Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endra
"Dalam tesis ini dilakukan simulasi komputer untuk mempelajari efek pre-chirping pada perambatan dan interaksi soliton di dalam single mode dispersion shifted fiber. Simulasi dilakukan dengan cara menyelesaikan Non-Linear Schrodinger Equation (NLSE), yaitu suatu persamaan yang memodelkan perambatan pulsa optik di dalam non-linier fiber optik Solusi NLSE diperoleh secara numerik dengan Symmetrized Split Step Fouried Method (SSSFM). Penyelesaian SSSFM dilakukan dengan membuat program menggunakan software MatLab 7.0. Program simulasi SSSFM yang dibuat akurasinya diuji dengan membandingkannya dengan solusi eksak dari perambatan soliton di dalam lossless fiber optik.
Hasil perbandingan menunjukan SSSFM memberikan hasil yang sangat akurat dalam menyelesaikan NLSE, dimana Normalized Square Deviation (NSD)-nya sangat kecil (dalam circle -8 sampai -9) dibandingkan dengan solusi eksak NLSE. Loss pada fiber dikompensasi dengan dilakukan pengamatan secara periodik dan metode pre-emphasis.
Dari hasil-hasil dan evaluasi yang diperoleh maka didapatkan bahwa efek pre-chirping menimbulkan efek merugikan bagi perambatan dan interaksi soliton di dalam single mode dispersion skied fiber. Sehingga untuk menghasilkan sistem komunikasi soliton yang baik maka pulsa input sebaiknya bebas chirp, atau memiliki nilai chirp yang rendah dan bernilai positif.

In this thesis, computer simulation is made to study pre-chirfing effects on propagation and soliton interaction in single mode dispersion shifted fiber. The Non-Linear Schrodinger Equation (NLSE), the equation that governs propagation of optical pulse envelope in non-linear fiber optics, is solved numerically by Symmetrized Split Step Fouried Method (SSSFM) using, MatLab 7.0.
The validity of SSSFM in determined by comparing with exact solution of NLSE, that show SSSFM gives accurate result with Normalized Square Deviation (NSD) is in order -S to -9. Fiber loss is compensated by amplifies' which is placed periodically along t he fiber link and pre-emphasis method.
From the results and evaluation, it is shown that pre-chirping effects degrade the performance of propagation and soliton interaction in single mode dispersion shifted fiber, so to achieve a good performance of soliton communication system, the input pulse is chirp free, or minimized and have positive value.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhiono
"Penampil karakter pada penelitian ini menggunakan teknik scanning seperti halnya pada TV, LED, LCD. Namun proses penampilannya menggunakan Laser dioda dan menggunakan teknik pemantulan pada cermin yang diputar oleh motor. Proses penampilan karakter ini terjadi karena cermin yang ditempatkan sedemikian rupa pada sebuah piringan persegi banyak yang diputar oleh motor dan kemudian cermin tersebut ditembak oleh Laser dioda yang dikontrol oleh mikrokontroler. Terjadinya scanning secara horizontal karena adanya susunan geometris piringan bersegi banyak, dengan masing-masing sisi ditempatkan cermin datar. Karena adanya perputaran motor, akan menyebabkan cahaya tersebar secara horizontal kemudian, scanning secara vertikal terjadi karena rancangan kedudukan cermin yang berbeda sudut terhadap sumbu vertikal bagi masing-masing cermin. Akhirnya secara keseluruhan terjadi scanning dari arah kiri ke kanan dan dari atas ke bawah secara simultan, sehingga menghasilkan tampilan karakter sesuai data yang ada pada memori mikrokontroler."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T10361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amir
"Development of optical fiber communication system is mainly due to the progressive influence of optical source. Laser diode as optical source in optical transmission system is of great attention because laser diode produces coherent monochromatic-light. Furthermore, laser diode has a high quantum efficiency, can be modulated at a very high speed, has small size and compact. The application of such optical source is also wide, ranging from optical signal communication to radar optics. Therefore, laser diode is considered to be a key component in optoelectronic system. In this study, an experimental model of analog optical transmission system with laser diode as optical source at wavelength of 0.79 pm has been designed and constructed. The design and construction include optical and electronic circuits. Design description at the wavelength used in this study is briefly described. The characteristics of the system was evaluated by measuring the frequency responds of photo detector, the transmission bandwidth and the loss of the system. The result shows that the frequency responds of the photo detector limits the transmission bandwidth of the whole system. On the other hand, by the use of the selfoc lens for coupling laser diode to fiber line, a coupling efficiency as high Es 55 % has been achieved. Based on the evaluation on the result obtained for the experimental model the practical applicability of the system is pointed out."