Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sadhi Sanggakala
"Walaupun intensitas penggunaan ruang jalan sebagai ruang interaksi sosial di dalam lingkungan permukiman kampung kota dan perumahan Perumnas cukup tinggi. Aspek rancang kota yang berlaku belum menyentuh potensi tersebut. Panduan pembangunan ruang jalan pemukiman lebih menekankan pada standar lebar jalan.
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam upaya pemberdayaan ruang jalan ataupun pengembangan ruang terbuka lainnya pada permukiman menengah bawah perkotaan, baik pada permukiman kampung kota maupun perumahan Perumnas. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kajian secara kualitatif. Data yang didapat dirumuskan melalui pengamatan terukur (kuantitatif) melalui survey untuk menghitung intensitas interaksi yang terjadi.
Melalui telaah arsitektur yang berperan dalam pernbentukan ruang kota, kajian ini berhasil mengidentifikasikan unsur-unsur pembentuk ruang interaksi pada ruang jalan. Secara terukur (fisik) unsur-unsur pembentuk ruang interaksi meliputi kualitas dan bentuk keterlingkupan, orientasi, tempat duduk, lantai, sinar matahari, iklim, sirkulasi, pejalan kaki, fungsi kegiatan hunian dan komersil, dan elemen pendukung kegiatan. Unsur-unsur fisik tersebut dikaji melalui intensitas interaksi yang terjadi dalam kerangka waktu, kegiatan yang terjadi Serta jenis kelamin dan usia pelaku interaksi.
Ditinjau dari segi titik-titik (spots) ruang kegiatan interaksi yang terjadi, terdapat perbedaan berdasarkan fungsi kegiatan hunian dan fungsi kegiatan komersial (misalnya warung) yang menjadi Iatar interaksi. Ruang interaksi dibentuk oleh elemen atap sebagai peneduh terjadi pada setting fungsi kegiatan hunian dengan jarak sosial pada lebar jalannya. Pada setting fimgsi kegiatan komersil, ruang interaksi yang terjadi ditentukan oleh faktor perletakan atau lokasinya yang efektif berada pada persimpangan jalan. Ditinjau dan bentuk penggal jalan, pembentukan ruang interaksi dipengaruhi oleh keberagaman setting kegiatan yang terjadi, jarak bangunan dan sifat transparansi/keterbukaan, kepadatan serta keberadaan elemen-elemen yang mampu memfasilitasi posisi duduk dan lebar jalan.
Perbedaan ruang interaksi sosial antara pennukiman kampung dan Perumnas mempengaruhi intensitas pembentukan ruang interaksi baik dari jumlah pengguna maupun lamanya waktu penggunaan ruang interaksi itu sendiri.

Even high intensity the use of street space, as a social interaction space in kampong settlement environment & Perumnas settlement, urban design aspect has not been touching its potential. Design guidelines of street space for Settlement just talk about standard on width of street.
These research findings expect to be a consideration in case of street space empowerment, or another open space development at middle-low income settlement in urban area.
The research approach uses qualitative method. All data are from surveying and then it is formulated by quantitative method to count how high its intensity interaction.
By architectural literature observation on urban space typology, its findings are identifying interaction space factors on street space. Physically, interaction space factors are quality and form of enclosure, orientation, place for sitting, floor, sunlight, climate, circulation, pedestrian, activity on settlement and commercial function, supporting activity element. These physical factors are studied by interaction intensity in term of time, activity, sex and age of actors.
Based on interaction activity space spots, there is dilference between settlement activity function and commercial activity function (ex. warung) that become an interaction setting. Interaction space is formed by roof element, as shading, happened on settlement activity function with its special social distance and width of street On commercial activity function setting, interaction space is formed by site and location factors, that effective on street quarter.
Based on street space form, interaction space formation is influenced by diversity of activity setting, building distance and transparency, density and elements that facilitates place for sitting and width of street.
