Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beti Sakawati Apriani
"RINGKASAN
Proses globalisasi yang terjadi di segala bidang terutama dalam bidang ekonomi dan telekomunikasi, mendorong negara-negara maju untuk lebih memperhatikan sumber daya yang dimiliki oleh negara berkembang. Relokasi industri negara maju ke negara berkembang terus berlangsung dan semakin gencar agar hasil produk mempunyai harga yang cukup bersaing.
Pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat ini mengakibatkan tuntutan pengadaan infrastruktur makin tinggi, termasuk kebutuhan listrik. Penyediaan listrik PLN mengalami pertumbuhan 15,5 % per tahun, tapi masih kurang cepat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 18,4 % dan menyebabkan daftar tunggu di PLN amat panjang. Kondisi ini merugikan dunia usaha.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan membuka industri pembangkit listrik bagi swasta. Walaupun kendala yang dihadapi untuk masuk ke industri ini cukup banyak, namun captive market yang ada cukup menarik bagi investor untuk mengusahakan pembangkitan listrik ini. Pihak pemerintah juga berupaya mengatasi kendala-kendala ini dengan dikeluarkannya UU No. 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan.
Investasi besar yang harus disediakan pada awal pembangunan menyebabkan terbatasnya pengusaha yang
ii
dapat masuk ke bisnis ini. Pembiayaan bagi proyek semahal ini harus direncanakan dengan hati-hati. Pinjaman luar negeri dengan bunga rendah dapat membiayai proyek ini. Namun dengan kebutuhan dana sebesar USD 200.000.000, batas kredit luar negeri yang diperkenankan pemerintah akan terlewati sehingga kemungkinan untuk mendapatkan ijinnya lebih kecil. Oleh karena itu alternatif strategi pembiayaan yang dapat dipilih untuk penyediaan dana proyek ini adalah dengan pinjaman dalam negeri dan didukung oleh investasi dari para pemegang saham.
Pendanaan sendiri dapat berupa saham individu atau saham publik yang dijual di pasar modal. Saham individu dapat dimiliki oleh beberapa pemegang saham baik pemegang saham pribadi (swasta) maupun pihak bank yang bersindikasi menjadi pemegang saham.
Proyek pembangkitan listrik tenaga gas turbin yang menggunakan gas bum! sebagai bahan bakarnya mempunyai beberapa kelebihan. Harga bahan bakarnya lebih murah dibanding dengan minyak bumi, sisa bakarannya lebih bereih, panas sisa pembakaran dapat digxmakan untuk keperluan usaha lain dan keuntungan yang didapat bagi investor cukup baik bila dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value-nya. Kelebihan-kelebihan ini merupakan perangsang bagi investor untuk menanamkan dananya dalam proyek ini."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agusto W. Adikara
"Perekonomian yang sifatnya semakin global telah raeningkatkan saling ketericaitan dan ketergantungan antar negara Oleh karena itu perubahan di suafci negara akan berdampak pada negara lainnya. Sebagai upaya untuk memanfaatkan globalisasi tersebut khususnya dikaitkan dengan tujuan jangka panjang di bidang ekonomi, pemerintah Indoensia telah melakukan serangkaian deregulasi. Deregulasi diberbagal sektor tersebut diharapkan akan mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu deregulasi yang dilakukan adalah di bidang investasi yang diharapkan akan msndarong foreign direct investment di Indonesia.
Salah satu sektor yang sedang berkembang dan diarahkan menjadi andalan ekspor Indonesia adalah komoditi kelapa sawit. Hal ini didukung oleh adanya comparative advantage bagi Indonesia pada komoditi ini. Dengan adanya deregulasi dan comparative advantage, beberapa investor Malaysia telah mulai menanamkan investasinya di Indonesia.