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1988
T56
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Kamila
"Berbagai molekul bioaktif yang terdapat dalam sekretom mayoritas merupakan molekul dengan ukuran >20 kDa sehingga sulit untuk melewati epidermis dan menimbulkan efek farmakologis. Metode aplikasi sekretom diduga memiliki peranan terhadap efektivitas sekretom sehingga perlu dilakukan suatu uji klinis untuk membandingkan efektivitas aplikasi sekretom terhadap fungsi sawar kulit yang didahului dengan metode microneedling dan laser fraksional CO2. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol tersamar tunggal dengan metode split-face yang dilakukan pada wanita berusia 35-59 tahun di Poliklinik Madya, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Penilaian transepidermal water loss (TEWL), dan skin capacitance (SCap) dilakukan pada minggu ke-0, 2, dan 4. Pada minggu ke-0 dan ke-2 semua subjek dilakukan microneedling dan laser fraksional CO2 yang diikuti dengan aplikasi konsentrat sekretom. Sebanyak 12 SP mengikuti penelitian ini dengan rerata usia 46,2 ± 6,45 tahun. Terdapat penurunan kadar TEWL yang bermakna pada kelompok laser fraksional CO2 (p-value 0,002) dan microneedling (p-value 0,002). Pada analisis lebih lanjut penurunan TEWL bermakna terdapat pada minggu ke-4. Tidak terdapat perubahan kadar TEWL yang signifikan pada kelompok laser fraksional CO2 dibandingkan dengan microneedling. Terdapat peningkatan kadar SCap pada kelompok laser fraksional CO2 dan microneedling namun tidak bermakna secara statistik. Tidak terdapat perbedaan perubahan nilai SCap yang signifikan pada sisi laser fraksional CO2 dibandingkan dengan microneedling. Prosedur laser fraksional CO2 dan microneedling sebelum pemberian konsentrat sekretom memiliki efektivitas yang serupa dalam memperbaiki fungsi sawar kulit. 

Most of the various bioactive molecules present in the secretome are molecules with a size of >20 kDa, making it difficult to pass through the epidermis and cause pharmacological effects. Secretome application method is thought to have an important role in the effectiveness of the secretome, so a clinical trial is needed to compare the effectiveness of the secretome application on the skin barrier function which is preceded by the microneedling method and fractional CO2 laser. A single-blind, randomized split-face was conducted on women aged 35-59 years at Madya Clinic, dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Transepidermal water loss (TEWL) and skin capacitance (SCap) assessments were carried out at weeks 0, 2, and 4. At weeks 0 and 2 all subjects underwent microneedling and fractional CO2 laser followed by application of secretome concentrate. Twelve participants took part in this study with an average age of 46.2 ± 6.45 years. There was a significant decrease in TEWL levels in the fractional CO2laser (p-value 0,002) and microneedling (p-value 0,002) groups. Significant decreases in TEWL were found at week 4. There was no significant change in TEWL levels in fractional CO2 laser group compared to microneedling. There was an increase in SCap levels in fractional CO2 laser and microneedling groups but it was not statistically significant. There was no significant difference in SCap value changes on the CO2 fractional laser side compared to microneedling. Fractional CO2 laser and microneedling procedures prior to administration of secretome concentrate have similar effectiveness in improving skin barrier function"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi pada zaman modern ini, diperlukan sistem komunikasi serat optik yang mana memiliki redaman yang sangat rendah dengan kapasitas yang besar serta kecepatan yang tinggi sebagai persiapan menuju Jaringan Digital Pelayanan Terpadu (JDPT).
