Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramli
"Pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.6 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik untuk Rumah Tinggal, telah memberikan angin segar khususnya bagi warga masyarakat pemilik tanah di DKI Jakarta, yang selama ini sangat sulit untuk mendapatkan status Hak Milik atas tanah yang mereka kuasai. Dilain pihak, keputusan tersebut akan menimbulkan persoalan hukum, bilamana HGB/HP yang akan dirubah menjadi Hak Milik sedang dibebani dengan Hak Tanggungan. Kemudian terbitlah PMNA/KBPN No.5 tahun 1998. yang mengatur tentang perubahan HGBIHP untuk rumah tinggal yang dibebani dengan Hak Tanggungan. Aspek hukum apa yang timbul dengan perubahan hak tersebut dan bagaimanakah pelaksanaan kedua peraturan di atas pada Kantor Pertanahan Jakarta Timur?
Dari hasil penelitian secara analitis eksploratif, diperoleh kesimpulan bahwa perubahan HGB untuk rumah tinggal yang dibebani dengan Hak Tanggungan menjadi Hak Milik disamping memberikan kepastian hukum kepada pemegang haknya, juga menguntungkan pemegang Hak Tanggungan. Sedangkan Pelaksanaannya pada Kantor Pertanahan Jakarta Timur telah berjalan dengan baik dan efektif, walaupun dengan kuantitas permohonan yang relatif kecil."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suciyhuma Armenda
"Penelitian ini merefleksikan hubungan gender dengan ruang hunian secara kontekstual di lingkungan padat penduduk selama berlangsungnya pandemi Covid-19. Lingkungan kampung kota yang identik dengan peran gender feminin yang lebih banyak berada dan melakukuan aktivitas di dalam rumah, mengakibatkan praktik meruang sehari-hari tercipta atas dasar kebutuhan dan kepentingan perempuan. Namun demikian, superioritas gender maskulin sebagai pemegang kuasa tertinggi dalam struktur keluarga dapat pula menentukan praktik meruang saat kepala keluarga dan anak kembali beraktivitas ke rumah. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi terjadinya perubahan maupun stagnasi pada peran dan relasi gender keluarga sebagai dampak perubahan siklus hidup imbas perubahan aktivitas, ekonomi dan interaksi sosial saat pandemi berlangsung. Apakah kemudian dari dinamika peran & relasi gender tersebut menentukan perubahan spasialisasi kekuasaan gender di dalam ruang hunian dan seperti apa pula bentuk transformasi yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Respondent Driven Samplin terhadap 33 responden yang mewakili 3 jenis keluarga berbeda (tunggal, inti dan besar) dari tiap RT di RW 05 Kalianyar, sebagai salah satu kampung kota terpadat di DKI Jakarta. Hasil wawancara mendalam dan observasi langsung pada ruang hunian menunjukkan, otoritas maskulin berimplikasi pada pendefinisian ulang hubungan gender dengan ruang hunian, meski belum sepenuhnya dominan. Namun dibandingakan masa sebelum pandemi dimana ruang hunian masih mengungkapkan ideologi domestisitas mengenai dominasi gender feminin, kini di saat pandemi justru mengindikasikan adanya perbauran dan merekonstruksi gender maskulin ke dalamnya. Kontestasi gender terhadap ruang di tengah pemampatan aktivitas dan penghuni dalam keterbatasan ruang hunian di kampung kota akan direpresentasikan ke dalam berbagai bentuk pengaturan dan transformasi ruang hunian.

