Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Hartati
"Merek adalah Hak Atas Kekayaan Intelektual yang mendapatkan perlindungan dari negara terhadap pemakaian dari orang yang tidak berhak. Salah satu problem spesifik dalam urusan merek adalah perlindungan terhadap merek terkenal. Pada intinya suatu merek dilindungi bila memiliki persamaan pada pokoknya ataupun persamaan pada keseluruhannya dengan merek lain, termasuk juga dengan merek terkenal. Dalam prakteknya kriteria yang menjadi patokan tersebut menjadi sangat subyektif. Hal ini terlihat dari putusan-putusan pengadilan yang tidak konsisten. Dalam menafsirkan kriteria merek terkenal terjadi ketidakseragaman antara satu hakim dengan hakim yang lain. Tentu saja celah seperti ini menjadikan Indonesia sebagai ladang basah bagi para pemalsu merek. Berbagai peraturan perundang-undangan di bidang merek telah banyak dirumuskan dan diperbaharui. Namun pelanggaran-pelanggaran hak atas merek tetap saja tumbuh dengan subur. Untuk itu perlu dikaji kembali filosofi dikeluarkannya serangkaian peraturan perundang-undangan di bidang merek sehingga apa yang ditafsirkan oleh hakim sesuai dengan keinginan pembuat undang-undang. Selain itu jenjang mutasi hakim tidak yang tidak competence based juga menyebabkan ketimpangan pengetahuan yang juga mengakibatkan putusan pengadilan menjadi tidak konsisten."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, H.D. Effendy
"Merek atau merek dagang (trademark) sebagai hak milik intelektual mempunyai nilai tinggi bagi pemiliknya disamping nilai ekonomi tinggi yang terkandung dalam merek itu sendiri, setelah merek itu terkenal. Menurut teori hukum alam, pencipta memiliki hak moral untuk menikmati hasil ciptaannya, termasuk di dalamnya keuntungan yang dihasilkan oleh keintelektualannya
adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, ingin membuktikan ada perbedaan latar belakang lahirnya UU. Merek di Indonesia dan di Amerika Serikat. Kedua, mencoba membuktikan bahwa substansi UU. Merek Amerika Serikat masih lebih bervariasi dibandingkan dengan UU Merek Indonesia, walaupun UU Merek Indonesia yang telah beberapa kali diperbarui itu telah mengikuti sebagian besar ketentuan-ketentuan merek internasional. Selanjutnya, menooba membuktikan adanya perbedaan dan persamaan pcrtimbangan-pertimbangan pengadilan dalam memutus sengketa-sengketa merek di Indonesia dan di Amerika Serikat. Akhirnya, penelitian ini ingin membuktikan bahwa UU Merek 2001 dalam pengaturan kepastian hukumnya lebih baik dari UUU Merek 1961, baik yang berkenaan dengan perlindungan merek maupun dalam penanganan permasalahan merek atau persaingan curang melalui peniruan merek.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
D1058
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Berlianta Ria
"ABSTRAK
Undang-undang merek yang berlaku di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan untuk mengikuti aturan-aturan Internasional yang berlaku dan mengikuti praktek-praktek bisnis masa kini. Undang-undang yang mengatur mengenai merek di Indonesia dimulai dengan " Reglement Industrieele Eigendom" lahun 1912 Si 912 Nomor 545 yang berlaku sejak tahun 1913. Setelah Indonesia merdeka, di terbitkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek yang diundangkan pads tanggal 11 Oktober 1961, yang berlaku efektif tanggal 11 Nopernber 1961. Kemudian Undang-Undang Nomor 19 Tabun 1992 diundangkan pada tanggal 28 Agustus 1992 dan berlaku efektif tanggal 1 April I993. Selanjutnya pada tahun 2001, Pemerintah Indonesia menerbitkan UndangUndang Nomor 15 Tabun 2001 tentang Merek yang mulai berlaku pads tanggal I Agustus 2001. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 merupakan langkah maju dalam menyikapi perkembangan yang ada dan juga diharapkan sebagai upaya untuk melakukan perlindungan yang rnaksimal serta menyeluruh dalam perlindungan merek dan juga sebagai salah satu antisipasi dalam menghadapi era globalisasi perdagangan dunia.
Narnun walaupun undang-undang merek telah dilakukan perubahan dan perbaikan beberapa kali, tetapi tetap saja terjadi pelanggaran merek berupa pemalsuan, pemboncengan, penjiplakan, sehingga merugikan pemilik merek yang beritikad bank. Hal itu terlihat jelas apabila iangsung mengamati di lapangan seperti di pasar mangga besar, glodok Jakarta Pusat, dengan sangat mudah dijumpai penggunaan dan pemasaran merek merek terkenat, yang sebenamya barang tersebut adalah barang palsu dan juga tanpa hak memperdagangkan barang-barang tersebut.
