Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Ningrum
"Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) Tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha tani tebu secara privat maupun sosial. (2) Apakah usaha tani tebu lebih menguntungkan secara sosial dibandingkan dengan usaha tani komoditi lainnya. (3) Apakah Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam usaha tani tebu dibandingkan dengan impor. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) sebagai alas analisis. PAM adalah aplikasi dari analisis biaya dan keuntungan sosial dan konsep dasar dari teori perdagangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani tebu secara privat menguntungkan namun tidak menguntungkan secara sosial. Usaha tani yang tidak efisien memungkinkan petani untuk beralih ke usaha tani lain yang lebih menguntungkan seperti komoditi padi, jagung dan kedelai yang berumur pendek dalam memperoleh hasil dibandingkan dengan usaha tani tebu.
Keuntungan yang negatif pada harga sosial mengindikasikan bahwa usaha tani tebu tidak efisien dan tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan nasional. Dengan kata lain usaha tani tebu tidak memiliki keunggulan komparatif sebagai komoditi substitusi impor.
Sumberdaya lahan dan angkatan kerja yang tersedia, pengalaman industri gula dan perlindungan pemerintah ternyata belum efekif untuk menjadikan semakin dewasanya industri gula domestik, bahkan cenderung melemah karena kebijakan protektif ternyata berdampak disinsentif terhadap inovasi dan efisiensi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is intended to describe the efficiency level of rice agriculture in Central Java. Agribusiness approaches enable to explain the agriculture sector more comprehensively, focusing on agriculture with its backward and forward subsystems. This research employs DEA (Data Envelopment Analysis) to compute efficiency level, and covers fourteen districts with land productivity above the province average level. This research finds that only four districts perform efficiency level 100 percent relative to other districts. The solution for this inefficiency problem can be achieved by employing managerial simulation generated by DEA."
JUORMAN
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Gunawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perdagangan bebas kedelai (tarif nol persen) terhadap daya saing dan profitabilitas usaha tani kedelai di Propinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan periode 2002-2003. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix (PAM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usaha tani kedelai di Propinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada tahun 2002 lebih besar dibanding laba usaha tani pada tahun 2003. Terjadi penurunan keuntungan usaha tani sebesar Rp. 201,5 ribu di Jatim dan Rp. 288,2 ribu di Sulsel pada perlode 2002-2003. Di Jawa Timur keuntungan usaha tani kedelai pada tahun 2002 sebesar Rp. 1.333.725 /ha dan pada tahun 2003 sebesar Rp. 1.132.200/ha, sedangkan di Sulawesi Selatan keuntungan usaha tani kedelai sebesar Rp. 1.380.700/ha pada tahun 2002 dan Rp. 1.092.500/ha pada tahun 2003.
Usaha tani kedelai di Propinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan periode 2002-2003 masih memberikan keuntungan yang memadai. Hal ini tercermin dari nilai net transfer usaha tani kedelai di propinsi Jatim dan Sulsel yang nllainya lebih besar dari noi, yaitu sebesar Rp. 463.919 di Jatim dan Rp. 366.468 di Sulsel pada tahun 2003. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha tani kedelai masih menguntungkan di tingkat harga aktual (harga private) dibandingkan pada harga sosialnya. Hal ini disebabkan karena negara-negara produsen utama kedelai menerapkan harga dumping, sehingga harga kedelai pada harga sosial lebih murah dibandingkan harga kedelai pada harga private. Dibandingkan pada tahun 2002, nilai net transfer usaha tani kedelai di Jatim mengalami penurunan sebesar Rp.129.225/ha, sedangkan di Sulsel mengalami penurunan sebesar Rp.88.707/ha.
Nilai PCR usaha tani kedelai di propinsi Jatim dan Sulsel nilainya lebih kecil dari satu, yaitu sebesar 0.59 pada tahun 2003. Hal ini berarti bahwa untuk menghasilkan satu unit nilai tambah pada harga private di Jatim dan Sulsel hanya memerlukan 0.59 unit faktor domestik. Menurut metode PAM, hasil ini mengindikasikan bahwa usaha tani kedelai dl kedua propinsi mempunyai keunggulan kompetitif dan secara private menguntungkan. Dibandingkan dengan tahun 2002, maka nilai PCR di Propinsi Jatim dan Sulsel pada tahun 2003 mengalami peningkatan.