This study reflects the contextual relationship between gender and dwelling space in the high-density settlements in urban kampung during the Covid-19 pandemic. Urban kampung environment is synonymous with feminine gender roles where their existence and activities are mostly carried out in the house, resulting in daily spatial practices being created indeed based on their needs and interests. However, the superiority of the masculine gender as the highest power holder in the family structure can also determine the spatial practice when the head of the family and children begin to return to their activities at home. The purpose of the study was to identify changes or stagnation in the gender roles and relations from each of family member as a result of changes in the family life cycle along with changes in activity, economy and social interaction during the pandemic. Along with the existence of these dynamics, does it determine the change in the spatialization of power over space and what are the implications to the space. This study uses the Respondent Driven Sampling (RDS) method on 33 respondents representing 3 different types of families (single, nuclear and extended family) from each RT in RW 05 Kalianyar, as one of the most densely populated urban kampung in DKI Jakarta. The results of in-depth interviews and direct observations at the respondent's house show that masculine authority has implications for redefining gender relations with dwelling space, although it is not yet fully dominant. However, compared to the pre-pandemic period where dwelling spaces in urban kampung still express the ideology of domesticity regarding the dominance of the feminine gender, now during the pandemic it indicates the existence of assimilation and reconstructs masculine gender into it. The gender contestation of space in the midst of the compression of activities and occupants in the limited space of urban kampung will be represented in various forms of arrangement and transformation of dwelling space, depending on the type of family. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Kurniasari
"Dengan segala keterbatasan ekonomi maupun lahan hunian, masyarakat berpenghasilan rendah melakukan strateginya masing-masing untuk dapat berkehidupan di kampung kota. Untuk merespon terhadap keterbatasan ekonomi dan hunian yang sedikit, banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang akhirnya memilih untuk bertinggal bersama. Namun hal ini dapat memicu ketidakcocokan terhadap kondisi hunian dengan kebutuhan penghuninya, sehingga terjadilah ekstensi hunian. Ekstensi hunian yang dimaksud merupakan ekstensi secara fungsi ruang, bukan secara fisik bangunan. Ekstensi yang dapat terjadi di kampung kota misalnya memanfaatkan teras hunian maupun ranah umum seperti gang atau MCK umum untuk melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci, dan sebagainya. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, berbagi termasuk bertinggal bersama dan ekstensi yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kondisi hunian serta neighborhood-nya. Neighborhood yang dimaksud diantaranya adalah hubungan dengan tetangga serta lingkungan fisiknya. Semakin dekat hubungan penghuni dengan tetangganya, jika didukung oleh lingkungan fisik, dapat memberi rasa kepemilikan yang kuat sehingga ekstensi ke ranah umum yang dilakukan dapat lebih leluasa.

With all the economic and residential constraints, low income people are doing their own strategy to be able to live in kampung kota. In respond to that, many low income people choose to live as a co residence. However, this may trigger mismatch between dwelling conditions and the inhabitant rsquo s needs. This mismatch can eventually leads to an extension in functional way. Extensions that can occur in kampung kota, for example, is to make use of the terrace or public areas such as alleys or MCK public toilets to perform activities such as cooking, washing clothes, and so forth. This paper will examine the case study in a qualitative method. The case study is taken in Gang Kingkit, Central Jakarta, as a dense kampung kota and the dwelling extension can be seen in every corner of the alleys. Based on the results of the theory review and case study analysis, sharing co residence included and extension is greatly influenced by the dwelling condition and its neighbourhood. Neighbourhood in this context is the relationship between neighbours and the physical environment. The closer the inhabitants rsquo relationship to their neighbours, if supported by the physical environment, can give a strong sense of belonging so that the extensions to public areas can be performed more freely."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suriadi