Dalam makalah ini dibahas mengenai transmisi serat optik ragam tunggal pada derah panjang gelombang 1,5μm. Serat optik ragam tunggal ini mempunyai lebar pita frekuensi yang lebar dan rugi-rugi serat yang sangat kecil, sehingga banyak dipergunakan dalam sistem komunikasi serat optik.
Dari studi literatur didapatkan bahwa lebar pita frekuensi untuk serat optik ragam tunggal pada panjang gelombang 1,3μm dan 1,5μm lebih besar dari 50GHz. Rugi-rugi serat yang terbaik pada panjang gelombang 1,3μm adalah 0,5 dB/km, sedangkan pada panjang gelombang 1,5μm adalah 0,2 dB/km. Dengan rugi-rugi serendah ini jarak pengulang dapat dibuat mencapai kurang lebih 200 km.
Laser DFB (Distributed Feedback Laser) dipergunakan sebagai sumber optik yang mempunyai panjang gelombang opersai pada 1,5 - 1,6 μm dan laser Fabry Perot sebagai perbandingan. Jarak pengulnagan sejauh 104 km dan 40 km dapat dicapai pada laju data 400 Mbit/s dan 1,6 Gbit/s beturut-turut dengan panjang gelombang 1,536μm yang dihasilkan laser DFB. Sensitivitas dari Avalanche Photodiode Germanium (APD Ge) sebagai detektor optik memberikan tingkat daya yang tinggi pada panjang gelombang 1,3 μm untuk serat optik ragam tunggal."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ainamardiah Putri Fatikah
"

Jaringan seluler merupakan teknologi yang terus berkembang karena terus meningkatnya kebutuhan pengguna. Kebutuhan ini mendorong lahirnya 5G yang diharapkan dapat mendukung Massive Machine Type Communication (mMTC), Enhanced Mobile Broadband (eMBB), dan Ultra-Reliable and Low Latency Communication (uRLLC). Dalam mendukung aplikasi ini dibutuhkan kecepatan pengiriman data yang tinggi terutama pada jaringan fronthaul untuk mendukung akses radio ke pengguna. Teknologi bidirectional radio over fiber pada gelombang milimeter memiliki prospek tinggi bagi jaringan 5G fronthaul, namun terjadinya dispersi data menjadi hambatan dalam memperoleh kinerja sistem yang optimal. Penelitian ini merancang sistem bidirectional radio over fiber dan melakukan optimasi sistem dengan dispersion compensating fiber (DCF). Penelitian mengamati kinerja sistem pada variasi jarak dan bit rate dengan menganalisis parameter Bit Error Rate (BER) dan Q Factor. Hasil penelitian menunjukkan pada rancangan sistem bidirectional Radio over Fiber skema downstream mencapai standar pada jarak 1-2 km dengan peak bit rate 16 Gbps, sedangkan skema upstream mencapai standar pada jarak 1-4 km dengan peak bit rate 16 Gbps. Sementara itu, rancangan sistem bidirectional Radio over Fiber dengan penambahan DCF, menunjukkan peningkatan kualitas sinyal sebesar 150% pada skema downstream dan peningkatan 140% pada skema upstream, dengan memenuhi standar pada jarak 1-15 km dengan peak bit rate 16 Gbps.


