Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Widiyastuti
"Preferensi konsumen terhadap suatu merek timbul akibat dari berbagai rangsangan (stimuli) baik yang berupa stimuli pemasaran yang dibuat oleh produsen maupun stimuli lainnya yang berupa stimuli ekonomi, budaya, sosial dan politik. Banyak literatur yang mendukung bahwa stimuli pemasaran atau disebut juga dengan bauran pemasaran secara umum, dapat membentuk preferensi konsumen. Selain itu effek dari ciri-ciri pcmbelian yang berupa latar belakang sosial, ekonomi dan pengalaman pribadi dari masing-masing konsumen juga menimbulkan preferensi yang berbeda, meskipun stimuli pemasaran yang dilakukan oleh produsen sama untuk semua konsumen.
Penelitian ini mcncoba untuk mengaplikasikan teori preferensi konsumen pada industri susu balita,dimana respondennya adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak balita. Model preferensi konsumen ini melihat stimuli pemasaran sebagai faktor utama yang memberi rangsangan terhadap responden dengan latar belakang yang berbeda. Industri susu balita dipilih karena adanya peraturan pemerintah yang membatasi kegiatan pemasarannya para produsen. Selain itu juga adanya hasil riset AC-Nielsen Retail Audit Milk Powder pada tahun 2003, yang menunjukkan adanya kesenjangan pertumbuhan pasar yang cukup besar antara volume konsumsi dan nilai konsumsi (value). Pembatasan kegiatan pemasaran tidak menurunkan pertumbuhan pasar, bahkan pertumbuhan nilai konsumsi (value) pasar meningkat tajam.
Keadaan pasar tersebut memaksa para produsen susu untuk lebih jeli dan pandai dalam membuat strategi pemasarannya scbagai salah satu stimuli yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Oleh karena itu dilakukan penelitian pada 120 orang ibu rumah tangga yang memiliki anak balita dari 4 kelompok status sosial ekonomi yang berbeda, dimana setiap kelompok terdiri dari 30 responden. Kombinasi stimuli pemasaran diujikan kepada masing-masing kelompok agar dapat dilihat perbedaan preferensi responden dalam memilih susu balita.
Analisis prefcrensi ini menggunakan teknik analisis multivariat konjoin (conjoint analysis), untuk membuktikan adanya perbedaan preferensi responden dalam mernilih susu balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stimuli ?komunikasi? dan stimuli ?kenyamanan? saluran pemasaran, menjadi prioritas utama ibu rumah tangga dalam memilih susu balita. Selain itu, stimuli ?merek? menjadi stimuli yang paling berpengaruh terhadap preferensi ibu rumah tangga. Hasil analisis ini menunjukkan ?merek? yang paling berpengaruh adalah kelompok merek susu balita yang premium (harga perkemasan lebih dari Rp. 50.000), serta merek susu balita yang gencar melakukan ?komunikasi? dengan konsumen serta memberikan ?kenyaman? saluran pemasaran (mudah didapat). Secara tidak langsung hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa kelompok merek susu balita premium menjadi pilihan ibu rumah tangga dalam memilih susu balita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Paramitha Rachmadhani
"ABSTRACT
Produksi susu cair memiliki banyak cacat yang mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk mendapat keuntungan yang bisa diperoleh jika kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk susu. Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas (whats dan bagaimana persyaratan teknis untuk mencapai faktor-faktor tersebut (hows). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengetahui risiko potensi kegagalan dari faktor yang mendapat bobot tinggi pada tahap QFD. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kebersihan pekerja/operator, alat produksi, dan proses produksi merupakan faktor dengan kepentingan tertinggi dalam mempengaruhi kualitas produk pada industri pengolahan susu. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa proses filling dan proses sterilisasi memiliki risiko tertinggi dalam menimbulkan defect dengan Risk Priority Number (RPN) di atas 100. Penyok (body) mendapat RPN sebesar 240, chaneling mendapat RPN sebesar 140, penyok (miring) mendapat RPN sebesar 128, dan scratch mendapat RPN sebesar 120.