Malaysia telah lebih dahulu memiliki keunggulan bersaing di bidang kelapa sawit. Saat ini Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia Dengan pengalaman yang dimiliki, ditambah lagi dengan membaiknya harga komoditi kelapa sawit di pasar dunia, semakin banyak investor Malaysia yang mengarahkan investasinya ke Indonesia. Hal ini karena Indonesia memiliki lahan yang sesuai di samping banyaknya tenaga kerja yang tersedia Semakin tingginya minat investor Malaysia menanamkan investasinya pada komoditi kelapa sawtt di Indonesia, juga didorong oleh semakin sempimya lahan yang dimiliki Malaysia serta meningkatnya biaya produksi.
Dalam melakukan investasi, seorang investor akan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi modal yang ditaoamoya. Pertimbangan utama suatu investasi dilakukan adalah faktor risiko dan tingkat peogembalian modal. Semakin tinggi risiko atas suatu investasi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diminta.
Investasi yang dilakukan di luar negeri, apalagi jika penjualan produk untuk memenuhi permintaan di lebih dari satu negara dan bukan hanya untuk negara dimana investasi tersebut dilakukan, akan menghadapi berbagai risiko. Risiko tersebut akan mempenganihi ants kas perusahaan dan pada akhirnya tingkat pengembalian investasinya. Berbagai risiko yang muagkin dihadapi datam melakukan investasi di luar negeri antara lain risiko bisnis, risiko negara dan risiko nilai tukar mala uang.
Selanjutnya dalam melakukan investasi, investor akan dihadapkan pada darimana sumber pembiayaan untuk investasi tersebut Selain itu jugaperlu diperhitungkan komposisi modal dan pinjaman dalam struktur pembiayaannya. Hal ini akan merapengaruhi tingkat pengembalian dari modal yang diinvestasikan.
Memperhatikan berbagai risiko dalam investasi di luar negeri, investor dihadapkan pada alternatif apakah perusahaan selurubnya dimiliki oleh investor asing atau mengadakaan/otK/ venture dengan investor lokal. Pemilikan perusahaan seluruhnya oleh investor asing selain memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dalam melaksanakan kebijakan rmdti sourcing, juga memiliki kelemahan antara lain kurangnya pengenalan perusahaan atas kondisi suatu negara dimana investasi dilakukan.
Didalam melakukan analisis atas investasi yang dilakukan oleh investor Malaysia di Indonesia, ditempuh beberapa langkah perhitungan antara lain penentuati proyeksi nilai tukar, konversi pembiayaan dan pendapatan dari mata uang Dollar Amerika dan Rupiah ke dalam
Ringgit Malaysia, perhitungan cash flow, perhitungan IRR dan perhitungan ERR berdasarkan komposisi pembiayaan.
Nilai tukar dihitung dengan menggunakan technical forecasting dan fundamental forecasting. Technical forecasting menggunakan metode regresi sederhana taopa tetmik penghalusao. Berdasarkan metode tersebut diperoleh basil proyeksi nilai tukar pada suatu waktu tertentu, Sedangkan fundamental forecasting dicari dengan menggunakan metode purchasing power parity dan international fisher effect.
Hasil proyeksi nilai tukar yang akan digunakan dalam perhitungan cash flow, diuji terlebih dahulu dengan menggunakan coefficient of determination (R2). Dari hasil uji tersebut diperoleh coefficient of determination masing-masing sebagai berikut:
RM/USD Rp/USD
Metode Regresi R2= 0,81537 dan 0,9453
PPP R2 = 0,3395 dan 0,8641
fofL. Fisher Effect R2= 0,04478 dan 0,82
Berdasarkan hasil uji tersebut, metode yang dipilih untuk proyeksi adalah technical forecasting dengan regresi sederhana. Hal ini karena proyeksi yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut lebih mendekati kondisi riilnya yang berarti proyeksi dengan menggunakan metode tersebut lebih dapat dipercaya.