Social interaction space difference between kampong settlement and Perumnas influence intensity of interaction space, which is sum of users and how long their spent times in interaction space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hastobroto Sudarmono
"Tesis ini adalah tentang pelanggaran merek (pembajakan merek) yang dilakukan pedagang jeans, di pasar Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perhatian utama tesis ini adalah: pada mekanisme pengelolaan dan strategi dalam memilih segmen pasar, menentukan target pasar, menilai kemauan pasar, mengembangkan produk, menentukan harga, menyediakan pasokan, pelayanan terhadap konsumen, mempromosikan dagangannya, dan dalam mengamankan perdagangan jeans tiruan, sehingga perdagangan masih bisa berjalan lancar sampai sekarang.
Tesis ini untuk menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan jeans tiruan masih berjalan lancar karena adanya permintaan pasar yang menjadikan peluang pengusaha mengembangkan pengelolaan dan strategi dagang dalam menuai keuntungan materi, disamping peluang tersebut tindakan polisi terhadap pelanggaran merek itu tidak konsisten dan berkelanjutan, tindakan cenderung mendua antara menindak pelanggaran dan mendahulukan pelayanan keamanan.
Masalah penelitian dalam tesis ini adalah: pengelolan perdagangan jeans tiruan di pasar Cipulir dan strategi dalam melakukan perdagangan. Sedangkan pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah mengapa perdagangan jeans masih bisa berjalan sampai sekarang walaupun melanggar hukum?
Dalam tesis ini, perdagangan jeans tiruan dilihat dari perspektif pedagang dan polisi secara timbal balik, yang berupa pelanggaran merek yang dilakukan aleh pedagang jeans di pasar Cipulir dan tindakan yang dilakukan kepolisian, dalam hal ini polsek kebayoran lama. Oleh sebab itu saya menggunakan metodologi etnografi, yang dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, pengamatan dan wawancara dengan pedoman untuk mengungkapkan proses pengelolaan dan strategi yang dilakukan oleh pedagang jeans, serta tindakan polsek dalam melihat pelanggaran merek.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pedagang bisa bertahan karena melakukan pengelolaan dan strategi dagangnya seperti disebut diatas. Berdasarkan pengalaman berdagangnya mereka menjalankan kegiatan dilakukan dengan memperhitungkan permintaan pasar dan harga jual murah para pedagang mampu terus menjual dagangannya dan bertahan sampai sekarang. Selain itu sikap yang lebih mendahulukan pelayanan keamanan, menguntungkan kegiatan mereka. Selain itu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, mereka mempererat hubungan mereka dengan cara, menjalin hubungan pertemanan, sesama pedagang, menjaga hubungan baik dengan karyawan dan orang-orang yang berkaitan dengan proses perdagangan dan produksi. Sedangkan dengan aparat kepolisian hubungan bersifat personal, dan hubungan baik.
Implikasi dari tesis ini adalah, perlunya melakukan tindakan menyeluruh dalam menangani permasalahan ini, hal ini untuk menjaga masyarakat agar tetap dapat berproduksi, tetapi juga tidak merugikan negara."
2001
T8060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astuti Ratna Kusumadewi
"Merebaknya virus corona (COVID-19) telah menyebabkan gangguan pada pola perjalanan dan aktivitas mobilitas.  Namun demikian, hal tersebut berubah pada saat epidemi virus ini mulai menurun. Pada periode Omicron, orang dianggap sudah memahami upaya pengurangan penyebaran virus dan mayoritas penduduk juga telah divaksin. Dengan penerapan protocol kesehatan, pekerja yang sebelumnya melakukan WFH sudah diharuskan WFO kembali. Wilayah pelayanan transportasi yang baik adalah apabila memiliki moda transportasi umum lengkap dengan kualitas yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui pola pemilihan transportasi umum berdasarkan kualitas pelayanan transportasi umum, studi ini menggunakan data sekunder dari instansi yang mengelola transportasi umum, dan kuesioner guna mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan tujuan perjalanannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perjalanan jarak pendek, responden tidak memperhatikan kualitas pelayanan moda transportasi, namun menggunakan moda transportasi yang paling mudah didapat. Pada perjalanan jarak sedang, responden memilih moda transportasi umum yang paling mudah dijangkau jaraknya, namun tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Untuk perjalanan jarak jauh, responden memilih moda dengan tarif yang murah, pelayanan yang baik dan dengan penerapan protocol kesehatan yang ketat. Kesimpulan menunjukkan bahwa wilayah dengan kualitas pelayanan moda transportasi terbaik tidak berarti memberikan lebih banyak pilihan.  Hal ini disebabkan karena pemilihan moda transportasi umum dipengaruhi oleh tujuan, penggunaan waktu dan jarak perjalanan, serta profil ekonomi responden.

