Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Anggraini
"Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Puskesmas Pagerbarang merupakan Puskesmas dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Tegal. Metode penelitian Cross Sectional. Proses pengumpulan data Mei?Juni 2014. Sampel 164 orang.Hasil analisis memperlihatkan kejadian anemia (33,5%) dan yang mempunyai hubungan dengan anemia:pendidikan (OR = 2,35), keberdayaan perempuan (OR = 3,03), pengeluaran (OR = 3,98), pekerjaan suami (OR = 2,42), status gizi (OR = 10,46), infeksi/penyakit kronik (OR = 3,35), umur (OR = 3,15), paritas (OR = 3,29), pemeriksaan kehamilan (OR = 2,52), konsumsi fe (OR = 2,6), dan lokasi pelayanan kesehatan (OR = 3,29).

Anemia is a condition in which the hemoglobin levelis lower than normal. Pagerbarang health centeris a Health Center with the highest maternal anemia in Tegal regency. Methods Cross-sectional study. The process of data collection from May to June2014. Samples 164 people. The results of the analysis showed the incidence of anemia(33.5%) and having a relationship with anemia: education (OR =2.35), the empowerment of women (OR =3.03), spending(OR =3.98), husband's work (OR =2.42), nutritional status (OR =10.46), infectious/chronic disease (OR =3.35), age (OR =3.15), parity (OR =3.29), prenatal care (OR =2.52), fe consumption (OR =2.6), and the location of health services (OR =3.29)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girry Al Farisy
"Di Indonesia, prevalensi anemia di masyarakat sebesar 14,8%. Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi terkena anemia sehingga dapat berdampak pada kemampuan siswa di sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan asupan zat besi pada anak usia sekolah (13-18 tahun). Data didapatkan dari 90 subyek yang merupakan santri pondok pesantren menggunakan kuesioner food records untuk mengetahui asupan zat besi dan skrining Hb menggunakan alat ukur Hb digital untuk mengetahui status anemia. Dari penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 33,33% dan 98,89% subyek dengan asupan zat besi kurang. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Fisher's Exact Test dan didapatkan p=1,00 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara status anemia dengan asupan zat besi.

In Indonesia, the prevalence of anemia in the community is 14.8%. School-age children is a group of community who are in high risk of anemia which may affect their ability in school. This study uses cross-sectional design to measure the prevalence of anemia and its relation with iron intake in school-age student (13-18 years old). Data were obtained from 90 subjects from an Islamic boarding school using food records questionnaires to measure the iron intake and hemoglobin screening using a digital measuring device to determine the status of anemia. The result shows that the prevalence of anemia was 33,33% while the amount of subject with lack of iron intake was 98,89%. Data were analyzed using Fisher's Exact Test test and obtained p = 1.00, which means there is no significant difference between anemia status and iron intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Ratna S.
"Ruang lingkup dan metodologi penelitian:
Anemia pada tenaga kerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja wanita melalui program penanggulangan anemia dan perbaikan gizi. Sampel berjumlah 44 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik, dan laboratorium (Hemoglobin dan tinja), penilaian pengetahuan mengenai anemia dan gizi, penilaian pola makan dan asupan makanan (energi, protein, zat besi), pengumpulan data sekunder. Intervensi yang dilakukan adalah; 1. Pemberian tablet besi folat (200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat) seminggu 1 x 1 tablet, selama 16 minggu, pada waktu hid diberikan setiap hari 1 x 1 tablet, 10 hari berturut-turut, 2. Obat cacing (Pyrantel Pamoat 500 mg), dosis tunggal, 3. Penyuluhan mengenai makanan bergizi. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari keluhan subyektif, infestasi cacing, kadar Hb, skor pola makan dan asupan makanan, sebelum dan setelah intervensi.
Hasil dan kesimpulan:
Dari 44 tenaga kerja wanita ditemukan 12 orang (27,27%) menderita anemia, 7 orang diantaranya dengan infestasi cacing positif. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah, status gizi, pengetahuan, pola makan dan asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar Hb rata-rata sebesar 1,83 g% (SD ±0,51) dari rata-rata 10,56 g% menjadi 12,36 g%, selain itu terdapat penurunan keluhan subyektif, peningkatan skor pola makan dan asupan makanan secara bermakna p < 0,05.