Setelah diperoleh proyeksi nilai tukar dan berdasarkan perhitungan project cost, disusun cash flow proyek. Cash flow tersebut disusun dengan menggunakan 10 macam komposisi modal terhadap equity. Dari perhitungan tersebut diperoleh IRR proyek serta ERR dari equity. IRR bervariasi dari 18,89% sampai dengan 20,69%. Semakin besar komposisi equity yang digunakan, IRR semakin besar. Sebaliknya semakin besar pinjaman yang digunakan sebagai sumber pembiayaan, semakin besar ERR dari equity. Hal ini berarti apabila hanya memperhatikan IRR, proyek layak untuk dilaksanakan dengan catatan lebih baik menggunakan equily yang sebesar-besarnya. Apabila lebih mengutamakan ERR dari equity sebagai pertimbangan dari investasi, investasi layak untuk dilaksanakan dengan catatan; jika dimungkinkan; lebih balk menggunakan pinjaman yang sebesar-besarnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi biaya, kecukupan biaya, dan fungsi manajemen dalam pembiayaan Program Jakarta Sehat. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa anggaran biaya Program Jakarta Sehat untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp 1,5 Trilyun dengan penyerapan sebesar 99,3% atau senilai Rp 1,49 Trilyun. Metode prospective payment yang digunakan perlu ditinjau lebih lanjut agar mencapai keseimbangan unit cost dan tarif pada rumah sakit. Mekanisme pengendalian dan evaluasi dilakukan satu bulan satu kali dengan melihat kepada output program. Efektivitas pembiayaan Program Jakarta Sehat belum tercapai secara optimal dan adil di kedua sisi pembuat kebijakan dan terutama pemberi pelayanan kesehatan. Uraian tugas manajerial secara lebih rinci perlu dicantumkan pada pedoman pelaksanaan. Perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif Program Jakarta Sehat dilihat sebagai sebuah sistem manajemen yang utuh.

This study's aim is to analyze the allocation of costs, cost adequacy, and management functions in "Jakarta Sehat" Program's financing. Based on the results of the research, it is known that the "Jakarta Sehat" Program budget for 2013 amounting to 1.5 trillion rupiahs with the absorption of 99.3% or 1.49 trillion rupiahs. Prospective payment method that is used needs to be reviewed further in order to achieve balance and unit cost rates at the hospital. Control mechanisms and evaluation conducted once a month by looking at the output of the program. "Jakarta Sehat" Program's financing effectiveness has not achieved optimally and fairly on both sides of the policy makers and health providers especially. The managerial job descriptions in more detail needs to be included in the guidelines for implementation. It's important to evaluate "Jakarta Sehat" Program in a comprehensive seen as a complete management system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Adriani
"ABSTRAK
Strategi bersaing yang tepat adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan di dunia usaha. Salah satu hal yang termasuk dalam strategi bersaing suatu perusahaan adalah strategi dalam pengelolaan keuangan pemsahaan atau strategi keuangan. Strategi keuangan ini meliputi strategi pengelolaan aktiva dan kewajiban.
Untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan menetapkan strateginya dalam mengelola keuangannya, penulis mengadakan penelitian pada sebuah perusahaan pembiayaan, yaitu FT X. Dalam menganaltsa hal tersebut, penulis pertama-tama menganalisa rasio-rasio keuangan yang ada di FT X tersebut. Analisa rasio-rasio ini, penulis melakukannya dalam dua cara yaitu pertama dengan menganalisa rasio keuangan FT X itu sendiri untuk periode-periode tertentu dan yang kedua dengan menganalisa rasio
keuangan FT X bila dibandingkan dengan rasio keuangan industri sewa guna usaha.
Dari J analisa yang telah dilakukan, pada umumnya FT X menunjukkan kinsrja yang baik dalam
mengelola keuangannya. Hal-hal yang menurut penulis perlu diperhatikan adalah antara lain pengelolaan kas serta kebijakan pembagian dividen. Pengelolaan kas ini perlu diperhatikan karena rasio likuiditasnya menunjukkan kecenderungan yang terus menurun serta nilainya yang cukup rendah bila dibandingkan dengan industri. Untuk kebijakan pembagian dividen hal yang perlu diperhatikan adalah besarnya fluktuasi nilai dividen yang dibagikan. Sedangkan hal lain adalah perlunya kebijakan lain dalam menunjang kebijakan* memperbesar penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan, seperti pemilihan calon
lessee yang lebih selektif lagi sehingga dapat meminimalkan kemungkinan kemacetan pembayaran sewa guna usaha.