The outbreak of the coronavirus (COVID-19) has caused major disruptions to travel patterns and mobility activities. However, that situation changed when the epidemic of this virus began to decline. During the Omicron period, people considered to have understood more about this disease, and the majority of residents had been vaccinated. Therefore, by implementing the health protocol, workers who previously carried out Work From Home necessary to return to Work From Office. A good transportation service area is when it has complete public transportation modes of good quality. This study uses secondary data from agencies that manage public transportation, and questionnaires to determine the characteristics of travelers with their travel destinations. Data processing was carried out using cross-tabulations, while analysis was carried out using a spatial approach. The results showed that on short-distance trips, respondents not paying attention to the service quality of the transportation modes but used the most accessible. On medium-distance trips, respondents chose the public transportation mode that was the easiest to reach but still paid attention to the implementation of the health protocol. For long-distance trips, respondents choose a mode with low fares, good service, and the application of strict health protocols. The conclusion shows that the region with the best service quality of transportation modes does not necessarily provide more choices. The choice of public transportation mode is influenced by the destination, use of travel time and distance, as well as the economic profile of the respondent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulisan skripsi ini menyoroti masalah permukiman penduduk, Masalah permukiman penduduk ini, tidak hanya merupakan masalah perencanaan lingknngan saja, namun merupakan masalah yang menyangkut segi sosial-budaya dan ekonomi, yang saling kait mengkait Oleh karena itu, dalam penulisan ini juga menyinggung masalah tersebut, karena memang arsitektur sendiri merupakan bidang yang mempertimbangkan banyak aspek. Dalam pembahasan tentang permukiman penduduk ini, perkampungan kota merupakan sisi yang menarik untuk dikaji. Tulisan ini mencoba melihat tentang keberadaan kampung kota yang sering digusur itu, melalui proses analisis beberapa aspek, perbandingan dan strategi perencanaan kota ke depan. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak yang berkait dengan masalah permukiman kota ini, dalam perencanaan lingknngan kota. Karena pada dasamya semua orang menginginkan terciptanya lingknngan kota dan komunitas bersama yang baik dan nyaman."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Muljani Pudyastuti
"ABSTRAK
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, sebab perumahan merupakan tempat tinggal untuk berteduh dan beristirahat. seseorang yang telah mempunyai tempat tinggal sendiri yang dihuni beserta keluarganya akan dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan tenang, tanpa diburu-buru persoalan mengenal perumahan. Dengan demikian bagi pegawai negeri akan dapat mengabdi kan dirinya kepada negara dengan sepenuh hati, sedang lagi para wiraswastawan akan dapat meningkatkan kemampuan dirinya dalam berwiraswasta dengan tenang sehingga perekonomian negara dapat semakin maju. Untuk mengatasi masalah perumahan ini selain ada Perusahaan Perrnaahan Zwastayang menjual berbagai tipe rumah dengan cara angsuran, Pemerintah juga berusaha menanggulangi mas alah perumahan dengan. membentuk Perusahaan Perumahan yaitu Peruin. PERUMNAS yang bertugas menyediakan perumahan bagi rakyat kecil berpenghasilan rendah. yang tidak mampu membeli rumah melalui Perusahaan Peruniahan swasta. Cara rakyat memperoleh rumah melalui Perum PERUMNAS yaitu dengan cara perjanjian sewa menyewa, sebab dengan perjanjian sewa menyewa calon penghu.ni rumali dapat menghuni rumah yang disewa dengan biaya yang rendah. sehiugga