Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastjarjo Sulaksito
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia usaha dirasakan semakin keras, tak terkecuali dalam usaha eceran. Masing-masing pesaing dalam bisnis eceran buku dan alat tulis ini
berlomba menerapkan strategi dan taktik yang dianggap jitu, dengan harapan mampu menarik konsumen dan menguasai pasar seluas mungkin.
Berhasil tidaknya suatu pengendalian perusahaan dalam mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh kekuatan penyediaan barang-barang dagangan, tempat, serta sistem
distribusinya. Tetapi juga perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal, misalnya perubahan teknologi, laju perkembangan ekonomi nasional, iklim politik, dan sebagainya. Disamping itu faktor-faktor internal juga perlu diperhatikan misalnya harga, mutu, pelayanan, dukungan keuangan, kepuasan konsumen serta keahlian dan ketrampilan personel perusahaan.
PT. Toko Gunung Agung dipilih sebagai kasus Studi ini, berdiri pada tahun 1953 yang mulanya sebagai kios buku dan saat ini merupakan market leader dalam industri eceran buku dan alat tulis di Indonesia. Dari tahun ke tahun Perseroan ini terus berkembang dengan terus membuka cabang-cabang barunya di kota-kota besar di Indonesia. Sampai bulan Mei 1993 outlet yang telah dimiliki Perseroan berjumlah 29 buah. Sejalan dengan perkembangan usahanya Penjualan bersih juga mengalami peningkatan setiap tahunnya
misalnya tahun 1990 Rp 48,6 milyar, tahun 1991 Rp 62,2 milyar dan tahun 1992 Rp 79,4 milyar atau rata-rata tingkat pertumbuhannya 27,8 % per tahun.
Namun sejalan dengan perkembangannya, saat ini juga muncul pesaing atau pendatang baru yang membuat persaingan semakin ketat. Pesaing-pesaing yang ada saat ini antara lain adalah Gramedia, Graffiti, National, dan toko-toko buku lainnya. Saat ini PT. Toko Gunung Agung yang merupakan market leader mempunyai market share 40 % dari total penjualan untuk seluruh toko buku dan alat tulis di Indonesia. Pesaing utamanya adalah Gramedia yang mempunyai market share sekitar 25 %. Setelah diteliti ternyata hasil penjualan dari Gramedia lebih berasal dari-buku, sedangkan untuk PT. Toko Gunung Agung kontribusi terbesar dari penjualan berasal dari penjualan peralatan.
Usaha Perseroan untuk merebut pasar yang lebih luas adalah dengan strategi membuka cabang-cabang baru sebanyak mungkin dan difokuskan di lokasi yang dekat dengan pemukiman dan pusat perkantoran. Dana yang dibutuhkan dalam rangka perluasan usahanya kebanyakan memakai dana modal sendiri yang berasal dari penjualan modal saham, agio saham dan laba ditahan yang ada."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farzani Goernawan
"Sektor eceran merupakan salah satu lahan yang paling banyak diterjuni para pedagang mulai dari kaki lima, koperasi, swasta nasional bermodal besar dan menengah hingga BUMN dan merupakan sektor industri yang tumbuh paling cepat. Bisnis eceran modern mulal berkembang sejak tahun 1980-an ditandai dengan munculnya pasar-pasar swalayan (supermarket dan department store) di Jakarta. Ada indikasi kuat bahwa pola perkembangan tersebut diikuti oleh kota-kota besar utama di Indonesia antara lain di Medan, Bandung, Surabaya dan Ujung Pandang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata sekitar 6% setahun dan populasi yang sedemikian besar merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan eceran asing untuk membuka usahanya disini. Selain itu tidak adanya peraturan, apalagi undang-undarg, tentang sektor eceran menciptakan peluang bagi masuknya perusahaan eceran asing ke Indonesia. Dituntut kretivitas dan profesionalisme yang tinggi dalam pengelolaannya r.iengingat semain ketatnya persaingan yang ada terutama dengan bermunculannya perusahaan eceran asing yang sudah memiliki pengalaman profesional tidak saja di pasar domestiknya tetapi juga di pasaran internasional.