A Study on the Nutritional Deficiency Anemia of the Production Female Workers of PT.BPB, Jakarta, 2000The scope and methodology of the study
Anaemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity. This study involves intervention that is aimed to increase the health of the female workers by means of anaemia prevention and nutrition improvement. The approach used to perform data gathering from a sample of 44 person includes, observation, interviews, physical examination, laboratory testing (haemoglobin and feces), measurement of their knowledge level on anaemia and nutrition, examination on the consumed food quality and eating habit, and the use of secondary data pool. Performed interventions include; 1. Providing folat iron tablets (200 mg ferro sulfat and 0,25 mg folat acid), 1 tablet per week for 16 weeks. During menstruation period the dosage is changed to ] tablet daily for 10 days, 2. Providing worm tablets (Pyrantel Pamoat, 500 mg) single dosage, 3. Awareness program on healthy food. The evaluation of interview results is performed by comparing the changes in subjective complaints, worm infestations, haemoglobin level, scoring on consumed food quality and eating habit before and after the intervention.
Result and conclusion
Out of 44 female workers, 12 persons (27.27 %) were found to suffer from anaemia, 7 of them with worm infestation. Other factors that causes anaemia, based on the study, included nutrition status, awareness of consumed food quality and eating habit. After 16 weeks intervention, haemoglobin was sucessfully increased by 1.83 g% (SD ±0,51) from an average of 10,56 g% to 12,36g%, in addition, decrease in subjective symptoms, improvement of consumed food quality and eating habit were also noted."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Stewart Narpati
"Anemia pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan serta menyebabkan prestasi yang berkurang. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu propinsi yang memiliki paling banyak anak-anak dengan gizi buruk di Indonesia. Survey sebelumnya menemukan bahwa prevalensi STH pada populasi mencapai 30%. Studi ini bertujuan mengetahui prevalensi dan hubungan antara infeksi cacing tambang dan anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Desain studi adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari Departemen Parasitologi, FKUI pada April 2011.
Data untuk analisis diperoleh dengan mengambil sampel tinja dan darah dari anak-anak sekolah berusia dibawah 18 tahun pada Mei 2010. Infeksi cacing tambang ditentukan dengan metode konsentrasi formol-ethyl asetat. Pemeriksaan kadar haemoglobin menggunakan mesin Sysmex KX21. Jumlah partisipan adalah 262 anak, dan 10.3% termasuk dalam kategori anemia. Dari 94.7% yang mengumpulkan sampel tinja, 10.0% anak terinfeksi oleh cacing tambang, dan dari anak-anak yang terinfeksi, 20.0% persen tergolong anemia, dibandingkan dengan 9.0% dari yang tidak terinfeksi oleh cacing tambang.
Hasil analisa multivariat yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kasus anemia antara anak-anak yang terinfeksi cacing tambang dibanding dengan yang tidak terinfeksi cacing tambang (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi cacing tambang dan status anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Pengobatan cacing dan anemia harus diberikan untuk semua anak yang menderita. Edukasi perlu diberikan kepada semua orang mengenai infeksi cacing dan anemia.