tidak memberatkan keuangan keluarga.. Salah satu lokasi yang dibangun oieh. Pèrum PEPUMNAS yaitu di Depok II Timur, B. METODE PENELITIN Dalan rangka mengumpu1kt data-data dan bahan-bahan gana ienbahas masalab pokok skripsi ini, penulis mengguna kan suatu aetode penelitian yaitu metode penelitlan 1apang an ( field research ) dan metode penelitian ; perpustakaan ('library research ), Penelitian. lapangan penulis adakan dengan cara observasi yaitu mengamati langsung obyek yang diteliti, mengadakan konunikasi yaitu mengadakan hubungan dengan pihak yang menangani langsung perumahan Perum Perumnas Depok II Timur dengan cara melakukan wawancara secara langsung. C. HAL-HAL YANG DITEMUKAN. 1. Perumahan bukan saja merupakan masalah perorangan, melainkan sudah merupakan masalah nasional sehingga Pemerintah ikut menanggulanginya. 2. Perjanjian sewa menyewa rumah Peraturan Perijinan Depok II Timur adalah merupakan perjanjian timbal balik, dimana hak dan kewajiban pihak Perum Perunmas menjadi kewajiban dan hak pihak penyewa. Untuk sahnya per jau.jian lii da lah adanya kata sepakat seperti tercantum dalam : pasal 1320 Kitab Undang Undang hukum Perdata. Bukti kesepakatan kedua belah pihak ialah çiengan ditanda tanganinya surat perjanjiian sewa menyewa oleh kedua belah pihak. Se perti tercautum dalam penutup 11 perjanjian sewa menyewa rumah Perum Perumnas yang menyebutkan : perjanjian ini dilakukan oleh kedua belah pihak dalam keadaan sehat jasmani maupun rokhanl tanpa ada sesuatu paksaan dari pihak manapun, .penipuan, kekhilafan dan setelah dibaca serta dlfahm1 maksud dan isinya kemudian.. ditandatagani oleb masing - masing pihak dalani rangkap ( empat ) 3. Penyelesaian perselisihan leblh diutamakan dengan. jalan ini syawarah dari pada dengan cara rnelalui peradilan. Hal liii d sebutkan dalam perjan3ian sewa men.yewa rwnah Perum Perumnas Depok II Timur dimana cara musyawarah disebutkan dalam ayat (1);.ari pasal]2sedang penyelesaian perselisihan e1a1ui.. pengadilan dlsebutkan dalam ayat (2) pasal 12 tersebut..: De ngan demikian cara musyawarah ml lebih dlutainakan sesuai d ngan dasar negara kita Pancasila yang rnenghendakl semua masa 1ah dlselesaikaii secara miisyawarah lebih dakulu. D. KESIMPULAN. Dengan semaki meni3lgkatnya jum1ah penduthik dam semakin. niendesaknya kebutuhan akan perumahan olehrakyat kecil, tTIgas Pemenintali semakmn bertambah ythta aengusahakan pananggulangan wasalah perurnahan derigan memberLtuk suatu Badan Pemenintah yang bert.ugas inenyediakaii perunahan bagi rakyat kecil. Secara keseluruhan perjanjian sewa menyewa rumab Peruni Perumnas Depok II Timur telah sesual dengan asas-asas Rukuni Per anjian pada umumnya dan asas-asas perjanjian sewa menyewa pada khususnya yang tent era dalani Kitab Undang Undang Hukum Perdata."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Lutfi Maulana
"Program Kampung Deret merupakan program yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Skripsi ini membahas mengenai evaluasi dampak program Kampung Deret di RW 05 Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Tujuannya untuk Mengevaluasi bagaimana dampak program yang dirasakan oleh masyarakat di Kampung Deret Petogogan dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program. Penelitian ini menggunakan teori kriteria evaluasi berdasarkan dampak yang dirasakan oleh penerima program menurut Matt, Givoni, Epstein, dan Feitelson.
Penelitian ini adalah penelitian post-positivist dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dampak secara lingkungan yang dirasakan masyarakat menjadi lebih baik, sementara dampak ekonomi dan dampak sosial belum positif.

Kampung Deret Program is a program made by Provincial Government of DKI Jakarta for solving the problems of slums. This thesis discuss about evaluating the impacts of Kampung Deret program at RW 05 Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Administration city of Jakarta Selatan.
