Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresna Priyana Soemardi
"Bagi LAPAN sebagai lembaga penelitian di bidang antariksa, asset pengetahuan yang bisa berupa individu peneliti beserta pengalamannya, hasil penelitian, serta infrastruktur pendukung seperti proses, organisasi dan metode, perlu dikelola secara signijikan untuk mencapai visi dan misinya. Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) melalui suatu perencanaan strategis denga langkah awal melakukan penelitian kondisi lingkungan internal dan eksternal menggunakan analisa SWOT. Hasilnya didapat LAPAN berada pada posisi kuadran Threat ~ Weakness. Selanjutnya dilakukan pemetaan pengetahuan dan manjemen pengetahuan dengan NASA sebagai pembandingnya, sehingga didapat hasil LAPAN termasuk belum optimal dalam menerapkan manajemen pengetahuan. Langkah berikutnya, membuat perencanaan strategis manajemen pengetahuan di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, salah satu pusat penelitian di LAPAN.

To LAPAN is research institute aerospace area, knowledge asset which can in the form of research individual along with its experience, result of research, and also supporter infrastructure like process, organizational and method, require to be managed by signijikan to reach vision and its mission. Applying of knowledge management passing strategic plan do step early conducting to research condition of internal and external use SWOT analysis. Its result got by LAPAN reside in on course the Threat -Weakness quadrant. Here in after done by mapping of knowledge and knowledge management with NASA as its comparator, so that got result of LAPAN is including not yet optimal in applying Knowledge management. The next step is making knowledge management strategic plan at Pusat Teknologi Wahana Dirgantara one of the research center in LAPAN."
2004
JUTE-XVIII-4-Des2004-314
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Jamil
"Industri dirgantara saat ini sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan sangat berguna bagi industri lainnya. Pengetahuan dalam industri dirgantara dapat ditemukan pada kelompok penelitian dan komunitas yang menjalankan fungsi penelitian maupun pengembangan. Organisasi dirgantara bercirikan teknologi yang kompleks, rumit, terampil dan mahal. Oleh karena itu, pengetahuan harus dikelola dengan baik. LAPAN merupakan lembaga yang melaksanakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan dirgantara. Penerapan manajemen pengetahuan (MP) merupakan salah satu target organisasi. Berdasarkan laporan evaluasi capaian rencana induk TI, salah satu permasalahan yang ditemukan adalah implementasi manajemen pengetahuan tidak berhasil (not achieved). Organisasi yang bermaksud mengimplementasikan MP, perlu mengetahui terlebih dahulu apakah organisasi tersebut telah siap. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan MP di LAPAN dan memberikan rekomendasi. Kerangka kesiapan dibangun dari analisis faktor penentu keberhasilan, fondasi MP, dan pendukung MP. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan penentuan bobot faktor menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LAPAN sudah siap untuk implementasi MP namun perlu perbaikan dengan nilai 79,2%. Rekomendasi bagi organisasi diantaranya adalah membangun struktur organisasi MP, menyusun strategi MP, mengoptimalkan sarana berbagi pengetahuan dan menyusun kebijakan dan standar.

Aerospace industry plays an important role in economic growth and useful for the other industries. Knowledge in the aerospace industry can be found in research groups and communities which carry out functions both in design and development programs. Aerospace instituion characterized by complex, complicated, skilled and expensive technologies. Therefore, knowledge should be managed properly. LAPAN is an institution that carries out tasks in the field of aerospace research and development. The implementation of KM is one of the organizational targets. The IT master plan evaluation report stated that one of the problems it had founded, that the implementation of knowledge management was not achieved and before an organization implements KM, it is necessary to know whether the organization is ready. This study aims to measure the KM readiness at LAPAN and provide recommendations. The readiness framework is built from the analysis of critical success factors, KM foundations, and KM enablers. Data collection using a questionnaire with a Likert scale and determining the weight of the factor using the analytical hierarchy process (AHP). The results of this study indicate that LAPAN is ready for KM implementation but need improvements with a value of 79.2%. The recommendations for the organizatation is to build KM organizational structure, develop an KM strategy, optimize the medium of knowledge sharing and arrange a policies and standards."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wigati
"Bagi LAPAN sebagai lembaga penelitian di bidang antariksa, asset pengetahuan yang bisa berupa individu peneliti beserta pengalamannya, hasil penelitian, serta infrastruktur pendukung seperti proses, organisasi dan metode, perlu dikelola secara signifikan untuk mencapai visi dan misinya.
Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) melalui suatu perencanaan strategis dengan langkah awal melakukan penelitian kondisi lingkungan internal dan eksternal menggunakan analisa SWOT. Hasilnya didapat LAPAN berada pada posisi kuadran Threat-Weakness. Selanjutnya dilakukan pemetaan pengetahuan dan manajemen pengetahuan dengan NASA sebagai pembandingnya, sehingga didapat hasil LAPAN termasuk belum optimal dalam menerapkan manajemen pengetahuan.
Langkah berikutnya, membuat perencanaan strategis manajemen pengetahuan di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, salah satu pusat penelitian di LAPAN.

LAPAN is research institute for aerospace scope, many kind of resource asset is scientist included their experience, result of examination and infrastructure institution like organization, method and process needed to be empowered deeply to achieve their vision and mission.
Application of knowledge management in the strategic plan with start at examination in internal and external area concern used The SWOT analysis. The result SWOT analysis shows that LAPAN condition in the Threat-Weakness quadrant. More application done at mapping the knowledge and knowledge management to be compare with NASA. And result saw that LAPAN still not optimal yet in applies of knowledge management.
Further more make strategic plan for knowledge management in Pusat Teknologi Wahana Dirgantara one of center examination in LAPAN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Jamil
"Industri dirgantara saat ini sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan sangat berguna bagi industri lainnya. Pengetahuan dalam industri dirgantara dapat ditemukan pada kelompok penelitian dan komunitas yang menjalankan fungsi penelitian maupun pengembangan. Organisasi dirgantara bercirikan teknologi yang kompleks, rumit, terampil dan mahal. Oleh karena itu, pengetahuan harus dikelola dengan baik. LAPAN merupakan lembaga yang melaksanakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan dirgantara. Penerapan manajemen pengetahuan (MP) merupakan salah satu target organisasi. Berdasarkan laporan evaluasi capaian rencana induk TI, salah satu permasalahan yang ditemukan adalah implementasi manajemen pengetahuan tidak berhasil (not achieved). Organisasi yang bermaksud mengimplementasikan MP, perlu mengetahui terlebih dahulu apakah organisasi tersebut telah siap. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan MP di LAPAN dan memberikan rekomendasi. Kerangka kesiapan dibangun dari analisis faktor penentu keberhasilan, fondasi MP, dan pendukung MP. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan penentuan bobot faktor menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LAPAN sudah siap untuk implementasi MP namun perlu perbaikan dengan nilai 79,2%. Rekomendasi bagi organisasi diantaranya adalah membangun struktur organisasi MP, menyusun strategi MP, mengoptimalkan sarana berbagi pengetahuan dan menyusun kebijakan dan standar.

Aerospace industry plays an important role in economic growth and useful for the other industries. Knowledge in the aerospace industry can be found in research groups and communities which carry out functions both in design and development programs. Aerospace instituion characterized by complex, complicated, skilled and expensive technologies. Therefore, knowledge should be managed properly. LAPAN is an institution that carries out tasks in the field of aerospace research and development. The implementation of KM is one of the organizational targets. The IT master plan evaluation report stated that one of the problems it had founded, that the implementation of knowledge management was not achieved and before an organization implements KM, it is necessary to know whether the organization is ready. This study aims to measure the KM readiness at LAPAN and provide recommendations. The readiness framework is built from the analysis of critical success factors, KM foundations, and KM enablers. Data collection using a questionnaire with a Likert scale and determining the weight of the factor using the analytical hierarchy process (AHP). The results of this study indicate that LAPAN is ready for KM implementation but need improvements with a value of 79.2%. The recommendations for the organizatation is to build KM organizational structure, develop an KM strategy, optimize the medium of knowledge sharing and arrange a policies and standards"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusup Dias Ibrahim