The cellular network continues to grow due to the increasing needs of users. Recently, the 5G network has offered not only higher capacity mobile broadband known as Enhanced Mobile Broadband (eMBB) but also Massive Machine-Type Communications (mMTC) and Ultra-Reliable and Low Latency Communication (uRLLC). These promising applications require high data transfer, especially in fronthaul networks, to support radio access to users. The millimeter wave-based bidirectional Radio over Fiber (RoF) technology is prospective for 5G fronthaul due to its reliable link performance. However, dispersion has become an issue in obtaining an optimum performance in desired distances. This research designs a bidirectional radio over fiber system and studies a dispersion compensating fiber (DCF) optimization. The system is analyzed with Bit Error Rate (BER) and Q Factor parameters by varying distances and bit rates. The bidirectional Radio over Fiber system achieves the standard at 1-2 km with a peak bit rate of 16 Gbps for the downstream scheme, while the upstream scheme achieves the standard at 1-4 km with a peak bit rate of 16 Gbps. Moreover, the bidirectional Radio over Fiber system with DCF shows a 150% increase in signal quality for the downstream scheme and a 140% increase for the upstream scheme by meeting the standards at 1-15 km with a peak bit rate of 16 Gbps.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reko Darsilo
"Penelitian-penelitian tentang kapasitas reverse link sistem wireless code division multiple access (CDMA) kurang menunjukkan kapasitas yang sebenamya karena hanya memperhitungkan pengaruh ketidak-sempurnaan pengendalian daya oleh shadowing hanya pada homecell (sel sendiri) saja atau pada sel-sel tetangga saja. Pada kenyataannya, shadowing pasti terjadi antara base station (BS) and mobile station (MS). Oleh karena itu tesis ini menganalisa secara matematis kapasitas reverse link sebuah sistem wireless CDMA yang mendukung layanan suara (kelas-1) dan data (kelas-2) secara terpadu dengan memperhatikan pengaruh pengendalian daya karena shadowing pada sistem selular dua-tier. Selain itu, pengaruh aktifitas suara dan variable spreading gain dari user kelas-2 terhadap kapasitas user kelas-1 dan pengaruh sektorisasi terhadap kapasitas kedua layanan tersebut juga dianalisa.
Dari pengamatan dan analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas sistem wireless CDMA diantaranya faktor aktifitas user, sektorisasi dan shadowing. Dengan pengendalian daya reverse link, apabila downlink shadowing lebih besar dari pada uplink shadowing, user akan mengirimkan daya lebih besar dari yang dikehendaki BS sehingga menimbulkan interferensi sesama user di BS. Interferensi juga dapat berasal dari user lain yang memiliki bit rate lebih besar (spreading gain kecii) karena bit rate yang besar rnemerlukan daya yang besar. Penurunan kapasitas karena shadowing sampai dengan 4 dB dapat diatasi dengan sektorisasi sel.

The existing researches on the reverse link capacity of a wireless code division multiple access (CDMA) system did not exactly represent its reverse link capacity. These were because they considered that the effect of shadowing was experienced by a home cell or other cells only. In fact, the shadowing absolutely exists between base station (BS) and mobile station (MS). So, this thesis mathematically analyzes the reverse link capacity of a CDMA system which supports integrated services (voice - class-1 and data -- class-2) that considers power control due to shadowing in a two tiers of a cellular system. In addition, the effect of variable spreading gain of class-2 users on class-1 users' capacity and by dividing cells into sectors are also observed.