The purpose of this research is to evaluate program effects which is felt by community in Kampung Deret Petogogan and to identify factors affecting implementation of the program. This research uses theory of evaluating criterias based on effects felt by recipient of the program by Matt, Givoni, Epstein, and Feitelson.
This study is post positivist and descriptive design. The result shows that only environmental effects felt better by community, while economic and social effects not positive yet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivid Riama
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak negatif keberadaan Unit Pengolahan Sampah (UPS) Perumnas II Depok Tengah bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menjelaskan latar belakang dibangunnya UPS Perumnas II Depok Tengah, sistem pengolahan sampah di UPS dan dampak negatif keberadaan UPS Perumnas II Depok Tengah bagi masyarakat. Melalui penelitian ini diketahui bagaimana keberadaan UPS Perumnas II Depok Tengah sehingga berdampak negatif bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi agar pengelolan sampah di suatu kota tidak memberikan dampak negatif bagi masyarakat di sekitar instalasi pengolahan sampah.

This research aims to determine the existence of negative impact Waste Processing Unit (UPS) Perumnas II Depok Tengah for the people living in the vicinity. This research uses qualitative method. This research explain the background of the construction of UPS Perumnas Depok II Tengah, sewage treatment systems in the UPS and the negative impact of the presence of UPS Perumnas II Depok Tengah for the community. Through this research how the presence of UPS Perumnas Middle Depok II so that the negative impact for the people living in the vicinity. This research produce recommendations for the management of solid waste in a city does not have negative impact on communities surrounding the installation of sewage treatment."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubaidi
"Berawal dari pendapat beberapa orang ahli psikologi dan amatan penulis terhadap perilaku sosial di kota-kota besar terutama di Jakarta, nampak bahwa perilaku sosial negatif kian berkembang, hal itu ditunjukkan oleh kesadaran seseorang akan haknya untuk mempertahankan diri semakin kuat, sementara kesadaran mereka akan kewajiban melemah akibat beban kehidupan di kota besar yang terus meningkat. Juga nampak kompetisi semakin kuat, kesibukan urusan pribadi, egoistis, acuh terhadap kejadian disekeliling, yang kesemuanya dianggap sebagai gambaran melunturnya rasa setiakawan.
Fenomena tersebut mengantar penulis pada pertanyaan, sampai seberapa jauh rasa tanggung jawab sosial warga kota besar dapat diwujudkan, khususnya bagi mereka yang bertempat tinggal di lokasi pemukiman tertentu, yang dalam penelitian ini pengkajiannya ditetapkan di lingkungan pemukiman rumah susun dan rumah konvensional Perum Perumnas, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Tanggung jawab sosial yang dimaksud adalah perilaku yang mengarah pada kepedulian seseorang untuk mensejahterakan dan membantu orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan eksternal.
Dari telaah kepustakaan dan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa individu-individu yang berorientasi pada nilai-nilai religius cenderung bertindak prososial. Kesadaran religius yang tinggi mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Demikian pula halnya dengan mereka yang memiliki harga diri yang tinggi akan mudah menerima orang lain dan punya rasa empati. Harga diri merupakan salah satu penentu bagi terwujudnya perilaku sosial positif dalam bentuk tanggung jawab sosial.
Atas dasar acuan tersebut, dalam penelitian ini diajukan dua buah hipotesis mayor untuk menguji keterkaitan variabel tanggung jawab sosial dengan variabel kesadaran religius dan variabel harga diri, serta menguji perbedaan tingkat tanggung jawab sosial warga yang berdomisili di lingkungan pemukiman tertentu dengan karakteristik yang berbeda. Dua buah hipotesis yang hendak diuji tesebut meliputi (1) ada hubungan positif antara Kesadaran Religius dan Harga Diri dengan Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, (2) ada perbedaan tingkat Tanggung Jawab Sosial antara penghuni komplek pemukiman Rumah Susun dengan tingkat Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Rumah Konvensional Perum Perumnas di Jakarta. Hipotesis mayor tersebut masing-masing kemudian dijabarkan dalam dua hipotesis minor sesuai dengan sub-variabelnya yang ditujukan pada tetangga dan orang lain yang tidak dikenal.