ABSTRACT
The production of liquid milk has many defects which results in the loss of the opportunity to gain benefits that can be obtained if the quality of the product complies with the prescribed standards. This study aims to determine what factors influence the quality of dairy products. Quality Function Deployment (QFD) is used to find out what factors influence quality (whats) and how to achieve these factors (hows). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is used to determine the risk of potential failure of factors that achieve high credence at the QFD stage. The results of the data processing show that the sanitation of workers / operators, production equipment, and production processes has the highest importance in influencing product quality in the milk processing industry. The results of the data processing also show that the filling and sterilization process have the highest risk of causing defects with Risk Priority Number (RPN) above 100. Dented (body) receives an RPN of 240, chaneling receives an RPN of 140, dented (skewed) receives an RPN of 128, and scratch receives an RPN of 120."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Vidya Hartini
"ABSTRAK
Tesis ini membahas struktur, perilaku dan kinerja dari industri susu di Indonesia, menggunakan analisis pendekatan Structure-Conduct-Performance serta menganalisis hubungannya dengan kebijakan yang terkait dengan industri susu selama tahun 1985 - 2011, maka akan terurai struktur yang terbentuk dalam industri susu merupakan faktor yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dibatasi hanya pada industri susu sebagai konsumen Susu Segar Dalam Negeri dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh pendekatan kualitatif.Salah satu sektor pertanian yang masih memiliki potensi besar untuk diberdayakan untuk mencapai ketahanan pangan adalah sektor peternakan susu sapi. Akan tetapi, peningkatan konsumsi susu sebesar 14,01 persen selama tahun 2002 - 2007, tidak diiringi oleh pertumbuhan produksi susu dalam negeri yang hanya sebesar 8,8 persen. Oleh sebab itu, kebutuhan susu dalam negeri terpaksa dipasok dari importasi susu. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, kebijakan importasi ini akan meningkat setiap tahunnya karena peningkatan jumlah penduduk apabila pasokan Susu Segar Dalam Negeri tidak dapat mencukupi kebutuhan nasional. Pada tahun 1997, terdapat liberalisasi perdagangan dengan adanya penghapusan kebijakan persusuan dan penurunan bea masuk impor susu telah membuat perusahaan susu harus berhadapan dengan harga susu impor yang cenderung fluktuatif tergantung dengan supply dan demand dari dunia internasional. Hal ini mempengaruhi struktur dari industri susu ikut terpengaruh dimana struktur pasar dari industri susu menjadi oligopoli ketat. Semakin terkonsentrasinya industri susu kemudian mempengaruhi perilaku perusahaan susu dan kinerja dari industri susu.Struktur industri susu dianalisasis melalui tingkat konsentrasi pasar dengan menggunakan Market Share MS dan Concentration Ratio empat pemain terbesar CR4 . Hambatan masuk dihitung dengan menggunakan Minimum Effisiency Scale MES . Perilaku perusahaan susu dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap peternak, perusahaan susu dan koperasi. Kinerja industri diperoleh melalui angka Price Cost Margin PCM .Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur industri susu di Indonesia terkonsentrasi akibat adanya penghapusan kebijakan dari tahun 1998-2011, sehingga dapat dikatakan bahwa struktur dipengaruhi oleh kebijakan. Struktur industri susu yang terkonsentrasi mempengaruhi perilaku penetapan harga dan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan susu, dimana perusahaan susu dapat menetapkan harga beli susu ditingkat peternak lebih murah daripada harga beli susu ditingkat peternak di luar negeri. Perilaku dari industri susu sendiri tidak dipengaruhi oleh kebijakan, akan tetapi dipengaruhi oleh struktur dari industri susu itu sendiri. Ketidakmampuan peternak dalam negeri memasok kebutuhan konsumsi dalam negeri menyebabkan perusahaan susu menggunakan susu impor, dimana hampir 80 susu impor menguasai bahan baku industri susu di Indonesia. Hal ini merupakan penjelasan mengapa kinerja industri susu dipengaruhi oleh harga susu impor dan bukan dikarenakan perilaku dari perusahaan susu. Sedangkan kinerja industri susu sendiri tidak dipengaruhi oleh kebijakan. Hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja perusahaan cenderung tidak mendukung pendekatan Structure - Conduct - Performance tradisional yang dikembangkan oleh kaum Harvard yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara stuktur pasar dengan tingkat kinerja

ABSTRACT
This research discuss the structure, conduct and performance of dairy industry in Indonesia, using analytical Structure Conduct Performance approaches and analyze its relationship with the policy which associated with dairy industry during 1985 2011.This approach will describe how the formed structure formed in the dairy industry whether affect or affected by behaviour and performance of the dairy industry. The research focus on dairy industry as consumers of domestic fresh milk and using quantitative approach and supported by qualitative approach.One of the agricultural sector that still has a great potential to be empowered to achieve food sustainability in Indonesia is dairy cattle sector. However, milk consumption growth has been increasing 14,01 percent during 2002 2007, despite milk production growth only increasing to8,8 percent. Due to that, the need of domestic milk was forced to be provided by milk from importation. In time, the importation policy will increase milk importation rsquo s growth every year if market couldn rsquo t meet demand of the national rsquo s need of fresh milk. In 1997, there was trade liberalization which remove domestic dairy policy and decrease import duty of milk. This policy made domestic dairy price dealing with milk import price, which give fluctuation depend on