PT Sarinah sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang retail walaupun relatif tua usianya tetapi telah tertinggal jauh dari kompetitor domestik sekelasnya. Dalam pembenahan kembali kegiatan usaha perusahaan, manajemen Sarinah telah menyusun suatu Rencana Kerja Jangka Panjang baik untuk perusahaan maupun unit-unit usahanya yang didasarkan pada suatu analisa Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT) perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dan strategi apa yang sebaiknya diambil. Strategi perusahaan terbagi menjadi dua peniode yaitu periode stabilisasi untuk kurun waktu tahun 1991-1992 dan periode pertumbuhan untuk kurun waktu tahun 1993-1995. Dalam periode stabilisasi ini strategi yang diterapkan adalah tetap meneruskan pelayanan kepada masyarakat dengan menjual barang dan jasa yang sama di pasar yang sama dan didukung oleh sektor fungsional yang ada dengan memfokuskan keputusan strategisnya pada upaya peningkatan perbaikan prestasi fungsional yang ada. Sedangkan strategi yang dipilih selama periode pertumbuhan adalah menambah bidang usaha untuk memperluas pasar serta memfokuskan keputusan strategisnya kepada upaya peningkatan laju pertumbuhan usaha sesuai misi perusahaan.
Pada dasarnya kegiatan retail adalah kegiatan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi atau rumah tangga. Oleh sebab itu strategi yang ditentukan oleh manajemen PT Sarlnah terfokus pada bauran retail (retail mix) yang terdiri atas aspek merchandise / produk, lokasi, harga, suasana toko, pelayanan dan advertensi sebagal berikut:
(a). Strategi merchandise yang diterapkan bertujuan meningkatkan tingkat produk tivitas sales per meter persegi dengan cara: (1) menentukan barang apa saja yang akan dijual dengan mengikut sertakan divisi operasi dan divisi keuangan & akuntansi (2) bekerja sama dengan para supplier untuk menjaga kontinuitas pengadaan barang yang mengarah kepada barang-barang fast movers, (3) membagl pilihan produk yang akan dijual menjadl 2 kelompok yaltu untuk target pasar kelompok masyarakat kelas menengah keatas serta wisatawan manca negara dan untuk target pasar kelas menengah kebawah.
(b). Strategi harga yang ditentukan oleh manajemen ditujukan untuk barang-barang diluar Brand Name dengan tujuan untuk menekan cost serendah mungkin. Srategi ini mencakup (1) peningkatan mark up dengan harga jual yang sama atau menurunkan harga jual dengan mark up yang sama, (2) penyesuaian pembayaran dengan turn-over diatas 3 pembayaran dengan kredit 3 bulan dan seterusnya dan (3) menghlndarl supplier yang hit-and-run dan diganti dengan membeli langsung pada distributor atau agen.
(c). Strategi pelayanan konsumen dalam hal ini berkaitan erat dengan strategi sumber daya manusia yang bertujuan menlngkatkan ketrampilan manajerial dan profeslonalisme dibidang retail. Strategi ini mencakup: (1) kegiatan recruitment, (2) pendidlkan dan latihan, (3) promosi, (4) penilaian kerja dan (5) imbalan jasa.
(d). Strategi lokasi yang dilaksanakan oleh manajemen bertujuan untuk memberikan ciri tersendiri dari gedung sehingga membedakannya dari bangunan perkantoran disekitarnya. Strategi ini dilaksanakan dangan cara: (1) melaksanakan renovasi luar dan dalam bangunan, (2) momperlancar arus kenderaan keluar-masuk areal gedung dan (3) membenahi pelataran parkir yang ada.
