Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yaslis Ilyas
"Artikel ini bertujuan memberikan informasi tentang pengetahuan dasar mengenai aplikasi metode skala dalam penelitian kesehatan maupun sosial. Tentunya tulisan ini jauh dari cukup untuk memenuhi pemahaman metode skala. Penulis berharap artikel ini dapat digunakan sebagai bacaan awal oleh mahasiswa dan pihak lain yang bermaksud untuk meneliti dengan menggunakan metode skala sebagai instrumen pengukuran. Selanjutnya seyogyanya perlu dibaca referensi lebih luas untuk mendalami substansi metode skala ini."
1999
JMAR-1-2-Jun1999-74
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Budiarty
"ABSTRAK
Industri ISIC 384 adalah industri alat-alat pengangkutan di Indonesia yang keberlangsungannya telah cukup lama. Dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap industri ini sampai pada kesimpulan bahwa industri ini tidak efisien. Hasil yang sama diperoleh dari temuan studi "Analisis penyerapan pekerja ditinjau dari produktivitas, dan skala ekonomis, serta elastisitas subtitusi pada industri alat-alat pengangkutan ISIC 384".
Berdasarkan temuan studi ketidakefisienan dalam industri 384 diindikasikan dengan merosotnya laju kemajuan teknologinya atau dengan kata lain semakin tidak efisiennya input dalam menghasilkan output. Ketidakefisienan tersebut mencerminkan pemanfaatan input yang ada belum optimal. Merosotnya laju kemajuan teknologi menjadi penyebab utama dari kemunduran atau kelesuan produktivitas total, Akibatnya arah dan laju kemajuan teknologi lebih banyak menentukan arah dan besarnya laju perkembangan produktivitas total. Sementara itu, skala ekonomis hanya menentukan besarnya skala produksi minimum yang paling efisien. Dengan demikian skala ekonomis hanya menentukan besarnya laju kemajuan dan kemunduran produktivitas total.
Gejala kecenderungan menurunnya dugaan skala ekonomis dalam industri 384 menunjukkan semakin membesarnya skala produksi sehingga didapatkan skala ekonomis. Membesarnya skala produksi diikuti penurunan penyerapan pekerja dan peningkatan pemanfaatan barang modal. Prinsip subtitusi terjadi dalam industri ini, nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan elastisitas subtitusi parsial antara barang
modal dan pekerja produksi, dalam identitas industri manapun, besaran elastisitas secara parsialnya selalu lebih besar satu. Dari hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa pekerja produksi dan barang modal mempunyai kemampuan subtuitusi paling tinggi
Peningkatan pemanfaatan barang modal yang cenderung mengurangi penggunaan pekerja terutama pekerja produksi mengimplikasikan terjadinya penurunan permintaan pekerja dalam industri ini. Dengan kondisi negara yang kelebihan penawaran tenaga kerja keadaan ini sungguh tidaklah menggembirakan. Mengingat setiap industri diharapkan dapat membantu terlaksananya kebijakan padat karya. Untuk itu perlu pemikiran langkah-langkah untuk mempertahankan penyerapan pekerja dalam industri 384 dengan meningkatkan laju kemajuan tehnologi, yang tidak hanya terwujud pada barang modal saja tetapi juga pada pekerja, perbaikan manajemen industri, investasi sumber daya manusia pada karyawan diluar yang menangani mesin-mesin baru atau pemakaian alat-alat yang dapat membantu efesiensi kerja. Sementara itu diharapkan tidak terjadi peningkatan harga pekerja produksi, mengingat peningkatan harga akan mengurangi pangsa biaya pekerja produksi dan pada harga pekerja produksi tetap akan mengurangi permintaan pekerja produksi. Selain kedua hal diatas perlu pemikiran pula untuk memperluas output industri ISIC 384, perluasan output akan mengurangi pangsa biaya barang modal dan meningkatkan pangsa biaya pekerja produksi dan akan terjadi efesiensi kapital. Perluasan output akan berimplikasi perluasan pangsa pasar industri dan dapat diupayakan pada industri yang berorientasi ke pasar dengan memperhatikan faktor: selera, daya beli dan jenis produk."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Iryattie
"ABSTRAK
Marketing research sekarang ini telah menjadi salah satu elemen yang penting bagi para pemasar. Dengan maraknya produk dan merek yang beredar di pasar, marketer harus tanggap akan setiap perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi. Salah satu antisipasi yang dapat dilakukan untuk selangkah lebih maju dari pesaing adalah melalui riset pemasaran.