Anemia in children could lead to stunted growth and intellectual retardation. East Nusa Tenggara is one of the provinces with the highest percentage of ‘very thin’ children in Indonesia, and the hygienic behavior was also very low. A preliminary survey showed that the prevalence of STH was as high as 30%. This study aimed to explore the prevalence of hookworm infection and anemia in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara, and to investigate the relationship between those two variables. This was a cross sectional study using secondary data provided from the Department of Parasitology, FKUI on April 2011.
Blood and stool samples were collected from children aged below 18 years old living in Nangapanda Subdistrict on May 2010. Hookworm eggs examination in the stool was performed using the formol-ethyl acetate concentration method. Haemoglobin levels were measured using the blood analyzer Sysmex KX21.There were 262 children participated in this study. 10.3% were anemic. 94.7% of the participants collected their stool samples, and 10.0% of them were infected with hookworms. 20.0% of those infected with hookworms were also anemic, compared to 9.0% of those with no hookworm infection.
Multivariate analysis showed that (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). No significant association was found between hookworm infection and anemia in the children living in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara. Treatment of hookworm infection and anemia should be done for those who are infected. Health promotion regarding hookworm infection and anemia should be given to everyone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Eliana
"Seiring dengan kemajuan tingkat perawatan kesehatan dan penurunan jumlah kelahiran, maka jumlah penduduk usia lanjutpun akan semakin meningkat. Keadaan ini tidak hanya terjadi di negara-negara industri tapi juga pada negara-negara berkembang. Di wilayah Asia Tenggara proporsi penduduk berumur Iebih dari 60 tahun akan meningkat dari 5 % pada tahun 1950 menjadi 11,25 % pada tahun 2050. Di Indonesia berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 1990-2025 dari Badan Pusat Statistik didapatkan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1992 usia harapan hidup penduduk Indonesia 62,34 tahun dan pada tahun 1997 menjadi 64,25 tahun, sedangkan pada tahun 2002 diperkirakan dapat mencapai usia 68,23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia lanjut akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005-2010 jumlah usia lanjut diperkirakan sekitar 19 juta jiwa atau 8,5 % dari seluruh jumlah penduduk.

Along with the progress of health care levels and the decrease in the number of births, the number of elderly people will also increase. This situation not only occurs in industrialized countries but also in developing countries. In the Southeast Asian region, the proportion of the population aged 60 years and older will increase from 5% in 1950 to 11.25% in 2050. In Indonesia, based on population projection data for 1990-2025 from the Central Statistics Agency, an increase in life expectancy was obtained. In 1992 the life expectancy of the Indonesian population was 62.34 years and in 1997 it was 64.25 years, while in 2002 it was estimated to reach 68.23 years, thing this shows that the number of elderly population will increase from year to year. In 2005-2010 the number of elderly people was estimated at around 19 million people or 8.5% of the total population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Novi
"Anemia merupakan salah satu masalah utama di Indonesia Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi terutama pada anak usia dibawah 5 tahun Pada umumnya prevalensi anemia lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki laki Anemia memberikan dampak pada proses tumbuh kembang anak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan faktor faktor yang berhubungan pada anak usia 3 9 tahun Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional Penelitian dilakukan di Pesantren Tapak Sunan Condet pada tanggal 19 januari 2011 Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 3 9 tahun Pemilihan sampel dilakukan dengan total sampling dengan total sampel yang didapat yaitu 51 anak Data yang digunakan adalah data primer yaitu usia jenis kelamin dan kadar hemoglobin Variabel terikat yaitu anemia dan variabel bebas yaitu usia dan jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada anak usia 3 9 tahun sebesar 25 5 dengan rincian pada anak usia 3 6 tahun sebesar 25 dan pada anak usia 7 9 tahun sebesar 28 6 sementara prevaleni anemia pada anak perempuan sebesar 39 1 dan anak laki laki sebesar 14 3 Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan anemia Fisher p 1 000 tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan anemia Chi square p 0 043 Prevalensi anemia pada penelitian ini masih tinggi Oleh karena itu untuk mengurangi prevalensi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan gizi terhadap anak dengan memberikan zat gizi mikro seperti vitamin A vitamin B9 vitamin B12 dan zat besi