Nilai NPCO usaha tani kedelai dl Jatim dan Sulsel tahun 2003 nilainya lebih besar dari satu, yaitu 1.18 di Jatim dan 1.15 di Sulsel. Menurut metode PAM, ini berarti pemerintah memberikan proteksi pada output sehingga harga aktual kedelai lebih tinggi 18% di Jatim dan 15% di Sulsel dibandingkan dengan harga sosialnya. Rendahnya harga sosial tersebut diakibatkan karena perhitungan pada harga sosial menggunakan harga dumping, bukan harga sosial yang sebenarnya.
Nilai NPCI di propinsi Jatim dan Sulsel pada periode 2002-2003 nilainya juga lebih besar dari satu, yaitu 1.06 di Jatim dan 1.03 di Sulsel pada tahun 2003. Hal ini berarti adanya pajak berupa tarif bea masuk pada input tradable (benih, pupuk, pestisida). Akibat adanya tarif bea masuk pada input tradable mengakibatlcan harga input tradable usaha tani kedelai pada harga aktual di Jatim lebih tinggi 6% dan dl Sulsel lebih tinggi 3% dibanding pada harga sosialnya pada tahun 2003. Kondisi ini mengindikasikan bahwa input tradable pada usaha tani kedelai tidak mendapat proteksi, tetapi dikenakan pajak berupa tarif bea masuk.
Nilai EPC usaha tani kedelai di kedua propinsi lebih besar dari satu, yaitu 1.20 di Jatim dan 1.16 di Sulsel pada tahun 2003. Menurut metode PAM, hasil ini berarti pemefintah memberikan proteksi pada input-output secara simultan sehingga nilai tambah pada harga private di Jatim lebih besar 0.20% dan di Sulsel lebih besar 0.16% dibandingkan nilai tambah pada harga sosialnya.
Nilai DRCR usaha tani kedelai di kedua propinsi pada periode 2002-2003 nilainya lebih kecil dari satu, yaitu sebesar 0.71 di Jatim dan 0.69 di Sulsel pada tahun 2003. Hal ini berarti untuk rnenghasilkan satu unit nilai tambah pada harga sosial, Jatim memerlukan 0.71 unit faktor domestik dan Sulsel memerlukan 0.69 faktor domestik. Menurut perhitungan dengan metode PAM, nilai DRCR yang lebih kecil dari satu ini disebabkan karena penerimaan pada harga sosial yang lebih besar dibandingkan biaya input tradable-nya akibat subsidi domestik di negara produsen kedelai. Nilai DRCR di Sulsel pada periode 2002-2003 lebih kecil dibandlngkan dengan Jatim, hal ini mengindikasikan bahwa usaha tani kedelai di Sulsel lebih mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan di Jatim.
Terdapat perbedaan antara hasil analisis PAM dengan kondisi sebenarnya dari usaha tani kedelai di Indonesia. Perbedaan hasil perhitungan analisis PAM dengan kondisi di lapang ini diduga karena harga sosial yang digunakan dalam perhitungan PAM sudah terpengaruh oleh politik dumping, subsidi domestik dan subsidi ekspor yang dalam metode PAM pengaruh-pengaruh tersebut diabaikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miga Raspada Alirama
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui daya saing klaster pariwisata Indonesia bagian timur dan perbandingannya dengan daya saing klaster pariwisata Indonesia bagian tengah, serta memahami perbedaan dan persamaan yang melatarbelakangi daya saing di antara klaster-klaster pariwisata tersebut. Objek penelitian ini adalah daerah pariwisata Bali, salah satu daerah pariwisata yang sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia akan pariwisatanya, dan daerah pariwisata Raja Ampat sebagai daerah pariwisata yang sedang berkembang dan menjadi obyek pariwisata andalan bam di Indonesia. Metode pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, desk research, dan studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif analisis dengan menganalisis kondisi industri pariwisata ataupun klaster pariwisata yang ada di kedua daerah pariwisata tersebut yang dibandingkan dengan teori yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri pariwisata di Bali secara umum dapat dikatakan telah terbentuk suatu klaster pariwisata, sedangkan untuk industri pariwisata di Raja Ampat belum sepenuhnya membentuk suatu klaster pariwisata.