Secara general riset dibagi dua, deskriptif dan eksploratoris. Dalam riset deskriptif, perusahaan menuangkan bahan-bahan yang hendak diteliti ke dalam kuesioner. Umumnya, untuk memudahkan responden dalam mengisi kuesioner tersebut, pilihan jawaban telah disediakan. Misalnya, penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan, pilihanjawaban biasanya diberikan dalam bentuk skala. Skala bisa bermacammacam, ada skala 2, skala 3, skala 5, skala 7, skala 10 dan seterusnya.
Penelitian dalam tesis ini, adalah untuk mengetahui perpindahan skala yang dilakukan oleh responden jika diberikan beberapa skala dalam menjawab pertanyaan yang sama. Untuk memudahkan, maka digunakan parameter kepuasan terhadap Telkom dan PLN untuk tiga atribut, yaitu kepuasan secara keseluruhan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan, dan kepuasan terhadap harga. Penelitian juga dilakukan dengan tiga buah metode kontak, yaitu face to face, telepon dan mails.
Dari hasil penelitian terhadap 231 responden, ditemukan bahwa terjadi transformasi cukup tajam dari skala 2 ke skala 3. Contohnya, pada panel face to face, untuk pertanyaan kepuasan terhadap pelayanan Telkom secara keseluruhan, dari 100% responden yang menjawab "puas" pada skala 2, jawaban tersebut tertransformasi menjadi 32.73% tetap menjawab "puas" dan 67.27% sisanya menjawab "biasa saja" di skala 3. Untuk 100% yang menjawab "tidak puas" pada skala 2 untuk panel dan pertanyaan yang sama, apabila diberikan skala 3, jawaban tersebut menjadi 62.22% ke "biasa saja" dan 37.78% tetap ke "tidak puas". Hal ini menunjukkan kecenderungan yang sama pada kedua panel yang lain, dan untuk kedua atribut lainnya (kualitas dan harga Telkom dan PLN dengan telepon dan mails). Hanya saja, khusus pada harga, persentase responden yang menjawab "tidak puas" cenderung lebih besar dari pada responden yang menjawab "puas".
Selanjutnya, untuk transformasi skala dari skala 3 ke skala 5 dan dari skala 5 ke skala 7, konsistensijawaban terkonsentrasi padajawaban "biasa saja", ataujawaban yang memiliki poin netral/poin tengah. Sedangkan dari ketiga panel, ditemukan bahwa penglSlan jawaban dengan kesalahan terbesar terjadi pada panel mails. Namun, dengan panel ini, responden lebih jujur dalam mengisi kuesioner, walaupun tingkat return kuesioner hanya sekitar 30%nya saja.