Anemia is a serious public health problem in Indonesia It is commonly affecting 1 to 4 years old children Generally prevalence of anemia is higher in girls than boys Anemia is negatively impacts children growth and develpoment This study aims to determine the prevalence of anemia and its associated factors This study used cross sectional survey The sample included 51 children aged 3 to 9 years old in Tapak Sunan Condet 2011 The data that used are age sex and hemoglobin concentration Dependent variable is anemia and independent variable are age and gender Result revealed that 25 5 of 3 to 9 years old chidren were anemia Anemia prevalence was lower in 3 6 years old children 25 than 7 9 years old children 28 6 The prevalence of anemia is higher in girls 39 1 than boys 13 9 Age of the children was not significantly associated with anemia Fisher p 1 000 Meanwhile sex of the children was significantly associated with anemia Chi square p 0 043 The control of anemia should be considered as serious health problem in Indonesia Micronutrient intake of children such as vitamin A vitamin B9 vitamin B12 and iron should be increased to overcome this problem"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Nur Hidayati
"Anemia hampir terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang berisiko terjadi anemia. Dampak anemia dalam kehamilan sangat luas baik mulai dari kehamilan itu sendiri sampai melahirkan dan nifas. Secara tidak langsung anemia merupakan penyebab kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chisquare. Sampel penelitian sebanyak 110 responden yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,3% responden mengalami anemia dalam kehamilan. Rata-rata Hb adalah 11,5 gr%. Hb terendah 10 gr% dan Hb tertinggi 13 gr%. Analisi bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan anemia (OR=3,04; CI 95%=1,3-7,4), jarak kehamilan (OR=0,017; CI 95%=1,3-6,3), paritas (OR=0,026; CI 95%=1,2-6,7). Terdapat juga hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan (0,038; 1,1-5,6), edukasi gizi/konseling gizi (0,023; 1,3-11,4), dan pemberian tablet Fe (0,005; 1,6-13,3). Perlu adanya konseling gizi/edukasi gizi baik secara individu maupun kelompok untuk menurunkan kejadian anemia.

Anemia occurs in almost all over the world, especially in developing countries,including Indonesia. Pregnant women are one of the vulnerable groups at risk of nutritional anemia. Impact of anemia in pregnancy is very wide both starting from the pregnancy itself until delivery and postpartum. Indirectly anemia is a cause of morbidity and mortality both mother and \ baby. This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women with a crosssectional design were analyzed using chi-square test. The research sample of 110 respondents conducted in West Jakarta District Health Clinics Palmerah in May 2013. The results showed as much as 37.3% of respondents experienced anemia in pregnancy. The average hemoglobin was 11.5 g%. Lowest Hb 10 g% and the highest Hb 13 g%. Bivariate analysis showed a significant relationship between age and anemia (OR = 3.04; 95% CI = 1.3 to 7.4), spacing of pregnancy (OR =0.017; 95% CI = 1.3 to 6.3) , parity (OR = 0.026; 95% CI = 1.2 to 6.7). There is also a significant correlation between the pattern of food consumption (0.038; 1.1 to 5.6), nutrition education / nutrition counseling (0,023; 1.3 to 11.4), and Fe tablet (0.005; 1.6 to 13 , 3). Need for nutritional counseling / nutrition education,both individually and collectively to reduce the incidence of anemia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessya Nazzala
"Anemia adalah kondisi konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah normal berdasarkan kelompok umur jenis kelamin dan kehamilan Kejadian anemia di Indonesia masih cukup banyak terutama pada anak anak Tingginya prevalensi anemia di negara berkembang seperti Indonesia berhubungan dengan tingginya kejadian malnutrisi akibat rendahnya kemampuan ekonomi Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan risiko wasting pada anak usia 3 sampai 9 tahun di Pesantren Tapak Sunan Condet Jakarta Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011 dengan metode pemilihan sampel total sampling Data yang dikumpulkan berupa usia jenis kelamin berat badan tinggi badan dan kadar Hb Data data tersebut kemudian diolah menggunakan Epi Info dan SPSS Dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 50 subjek penelitian mayoritas berjenis kelamin laki laki 56 dan berusia 3 6 tahun 86 Dari 50 subjek 13 di antaranya menderita anemia 26 dan enam di antaranya mengalami risiko wasting 12 Satu dari enam anak dengan risiko wasting juga menderita anemia 16 67 Uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara risiko wasting dengan prevalensi anemia p 0 578