supply and demand from international side. It affects structure of domestic dairy industry to become tight oligopoly. This concentration of dairy industry resulting dairies behaviour and its preformance.The market structure analyzed through Market Share MS and ConcentrationRatio CR of big four companies. Entry barriers is calculated using Minimum Effisiency Scale MES . While the dairies behaviour in pricing and buying from farmers researched by indepth interview of farmers, dairies and cooperatives. Performance of dairy are acquired through Price Cost Margin PCM .The research concludes that the structure of the dairy industry in Indonesia is concentrated, due to the elimination of the policy during 1998 2011. It concludes that the dairy industry rsquo s structure is affected by the policy. The concentrated structure of the dairy industry is influenced by pricing and distribution behavior that set up by the dairies. The company can set the purchasing price of fresh milk from domestic farmer level less is than the purchase price of fresh milk from farmers in the overseas level. The behavior of the dairy industry itself is not affected by the policy, but influenced by the structure of the dairy industry. Farmers in the country are unable to supply domestic consumption led to dairies using imported milk. Which statically almost 80 of milk imported raw materials dominate the dairy industry in Indonesia. This explanation describe how the dairy industry 39 s performance is influenced by the price of imported milk and not due to the behavior of dairies, while the performance of the dairy industry itself is not affected by the policy. The relationship between structure, conduct and performance of dairy industry is not supporting the Structure Conduct Performance approach which developed by the Harvard, who found positive relationship between the structure of the market with the level of performance"
2015
T47060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmunaya
"ABSTRAK
Susu fermentasi telah terkenal sejak lama. Banyak negara-negara terutama di Eropa dan Timur tengah mempunyai minuman tradisional dari susu fermentasi ini. Sebagai organisme fermentasi dapat dipakai bakteri-bakteri dari spesies-spesies Lactobasilus, Bacilus, Stroptococcus ataupun ragi yang dapat memfermentasi laktosa. Kegunaan dari susu fermentasi belum dikethui dengan jelas.
Pada penelitian ini komponen-komponen utama yaitu laktosa, protein, leenit, dan asam laktat juga berat jenis dari susu sebelum dan sesudah fermentasi dibandingkan secara kualitatif. Untuk penelitian ini dijabarkan 3 jenis susu yaitu susu segar, susu bubuk full cream dan susu tanpa lemak. Sebagai organisme fermentasi dipakai laktobasilus bulgaricus.
Penentuan kadar protein dilakukan dengan cara Kjeldahl,penentuan kadar laktosa berdasarkan sifat nereduksinya yaitu ditambahkan dengan reagon cupri berlebihan, kemudian kelebihan cupri ditentukan secara jodometri. Penentuan kadar non dengan cara asam basa dengan menggunakan larutan NaOH. sedang penentuan kadar lemak dilakukan secara gravinetri dan penentuan jenis menggunakan piknometer.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar laktosa akan turun secara menyolok setelah difermentasi. sebaliknya kadar asam akan naik. Sedangkan kadar protein dan lemak tidak banyak mengalami perubahan. Tetapi sampai sekaran belum diketahui dengan pasti zat apa yang berkhasiat terhadap tubuh, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pemberian ASI pada anak di Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan dengan pemberian susu formula. Masyarakat belakangan ini diresahkan oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa susu formula di Indonesia telah tercemar oleh Enrerobacter sakazakii yang dapat mengancam kesehatan anak bahkan jiwanya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu dengan balita tentang bahaya bakteri Sakazakii dalam susu formula. Metode yang digunakan yaitu deskriptif-korelasi dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik ibu yang mempunyai balita, bisa membaca dan menulis. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan skala Guttman dan Likert. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan tingkat kecemasan ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi. Penelitian ini merekomendasikan untuk selalu memberikan ASI pada bayi karena lebih aman dan tetap memberikan susu formula pada anak sebagai asupan nutrisi dengan cara yang tepat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5622
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Kharisma
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Junaidi
"ABSTRAK
Indonesia is grouped in a small country, as Indonesia's market share of milk commodity is less than 0.05 7 in the world market (1987), and Indonesia cannot influence the world price of milk. From 1978 until now, Indonesia has been conducting inward looking policy by controlling milk imported by the milk industry. The government regulates local content requirement for the industry's milk raw material. Every milk raw material imported by the industry must be guaranteed by local fresh milk, it is known by Ratio Policy. Restriction of raw material milk imported by the industry has a tendency more tight than 10-year ago, and it caused milk scarcity in the domestic market. Coefficient of income elasticity of milk demand in Indonesia is 2.3, it said that each increasing one percent of income, demand for milk must increases 2.3 percent. In fact GNP per head has a tendency increasingly, but it is contradiction that rate of milk consumption per head has a tendency decreasingly. It is as a description for milk consumption, an Indonesian consumes milk is about 4.23 kg/year in 1978 and compared to 1990 is about 4.08 kg/year. Government of Indonesia also protects the domestic milk industry through instrument of tariff and non-tariff barriers. Average of rate of nominal tariff for final goods between 30 until 40 percent, and intermediate input is about 22.84 percent.