Disamping perpindahan skala, penelitian juga dilakukan untuk melihat seberapa besar indeks kepuasan responden dengan mengacu kepada demografi responden Genis kelamin, usia, pengeluaran rata-rata, dan latar belakang pendidikan). Indeks kepuasan terkecil, lagi-lagi terjadi pada atribut harga. Sebagai contoh, dari panel face to face, untuk tingkat kepuasan terhadap pelayanan Telkom, indeks kepuasan skala 2 untuk. pelayanan keseluruhan adalah 1.66, sedangkan untuk kualitas pelayanan saja sebesar 1.66, dan untuk harga sebesar 1.66 juga, dari nilai maksimum 2. Pada skala ini, ketiga atribut masih memiliki indeks yang sama. Namun, pada skala 3, indeks kepuasan untuk pelayanan Telkom keseluruhan adalah sebesar 2.01, untuk kualitas sebesar 2.03, dan untuk harga sebesar 1.51, dari nilai maksimum 3, dan seterusnya. Dari angka-angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala yang digunakan,
maka semakin kecil indeks kepuasan responden. Jawaban yang diharapkan konsisten, temyata lebih banyak yang lari ke tangah. Hal ini juga secara hampir sama ditunjukkan oleh hasil penelitian terhadap pelayan PLN dan dengan kedua panel lainnya maupun secara overall.
Sedangkan dari demografi responden, untuk tingkat kepuasan terhadap Telkom, ditemukan bahwa jenis kelamin dan usia tidak mempengaruhi rata-rata kepuasan responden, karena nilai signifikan yang dihasilkan untuk semua skala. Sedangkan pengeluaran rata-rata responden berpengaruh terhadap model skala pada skala 2 saja. Untuk latar belakang pendidikan, Ho ditolak pada skala 2, skala 7 dan skala 1 0 karena nilai signifikan yang dihasilkan masing-masing lebih kecil dari 5%.
Namun, untuk rata-rata kepuasan terhadap pelayanan PLN, keempat atribut yang diteliti Genis kelamin, usia, pengeluaran rata-rata dan latar belakang pendidikan responden) tidak ada satupun yang mempengaruhi penilaian responden terhadap tingkat kepuasan jawaban yang dihasilkan.
Selain dengan anova, indeks kepuasan Telkom dan PLN juga di analisa dengan memakai Top Boxes. Untuk Telkom, hasilnya adalah: skala 2 menghasilkan indeks sebesar 59.7%, skala 3 menghasilkan indeks sebesar 19.5%, dan seterusnya. Untuk PLN hasilnya adalah: skala 2 indeks kepuasan sebesar 48.1%, skala 3 sebesar 13.4%, dan seterusnya. Dengan analisa ini, indeks kepuasan juga semakin kecil nilainya dengan menggunakan skala yang semakin besar.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada saat monsun dingin asia berlangsung, seringkali terjadi penjalaran massa udara dingin dari pusat tekanan tinggi di daratan asia menuju ke arah tropis yang dikenal dengan istilah Cold Surge atau Monsoon Surge. Cold surge merupakan salah satu fenomena cuaca skala synoptik yang memiliki pengaruh di bagian timur asia dan
juga berpengaruh terhadap hujan di wilayah Asia Tenggara.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisa, bagaimanakah respon atmosfer dan cuaca di Pangkalpinang terhadap penjalaran cold surge. Parameter cuaca dalam skala regional juga dianalisa untuk mengetahui perilakunya pada saat cold surge berlangsung.
Secara umum atmosfer dan cuaca permukaan di Pangkalpinang memberikan respon yang bisa dikenali berkaitan dengan penjalaran cold surge. Respon itu berupa
penurunan suhu vertikal, peningkatan geopotensial meter vertikal, peningkatan kelembaban vertikal dan penurunan energi kinetik persatuan massa, sementara cuaca
permukaan di Pangkalpinang ditandai dengan peningkatan tekanan dan turunnya suhu permukaan pada saat cold surge aktif."
[Universitas Indonesia, ], 2006
S29230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Noor Afifah
"Kelompok Usaha Kecil dan Menengah adalah salah satu pelaku perekonomian nasional yang mempunyai posisi strategis untuk terus dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh daya serapnya terhadap tenaga kerja cult-up besar. Selain itu, diketahui bahwa kelompok usaha skala ini ternyata lebih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi dibandingkan kelompok usaha besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka adalah katup pengaman perekonornian nasional ketika kelompok usaha besar menghadapi kesulitan saat terjadinya krisis ekonomi. Maka perlulah kiranya dilakukan penelitian secara mendalam tentang posisi UKM dalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam ekonomi makro, terdapat keterkaitan yang kuat antar sektor ekonomi. Kemajuan di suatu sektor tidak mungkin dicapai tanpa dukungan sektor-sektor lainnya. Hubungan antar sektor ini dapat dianalisis dengan menggunakan model input-output, yaitu dengan metode dekomposisi fields of influence.