"Terlepas dari berhasil tidaknya upaya-upaya pembangunan yang telah berlangsung hingga saat ini, terlihat adanya indikasi peningkatan populasi penduduk lanjut usia di Indonesia. Peningkatan penduduk lansia pada suatu saat akan patensial melahirkan permasalahan-permasalahan baru. Kekhawatiran terhadap munculnya permasalahan tersebut dilatar belakangi adanya perubahan struktur dan fungsi keluarga. Perubahan keluarga dari mended family ke rut clear family dikhawatirkan akan membuat keluarga tidak mampu lagi berfungsi sebagaimana sebelumnya, termasuk fungsi untuk merawat lansia. Untuk menetralisir adanya disfungsi keluarga diperlukan lembaga ham yang dapat mensubstitusi fungsi keluarga sebelumnya, misalnya melalui sarana pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lansia nanti, baik yang berbasiskan keluarga, berbasiskan masyarakat maupun yang berbasiskan lembaga. Sedangkan model pelayanan dan perawatan yang ingin dikembangkan, apakah itu yang berbasiskan lemhaga (panti) ataupun lembaga pendamping yang membantu para lansia yang tinggal di rumah sendiri atau atak sangat tergantung pada kondisi sosial budaya dan ekonomi penduduk. Oleh karena itu data mengenai preferensi tempat tinggal (pola pelayanan dan perawatan) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya penting diketahui.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan memfokuskan pada preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia masyarakat di Kotamadya Medan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan populasi penelitian adalah para lanjut usia yang ada di Kotamadya Medan dengan menetapkan batasan usia lansia antara 55 - 64 tahun (the young old). Pemilihan sampel dilakukan dengan cara bertahap, yaitu pengambilan area sampel dengan teknik cluster random sampling, dan terpilih 3 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kotamadya Medan. Sedangkan tahap berikutnya menentukan respanden sebagai unit analisis dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang ditetapkan adalah 10 % dari jumlah lanjut usia yang ada dimasing-masing area penelitian yang terpilih, dan didapat jumlah sampel sebanyak 155 sebagai unit analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan alat bantu kuesioner dan dipadukan dengan hasil wawancara. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis tabel tunggal dan tabel silang serta penggunaan tes statistik Lambda untuk mengetahui faktor-faktor preferensi tempat tinggal (pelayanan dan perawatan) pada masa lanjut usia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden lebih senang hidup secara mandiri atau hidup di rumah sendiri. Hal ini didasarkan atas keinginan mereka untuk tidak merepotkan orang lain. Terhadap bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan keluarga (family-based), model yang diinginkan responden adalah Santunan Keluarga dan Paket Bantuan Usaha Produktif. Untuk pola pelayanan dan perawatan yang berbasiskan masyarakat (community-based), bentuk atau model yang diinginkan adalah Pusat Pelayanan Lansia. Sedangkan bentuk pelayanan dan perawatan yang berbasiskan lembaga (institutional-based), responden lebih senang terhadap Rumah Sakit Lansia. Dari hasil tes statistik yang dilakukan dengan menggunakan Lambda diketahui bahwa secara umum preferensi tempat tinggal Pola pelayanan dan perawatan pada masa lansia tidak dipengaruhi oleh faktor status perkawinan, jenis kelamin, dan status pekerjaan responden. Hanya variabel agama yang dianut responden yang menunjukkan pengaruhnya, walaupun pengaruhnya sangat lemah. Dalam konteks penelitian ini, tidak adanya hubungan antara berbagai faktor di satu sisi dan memmjukkan hubungan yang sangat lemah di sisi lain terhadap preferensi tempat tinggal pada masa lanjut usia mungkin disebabkan informasi mengenai pola pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal, lembaga-lembaga lanjut usia maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan persoalan lanjut usia jarang dibicarakan. Sehingga pengetahuan mengenai persoalan lanjut usia terasa masih sangat kurang dan benar kemungkinannya informasi mengenai poly pelayanan dan perawatan yang dapat dijadikan tempat tinggal pada masa lanjut usia belum diketahui secara pasti dan benar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tracy Salsabila
"Kampung merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk, berada berdampingan dengan kota, dimana mereka memiliki tempat tinggal yang hidupnya tradisional, susunannya tidak terencana, serta pekerjaan penghuninya cenderung informal (Sihombing, 2023). Perbedaan tersebut tentunya mempengaruhi cara hidup masyarakat kampung, terutama kebiasaan masyarakat kampung dalam berkumpul di ruang publik yang ada di luar tempat tinggal dan di luar tempat bekerja/sekolah, yaitu third place. Saat ini, menurut Badan Pusat Statistik 2020, generasi Z merupakan generasi dengan jumlah terbanyak di Indonesia, yaitu dengan jumlah 27.94%. Generasi Z merupakan generasi yang communitarian, yaitu generasi yang gemar berkumpul dan membentuk komunitas. Terlebih lagi, kondisi ekonomi masyarakat kampung kota lemah, sehingga kebiasaan generasi Z di kampung kota dalam berkumpul dan membentuk komunitas berbeda dengan generasi Z lainnya yang tinggal di luar kampung. Maka dari itu, generasi Z yang tinggal di kampung kota dengan karakter yang communitarian dan hidup dalam kemiskinan tentu memiliki pertimbangan/preferensi sendiri dalam mencari ruang yang mampu membentuk komunitas diantara mereka, baik dilakukan secara sadar ataupun tidak. Oleh karena itu, skripsi ini membahas tentang faktor pembentuk third place yang mempengaruhi pilihan third place generasi Z di kampung dan pengaruhnya terhadap terbentuknya komunitas.