Anemia is a condition when the hemoglobin concentration or the amount of red blood cells is below the normal level in terms of age cluster sex and pregnancy In Indonesia anemia is one of the major problem especially in children High number of anemia prevalence in the developing nation such as Indonesia is related to the high number of malnutrition as the cause of the low economic level This study aims to find out the prevalence of anemia and its association with mild wasting in 3 9 years old children at Tapak Sunan Islamic Boarding School Condet Jakarta The cross sectional design was used in this research and the sample was chosen by total sampling The data which include age sex body weight body height and hemoglobin concentration was taken on 19th January 2011 After that the data is processed by using Epi Info and SPSS From 50 subjects involved in this study 56 are male and 86 are 3 6 years old chidren 13 subjects 26 are suffered from anemia while 6 subjects 12 are suffered from mild wasting Besides that one of six children with mild wasting 16 67 is also suffered from anemia The chi square test shows that there is no significant association between mild wasting and the prevalence of anemia p 0 578
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ratnawati
"Remaja putri di Indonesia 57,1% nya menderita anemia (Depkes, 2004 ). Hal ini merupakan masalah yang penting bagi remaja putri karena akan berdampak pada kesehatan reproduksi, padahal mereka merupakan calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus. Pengetahuan remaja putri tentang anemia akan mempengaruhi kualitas kesehatannya. Untuk menggambarkan pengelahuan remaja putri tentang anemia dilakukan penelitian dengan desain deskriptif sederhana pada 77 sampel yang dipilih secara simple random sampling di SMUN 81 pada 3 Desember 2004. Penelitian ini menggunakan kuesioner daiam bentuk tes. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 31,17% responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang anemia, dan 68,83% mempunyai tingkat pengetahuan sedang, serta tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan rendah. Peneliti merekomendasikan agar area penelitian berikutnya dapat diperluas dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga akan lebih representatif dan hasilnya lebih memungkinkan untuk digeneralisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5363
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Prevalensi anemia pada kehamilan di Puskesmas Mojotengah kabupaten Wonosobo masih tinggi yaitu sebesar 87% pada tahun 2011, meskipun suplementasi tablet besi sudah dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cakupan asupan tablet besi dan absorbsi zat besi dengan kejadian anemia pada kehamilan di Puskesmas Mojotengah kabupaten Wonosobo tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan studi cross sectional pada bulan April ? Mei 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental, jumlah sampel yang diambil sebanyak 88 orang ibu hamil trimester II dan III.
Hasil penelitian menunjukan persentase kejadian anemia pada kehamilan sebesar 87.5%. Variabel yang diteliti adalah cakupan asupan tablet besi cukup sebesar, keteraturan minum tablet besi, minuman penyerta konsumsi tablet besi, suplemen penyerta konsumsi tablet besi, frekuensi minum teh sehari, jenis buah yang sering dikonsumsi, jenis sayur yang sering dikonsumsi, jenis lauk yang sering dikonsumsi.
Dari hasil analisis dari semua variable yang diteliti ditemukan tidak ada hubungan dengan kejadia anemia pada kehamilan. Namun untuk variable cakupan asupan tablet besi yang dikategorikan kurang memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami anemia pada kehamilan yaitu 3.9 kali. Memperluas sasaran penyuluhan tidak hanya ibu hamil akan tetapi WUS (Wanita Usia Subur) juga sangat penting untuk menjadi sasaran penyuluhan pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan.

The prevalence of anemia in pregnancy in the district health center Mojotengah Wonosobo still high at 87% in 2011, despite iron supplementation tablets have been implemented. This study aims to determine the relationship coverage of iron tablet intake and absorption of iron by the incidence of anemia in pregnancy at the Health Center Mojotengah Wonosobo district in 2012. The research was conducted with a cross bulkhead study in April-May 2012. Sampling was done by way of incidental, number of samples taken as many as 88 people trimester pregnant II and III.
The results showed the percentage incidence of anemia in pregnancy by 87.5%. The variables studied were coverage sufficient intake of iron tablets, order taking iron tablets, drinks accompanying the consumption of iron tablets, iron tablets supplements accompanying consumption, frequency of drinking tea a day, which is often consumed fruits, vegetables frequently consumed species, type of dish that is often consumed.
From the analysis of all variables under study found no association with Genesis anemia in pregnancy. But for variable coverage of iron tablet intake is categorized as less have a greater tendency to develop anemia in pregnancy is 3.9 times. Expanding the target extension is not only pregnant women but the WUS (women of childbearing age) is also very important to target prevention counseling and treatment of anemia in pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>