"Pengetahuan merupakan sumber terpenting dan merupakan aset atau sumber daya strategis yang harus dimiliki oleh setiap jenis organisasi atau institusi, baik itu sektor swasta maupun sektor publik yang berorientasi produk atau layanan. LAPAN merupakan salah satu Lembaga penelitian negara yang sudah berencana untuk mengelola pengetahuan dengan baik. Hal tersebut terlihat dalam Master Plan Teknologi Informasi (MPTI) LAPAN 2014-2018 yang terdapat knowledge management (KM) didalamnya. Tetapi kenyataanya dalam evaluasi MPTI tersebut penerapan manajemen pengetahuan berstatus not achieved atau belum tercapai. Tidak adanya manajemen pengetahuan yang baik mengakibatkan timbul masalah pada sektor sumber daya manusia. Penelitian bersifat Mix Methods dan memiliki tujuan untuk merumuskan sebuah strategi KM yang sesuai dengan kebutuhan LAPAN. Penyusunan strategi tersebut akan dibagi menjadi dua tahapan yaitu mencari kebutuhan proses manajemen pengetahuan yang tepat sesuai dengan faktor kontingensi dalam teori solusi dan pondasi manajemen pengetahuan serta mencari kebutuhan pengetahuan yang diadopsi dari teori strategi manajemen pengetahuan Zack. Hasil dari penelitian ini adalah strategi mengembangkan manajemen pengetahuan LAPAN yang hanya perlu berfokus kepada 4 sub proses manajemen pengetahuan yaitu kombinasi, sosialisasi, eksternalisasi dan arahan lalu dipetakan sesuai dengan strategi bisnis LAPAN khususnya pada Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Detekgan).

Knowledge is an important resource and Knowledge is a strategic asset or resource that must be owned by every type of organization, both the private sector or public sector which is product or service oriented. LAPAN is research institutes that has planned to manage knowledge well. This plan can be seen on the 2014-2018 LAPAN Information Technology Master Plan (MPTI) which has knowledge management (KM) in it. But the fact, KM has not been applied in LAPAN. The lack of goods knowledge management in LAPAN can be effected in several problems in human resource area. This research is a mixed methods research that has the purpose of formulating KM strategies based on LAPAN needs. The strategy's formulation will be divide into two stages: finding the needs for an appropriate knowledge management process according to the contingency factors in the theory of knowledge management solutions and foundations and seeking knowledge needs adopting from Zack's knowledge management strategy theory. Developing knowledge management, LAPAN only needs to focus on four sub-processes of knowledge management: combination, socialization, externalization, and direction. The sub-process will be mapping against LAPAN's current knowledge needs at the Deputy of Aviation and Space Technology (Detekgan)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winarni
"Letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki hambatan dalam pemerataan pembangunan salah satunya karena jarak antar pulau yang sulit dijangkau. Alternatif solusi dalam mengatasi salah satunya yaitu teknologi keantariksaan seperti adanya teknologi pesawat kecil yang dapat menjangkau pulau-pulau terluar dan teknologi satelit yang dapat mempermudah penyampaian informasi dan komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor sukses MP keantariksaan, mengembangkan model manajemen pengetahuan yang sesuai untuk karakterikstik penyelenggara keantariksaan di Indonesia serta menyusun perencansan strategis MP Keantariksaan yang diharapkan dapat menjadi panduan dalam implementasi MP yang efektif untuk organisasi keantariksaan. Penyusunan model menggunakan pendekatan Grounded Theory dan studi kasus..Hasil dari penelitian mendapatkan faktor kesuksesan dalam implementasi MP ada 18 faktor, meliputi : KM Vision and Mission, KM Stratregy, KM Capturing, KM Sharing, KM Discovering, KM Application, Human Resources, Management Support, Expert network, Process Business, Learning, Collaboration and Teamwork, Culture, Strategy Organizatio, Leadership, Information Technology, Policy, Structure organization. Model yang terbentuk terdiri dari 6 layer, meliputi : (1)KM goals; (2)KM strategy; (3) KM system; (4) KM process; (5)KM Resources ; (6)KM enabler.