The urban village (kampung) is a residential area that is densely populated, located side by side with the city, where they have traditional living habits, unplanned building pattern, and the occupants' work tends to be informal (Sihombing, 2023). These differences certainly affect the living habits of the kampung’s residents, especially the habit of gathering in public spaces outside their homes and outside their workplaces/schools, namely the third place. Currently, according to the 2020 Population Census, generation Z is the generation with the largest number in Indonesia (27.94%). Generation Z is a communitarian generation, the generation that likes to gather and form communities. Furthermore, living under awful economic conditions impacts their habit of gathering and shaping communities, thus showing differences from other Z generations outside kampung. Therefore, generation Z who live in kampung with communitarian characteristics that lives under poverty certainly have their own considerations in finding spaces that are able to form community among them, whether done consciously or not. Therefore, this thesis discusses third place shaping factors that affect generation z in kampung’s third place selection and its impact towards community formation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdaniar Maulidini Muhyi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi COVID-19 terhadap perubahan preferensi hunian. Dari literatur sebelumnya, pandemi diketahui berdampak pada aktivitas manusia, termasuk pemilihan tempat tinggal. Riset mengenai dampak pandemi terhadap pasar properti, terutama dari sisi permintaan, perlu dikaji sebagai pedoman bagi pengembang untuk melihat tren minat pasar properti residensial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori berupa persepsi konsumen dalam memilih properti rumah. Data ini diperoleh melalui metode kuesioner yang disebarkan ke berbagai pembeli unit rumah pada tahun 2020 untuk mengukur nilai relevansinya dengan faktor pandemi. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan regresi logistik biner. Penelitian ini menemukan bahwa pandemi COVID-19 meningkatkan preferensi kontrol di tempat tinggal dan memengaruhi perubahan preferensi perumahan. 67,78% dari 35,58% responden yang mengubah preferensi dari apartemen ke rumah tapak merasa keputusan mereka dipengaruhi oleh pandemi. Rasa takut bertemu orang lain merupakan faktor pandemi yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap perubahan preferensi, diikuti oleh ketakutan akan resesi ekonomi, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, dan pelaksanaan WFH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi meningkatkan kebutuhan penghuni akan kontrol terhadap ruang keselamatan pribadi dan kontrol terhadap pengeluaran pembelian rumah.

This research aims to investigate the influence of the COVID-19 pandemic on changes in housing preferences. From previous literature, the pandemic is known to have an effect on human activities, including housing selection. Research on the pandemic's impact on the property market, especially from the demand side, should be studied as a guide for developers looking at the residential property market interest trend. This is an explanatory quantitative research in the form of consumer perceptions in selecting residential properties. This data is obtained through a questionnaire method that is distributed to various home unit buyers in 2020 to measure the value of relevance to pandemic factors. Furthermore, the data obtained is analyzed using binary logistic regression calculations. This study found that the COVID-19 pandemic increases control preferences in living space and affects the change in housing preferences. The pandemic influenced 67.78% of the 35.58% of respondents who change their preference from apartments to landed houses. Fear of meeting people is a pandemic factor that has the most significant effects on the change in preference, followed by fear of economic recession, gender, number of family members, and implementation of ‘work from home’. The results indicate that the pandemic increases residents’ needs of personal safety space control and housing expense control. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Elmiyah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Desyanti