(e). Strategi promosi bertujuan untuk menjangkau pasar (market) yang Ieblh luas. Untuk jangka pendek dilakukan dengan cara memberikan. hadiah bagi konsumen yang berbelanja sejumlah nilai tertentu. Sedangkan untuk jangka panjang adalah dengan melakukan penjadwalan promosi baik in-store maupun out-store.
(f). Strategi suasana toko bortujuan untuk meningkatkan suasana berbelanja yang nyaman bagi konsumen yang dilaksanakan dengan (1) perancangan toko acara Iebih profesional, (2) perbaikan lay-out dan merchandise, (3) pembatasan jumlah persediaan agar tidak jauh melebihi kemampuan toko dan (4) melaksanakan renovasi design Interior.
Berdasarkan hasil survey kompetitor yang pernah dilakukan sendiri oleh Sarinah dengan pengamatan terhadap kelangkapan barang dan situasi department store ( tersedianya areal parkir, floor guide, customer service, store design, promosi dan kenyamanan pengunung), maka kedudukan Sarinah adalah satu tingkat dengan Pasaraya-Blok M, Diamond Department Store-Kelapa Gading, Matahari Department Store-Rawamagun dan Cahaya Department Store-Blok M, setingkat dibawah Metro Department Store dan Pondok lndah Mall dan setingkat diatas Ramayana, Rimo dan Robinson serta Department Store Matahari dilokasi lain. Dalam hal ini pesaing terberat adalah Pasaraya-Blok M yang menawarkan jenis barang yang relatif sama dengan Sarinah, memiliki sales floor 2,5 kali lebih besar sehingga memungkinkan menawarkan barang dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan Srinah. Selain itu suasana toko yang dikelola secara profesional serta kegiatan promosi yang dilancarkan dengan gencar mengaklbatkan Pasaraya lebih terkenal dari Sarinah.
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan berasal dari lingkungan eksternal (lingkungan operasional) yaitu kompetitor perusahaan eceran asing dan lingkungan internal yaitu pengelolaan sumber daya manusia yang belum efektif. Usulan pemecahan masalah kompetitor adalah dengan terus meningkatkan kemampuan bersaing karena membendung masuknya perusahaan eceran asing ke Indonesia adalah sulit. Usulan pemecahan masalah pokok lingkungan internal perusahaan adalah dengan merekrut tenaga-tenaga profesional dari luar apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi dan dalam meskipun sudah melalui program pendidikan dan pelatihan.
Tldak mudah bagi PT Sarinah sebagai suatu BUMN untuk bersaing dengan perusahaan swasta murni yang bergerak di bidang retail, karena selain mengemban misi mencari untung dalam kegiatan operasionalnya tidak terlepas dari aturan-aturan pemerintah dalam rangka mengemban misi pemerintah. Hal ini harus menjadi cambuk bagi perusahaan untuk lebih profesional dalam pengelolaannya agar keberadaaanya dapat dipentahankan ditengah persaingan bisnis retail yang ketat. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnadi Pribadi
"ABSTRAK
Iklim dunia usaha yang semakin kompetitif menyebabkan
selalu dicari inovasi baru, dengan konsep memotong mata rantai
distribusi dan biaya iklan yang luar biasa besar beserta
keterbatasannya maka pemasaran melalui sistem Multi-level
Marketing menjadi jawabannya, juga untuk mereka yang ingin
berwiraswasta, menjadi pelaku bisnis bagi diri sendiri atau
yang ingin memperoleh penghasjlan dan waktu luangnya namun
terbentur dengan dana, kemampuan, waktu dan referensi.
Sistem Cosway ini menjadi salah satu alternatif yang
penting bagi individu yang ingin mendapat peluang memperoleh
penghasilan, karena dalam sistem ini tidak memerlukan
modal, melakukan usaha diwaktu luang dengan ketekunan menurut
kemampuan masing?masing dan membangun kelompoknya sendirj
dan yang tidak akan dipotong daripadanya serta merupakari
jaminan untuk masa depannya.