ABSTRACT
This study aims to determine the competitiveness of the tourism cluster in eastern Indonesia and its comparison with competitiveness of the tourism cluster in center Indonesia, as well as understand the differences and similarities in the underlying competitiveness of the tourism clusters. Object of this research is the area of tourism in Bali, that already famous and well known all over the world with the tourism, and tourism areas of Raja Ampat as a growing tourism object and become the new mainstay of tourism in Indonesia. Methods of collecting data using questionnaires, desk research and literature study. Data analysis methods used in this study is a qualitative method to analyze the descriptive analysis of the tourism industry or cluster of tourism in the area of tourism is that compared with the corresponding theory. The results showed that the tourism industry in Bali in general can be said to have formed a tourism cluster, whereas for the tourism industry in Raja Ampat yet fully established a tourism cluster"
2012
T44134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannie Firstonimirza
"Bancassurance di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, Bancassurance adalah penjualan produk asuransi jiwa kepada nasabah bank. Sebaliknya kerjasama ini juga membuka kemungkinan untuk menarik nasabah asuransi jiwa meniadi nasabah bank salah satunya adalah AXA Mandiri merupakan joint venture Bank Mandiri dan AXA Asia Pacific Holdings pada 2003. Perusahaan patungan ini terpisah dari AXA Life Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara AXA Asia Pacific Holdings dan Tempo Grup. Dalam perjanjian kerjasama tersebut, AXA Asia Pacific akan memiliki 51 persen saham dan 49 persennya akan dimiliki oleh Bank Mandiri.
Perusahaan patungan ini menawarkan produk-produk bancassurance kepada lebih dari 7 juta nasabah Bank Mandiri. Semakin gencamya produk sejenis yang diluncurkan membuat AXA Mandiri harus merencanakan strateginya dengan matang agar dapat bersaing dan menjadi pemimpin di pasarnya.
Pada penelitian ini Penulis ingin melihat Sejauh mana tingkat kepuasan nasabah yang telah diberikan oleh AXA Mandiri di mana lebih dititikberatkan pada penerapan operational excellence, customer intimacy, product leadership sehingga nasabah merasa puas dan membuat meraka akan melakukan pembelian kembali terhadap produk jasa tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis terlihat bahwa Operational excellence mendominasi pada pemilihan tingkat kepuasan nasabah, terutama pada proses claim nasabah merasa senang dengan proses claim yang mudah, dan diharapkan AXA Mandiri dapat lebih fokus dalam operational excellence, karena masih kurangnya kecepatan dan kenyamanan yang dirasakan oleh nasabah. Semua itu dapat Iebih ditingkatkan dengan melakukan evaluasi kinerja seluruh staff yang berkaitan dalam proses layanan jasa investasi nasabah AXA Mandiri. AXA Mandiri dapat memberikan informasi terkini Tentang investasi dengan mengeluarkan bulentin setiap sebulan sekali, melakukan event - event buat nasabah mengingat produk bancassurance ini masih baru maka perlunya untuk meningkatkan core competitive.

Bancaassurance in Indonesia is progressing tremendously, apparently Bancaassurance is the life insurance for bank customers. In fact, this partnership also provides opportunity to absorb more and more bank customers to join life insurance customers and one of our product is the AXA Mandiri that is joint venture of Bank Mandiri and AXA Asia Pacific Holdings in 2003. This joint venture company is separated from AXA Life Indonesia which is the joint venture company between Axa Asia Pacific Holdings and Tempo Group. In such agreement, Axa Asia Pacific shall have 51 percent of shares and 49 percent shall be owned by Bank Mandiri.
This joint venture company offers bancaassurance product to more than 7 millions Bank Mandiri customers. The launching of this kind of product is getting more tremendous and it has encouraged AXA Mandiri to plan its strategy thoroughly so that they can compete well and become the most outstanding leader in its market.
In this research, the Writer wishes to observe how far the customers have been satisfied by AXA Mandiri service where it is focused more on the aspect of operational excellence, customer intimacy, product leadership so that the customers will satisfy and they will be encouraged to consume again such product.
Research made by Writer has proved that operational excellence has dominated the customers satisfaction option, mainly in customer claim process where they have been satisfied with uncomplicated claim process, and hopefully Axa Mandiri may focus more in operational excellence. because they have to make customers feel more comfortable and enjoy the faster service.
This issue can be improved through implementing performance evaluation enhancement of all staff who are responsible for accelerating Axa mandiri customer investment service process. Axa Mandiri may provide the updated information on investment through their monthly newsletter, performing customer event that may remind customers on the recent bancaassurance product, so it is important to improve the competitive core.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrif
"ABSTRAK
Persoalan yang dihadapi oleh metoda perhitungan aliran daya konvensional adalah; untuk mengamati aliran daya pada suatu bagian sistem (sub-sistem) tertentu, metoda perhitungan konvensional tersebut (misalkan : Metoda Newton Raphson) akan tetap melakukan perhitungan untuk seluruh sistem, sehingga komputasi memerlukan waktu yang panjang dengan kapasitas memori komputer yang cukup, terutama untuk sistem yang berskala besar.