In other side, the government controls local content requirement (semi quota) through the Ratio Policy. By using the Ratio Policy, average of rate of real nominal tariff approach 270 percent. The fact, domestic milk price is higher than world milk price. The effective rate of protection (ERP) received by the milk industry is almost 345 %. The rill ERP is higher than nominal tariff, and it indicates protection of milk commodity in Indonesia is aimed to protect final goods and milk industry not farmers as suppliers? local fresh milk. 19 medium and large milk factories control a large number of final goods, and the market structure is oligopoly. Variable of dairy cows correlates and influences significantly the supply side of milk production, that means the rate of productivity a dairy cow from 1978 - 1990 increase sharply. But the productivity of dairy cow in Indonesia is still less than in the United Stated. Variables of GNP per head and Ratio Policy, and Price of milk influence significantly to the demand side.
Study recommends 1) The Real Effective Rate of Protection for milk industries must be decreased by relaxing or Ratio Policy; 2) Productivity of dairy cows have to increase through improving management at farmers level and nutrient for the cows; 3) In conducting Ratio Policy needs considering national growth of population and rate of consumption of people; 4) The milk industries must keep to obligate to absorb all local fresh milk produced by the farmers.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yefrida
"Pemberian Air Susu Ibu secara baik dan benar merupakan bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif yaitu pemberian hanya Air Susu Ibu saja tanpa makanan dan minuman pendamping hingga bayi berusia 4 bulan, dalam hal ini termasuk pemberian kolostrum. Namun angka pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif ini masih rendah, serta adanya penurunan dalam pemberian Air Susu Ibu ini. Dan hal tersebut di atas untuk mendapatkan gambaran bagaimana perilaku ibu dalam Air Susu Ibu dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif, maka dilakukan penelitian di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian survey dengan menggunakan quistioner sebagai alat pengumpul data, populasi dan sampel adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia 4-6 bulan yang terdaftar sebagai warga di Kelurahan Depok, dan penentuan sampelnya dilakukan secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden masih memberikan Air Susu Ibu pada bayinya secara eksklusif sehanyak 75,6%, namun masih ada yang memberikan secara non eksklusif 24,4%, hubungan antar dua variabel yang menunjukkan hasil yang bermakna adalah keyakinan ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, sikap ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, Dukungan Petugas Kesehatan dalam Pemberian Air Susu Ibu, Dorongan keluarga ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, Status pekerjaan ibu dalam hubungannya dengan pemberian Air Susu Ibu. Beberapa variabel walaupun tidak bermakna namun menunjukkan pola hubungan yang jelas yaitu pada ibu yang berada pada usia <35 tahun mempunyai perilaku eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu dan masih ada yang non eksklusif, sedangkan yang usia > 35 tahun ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan juga non eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu.
Demikian juga variabel tingkat pendidikan, ibu yang mempunyai pendidikan tinggi ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan non eksklusif dalam pemberian Air Susu Ibu dan yang berpendidikan rendah demikian juga halnya. Dan mengenai status ekonomi dalam hal ini mengenai pendapatan keluarga dalam satu bulannya, yang berpendapatan tinggi, sedang dan rendah masing-masing ada yang mempunyai perilaku eksklusif dan non eksklusif dalam pemherian Air Susu Ibu pada bayinya. Dan dari hubungan Multi variabel menunjukkan bahwa variabel yang dominan yang benar-benar sigrufikan adalah variabel keyakinan ibu dalam pemberian Air Susu Ibu, dari hasil persamaan regresi yang didapat ternyata mampu menjelaskan 75,63% terhadap populasi.
Dan berdasarkan hasil penelitian disarankan, perlu lebih ditingkatkan penyuluhan dan pengembangan materi penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui tentang perilaku pemberian Air Susu ibu yang baik. Bagi Puskesmas dan kader-kader Posyandu yang tidak harus dilakukan di Posyandu saja tetapi lebih luas lagi jangkauannya ke masyarakat, serta bagi penentu kebijakan perlu diberlakukan rawat gabung di tempat tempat bersalin. Dan bagi peneliti lebih lanjut, perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai pengaruh program yang dilakukan Puskesmas tentang pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif dengan melihat lama, tempat tinggal, pengaruh suku dan lainnya sesuai dengan perkembangan penelitian.