Keberadaan perusahaan Multi?level Marketing ini penlu
mendapat bantuan dan dukungan pemenintah karena menciptakan
lapangan pekerjaan, namun sistem yang merugikan masyarakat
sepertj sistem Piramjda harus senantiasa diwaspadai.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Rahayu
"Keinginan strategik pihak manajemen PT Asuransi Jasa Indonesia untuk menyeimbangkan portofolio segmen ritel terhadap portofolio segmen korporasi melatarbelakangi penelitian ini. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen hubungan pelanggan kunci dengan mengambil studi kasus pada Cabang XYZ dan pelanggan yang dipilih pada cabang tersebut adalah PT. Seribu Bunga Multifnance.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis strategi manajemen hubungan pelanggan kunci dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai strategi pemasaran PT Asuransi Jasa Indonesia untuk bisnis asuransi kendaraan bermotor. Kemudian dilanjutkan dengan analisis pengembangan strategi pemasaran berbasis sistem informasi pemasaran pada unsur-unsur pengembangan inforrnasi yang dimiliki oleh PT Asuransi Jasa Indonesia. Dengan demikian dapat dijadikan arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi manajemen hubungan pelanggan kunci. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner pertanyaan tertutup, dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Faktor pengaruh daya tarik pelanggan, PT. Seribu Bunga Multi-finance terhadap perusahaan PT. Asuransi Jasa Indonesia. Indikator yang paling berpengaruh berasal dari indikator kekuatan keuangan dan indikator eksistensi perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adaiah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap passing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian.
Kondisi posisi pengaruh faktor daya tank pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara umum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII. Perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adalah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap pesaing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Kondisi posisi pengaruh faktor daya tarik pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1 ,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara urnum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rozi Rinjayadi
"Cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dewasa ini telah mempercepat proses perkembangan sistem informasi yang ada di Indonesia dan dunia yang ditandai dengan munculnya berbagai perangkat lunak dan perangkat keras barn. Evolusi perkembangan perangkat keras saat ini telah mengarah pada suatu fenomena, dimana keputusan untuk memperbaiki suatu perangkat keras yang rusak sudah mendekati tidak layak. Hal ini disebabkan peran prinsipal dari perangkat keras untuk mengganti platform perangkat kerasnya dari serviceable menjadi changeable, yang kemudian berimplikasi pada tidak ada perbedaan harga yang signifikan antara sebuah unit Baru dengan harga sparepart-nya.
PT. Metrodata Sentra Layan, salah satu anak perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk, yang bergerak dibidang jasa field service, terkena dampaknya. Walaupun berada dalam Metrodata Group yang mapan dan berpengalaman, tetapi PT. MSL yang pada tahun-tahun sebelumnya menanamkan modal dari segi SDM (teknisi) dan penyebaran cabang ke beberapa rota di Indonesia, merasakan dampak yang cukup hebat.
Dari hasil laporan Rugi Laba PT. Metrodata Sentra Layan mulai tahun 2003 - 2005, terlihat bahwa penjualan/pendapatan dan laba dari kegiatan field service terus menurun. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pencapaian pendapatan terkonsolodasi PT. Metrodata Electronics, Tbk yang secara total meningkat.
Tidak ada yang salah dengan apa yang telah dicetuskan Metrodata Group dalam strategi umum dan strategi bisnisnya. Pada kondisi ini strategi pada tingkat fungsional, khusunya pada anak perusahaan yakni PT. MSL adalah pemegang peranan terpenting.
Penurunan pendapatan diakibatkan ada sesuatu yang tidak sejalan terhadap strategi umum dan strategi bisnis perusahaan.