Setelah menganalisa rasio-rasio keuangan, selanjutnya penulis menganalisa penetapan suku bunga sewa guna usaha yang dijalankan PT X. Hal ini sangat penting karena suku bunga sewa guna usaha merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Penetapan suku bunga yang terlalu tinggi akan membuat bunga sewa guna usaha PT X tidak kompetitif di pasaran, sedangkan bila terlalu rendah maka akan dapat merugikan perusahaan.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba membandingkan dasar penetapan bunga sewa guna usaha yang dilakukan selama ini oleh PT X dengan dasar. penetapan bunga berdasarkan metode WACC. Penetapan bunga yang selama ini dilakukan perusahaan adalah dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pinjaman yang terjadi, sedangkan metode WACC selain memperhitungkan biaya pinjaman juga memperhitungkan biaya saham.
Dari analisa yang dilakukan didapatkan perbedaan yang cukup berarti pada batas bawah biaya modal yang terjadi pada kedua metode penghitungan di atas. Marjin yang sesungguhnya terjadi, berdasarkan metode WACC, lebih kecil dari pada marjin yang diharapkan, berdasarkan perhitungan yang selama ini dijalankan. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya PT X menggunakan metode WACC sebagai dasar penetapan bunga sewa guna usaha."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010
658.15 IMP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hedi Primajar
"ABSTRAK
Pendanaan proyek (project financing) merupakan pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk pembangunan proyek tertentu dan pengembaliannya dikaitkan dengan proyeksi arus kas yang dihasilkan oleh proyek tersebut. PT. ABC yang memiliki ijin untuk membangun sarana telepon tetap nirkabel akan menggunakan metode ini untuk pendanaan proyeknya.
Pilihan pendanaan dapat berupa hutang investasi dari bank atau obligasi yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Kajian kelayakan suatu proyek untuk masing-masing metode pendanaan akan difokuskan pada parameter-parameter keuangan yang dianggap dapat menunjukkan kemampuan proyek memenuhi kewajibannya dan
memberikan return yang disyaratkan pemberi pinjaman dan pemilik ekuitas. Analisa yang dilakukan meliputi analisa cash flow, net present value dari proyek, interest rate ratio, payback period, return on equity ratio, dan cash coverage ratio untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Analisa sensitifitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari proyek menghasilkan arus kas pada kondisi-kondisi yang berbeda, yaitu kenaikan pulsa hanya 8,5% setiap 2 tahun sampai tahun 2010, kenaikan biaya operasional menjadi 15% per tahun, kenaikan bunga bank sebesar 5% per tahun, dan depresiasi nilai rupiah terhadap mata uang US$ sebesar 1% per tahun.
