinspirasi nilai-nilai liberalisme Amerika yang meliputi individualisme, pluralisrne, dan sekularisme.

This thesis discusses about the liberalism values shown in lndonesia's print media, using the case study of the national English newspaper The Jakarta Post's reporting on sharia bylaws. This research is qualitative descriptive. Using framing analysis method to analyze The Jakarta Post's frame of the sharia bylaws implementation, the result shows that The Jakarta Post constructed the sharia bylaws as controversial regulation and inconsistent with the Indonesia's legal system and the people's diverse characteristic. The construction shows American liberal values, particularly individualism, pluralism, and secularism, inspired The Jakarta Post's perspective on the issue."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33238
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>