The geographical location of Indonesia, which is an archipelagic country, has obstacles in equitable development, one of which is because the distance between islands is difficult to reach. Alternative solutions to overcome one of them are space technology such as small aircraft technology that can reach the outer islands and satellite technology that can facilitate the delivery of information and communication.The purpose of this study is to identify the success factors of space management, develop a knowledge management model that is suitable for the characteristics of space operators in Indonesia and develop strategic planning for space management which is expected to be a guide in implementing an effective KM for space organizations. The modeling uses the Grounded Theory approach and case studies. The results of the study found that there were 18 success factors in MP implementation, including: KM Vision and Mission, KM Strategy, KM Capturing, KM Sharing, KM Discovering, KM Application, Human Resources, Management Support, Expert network, Business Process, Learning, Collaboration and Teamwork, Culture, Strategy Organization, Leadership, Information Technology, Policy, Structure organization. The formed model consists of 6 layers, including: (1) KM goals; (2) KM strategy; (3) KM system; (4) KM process; (5) KM Resources ; (6)KM enablers."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Fathoni
"Tujuan dari tesis ini adalah untuk melihat tingkat kesenjangan antara praktik manajemen pengetahuan Islam di lingkungan Direktorat Perbankan syariah Bank Indonesia (DPbSBI). Manajemen pengetahuan ini dilihat dari 2 aspek yaitu pengelolaan dan optimalisasi pengetahuan dengan menggunakan analisis importance-performance.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesenjangan antara persepsi ideal pegawai dengan implementasinya dalam pengelolaan maupun optimalisasi pengetahuan. Kesenjangan dalam pengelolaan pengetahuan ditemukan dalam pemahaman Al-quran dan hadits, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Terkait optimalisasi pengetahuan, kesenjangan terjadi hal transfer pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota.

The objective of this thesis is to clarify the discrepancy in the implementation of shuratic process at Directorate Sharia Banking of Bank of Indonesia. The management of knowledge can be analyzed by two aspects, i.e. management and optimalization of knowledge, using importance-performance analysis.
The result showed that there was a discrepancy between the ideal perceptions of officers and its implementation in management of shuratic knowledge or in optimalization of its benefits. The discrepancy in management of shuratic knowledge was found in the understanding of Al-quran and hadits, evaluation and sustainable improvement. In terms of optimalization of knowledge, the discrepancy occurred in transfer of knowledge of each officer through dimensions of social support, social participation and social relationship."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Mengelola pengetahuan memerlukan pemahaman perspektif yang tentu saja berbeda dengan cara mengelola tanah atau modal nyata karena mengelola pengetahuan terarah pada bagaimana memaanjemenai alasan orang dan bagaimana membuat keahlian dan kecakapan orang orang dapat diraih. Gamble dan Blackwel (2001: 16) menyatakan bahawa jika aset orang dan gagasannya tidak diamanjemeni maka pada dasarnya kita telah lalali memanejmeni bisnis inti yang dimiliki. Karena itu, mengingat sebagaian besar pengetahuan sifatnya tersirat (tacit) dan melekad dalam ide pertimbangan bakat akar penyebab hubungan timbal perspeltif dan konsep orang-orangmaka prnsip prinsip pengetahuan merupakan rambu rambu yang perlu ditaati dalam merambah belantara manajemen pengetahuan itu sendiri."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (04) April 2003: 9-15,
MUIN-XXXII-04-April2003-9
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sangkala
"Dunia bisnis dewasa ini tengah berada di dalam suatu kondisi, di mana tingkat persaingan sedemikian tinggi intensitasnya. Dalam kondisi demikian, perusahaan harus mampu menemukan berbagai terobosan-terobosan cerdas, agar tetap adaptif dengan tuntutan perubahan Iingkungan. Kondisi ini tentu saja tidak jauh berbeda dengan industri periklanan. Alasannya, selama lima tahun terakhir ini (1999-2004) jumlah perusahaan periklanan yang ikut bersaing memperebutkan belanja iklan di DKI Jakarta semakin banyak. Buktinya pada tahun 1999 jumlah perusahan periklanan yang ada di DKI Jakarta hanya sebanyak 109 buah. tetapi pada tahun 2004 sudah mencapai 188 buah. Sementara belanja iklan lima tahun lalu (1998) hanya berkisar Rp. 3.7, nemun pada tahun 2004 sudah mencapai angka Rp. 23.6 trilyun.