Observations and analyses show that some factors which determine the capacity of a wireless CDMA system such as user activity factor, sectorization and shadowing. In a reverse link power control, if downlink shadowing is higher than uplink shadowing, user will transmit power more than its actually required by the BS, so this power will cause interference to others. On the other hand, interference also comes from users who have a signal with a higher bit rate (has a small spreading gain) because a higher bit rate also requires a higher power. Capacity decaying due to shadowing up to 4 dB can be solved by using a cell sectorization.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwidya Tantri Agtusia
"ABSTRAK
Kebutuhan akan pengiriman informasi yang semakin cepat, beragam dan dapat dilakukan dimana saja menyebabkan lahirnya teknologi nirkabel yang semakin handal. Antena merupakan salah satu perangkat yang sangat penting pada teknologi nirkabel. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dan LTE (Long Term Evolution) merupakan dua contoh teknologi nirkabel yang sedang dikembangkan saat ini. Teknologi ini memungkinkan untuk mengirimkan dan menerima data yang besar dan kualitas yang baik. Untuk dapat menerima data dengan kualitas yang baik, maka dibutuhkanlah antena dengan SNR (Signal to Noise Ratio) yang tinggi dan kapasitas yang besar. Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun antena mikrostrip dualband SIMO pada frekuensi 2.3 ? 2.4 GHz dan 2.6 ? 2.7 GHz yang akan diaplikasikan untuk WiMAX dan LTE dengan menyisipkan teknologi SIMO (Single Input Multiple Output) yang diharapkan dapat memperbesar SNR dan kapasitas kanal. Dari hasil pengukuran didapatkan frekuensi kerja dari antena SIMO port 1 adalah 2.4 ? 2.47 GHz dan 2.67 ? 2.74 GHz, port 2 adalah 2.38 ? 2.45 GHz dan 2.63 ? 2.72 GHz, kemudian port 3 adalah 2.38 ? 2.44 GHz dan 2.64 ? 2.73 GHz, dengan mutual coupling kurang dari -20 dB.

ABSTRACT
The need of sending information rapidly, diverse and more mobile, leads to reliable wireless technology. Antenna is a very important device for wireless technology. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) and LTE (Long Term Evolution) are two of wireless technologies which are currently developed. This technology allows to send and receive large data and with good quality. To get data with a good quality, an antenna with high SNR(Signal to Noise Ratio) and big capacity is needed. This Research explains the design of microstrip antenna dualband SIMO at frequency 2.3 -2.4 GHz and 2.6-2.7 GHz. It is designed with SIMO(Single Input Multiple Output) technology that will improve SNR and channel capacity. From the measurement results show that the working frequency of the SIMO antenna at port 1 is 2.4 - 2.47 GHz and 2.67 - 2.74 GHz, port 2 is 2.38-2.45 GHz and 2.63 - 2.72 GHz, and port 3 is 2.38-2.44 GHz and 2.64 - 2.73 GHz. Additionally the mutual coupling for all ports are less than -20 dB."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Setyono
"PT. Bakrie Telecom, merupakan salah satu operator layanan seluler dengan menggunakan teknologi CDMA yang menawarkan produknya yakni ESIA, saat ini terus mencoba memperluas dan memperbaiki coverage area yang dimilikinya. Perbaikan kualitas jaringan yang dilakukan saat ini hampir meliputi seluruh wilayah kota Jakarta, dan terutama wilayah Sudirman, Senayan, Gatot Subroto dan Kuningan yang memiliki prospek menjanjikan. Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan analisa coverage eksisting di wilayah Sudirman, Senayan, Gatot Subroto dan Kuningan untuk menentukan langkah perbaikan yang meliputi analisis dari sisi transmisi dan dari sisi jaringan. Dari sisi transmisi dilakukan perhitungan parameter transmisi pada radio link yang meliputi perhitungan power link budget untuk menentukan radius sel dengan menggunakan model propagasi Okkumura-Hatta. Dari sisi jaringan, dievaluasi perfomansi jaringan menggunakan data hasil drive test yang meliputi tiga parameter yaitu nilai Rx Level, Ec/Io dan FER, dan di lakukan penilaian dari data drop call. Hasil analisa menunjukkan bahwa performansi jaringan di wilayah Sudirman, Senayan, Gatot Subroto dan Kuningan pada awal pembangunan jaringan masih dibawah standar yang diinginkan, hal ini disebabkan karena daerah tersebut tidak tercover dengan baik oleh BTS-BTS di sekitarnya. Untuk itu dilakukan perbaikan coverage dengan pembangunan BTS baru. