Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"metodologi penelitian dapat dibedakan antara metodologi penelitian kuantitatif (penelitian ilmiah) dan metodologi penelitian kualitatif (penelitian alamiah). Penelitian ilmiah pada umumnya menggunakan proses logika-hipotetiko-verivikatif, sedangkan penelitian alamiah pada umumnya menggunakan proses sirkuler. Kadangkala karena ketidaktahuan kita, kemudian kita mengidentifikasi diri sebagai penganut metode tertentu, dan dengan latah mengecam metode lainnya. Walaupun terdapat perbedaan antara kedua metode tersebut, tak ada faedahnya untuk mempertentangnya bahkan memandangnya sebagai dua aliran yang bermusuhan. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa ada masalah yang lebih sesuai diteliti dengan menggunakan penelitian ilmiah, ada pula masalah yang lebih sesuai diteliti dengan menggunakan penelitian ilmiah ada pula alamiah. Penelitian ilmiah lebih menekankan pada pengukuran produk, sedangkan penelitian alamiah lebih menekankan pada pengukuran proses. "
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas,
370 JPK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Jurnal ini memuat hasil penelitian dan pemikiran atau gagasan yang berhubungan dengan kebijakan dan permasalahan pendidikan dan kebudayaan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, {s.a.}
371 JPK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Al Musanna
"Kajian ini bertujuan untuk mengungkap gagasan dan praktik (praksis) pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Kajian dilakukan melalui penelusuran karya Ki Hadjar Dewantara dan literatur kontemporer yang relevan. Berdasarkan kajian yang dilakukan terungkap bahwa Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan sebagai prasyarat untuk mewujudkan transformasi sosial yang adil dan beradab. Menurut Ki Hadjar Dewantara, praksis pendidikan harus berakar pada jati diri dan khazanah luhur budaya bangsa yang dalam beberapa dekade terakhir populer disebut indigenisasi atau pribumisasi. Indigenisasi pendidikan menuntut adanya upaya kritis dan kreatif untuk merangkum warisan luhur budaya bangsa sebagai pondasi pendidikan dengan tidak menutup mata terhadap dinamika ilmu pengetahuan, teknologi, dan perubahan sosial. Indigenisasi pendidikan yang telah diletakkan fondasinya oleh Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan sebagai proses sadar dan sistematis untuk mengembangkan karakter luhur yang berakar pada nilai-nilai budaya setempat dan pada saat bersamaan memberi perhatian pada pengembangan kompetensi peserta didik sehingga memiliki kapasitas menjalani kehidupan secara bermartabat sesuai tuntutan zaman. Dengan demikian, postulat utama praksis pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah interdependensi kebudayaan dan pendidikan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Widyastono
"Penelitian bertujuan untuk mengkaji 1) pemahaman Guru Bimbingan Konseling (BK) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentang program peminatan pendidikan menengah; 2) perbedaan tingkat pemahaman antara guru BK Sekolah SMP yang berpendidikan sarjana dan magister; dan 3) perbedaan tingkat pemahaman antara guru BK SMP negeri dan swasta tentang program peminatan pendidikan menengah. Penelitian dilakukan dengan metode survei di SMP Kota Pekanbaru pada September 2016. Populasi terjangkau ialah para guru BK SMP Kota Pekanbaru. Jumlah sampel seluruhnya 40 guru yang diambil dengan teknik multistage random sampling. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pemahaman guru BK SMP tentang program peminatan pendidikan menengah cukup tinggi, 2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman guru BK SMP yang berpendidikan sarjana dan magister, tentang program peminatan pendidikan menengah; dan 3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman guru BK SMP negeri dan swasta tentang program peminatan pendidikan menengah. Penelitian menyimpulkan bahwa guru BK SMP cukup mampu memberikan bekal tentang program peminatan pendidikan menengah kepada siswa SMP sesuai dengan minat, bakat, dan/atau kemampuannya."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Meldawati
"ABSTRAK
Motivasi untuk menyelesaikan pendidikan adalah suatu dorongan yang timbul
untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA, yang berasal dari dalam
diri sendiri atau dari luar. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran motivasi
untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA. Desain penelitian yaitu
deskriptif sederhana. Sampel penelitian berjumlah 40 responden remaja, berusia
11-20 tahun, bersekolah, dan tinggal di Rumah Singgah Vincentius, sampel
dipilih secara total sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan analisis
univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan
gambaran motivasi untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA pada
remaja di Rumah Singgah Vincentius adalah rendah serta tidak ada hubungan
yang bermakna antara karakteristik dengan tingkat motivasi. Kurangnya motivasi
ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak, seperti dari pihak pemerintah dan
keperawatan.