Untuk itu dilakukanlah langkah perumusan strategi fungsional, dalam hal ini pada fungsi operasi, mengingat peran operasi pada suatu perusahaan jasa sangatlah signifikan. Perumusan ini menggunakan model dari Nigel Slack, yang menitikberatkan perumusan suatu strategi operasi berdasar dari empat arah pendekatan, yakni: Top-Down (Strategi umum dan strategi bisnis perusahaan), Bottom-Up (pengalaman operasional), Outside In (market requirement) dan Inside Out (kondisi sumber daya). Dari masing-masing pendekatan tersebut dilakukan rekonsiliasi terpadu, sampai akhirnya dirumuskan beberapa strategi operasi, yang berlandaskan area strategis dan mengacu pada dimensi strategis.
Hasil dari Perumusan Strategi Operasi pada PT. Metrodata Sentra Layan untuk usaha peningkatan profitabilitas antara lain:
1. Divestasi/pengurangan atau pengalihan kapasitas kepada pihak ke tiga (third party service provider)
2. Outsourcing & Franchising
Terobosan baru dalam jenis pelayanan, misalnya menerapkan on-site service atau one hour service serta menyediakan Service/maintenance contract ditargetkan untuk corporate user.

The rapid growth of information technology these days have quickened the process growth of the information system in Indonesia and the world by marked with appearance various new software and hardware. Hardware Growth evolution in this time have instructed at one particular phenomenon, where decision to repair of a damage hardware have become improper. This matter is caused by the role from hardware principal to change its product platform from serviceable become changeable, the then have implication at no significant differences among the price of a new whole unit with its sparepart.
PT. Metrodata Sentra Layan, one of the subsidiary from PT. Metrodata Electronics, Tbk, which its core business is field service, hit by this impact. Although stay in Metrodata Group, the well establishedness and experienced firm in IT business, but PT. MSL which is on years before inculcate capital of human resources (technician) and spreading of branch to some city in 4ndonesia, feel-the big impact of excitement.
From result of PT. Metrodata Sentra Layan income statements, started from 2003 - 2005, seen that revenue and profit continue to decrease. This matter is on the contrary with attainment of PT. Metrodata Electronics, Tbk that totalize increase.
Nothing wrong with what have do been triggered Metrodata Group in corporate strategy and its business strategy. At this condition, the functional strategy from PT. MSL is the key role. In other word, decreasing in revenue resulted by the mismatch between corporate, business and functional strategy.
That is the trigger of functional strategy formulation. The formulation steps of functional strategy (in this case at operations function) is inspired by Nigel Slack's model. That model which emphasizes the formulation based on four-approach direction, namely: Top-Down (corporate strategy and business strategy), Bottom-Up (the experience of operational), Outside-In (market requirement) and Inside Out (condition of resource). Reconciling from each approach, till the operation strategy been formulated, which is based on strategic areas and relate to strategic dimensions.
The result from operation strategy formulation at PT. Metrodata Sentra Layan is ultimately to bring some improvement in order to reach profitability and obtain sustainability, for example:
1. Divestation or transfer of capacities to the third party service provider.
2. Outsourcing & Franchising
New breakthrough in service type, for example applying on-site service or one hour service and also provide Service/Maintenance contract targeted to corporate user.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Pansa; Darus Kurniadi
"ABSTRAK
Strategi pemasaran merupakan rencana pemasaran yang
berorientasi ke depan, dengan mengintegrasikan sasaran
organisasi yang diterjernahkan melalui konsep?konsep pemasaran
dan kegiatan pemasaran. Kemudian melalui taktik pemasaran
dilakukan implementasi dalam mencapai peningkatan penjualan
dan akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan secara kese
luruhan.
Analisis strategi pemasaran dilakukan melalui pengem
bangan strategi pemasaran dan manajemen penjualan. Pengem
bangan strategi pemasaran adalah merumuskan tujuan pemasaran
dengan melihat total potensi pasar yang dikelompokkan dan
ditentukan pasar sasaran yang akan dilayani. Untuk menjamin
tercapainya tujuan pemasaran maka diperlukan bauran
pemasaran.