Modal intelektual (intelectual capital) pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk yaitu modal manusia (human capital) dan modal struktural (structural capital). Namun dalam berbagai literatur ditemukan pula, bahwa pengelolaan modal intelektual memerlukan peran jalur penciptaan nilai (value creation path) dan manaiemen pengetahuan (knowledge management). Studi tentang pengelolaan modal intetektual dikelompokkan ke dalam dua bidang yaitu Value Creation dan Value Extraction. Dalam studi ini difokuskan kepada Value Creation, yaitu aktivitas menciplakan pengetahuan, di mana pengetahuan yang tercipta tersebut selanjutnya diubah ke dalam bentuk inovasi-inovasi yang bemilai komersil (intellectual assets). Sedangkan inovasi-lnovasi yang bernilai komersil (intellectual assets) yang ingin dilihat sebagai iuaran dan sekaligus menjadi aspek yang dipengaruhi oleh pengelolaan komponen modal intelektual, jalur penciptaan nilai dan manajemen pengetahuan pada perusahan periklanan di DKI Jakarta adalah materi iklan. Berangkat dart latar belakang pemikiran tersebut selanjutnya dirumuskan pokok permasalahan penelitian ini, yaitu bagaimana struktur hubungan antara modal manusia, modal struktural, jalur penciptaan nilai, dan manajemen pengetahuan dengan materi iklan (aset intelektual) dalam konteks perusahaan periklanan yang ada di DKI Jakarta? Untuk dapat menjawab pokok pemasalahan tersebut, maka tipe penelitian yang dipergunakan adalah eksplanatif dengan teknik anelisis Structural Equation Modelling (SEM). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi.
Setelah melalui uji statistik ditemukan, bahwa pengaruh modal manusia dan modal struktural terhadap materi iklan ternyata tidak langsung, tetapi dimediasi oleh peran komponen jalur penciptaan nilai dan manajemen pengetahuan. Artinya, efektivitas peran modal manusia dan modal struktural dalam penciptaan materi iklan tergantung kepada seberapa besar peran jalur penciptaan nilai dan manajemen pengetahuan dalam memediasi kedua komponen modal intelektual.

Business world these days is residing in an condition, whereabout the high intensity of competion. In a sucb condition, company have to find various smart breakthrough, so that remain adaptif with the environmental change. This condition of course do not far diffe from the advertising industry. Its reason, during the last five years (1999- 2004) amount of advertising agencies which involed in competing for the advertisement s expenses in DKI Jakarta more and more. In fact if in 1999 amount of advertising agencies in DKI Jakarta only as much as 109 companies, but in the year 20 the figure have reached 188 companies. While the advertisement expenses in the year 1 98 only about Rp 3.7 trilion then in the year 2004 have reached the number Rp 2 ,6 trilion.
Intellectual capital can be grouped into two arm that is human capital and structural capital. However, in some other literature founded, the management of intellectual capital needs the role of value creation path and knowledge management. Study about intellectual capital management grouped into two area that is Value Creation and Value Extraction. However this study is focused on value creation that is activity of knowledge creation its self, whereabout knowledge created is hereinafter altered into commercial valuable innovations form (intellectual assets). What wish seen as output as well become the aspect influenced by intellectual capital component management, value creation path, knowledge management with the intellectual assets in context of advertising agencies in DKI Jakarta? To reply the research problem formulated, hence research approach used id explanative and the Structural Equation Modelling (SEM) as a technique analyst. The analyze leel unit for this research is organization.
After passing statistical test, it founded, that influence of human capital and structural capital to advertising materials in fact is indirectly, but its mediator by the component of role value creation path and knowledge management. Its means, effectiveness of the role human capital and structural capital in creation of advertising materials depended on how big the role of value creation path and knowledge management in facilited or mediator form both intellectual capital components.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
D826
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam manajemen pengetahuan terdapat persoalan dan kebingunan yang terjadi baik yang menyangkut konsepsi pegngetahuan itu sendiri maupun praktek manajemen pengetahuan. Selain itu semakin luas dan kompleksnya kajian manajemen pengetahuan dapat memperparah kebingungan tersebut. ALternatif solusinya adalah pertama, melakukan klarifikasi atas konsepsi pengetahuan; dan yang kedua, mengupayakan pemetaan atas hasil kajian manajemen pengetahuan yang ada selama ini. Manfaat dari upaya ini tentu menyediakan petunjuk bagi praktek manajemen pengetahuan dan arahan bagi solusi atas persoalan pengetahuan dalam organisasi, serta memberikan peta peluang bagi pengembangan teori manajemen pengetahuan."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (04) April 2003: 3-8,
MUIN-XXXII-04-April2003-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>