Model dekomposisi fields of influence dalam hal ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dari perubahan struktur di sebuah kelompok sektor (skala usaha) dalam sistem perekonomian multisektor, baik pengaruh terhadap intra¬kelompok skala usaha itu sendiri maupun terhadap kelompok skala usaha sisa perekonomian.
Dan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada setiap sektor di masing¬masing kelompok skala usaha dikctahui bahwa persentase perubahan total output terbesar terjadi jika simulasi dilakukan pada kelompok usaha skala besar. Simulasi dengan perubahan koefisien direct input sebesar 5 persen maka menghasilkan perubahan terhadap total perekonomian untuk kelompok usaha skala besar sebesar 5.21 persen; menengah 1.42 persen dan kecil sebesar 2.83 persen. Khusus untuk melihat dampak perubahan terhadap UKM maka dapat dilakukan dengan membandingkan perubahan pada kelompok usaha skala kecil akibat perubahan di kelompok usaha skala kecil sendiri yaitu sebesar 1,368 persen, perubahan pada kelompok usaha skala menengah akibat perubahan di kelompok dirinya sendiri sebesar 0.651 persen serta dampak terhadap perubahan kelompok sisa (gabungan kecil dan menengah) akibat perubahan di kelompok usaha besar yaitu sebesar 1,782 persen.
Berdasarkan temuan tersebut di atas dapat disimpulkan secara ekonomi akan lebih menguntungkan jika shock diberikan pada kelompok usaha skala besar saja, karena ini akan menghasilkan tingkat pertumbuhan output paling tinggi. Hal ini terjadi karena biasanya sektor dalam kelompok usaha besar mempunyai forward dan backward linkage yang besar. Sehingga jika tejadi perubahan pada kelompok ini akan memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian. Sedangkan jika shock diberikan pada kelompok UKM maka menghasilkan perubahan total output yang lebih kecil. Hal ini terkait bahwa kelompok usaha UKM menghasilkan output berupa barang-barang final demand.
Tapi jika hanya menekankan pada kelompok usaha skala besar saja maka akan muncul potensi permasalahan baru yaitu masalah disparitas. Agar kelompok UKM tidak tertingal jauh dengan pertumbuhan kelompok usaha besar maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat linkage antara kelompok usaha skala besar dengan kelompok UKM. Fenomena missing of the middle (MoM), yang terjadi secara universal di beberapa negara maju, juga terjadi di Indonesia, di mana terjadi kegagalan kelompok usaha skala menengah menjadi penggerak perekonomian nasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S32284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Setiawan
Depok: Universitas Indonesia, 2004
TA263
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
PANGAN 19:4(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erwinta Siswadi
"Data Envelopment Analysis (DEA) is mathematical programming techniques for evaluating relative efficiency of decision making unit (DMUs) in managing their resources (input) to produce results (output). DEA assumed that functional distribution/relations between input and output aren't known. This paper applied DEA to find the most effective new product launching process between 138 products from 17 countries in Asia and Latin America at 53 multinational companies (MNC). DEA application in this case will identified effectiveness of new product launching process based on quantitative calculation. Application of DEA for this case needs few adjustments from its basic model to accommodate survey data (in limited scale number) which have 2 response categories. Result of DEA calculation could be used as basis for determining new product launching benchmark (every product with DEAscore ^ 1) to formulate the most appropriate pattern of new product launching process for MNC subsidiary."
2006
MUIN-XXXV-5-Mei2006-45
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aunuddin
Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1989
001.442 AUN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>