Dikarenakan semakin rumitnya persoalan jaringan sistem tenaga listrik pada saat ini, maka pengembangan metoda perhitungan aliran daya berbasis komputer, merupakan suatu upaya yang sangat strategis untuk dilaksanakan, baik untuk keperluan operasi sistem maupun untuk keperluan proses perencanaan.
Dalam penelitian ini dikembangkan suatu model perhitungan melalui penerapan konsep operasi matrik, yang disebut dengan External Equivalent Modelling (EEM). Pengembangan model ini didasarkan kepada pendekatan sistem radial/REI (Radial, Equivalent and Independent), dimana injeksi kelompok simpul yang tidak perlu dalam struktur matrik, akan digantikan dengan suatu injeksi ekivalen total yang didapat dari simpul ekivalen yang baru terbentuk. Model EEM yang diperoleh, dikombinasikan dengan model yang memuat metoda Newton Raphson, sehingga menjadi suatu kesatuan unit model studi aliran daya. Hasil kombinasi tersebut dirancang ke dalam suatu software komputer versi MATLAB, kemudian dieksekusi dan diverifikasi dengan data standar pengujian IEEE, yang terdiri dari sistem dengan 14 bus dan 30 bus, serta sistem 25 bus Jawa Timur 150 KV. Selanjutnya uji validitas akan dilakukan melalui analisis perbandingan antara hasil perhitungan menggunakan model EEM, dengan hasil perhitungan yang didapat dari jaringan awal (tanpa model EEM).
Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa; akurasi perhitungan aliran daya dengan external equivalent modelling tidak bergantung kepada jumlah bus, melainkan sangat tergantung kepada akurasi penerapan teknik ekivalen REI, sebagai basis pembentukan Zero Power Balance Network. Dengan kata lain, kondisi sistem yang diambil untuk external equivalent modelling, akan sangat mempengaruhi akurasi model.
Rata-rata perbandingan flops proses perhitungan dengan EEM dan tanpa EEM, diperoleh hasil yang lebih kecil dari satu yaitu; 77,13 %, 67,75 % dan 69,91 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan aliran daya dengan menggunakan EEM akan menyebabkan efektifitas proses perhitungan menjadi lebih meningkat, khususnya dalam konteks pengurangan waktu komputasi.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produkstivitas, biaya produksi dan keuntungan antara usahatani padi dan usahatani mendong. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data dengan menggunakan penaksiran selisih rata-rata denan asumsi a1 = a2 dan a1#a2 untuk menghitung perbedaan produktivitas, biaya prduksi dan keuntungan antara usahatani padi dan usahatani mendong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif, cara pelaksanaannya yaitu dengan mtode survei pada kelompok tani padi dan kelompok tani mendong di kelurahan sukajaya, kelurahan Purbaratu dan kelurahan Purbaratu dan kelurahan Margabakti kecamatan Cibereum kota Tasikmalaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian ternyata produktivitas usahatani mendong lebih tinggi daripadausahatani padi, biaya produksi yang dibutuhkan untuk usahatani mendong lebih rendah daripada usahatani padi dan keuntungan yang diperoleh dari usahatani mendong lebih menguntungan dibandingkan dengan usahatani padi di kecamatan Cibereum kota Tasikmalaya."
JEKOBIS 6:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
" saat ini berkaitan erat dengan fenomena globalisasi dan diberlakukannya otonomi daerah. Sasaran strategis
yang perlu dicapai adalah meningkatkan daya saing daerah. Pada sisi yang lain, pembangunan berbasis
komoditas unggulan merupakan konsep pembangunan yang banyak digunakan pada sebagian besar daerah di
Indonesia, namun demikian kinerja agroindustri belum optimal. Hal ini tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang antara lain berkaitan dengan aspek manajemen teknologi. Oleh karena itu perlu disusun
model pengukuran status teknologi sebagai penentu daya saing wilayah, model pemetaan status teknologi suatu
wilayah dan model pemilihan bentuk kebijakan bagi formulasi kebijakan pengembangan agroindustri. Proses
terdiri dari analisa aspek komponen teknologi, kemampuan teknologi, iklim teknologi dan infrastruktur
teknologi. Analisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem fuzzy dan jaringan syaraf tiruan yaitu Fuzzy Inference System, Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) dan Fuzzy–Analytical Hierarchy Process (Fuzzy–AHP). Melalui tahapan ini maka akan diperoleh gambaran menyeluruh mengenai penilaian daya saing suatu wilayah dan konsekuensi kebijakan yang diperlukan untuk pencapaian status teknologi tersebut"
630 JTIP 20:1(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>