Penelitian dilaksanakan di dua lokasi pemukiman yang dibangun oleh Perum Perumnas, masing-masing di komplek rumah susun Kebon Kacang Jakarta Pusat dengan 120 orang responden, dan 150 orang responden di komplek rumah konvensional Klender Jakarta Timur.
Pengumpulan data untuk mengungkap variabel tanggung jawab sosial, kesadaran religius dan harga diri menggunakan angket. Sementara untuk pengolahan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji statistik melalui program SPSS.
Analisis data untuk menguji hipotesis mayor satu serta hipotesis minornya menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kesadaran religius dan harga diri dengan tanggung jawab sosial para penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, baik pada lokasi rumah susun maupun rumah konvensional. Nampak pula adanya pengaruh yang berarti antara kesadaran religius dan harga diri terhadap tanggung jawab sosial terhadap tetangga maupun terhadap orang lain yang tidak dikenal pada penghuni kedua komplek pemukiman yang di bangun oleh Perum Perumnas di Jakarta tersebut.
Sementara hasil pengujian hipotesis mayor dua beserta hipotesis minomya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tanggung jawab sosial penghuni yang bermukim di komplek rumah susun dan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional. Nampaknya mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional mempunyai tanggung jawab sosial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah susun. Bila dikaji lebih jauh, ternyata tidak nampak adanya perbedaan tanggung jawab sosial terhadap tetangga antara penghuni yang berdomisili di komplek rumah susun maupun di rumah konvensional. Dengan kata lain tidak cukup alasan untuk membedakan penghuni yang menempati rumah susun dari mereka yang menempati rumah konvensional sehubungan dengan tanggung jawab sosial mereka terhadap tetangga. Sementara tanggung jawab sosial terhadap orang lain yang tidak dikenal secara meyakinkan lebih tinggi dijumpai pada mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional dibandingkan dengan mereka yang menempati rumah susun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Noviantingdyah
"ABSTRAK
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membawa dampak bagi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, dan sebaiknya diimbangi oleh kemajuan kualitas hidup manusia dan bidang non ekonomi seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan masalah yang berkembang di bidang-bidang tersebut. Dalam pembangunan bidang kesehatan, terjadi peningkatan dalam kualitas dan kuantitas masalah kesehatan. Mengingat adanya keterbatasan dana dan daya dari pemerintah maka sangatlah diharapkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan. Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Mengingat hal itu, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan bagaimana partisipasi dari para kader, tenaga yang berasal dari masyarakat untuk raenomasyarakat lingkungannya serta sebagai long diri sendiri dan petugas kesehatan dalam mencapai tujuan bangunan bidang kesehatan, dalam hal ini akan dapat lihat faktor faktor yang mempengaruhi membantu pemkita kecenderungan partisipasi kader kesehatan di RW 06 Kelurahan Cipulir Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Studi ini dilakukan dengan penelitian diskriptif, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan daftar kusener dengan pertanyaan terbuka kepada 33 orang kader kesehatan RW 06, 1 orang tokoh masyarakat ketua RW 06 , 20 orang ibu balita dan 2 orang petugas Puskesmas .Selain itu dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan kader kesehatan saat menjalankan tugas mereka di Posyandu. Gambaran nyata di lapangan RW 06 menunjukkan bahwa sebagian besar kader kesehatan 26 dari 33 orang di wilayah ini proses menjadi kader kesehatan dengan alasan yang berbeda untuk turut berpartisipasi dalam upaya pengembangan kesehatan keluarga. Kenyataannya dengan latar belakang berbeda seperti umur, pendidikan, pekerjaan suami, penghasilan keluarga dan lamanya tinggal di RW 06, yang berbeda, menunjukkan kecenderungan partisipasi yang berbeda pula. Selain itu adanya pembinaan dari tokoh masyarakat, petugas Puskesmas setempat membawa pengaruh terhadap penekanan terjadinya tingkat drop out kader kesehatan dan kader pun aktif dalam upaya pengembangan kesehatan keluarga. Partisipasi mereka membawa dampak positif terhadap kesehatan diri, keluarga dan masyarakat serta kesehatan lingkungan di RW 06."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>