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa untuk dapat mengcover wilayah Sudirman, Senayan, Gatot Subroto dan Kuningan dengan baik, dibutuhkan tiga BTS baru. Dianalisa pula kondisi performansi di daerah tersebut setelah tercover oleh tiga BTS baru, Secara keseluruhan, performansinya sudah memenuhi standar yaitu - 85 dBm untuk Rx level, -13 dB untuk Ec/Io dan 3% untuk FER. Untuk nilai Rx level, masih ditemukan ada beberapa daerah yang nilai rata-ratanya masih dibawah -85 dBm, karena ini merupakan daerah blank spot, ataupun terhalang oleh Obstacle. Saran perbaikan untuk mendapatkan nilai Rx level yang lebih baik adalah re-orientasi antena sektor sesuai target yang diinginkan untuk daerah blank spot, yakni wilayah pemukiman padat, mall, kampus, dll., dan pemasangan repeater untuk daerah yang wilayah nya tidak Line Of Sight dengan antena BTS atau terhalang obstacle."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Krishna Murti
"WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan standar internasional tentang Broadband Wireless Access yang mengacu kepada standar IEEE 802.16. Keunggulan utama WiMAX adalah jarak jangkauan yang mampu mencapai 50 km, dan secara teoritis mampu menangani kecepatan data sampai 75 Mbps. Segmentasi pelanggan WiMAX diperlukan agar operator dapat menjangkau seluruh tipe pelanggan yang ada (class 1, class 2, dan class 3) dan mengoptimalkan bandwith yang tersedia, sesuai dengan karakteristik tipe pelanggan tersebut. Setelah melakukan segmentasi pelanggan, operator perlu menyelidiki bagaimana perbandingan tarif pada tiap segmen agar mencapai keuntungan yang diharapkan.
Pada skripsi ini dilakukan dua perhitungan. Perhitungan pertama bertujuan untuk mengetahui rancangan segmentasi pelanggan terbaik pada metropolitan dan rural area, berdasarkan perhitungan ekspektasi keuntungan (Present Worth). Perhitungan kedua akan mencari perbandingan tarif pada tiap segmen metropolitan dan rural area, sehingga didapat hubungan tarif tiap segmen pelanggan. Rancangan segmentasi pelanggan WiMAX pada Metropolitan dan Rural Area dapat digunakan sebagai acuan bagi operator mengenai ekspektasi keuntungan yang akan didapat setiap rancangan segmentasi. Perhitungan perbandingan tarif tiap segmen menunjukkan bahwa segmen yang ditujukan untuk tipe pelanggan class 3 akan memberi kontribusi yang minim terhadap keuntungan. Meskipun demikian, keberadaan segmen ini membuat operator dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat menjadi pelanggannya.

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) is an international standard for Broadband Wireless Access which refers to IEEE 802.16. The most prominent features of WiMAX are it's wide coverage and high speed data-rate. The maximum distance that can be covered by WiMAX in one area is 50 km, and theoretically, data transfer can be supported up-to 75 Mbps. A segmentation for WiMAX subscribers is needed by operators in order to reach all available subscriber type (class 1, class 2, dan class 3). A segmentation for WiMAX subscribers could also optimize the use of available bandwith, according to the characteristics of each subscriber type. After implementing subscribers segmentation, operators need to compare the tariff for each segment, in order to achieve expected profit.
In this thesis, two calculations have been proposed. The first calculation was done to understand the best subscriber segmentation design in metropolitan and rural area, based on Present Worth method. In the second calculation, tariffs comparison for each segment in metropolitan and rural area has been calculated, in order to understand the corelation between each segment tariffs. The aim of designing WiMAX subscriber segmentation in metropolitan and rural area is to provide operators with a reference of profit expectations in each subscriber segmentation design. The tariffs comparison calculation of each segment showed that the segment aimed for class 3 subscriber types will give minimum profit contribution. Nonetheless, this segment could be used by operators as a medium to reach the entire society stratum to become its costumer."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>