Kesimpulan dan saran dari karya akhir ini diberikan untuk perusahaan dalam menentukan metode pendanaan yang paling sesuai ditinjau dari resiko-resiko yang mungkin terjadi dan kemungkinan pengembangan karya akhir ini.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifandi
"Laporan magang ini berisi mengenai tinjauan atas siklus pendapatan pada PT M2A. Pendapatan PT M2A merupakan pendapatan yang berasal dari pelayanan jasa internet yang diberikan kepada para pelanggannya. Pengakuan pendapatan atas jasa yang dilakukan tersebut berdasarkan basis akrual. PT M2A menggunakan metode percentage of completion ketika terjadi kontrak jangka panjang. Secara garis besar siklus pendapatan pada PT M2A dimulai dari penerimaan pelanggan, proses penagihan, pengakuan pendapatan dan yang terakhir adalah proses penerimaan kas. Keseluruhan proses tersebut diatur di dalam sebuah buku standar operasional prosedur perusahaan. Kesimpulan dari laporan magang ini adalah proses pengakuan pendapatan pada siklus pendapatan yang dilakukan oleh PT M2A telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

This internship report contains the review of the revenue cycle in PT M2A. Revenue of PT M2A is an income from the internet services provided to its customers. The recognition of revenue for services performed is based on the accrual basis. PT M2A using the percentage of completion method when there is a long-term contract. In general, the revenue cycle on PT M2A begins with customer acceptance, secondly is the process of billing, then revenue recognition, and the last is the cash receipts process. The entire process is regulated in a book of standard operating procedures of PT M2A. The conclusion of this internship report is the recognition of revenue in the revenue cycle by PT M2A has been in accordance with generally accepted accounting principle.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azwardy Azhar
"Manajemen likuiditas, meskipun suatu aspek yang sering diabaikan dalam manajemen keuangan, tetapi menempati bagian terbesar waktu dan perhatian manajer keuangan. Dengan pengertian kelemahan likuiditas berarti bahwa perusahaan tidak bias. mendapatkan keuntungan diskon dalam kesempatan usaha yang menguntungkan. Kelemahan likuiditas yang serius berarti bahwa perusahaan tidalc mampu membayar hutang-hutangnya saat lni atau kewajiban-kewajiban lainnya. Hal ini, dalam kondisi yang terburuk dapat menyebabkan ketidakmampuan membayar hutang dan dinyatakan pailit.
Para praktisi keuangan percaya bahwa ukuran tradisional likuiditas perusahaan (seperti rasio berjalan, rasio cepat dan bahkan modal kerja statis, dalam hal apakah sumber-sumber kas tunai selalu bias digunakan pada waktu yang ditentukan saat ini untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saat ini. Indikator-indikator likuiditas statis inenggarisbawahi pendekatan likuiditas pada analisa likuiditas daripada perhatian yang diabakan.
Berdasarkan sudut pandang ini, Gitman (1974) mulai memberikan saran menggunakan pendekatan operasionaI atau Cash Conversion Cycle (CCC) pada analisa likuiditas. CCC merupakan suatu ukuran dinamis manajemen likuiditas saat ini dengan pengertian bahwa ukuran tersebut menggabungkan neraca dan data data laporan pendapatan untuk membuat suatu ukuran yang menyatakan perbedaan waktu, diantara perusahaan yang melakukan pembayaran dan menerima arus kas. Dengan kata lain, ini merupakan interval waktu bersih diantara pengeluaran kas aktual pada perusahaan-perusahaan yang membeli sumber-sumber produktif dan penyelesaian penerimaan kas dari penjualanpenjualan produk.
PeneIitian ini meneliti manajemen CCC perusahaan atas industri properti di Indonesia, melibatkan hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan. (ROA) , implikasi kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV), mempengaruhi manajemen likuiditas (CCC) terhadap nilai perusahaan (PBV),dan implikasi manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV). Penemuan-penemuan impiris untuk industri properti yang ditunjukkan oleh (CCC) - (ROA) mempunyai hubungan negatif yang signifikan. Secara umum, hasiI-hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa semakin pendek jangka waktu (CCC) semakin baik kinerja perusahaan (ROA). Selair itu, untuk industri. properti, kinerja perusahaan (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) dalam penelitian ini. Secara umum, basil penelitian menunjukkan manajemen likuiditas agresif dengan menurunkan (CCC) untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi dalam industri properti terutama untuk perusahaan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

Liquidity Management, though many limes a neglected aspect in financial management, occupies a major portion of a financial manager's time and attention. In a sense, a deficiency of liquidity implies that the firm is unable to take advantage of favorable discounts or profitable business opportunities. A serious insufficiency of liquidity means that the firm is lacking ability to pay its current debt or ather obligations. This may, in-its most severe condition, to insolvency and bankruptcy.
Financial Practitioners perceive that traditional measures of corporate liquidity ( such as the current ratio, the quick ratio and even net working capital) are static in terms of what cash resources are ready for use at a given moment in time to satisfy the current obligations. Static liquidity indicators underline basically a liquidation approach to liquidity analysis, rather than a going concern.