Feeding Air Susu Ibu (ASI) in a proper way a very mean to increase the human resources specially when it is presented in Exclusive method, that the only ASI and colostrums are given without any supplementary foods or beverages until the baby get its age of 4 month. Unfortunately such method is still rarely applied, show up in low number, even decreased. Those circumstance drives a research at Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, to figure of mother behaviors with ASI and any related factors to that Exclusive behavior.The research was a questioner based survey to absorb much datas, populations and samples of baby at Kelurahan Depok. The sample determination is a total sampling.
Results proven all the respondents feed ASI Exclusively 75,6% to babies, while 24,4% un Exclusive significant result are Convictions of ASI feeding, Mother's Attitude, Health Ulcers Supports, Mother's Family Supports, and the Work Position of Mothers. Though still it present couple of unsignificant variables, however, it indicates a clear - relationship pattern with is happened to less than 15 - years aged. Either does this is happened to those aged more than 35 - years.
High-level educational variable has an influence to Exclusive and un-Exclusive behaviors ASI feeding, either does the-level one. Economically it happens to all mothers that has high, medium, or low priced income per month. Relationship of multi-variables indicate that the most-significant one is Mother Convictions to ASI feeding. Regressional equation show it by 75,63% of population.
Based on research itself, it is recommended to share knowlegment to pregnant mother and to those feeding, of about how to give ASI in proper ways. To Puskesmas and youths of Posyandu it is recommended share widely in community. And to the discretioners are necessarily have to enable common-cares of patient in confined places. Evantually, researches quiet necessary to take some next seeking about the influence of Puskesmas program of ASI feeding. It is should have done by looking upwards the time it took, the place it got surrounded tribal-impact analysis. and other factors according to future research propagation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Karomah Putri
"Air susu ibu adalah makanan bayi yang terbaik karena mengandung komposisi nutrisi yang lengkap dan mengandung faktor-faktor penting untuk kekebalan tubuh bayi termasuk leukosit. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi banyak mengalami hambatan, akibat ibu yang harus bekerja kembali  setelah cuti melahirkan. Berbagai upaya dilakukan agar bayi tetap mendapatkan ASI pada saat ibu bekerja, salah satunya adalah dengan cara penyimpanan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses penyimpanan ASI pada wadah plastik terhadap jumlah, viabilitas dan morfologi leukosit. Sampel penelitian ini adalah ASI yang diperoleh dari 7 ibu menyusui selama periode bulan September tahun 2022 hingga Februari tahun 2023, kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan berdasarkan suhu, lama penyimpanan dan metode pencairan ASI beku berdasarkan  rekomendasi CDC. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya penurunan yang signifikan pada jumlah total dan viabilitas sel  pada ASI yang disimpan pada wadah plastik. Walaupun terjadi perubahan pada gambaran morfologi leukosit namun proses penyimpanan dan pencairan tidak mempengaruhi populasi CD45+ secara keseluruhan.  Tetapi, perubahan yang signifikan ditemukan pada jumlah monosit dan basofil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekomendasi penyimpanan berdasarkan rekomendasi CDC dengan menggunakan wadah plastik tidak memengaruhi kuantitas leukosit. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami apakah perubahan morfologi ini mempengaruhi fungsional dari sel tersebut.

Mother's milk is the best baby food because it contains a complete nutritional composition and contains important factors for the baby's immune system including leukocytes. Exclusive breastfeeding for babies is increasingly experiencing obstacles, due to social changes that affect women who work after maternity leave. Various efforts have been made so that the baby continues to get breast milk when the mother is working, one of which is by storing breast milk. This study aims to determine the effect of the storage process on the number, viability and morphology of breast milk leukocytes. The sample for this study was breast milk obtained from 7 breastfeeding mothers during the period September 2022 to February 2023, then divided into 4 treatment groups based on temperature, storage time and method of thawing frozen breast milk from the recommendation guide at the CDC. The results showed that there was no significant decrease in the total number and viability of cells in breast milk. Although there was a change in the leukocyte morphology, the storage and thawing processes did not affect the CD45+ population as a whole. However, there were significant changes in the number of monocytes and basophils. The results of this study indicate that the storage recommendations from the CDC do not affect the quantity of leukocytes. Nevertheless, further research is still needed to understand whether these morphological changes affect the function of these cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>