Manajemen penjualan adalah perencanaan penjualan melalui
pengembangan wiraniaga, penetapan anggaran, sasaran dan wila
yah penjualan untuk pelaksanaan pencapaian sasaran pemasaran.
Metode penelitian mencakup penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan mengenai strategi pemasaran. Pene
litian lapangan adalah menghubungkan teori strategi pemasaran
dengan praktik yang dilakukan perusahaan.
Sebagai bahan penelitian, penulis mengambil objek peneli
tian PT. Moya Zamzami Utama. PT. Moya Zamzami Utama bergerak
dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek
dagang ?Moya Band?. Pembahasan strategi pemasaran dimulai
dengan memahami lingkungan eksternal perusahaan, memahami
lingkungan internal perusahaan, menentukan pengembangan
strategi pemasaran, menentukan manajemen penjualan dan meru
muskan strategi guna keunggulan bersaing.
Pembahasan lingkungan eksternal mencakup dua faktor
lingkungan yang saling terkait yaitu: lingkungan makro dan
lingkungan industri. Lingkungan rnakro terdiri dari sosial
budaya, ekonomi, kebijakan pemerintah, teknologi dan ekologi.
Lingkungan industri terdiri dari ancaman pendatang baru,
persaingan antar industri, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli
dan produk pengganti.
Peïnbahasan lingkungan industri terdiri atas ancaman
pendatang baru, persaingan antar industri, kekuatan pemasok,
kekuatan pembeli dan produk pengganti.
Pembahasan lingkungan manajerial mencakup analisis mana
jerial perusahaan, analisis manajerial distributor dan kemam
puan produksi.
Pembahasan strategi pernasaran melakukan perumusan tujuan
pasar, penempatan posisi produk dan
pemasaran. pengembangan bauran pemasaran.
Pembahasan manajemen penjualan meliputi perencanaan
penjualan, manajenen wiraniaga, analisis penjualan kemudian
dilanjutkan dengan mengembangkan keunggulan daya saing pasar
domestik."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sormin, Partogian
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kawatu, Meirvon B.P.
"Perbankan Indonesia memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan terutama dalam melakukan mobilisasi dana dan masyarakat. Besarnya potensi dana yang dapat dimobilisasi bank nasional, mengakibatkan pengeluarkan berbagai peraturan untuk menunjang kelangsungan hidup perbankan, terutama dengan dikeluarkannya Pakto 1988. Hal ini mengundang banyak pemodal untuk memasuki usaha perbankan. Akibatnya, sampai bulan Agustus 1997 jum(ah bank umum yang beroperasi di Indonesia berjumlah 237 bank umum dengan 6.140 kantor bank umum, dan jumlah Bank Perkredítan Rakyat (BPR) yaitu 9.281 BPR dan 15.184 kantor BPR.
Bank Aspac sebagai salah satu bank umum swasta nasional, harus menghadapi persaingan yang ketat untuk dapat menarik dana dari masyarakat dengan semakin banyaknya jumlah bank-bank umum yang berdiri terutama di DKI Jakarta, baik bank-bank umum milik pemenintah maupun khususnya bank-bank umum swasta nasional lainnya. Untuk itu, tujuan dan penulisan karya akhir ini adalah untuk menganalisa sejauhmana strategi manajemen Bank Aspac dalam persaingan antar bank untuk menarik nasabah dalam mempercayakan dana-dana yang dimilikinya; dan menganalisa bagaimana strategi yang diterapkan oleh Bank Aspac itu dapat menaikkan jumlah dana yang disimpan pada Bank Aspac serta dapat menaikkan peringkat bank menjadi Iebih baik.
