Ditemukan 7755 dokumen yang sesuai dengan query
Menard, Henry W.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1971
500 MEN s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Santiago: The International Political Science Association, 2009
R 320 GLO
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Marion, Jerry B.
New York: John Wiley & Sons, 1979
530.024 MAR g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Spanier, John W.
New York: Praeger , 1967
320 SPA w
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Goot, Murray
Canbera: Dept. of Political Science, Research School of Social Sciences, the Australian National University for the Australasian Political Studies Association, 1986
R 016.32 GOO h
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Wightman, W.P D.
London: Oliver and Boyd, 1962
940.23 WIG s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Waukesha, Wis.: Country Beautiful Foundation, 1966
818.308 AME
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jackson, W.A. Douglas
Englewood Cliffs: Prenciton-Hall , 1964
320.12 JAC p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nuria W. Soeharto
"
Kepercayaan yang diberikan informan pada etnografer, dan sebaliknya, merupakan dasar utama sebuah penulisan etnografi. Dalam antropologi 'tradisional,' kepercayaan ini dibangun lewat interaksi tatap mata yang berlangsung lama dan konstan. Dalam antropologi cyberspace, interaksi terjadi di tengah identitas-identitas anonim di dunia maya. Lalu, apakah kepercayaan bisa diperoleh bila anonimiti menjadi dasar interaksi? Tulisan ini membahas pentingnya kepercayaan untuk melengkapi rangkaian puzzle permasalahan etnografi. Dalam mencapai hal ini, etnografer 'tradisional' atau etnografer cyberspace, tidak banyak melakukan perbedaan. Dengan kata lain, secara metodologi, antropologi 'tradisional' dan antropologi cyberspace tidak perlu banyak dibedakan."
2004
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Martin Rössler
"Selama 4 dasawarsa kehidupan penduduk Sulawei Selatan mengalami perubahan-perubahan yang radikal karena pengaruh pemerintah kolonial maupun perubahan administratif. Seperti terlihat pada komunitas desa yang diteliti penulis di daerah dataran tinggi Gowa, masuknya Islam setelah 1910 turut mengubah kehidupan keagamaan dan paling penting adalah pemukiman kembali seluruh penduduk desa dari lembah sungai ke jalan utama pada sekitar tahun 1970. Penulis mengkaji tentang prinsip organisasi sosial dan keagamaan setempat, serta berbagai perubahan sosial pada tingkat makro dan mikro. Struktur normatif yang fundamental dari masyarakat setempat dapat dipahami sebagai model abstrak yang didasarkan atas beragam hubungan simbolis antara organisasi sosial dan dunia gaib (supernatural). Model apapun dari suatu komunitas sosial - apakah di formulasikan oleh antropolog atau informan lokal - dalam kenyataan merupakan sutau konstruksi yang didasarkan atas pengamatan dan panafsiran serta diekspresikan dalam bentuk verbal atau tulisan. Model budaya seperti itu dapat tidak sesuai dengan realitas sosial karena kehidupan sosial untuk sebagian besar ditentukan oleh norma-norma yang berbeda, konflik kepentingan dan ketidaksamaan pengetahuan yang dimiliki anggota masyarakat. Penulis berpendapat perlunya mengganti model yang dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat dengan suatu model yang lebih terbuka sebagai titik tolak analisis bagi etnografer, yaitu apa yang disebutnya "open cultural model"."
1991
J-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library