ABSTRACT
Motivation to finish study is an inducement that rises to finish study until senior
high school, sourcing from inside their self or outside. The purpose of this study is
to know the motivation to finish study until senior high school. This research is
descriptive. Samples are 40 teenagers using random sampling, age 11-20 years
old, study at school, and live in Rumah Singgah Vincentius. Data analyzed using
univariat and bivariat by Chi-Square. The results showed that description of
motivation to finish study until senior high school on teenagers who live in
Rumah Singgah Vincentius is low motivation and there is no significant relation
between characteristic and level of motivation. The decreased of the motivation
need support from another institution, like a goverment and nursing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan Kamil
"Penelitian ini membahas kesenjangan digital kedua, yakni perbedaan penggunaaan internet. Studi-studi sebelumnya menjelaskan sosio-ekonomi, modal budaya, dan gender merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kesenjangan digital kedua. Untuk memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini menambahkan dimensi pekerjaan orang tua dalam variabel SSE dan modal budaya untuk melihat perbedaan tujuan penggunaan internet sedangkan gender menjadi variabel kontrol untuk melihat variasi perbedaan diantara laki-laki dan perempuan dalam menggunakan internet untuk tujuan akademis. Penelitian ini menggunakan teknik survei pada 193 siswa di SMA M serta tambahan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara perbedaan SSE dalam menjelaskan tingkat penggunaan internet siswa untuk tujuan akademis, sedangkan pada variabel modal budaya terdapat pengaruh yang signifikan dalam menjelaskan tingkat penggunaan internet siswa untuk tujuan akademis. Lalu ditemukan, bahwa gender tidak memengaruhi hubungan tingkat SSE dan tingkat penggunaan internet untuk tujuan akademis. Sedangkan gender memengaruhi hubungan tingkat modal budaya dan tingkat penggunaan internet untuk tujuan akademis.

This study discuss the second digital divide on differences internet use. Previous studies explain that socio-economic, cultural capital, and gender as factors that influence the second digital. This study tries to enrich previous study by add the dimensions of parental occupation as SSE to see differences in internet use as a control variable to see variations in differences between male and femase in using the internet. This study uses a survey technique on 193 students in SMA M and additional data through in-depth interviews and observations. The results of this study indicate that there is no significant effect between SES differences in explaining the level of students' internet use for academic purposes, while the cultural capital variable has a significant effect in explaining the level of students' internet use for academic purposes. Then it was found that gender did not affect the relationship between the level of SES and the level of internet use for academic purposes. Meanwhile, gender affects the relationship between the level of cultural capital and the level of internet use for academic purposes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Haikal Witomo
"ABSTRACT
Pendidikan tidak dapat terlepas dari kepentingan politik dan kekuasaan. Paulo Freire melihat pendidikan dalam dua wajah yang berlawanan. Pertama, pendidikan sebagai bentuk penindasan. Kedua, pendidikan sebagai bentuk pembebasan. Pendidikan yang menindas terjadi lantaran peserta didik diarahkan hanya untuk memiliki kesadaran naif. Kesadaran naif pada peserta didik mempermudah mekanisme hegemoni. Sedangkan pendidikan yang membebaskan mengarahkan peserta didik untuk memiliki kesadaran kritis. Kesadaran kritis pada peserta didik mampu memicu terjadinya kontra hegemoni. Kesadaran naif pada peserta didik terjadi melalui suatu sistem pendidikan gaya-bank dengan prinsip antidialog. Sedangkan kesadaran kritis pada peserta didik tumbuh melalui suatu sistem pendidikan hadap-masalah dengan prinsip dialog. Dialog menekankan relasi pendidik-peserta didik sebagai subjek yang setara. Sedangkan antidialog menekankan relasi pendidik-peserta didik sebagai subjek-objek. Paulo Freire percaya bahwa humanisasi adalah permasalahan sentral bagi manusia. Sebuah rezim berkuasa yang hendak mempertahankan kekuasaannya melakukan dehumanisasi pada masyarakat melalui mekanisme hegemoni. Filsafat pendidikan yang dikonsepkan oleh Paulo Freire merupakan upaya humanisasi. Humanisasi dalam pendidikan ditandai dengan relasi yang setara antara pendidik-peserta didik sebagai subjek. Sehingga, pendidikan hadap-masalah merupakan pendidikan yang membebaskan serta mendukung proses humanisasi dan kontra hegemoni.

ABSTRACT
Education can not be separated from political interests and power. Paulo Freire sees education in two opposite faces. First, education as a form of oppression. Second, education as a form of liberation. The oppressive education occurs because learners are directed only to have a naive consciousness. Naive consciousness in learners facilitates hegemony mechanism. While liberating education leads learners to have critical consciousness. Critical consciousness in learners can trigger the occurrence of counter hegemony. Naive conscousness of the learners occurs through a banking concept of education with the principle of antidialogue. While critical awareness in learners grows through a problem-posing education with the principle of dialogue. Dialogue emphasizes the relation of educator-learners as an equivalent subject. While antidialog emphasizes the relationship of educators-learners as subject-objects. Paulo Freire believes that humanization is a central issue for humans. A ruling regime that wants to defend its power to dehumanize the society through the mechanism of hegemony. The philosophy of education conceptualized by Paulo Freire is a humanization effort. Humanization in education is characterized by an equal relationship between educators and learners. Thus, problem-posing educiation is education that liberates and supports the process of humanization and counter hegemony."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frieda Maryam Mangunsong
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0498
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: ASPENSI, 2008
SOHUM 5:1 (2012)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
370.959 8 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>