Peluang bagi Bank Aspac diperoleh dari adanya jumlah penduduk yang banyak, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, adanya peran pemenntah untuk mendorong mobilisasi dana masyarakat melalui perbankan, perkembangan teknologi dan adanya kepercayaan masyarakat pada bank. Sedangkan ancaman yang harus dihadapi oleh Bank Aspac adalah jumah bank yang banyak, adanya krisis moneter pada akhir-akhir ini, peraturan pemerintah yang mulai membatasi bank, adanya bank-bank bermasalah, diberinya kesempatan kepada bank-bank asing beroperasi di Indonesia, masih banyak masyarakat yang takut menyimpan uang di bank dan adanya produk-produk pengganti.
Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Bank Aspac adalah tingkat bunga simpanan yang tinggi, permintaan kredit yang cukup besar, adanya dukungan kuat dari pemilik modal, layanan kepada nasabah yang diakui baik, adanya klub bola basket terkenal di Indonesia (Klub Aspac) dan adanya penilaian tentang kesehatan Bank Aspac yang tergolong sehat. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Bank Aspac adalah promosi kurang, kantor cabang sedikit, kurang dikenal masyarakat, penerapan teknologi yang terlambat dan produk yang kurang inovatif.
Melihat peluang, ancaman yang dihadapi dan kekuatan sarta kelemahan yang dimiliki oleh Bank Aspac, maka dapat dibentuk strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh Bank Aspac. Untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam bisnis bank maka perlu pula dianalisa dan dibentuk strategi bersaing bagi Bank Aspac, yang kemudian dapat dipilih beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan strategi bersaing bank dari alternatif strategi yang ada. Dan alternatif strategi yang diusulkan tersebut, maka dapat dirumuskan formulasi strategi pemasaran yang efektif bagi Bank Aspac.
Adapun formulasi alternatif strategi pemasaran bank yang diusulkan bagi Bank Aspac adalah melakukan promosi dalam bentuk iklan yang berbeda dan pada kesempatan yang berbeda pula dengan menggunakan media yang sesuai; memperbanyak kantor cabang; mengembangkan produk yang memanfaatkan teknologi modern; selalu berusaha meningkatkan mutu layanan nasabah yang baik; mempertahankan tingkat bunga simpanan yang tinggi dibandingkan dengan bank lain; menonjolkan tingkat kesehatan bank yang sehat dan tidak bermasalah; melakukan go public; dan melakukan merger dan akuisisi dengan bank lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Martarina
"Skripsi ini meneliti strategi pemasaran yang dilakukan oleh Hotel Kartika Chandra selama kurun waktu 1989-1991 dalam meningkatkan tingkat hunian kamar hotel. Metode penelitian yang dipakai adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Untuk data-data primer penulis dapatkan dari studi lapangan sedangkan teori sebagai peralatan analisa penulis dapatkan dari hasil studi kepustakaan. Hasil penelitian ini mendapati bahwa strategi yang diterapkan oleh Hotel Kartika Chandra mempunyai kelemahan. Skripsi ini mengusulkan agar manajemen hotel Kartika Chandra mempertajam implementasi strategi pemasaran yang dibuat juga perlu ditingkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Solihati
"ABSTRAK
Sebagai dampak dari jatuhnya harga minyak, Indonesia harus terus meningkatkan nilai ekspor non-migas. Salah satu upaya pengorganisasian kegiatan dalam meningkatkan ekspor ini adalah dibentuknya perusahaan dagang (trading house) yang dapat bertindak proaktif dalam melakukan terobosan pada pasar internasional. Model pembentukan Sogososha sebagai perusahaan dagang merupakan suatu contoh yang paling berhasil di dunia bisnis internasional. Inisiatif pihak swasta untuk membentuk suatu perusahaan dagang ini patut dikaji secara mendalam, karena dalam memasuki pasar internasional, kompleksitas dan hambatan akan muncul, termasuk beragamnya karakteristik pasar dan produk di negara tujuan ekspor yang berlainan.