Salali sate permasalahan hak merek yang mencuat dipermukaan dan akan menjadi topik bahasan dalarn Tesis ini adalah perkara antara merek terkenal yaitu merek GIORDANO versus GIORDANI yang memperoleh perlindungan untuk kelas barang yang tidak sama atau tidak dal= satu kelas. Walton International Limited pemilik merek GIORDANO sebagai Penggugat, menuding pihak GIORDANI beritikad buruk dengan membonceng ketenaran merek dari perusahaan yang berkedudukan di Cayman Islands. Pemilik merek GIORDANI adalah perusahaan asing yang berkedudukan di Luxemburg yaitu Oriflame Cosmetics SA. Merek GIORDANI telah terdaftar di Indonesia sejak Oktober 1997 dengan nomor pendaftaran 424868 dengan perlindungan kelas barang nunah tangga. Pendaflaran merek GIORDANI ini dilakukan dalam jangka waktu tidak terlalu lama dengan pendaftaran yang dilakukan oleh GIORDANO. GIORDANO telah mendaftarkan hak mereknya sejak tanggal 22 Oktober 1996, dengan nomor pendaftaran 372219.
Berdasarkan keterangan di atas, rnaka perlu adanya aturan yang jelas mengenai penolakan permohonan pendaftaran merek yang memiliki persamaan pada pokoknya maupun keseluruhannya. Di sainping itu, perlu pula adanya definisi yang jelas mengenai persamaan pada pokoknya dan secara keseluruhannya agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda."
2007
T18701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Berlianta Ria
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T01963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, H.D. Effendy
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
346.048 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, James Marihottua
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S22540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggirama Sanjiwani
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24622
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gunarso Nurbagyo
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S22542
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Previany Annisa Rellina
"ABSTRAK
Pemalsuan merek terkenal banyak terjadi di Indonesia, salah satu contohnya adalah pemalsuan merek Crocs. Merek Crocs palsu dapat kita jumpai di toko-toko tidak resmi dari Crocs. Maraknya pemalsuan merek yang terjadi di Indonesia dikarenakan faktor ekonomi. Para konsumen biasanya untuk membeli produk tertentu dengan melihat dari mereknya, karena menurut konsumen bahwa merek yang dibeli berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi sebagai reputasi dari merek.
Penulisan ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang digunakan untuk mengkaji atau menganalisis data sekunder yang berupa bahanbahan hukum, terutama bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder.
Pengaturan perlindungan merek terkenal diatur dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93 dan Pasal 94 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Upaya-upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik merek terkenal jika terjadinya pemalsuan adalah dengan pengaduan ke polisi, meminta Perintah Penangguhan Sementara, meminta Penetapan Sementara dan gugatan pembatalan merek kepada Pengadilan Niaga.

ABSTRACT
There are a lot of counterfeiting of well-known trademark in Indonesia, one example is Crocs. We can find counterfeit Crocs in stores that is not official Crocs store. A lot of counterfeiting trademark in Indonesia due to economic factors. The consumer is usually buy a particular product with the look of the trademark, because according to the consumer that purchased the trademark of high quality and safe for consumption as the reputation of the trademark.
This research is using normative juridical to analyze secondary data in the form of legal materials, especially primary legal materials and secondary legal materials.
Well-known trademark protection is regulated in Article 90, Article 91, Article 92, Article 93 and Article 94 of Law No. 15 of 2001 regarding Trademark. Legal Effort that can be done by the owner of well-known trademark if the occurrence of counterfeiting is by report it to the police, asking for injunction, provisional measures and lawsuit to the Commercial Court.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Allensyah Putra
"Pentingnya sebuah karya film memang tidak dapat dipungkiri lagi. Film telah menjadi media dalam pembentukan nilai yang tercermin dari budaya-budaya yang ada di dunia sehingga menghasilkan genre film yang sangat luas, menarik minat beberapa kalangan orang yang memandang film lebih dari yang semestinya, lebih dari fungsinya sebagai hiburan dan lebih kepada fungsi edukasi yang terkait di dalamnya. Dari pengamat, pelajar dan pembuat film berkumpul untuk merayakannya sampai Industri Kapitalis Hollywood beserta politik yang terkait di banyak Negara terhadap industri film menutup akses terhadap sinema dunia dan membuat kalangan ini mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan mereka terhadap film. Criterion Collection sebuah perusahaan distribusi film muncul sebagai juru selamat bagi kalangan tadi dan menjadikan mereka Komunitas Merek dimana terdapat fungsi dari Komunitas Virtual karena Criterion Collection ikut menyediakan banyak online channel yang dibutuhkan para fans untuk berbagi. Dengan menggunakan 2 teori dari Komunitas Merek dan Komunitas Virtual, kamu mencoba untuk mengukur pengaruh Komunitas Virtual terhadap perkembangan Komunitas Merek yang dimiliki oleh Criterion Collection.

The Importance of Film in today’s world is inevitable. Film has become a media in the creation of value reflected by cultures all over the world offering vast array of film genre, gaining interests of certain people who view film more than it should be, more than just an entertainment, and more to educational sense. All these film enthusiasts, scholar and filmmakers gather to cherish it all before the Hollywood capitalist industry integrated with politics in every country shutted the access of world cinema leading its fans to search for alternative to fulfill their needs. Criterion Collection arise as the savior of film enthusiasts gaining cult-following known as Brand Community and shortly become Virtual Community for Criterion Collection provide online media the fans needed. Using 2 theories of Brand Community and Virtual Community, we try to measure the Virtual Community effect in the establishment of Criterion Collection Brand Community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>