From this point qf view, Gilman ( 1974) starts to advocate the use of the operating_ approach - a Cash Conversion Cycle ( CCC) to liquidity analysis. The CCC is a dynamic measure of ongoing liquidity management in the sense that it combines both balance sheet and income statement data to genvratr: a measure that tells a time difference, between the company making payments and receiving cash flow. In the other words, it is the net time interval between actual cash expenditure on a firms purchase of productive resources and the recovery of cosh receipts. from product sales.
This study examines management of a firm's CCC of Property Industry in Indonesia, involve the relationship between liquidity management (CCC) and corporate Performance (ROA), implication corporate performance (ROA) to c ?rporate value (PBV), influencing liquidity management (CCC) to corporate value (PBV) , and implication liquidity management (CCC) and corporate performance (ROA) to corporate value (PBV). The empirical findings for property Industry shown (CCC) - (ROA) having significant negative relationship. In general, the results support previous studies that a lower (CCC) period with better corporate performance RCA. In addition, for property Industry, corporate Performance (RCA) has not a significant influencing to' corporate value (PBB9 in this study Overall, the result indicate that aggressive liquidity management with reducing (CCC) enhances corporate performance, but in the Property industry especially for Property companies that listed at Jakarta Stock Exchange (JSX), relationship between the Management Liquidity (CCC) and Corporate Performance (ROA) in this study is not significant effects to the Corporate Value (PBV).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diaz Fista Adhalia
"Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) merupakan institusi pendidikan vokasi di bawah Kementerian Keuangan di bidang keuangan negara. Perhitungan satuan biaya yang berlaku mulai tahun 2021 mengacu pada data input yang diperoleh dari Standar Biaya Masukan (SBM) 2018-2020 dan data dukung tahun 2018-2020. Namun, asumsi dan kondisi yang digunakan dalam data tersebut sudah tidak lagi relevan, mengingat adanya perubahan signifikan selama lima tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan satuan biaya mahasiswa di PKN STAN dan memberikan usulan tarif yang lebih akurat untuk empat cost object, yaitu Diploma IV, Diploma IV Alih Program, Diploma III Alih Program, dan Diploma III Alih Program Blended Learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan perhitungan satuan biaya yang menerapkan metode traditional costing. Data dikumpulkan melalui wawancara, analisis dokumen, dan studi laporan keuangan untuk menghitung ulang satuan biaya mahasiswa tahun ajaran 2023–2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa satuan biaya yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27 Tahun 2021 mengalami overcost dibandingkan perhitungan ulang berdasarkan data 2023–2024. Hal ini disebabkan oleh perubahan asumsi jumlah mahasiswa dan penggunaan data realisasi belanja terkini, yang lebih mencerminkan kondisi aktual dibandingkan SBM. Penelitian ini mengusulkan lima jenis tarif yang dapat disesuaikan dengan mitra layanan.

Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN is vocational education institution under the Ministry of Finance experts in the field of state finance. The unit cost calculation since 2021, is based on input data derived from the Standard Cost Inputs (SBM) and supporting data from of 2018–2020. However, the assumptions and conditions used in these data sets are no longer relevant, considering the significant changes over the past five years. This study aims to analyze the unit cost calculation for students at PKN STAN and provide recommendations for four cost objects: Diploma IV, Diploma IV Alih Program (AP), Diploma III AP, and Diploma III AP Blended Learning. This research adopts case study approach, applying traditional costing method. Data were collected through interviews, document analysis, and financial report reviews to recalculate unit costs for the 2023–2024 academic year. The analysis reveals that the unit costs specified in the Minister of Finance Regulation Number 27 of 2021 are overcosted compared to recalculated costs based on 2023–2024 data. This discrepancy arises from changes in student enrollment assumptions and the use of current expenditure data, which better reflects actual conditions compared to the SBM. This study proposes five types of fees that can be adjusted to align with the needs of service partners. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>