PT. TNC, yang didirikan pada tahun 1991, adalah merupakan antisipasi positif pihak manajemen korporasi terhadap perlunya keberadaan suatu perusahaan yang bertindak sebagai pengekspor produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain dalam kelompok perusahaan yang sama. Bagi kelompok perusahaan, PT. TNC dimaksudkan sebagai perusahaan yang dapat menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran valuta asing yang dilakukan oleh kelompok. PT. TNC masih dalam tahap pencarian bentuk yang paling tepat bagi pengembangan strategi perusahaan, maupun bagi pengembangan pasar internasional.
Oleh karena itu, dengan semangat menunjang upaya pemerintah meningkatkan ekspor non-migas, penulis melakukan analisis tentang PT. TNC. Analisis yang dilakukan meliputi kajian kondisi eksternal perusahaan dengan cakupan keunggulan daya saing negara serta daya tarik industri yang melingkupi perusahaan, serta kajian internal perusahaan dengan kekuatan bisnis dan keunggulan daya saing perusahaan.
Keunggulan daya saing Indonesia dengan endowment factors seperti bahan baku, tenaga kerja serta lahan sangat menunjang kehadiran industri sabun mandi. Selain itu, dukungan pemerintah juga sangat membantu para produsen ataupun eksportir non-produsen yang akan melakukan kegiatan ekspor.
Daya tarik industri sabun mandi itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti besar pasar, pertumbuhan besar pasar, tingkat keuntungan, tingkat persamgan, teknologi yang dibutuhkan, serta peraturan dan kebijaksanaan pemerintah. Setelah dilakukan analisis kuantitatif, disimpulkan bahwa industri ekspor sabun mandi Indonesia dapat diklasifikasikan dalam industri 'sedang sampai menarik'.
Kemudian kekuatan bisnis PT. TNC diukur dengan faktor-faktor kunci keberhasilan fungsional sebagai tolok ukur. Sebagai pembanding, dilakukan pula pengukuran kekuatan bisnis para pesaing terdekat. PT. TNC termasuk dalam klasifikasi 'sedang', dan berada dalam sel keempat pada matriks GE Nine Cells. Pada matriks yang sama juga terlihat kekuatan bisnis pesaing.
Strategi utama yang tepat bagi PT. TNC adalah pertumbuhan terkonsentrasi, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Prioritas utama adalah strategi pertumbuhan terkonsentrasi, dengan penekanan pada pemilihan distributor yang tangguh, serta pengembangan pasar, mengingat peluang yang menjanjikan pada pasar internasional yang belum digarap.
Sebagai langkah pertama dalam strategi pengembangan pasar, dilakukan seleksi pasar. Setelah seleksi dengan contractible method disimpulkan bahwa terdapat empat pilihan negara yang merupakan negara tujuan ekspor yang paling potensial, yaitu Nigeria, Hongkong, Jepang dan Amerika Serikat. Keempat negara tujuan ekspor ini memiliki karakter pasar dan karakter produk yang sama sekali berbeda, sehingga perlu pula dilakukan analisis kekuatan bersaing PT. TNC dalam kaitannya dengan penetrasi pasar masing-masing negara.
Kemudian dari analisis kekuatan bersaing PT. TNC pada masing-masing negara serta daya tarik masing-masing negara, dapat disimpulkan bahwa negara tujuan ekspor bagi produk sabun mandi PT. TNC yang menempati prioritas utama adalah Nigeria. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, serta karakteristik pasamya yang sesuai dengan produk PT. TNC yang selama ini dikembangkan, Nigeria menjadi pasar yang patut diperhitungkan.
Untuk dapat merealisasikan strategi yang disarankan, kajian karya akhir ini mencoba mengembangkan strategi bersaing PT. TNC terutama strategi pemasaran internasional bagi produk sabun mandi. Sebagai hasil analisis diberikan beberapa saran berupa serangkaian perubahan yang dapat mendukung keberhasilan PT. TNC, seperti perubahan dalam struktur organisasi, serta pengembangan strategi yang telah dipilih, agar sasaran perusahaan dapat tercapai."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>