"Guna meningkatkan daya dan hasil guna tanah bagi pembangunan pemukiman serta kualitas lingkungan di kawasan berpenduduk padat dengan tanah terbatas, pembangunan rumah susun merupakan jalan keluar yang baik Disamping itu perangkat peraturan rumah susun sudah dicanangkan pemertintah dengan adanya Undang-Undang No.16/1985 tentang rumah susun dan peraturan pelaksananya yang ditetapkan tiga tahun kemudian. Undang-undang ini tidak hanya mengatur rumah susun saja tetapi juga perkantoran dan pertokoan. Sebagian besar satuan rumah susun digunakan dengan sistem sewa, tetapi beberapa tahun terakhir ini sebagian besar satuan rumah susun dimiliki dengan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (HMSRS). Pemilikan satuan rumah susun banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat dimengerti karena pemilikan suatu benda jauh lebih baik dibandingkan dengan menyewanya. Tetapi pemilikan satuan rumah susun pada prinsipnya harus melewati berbagai prosedur yang dapat menimbulkan persoalan di kemudian hari bagi pemiliknya. Satuan rumah susun yang akan dijual terlebih dahulu melewati proses pemasaran dimana pihak developer menawarkan rumah susun dengan iklan yang sangat menarik baik dimedia cetak maupun televisi sehingga banyak orang tertarik dan berebut untuk memilikinya tanpa memikirkan resiko yang mungkin akan ditemui di kemudian hari. Masyarakat seringkali tidak perduli dengan resiko apabila developer cidera janji. Selain itu persoalan dalam rumah susun yang sering terjadi adalah tersendatnya penerbitan sertifikat HMSRS. Sedangkan sertifikat HMSRS adalah jaminan kepastian hukum bagi pemilik satuan rumah susun. Pada prinsipnya satuan rumah susun untuk perkantoran juga mempunyai masalah-masalah yang sama dengan satuan rumah susun hunian. Bahkan permasalahan di perkantoran jauh lebih kompleks. Hal ini dapat dilihat dari pemeliharaan bagi satuan ruang perkantorannya Satuan mah susun hunian dikelola dan dipelihara oleh seluruh penghuni yang tergabung dalam perhimpunan Penghuni. Sedangkan untuk perkantoran, pemilik satuan ruang perkantoran tidak menghuninya oleh sebab itu menjadi pertanyaan siapa yang bertanggungjawab untuk mengelola dan memelihara tanah bersama, benda bersama dan bagian bersama."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
S20695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Firman
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihani Septianingrum
"Skripsi ini akan menyelidiki bagaimana strategi spasial yang dilakukan oleh penghuni rumah fungsi ganda di kawasan padat penduduk berperan dalam kehidupan di kawasan. Di rumah yang memiliki usaha rumahan, penghuni harus menjalankan kegiatan bertinggal sekaligus kegiatan usaha secara bersamaan. Rumah dengan usaha rumahan memiliki peran untuk penghuninya (internal) dan peran untuk kawasan (eksternal). Dalam menelusuri peran internal, digunakan pendekatan workhome yang berorientasi pada penghuni dan latar belakangnya (subjektif) dan pendekatan fleksibilitas yang beriorientasi pada kondisi rumahnya (objektif). Workhome membagi rumah fungsi ganda dalam 3 variabel; fungsi dominan bangunan, strategi desain spasial, dan pola penggunaan ruang. Secara eksternal, rumah dengan usaha rumahan membuat jalan lebih hidup karena memiliki active frontage yang memantik adanya interaksi di jalan. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah kajian literatur mengenai rumah fungsi ganda, usaha rumahan, fleksibilitas, dan active frontage. Skripsi ini akan menganalisis dinamika kegiatan yang terjadi di rumah dengan usaha rumahan di Gang K, Kalibata, yang merupakan kawasan padat penduduk dengan usaha rumahan yang beragam. Peran internal (strategi spasial) dan eksternal (active frontage) rumah fungsi ganda saling berkaitan. Active frontage dapat merupakan hasil dari strategi spasial yang tumpah ke muka bangunan dan tercerminkan di jalanan.

This study will investigate the spatial strategies by occupants of dual-use house in densely populated areas contribute to life in the neighborhood. In houses with home-based businesses, occupants must simultaneously manage domestic and business activities. Such house plays dual roles: an internal role for the occupants and an external role for the community. In exploring internal role, this study employs a workhome approach that oriented towards the occupants and their backgrounds (subjective), and a flexibility approach oriented towards the condition of the house (objective). The workhome approach categorizes dual-use houses into three variables: dominant function, spatial design strategy, and pattern of use. Externally, homes with home-based businesses contribute to a more vibrant street life because it has active frontage which stimulates street-level interactions. The methodology used in this study includes a literature review on dual-use houses, home-based businesses, flexibility, and active frontage. This study will analyze the dynamics of activities that occur at home with home-based businesses in Gang K, Kalibata, a densely populated area with diverse home-based businesses. The internal (spatial strategy) and external (active frontage) roles of dual-use houses are interrelated. Active frontage can be the result of a spatial strategy that spills over to the building’s façade and is reflected on the street."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>