Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Kardito
"Tabung gas Oksigen portabel yang dibuat adalah wadah gas Oksigen yang mempunyai tekanan-dalam 17 har rnerupakan salah satu bentuk alat kesehatan yang digunakan untuk suatu kenyamanan dan mempakau sumber konsumsi gas Oksigen murni ketika seseorang mengalami gangguan pemafasan. Biasanya tabung gas Oksigen merupakan tabung bertekanan tinggi yang ukurannya besar dan berat sehingga sangat sulit apabila dibawa atau disimpan Untuk hal tersebut, telah dirancang tabung gas Oksigen portabcl yang mempunyai persyaratan ringan, kuat, ukuran kecil dan bentuknya menaril-L Sehingga mudah untuk dibawa dan dlsimpan, sehingga secara pasti Oksigen dapat dihasilkan dengan kondisi pengoperasian yang sederhana dan tidak membutuhkan pengawasan dan perawatan. Serta komponennya mudah didapatkan dipasaran yang dari basil sampingannya tidak baerbahaya bagi manusia dan lingkungan. Tabung ini dibuat dari bahan lcomposit Fiberglass-Epoxy (serat gelas Loose Plain Fibercloth MS 250 dan Plain WR RH 600-AA dengan resin Epoxy EUREDUR 710/140) dengan proses produksi Hand Lay up dan Filament Winding Metode untuk mengetahui kekuatan tabung adalah dengan metode analitis (perhitungan tabung secara isotropis dan perhitungan kekuatan lapisan serat kornposit), simulasi clengan perangkat lunak ANSYS 5.4 dan pengujian Hydostaric. Perbandingan dari keempat metode ini dihasilkan nilai perbedaan minimum sebesar 2,82 % dan maksimum 351 % hal tersebut karena benda diasumsikan isolropis. Faktor kegagalan dalam pengujian adalah adanya kebocoran, namnm dari data uji yang diolah dihasilkan tegangan maksimum 184,959l bar dan harga ini masih jauh dari nilai tegangan bahan benda, yaitu l.923 bar.

A portable Oxygen cylinder is a design has internal-pressure I 7 bar and is a design of medical equipment can be convenientbi used as a source of fure Oxygen when someone has difficulty in breathing. Usually a portable Oxygen cylinder using a high-pressure Oxygen cylinder is well known, and until very dificulty for carry and store. About this case, this design to provide a portable Osygen inhaler have regulations samall, lightweight, strong and interesting, and hence is convenient to carry and slore, and with which Oxygen can be propth produced by a very simple operations and to provide a portable Oxygen inhaler which requires no inspections during it 's service lje and is easy to maintain and a disposal type and which, a)?er disposal, has no ill ejjects on humans and the environment. An object of the present invention is to provide a portable Oxygen inhaler from Fiberglass-Epoxyu composite (Loose Plain Fiberclotlt MS 250 and Plain WR RH 600-AA with Epoxy EUREDUR 710/140 resin) with used production methode Hand Lay up and Filament Winding. The methode for known strength of cylinder are isotropic and fibre-composites analytical, ANSYS 5.4 sojware simulation and hydrostatic test. Comparations from this methode is different produce 2,82 % of minimum and 35 l % of maximum. This case, because the object used isotropic methode. T he failure factor of hydrostatic test is the leak, however from testing data produced maximum stress is l8-4,9591 bar and so far from material stress ofobject (I.923 bar)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T3755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Suryandari
"Di dunia internasional, Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) telah berkembang dengan sangat pesat dan mampu memberikan sumbangan yang berarti di bidang Arsitektur. Kelebihannya antara lain: fleksibilitas disain, potensial dalam penghematan energi dan biaya, hasil produk yang berkualitas tinggi, serta dapat diproduksi massal, telah mampu menggeser kehadiran material konvensional yang terlebih dahulu keberadaannya. Keinginan untuk mengoptimalkan kemampuan FRP sesuai dengan kelebihannya, sebagai elemen bangunan khususnya pembentuk ruang di Rumah Susun adalah tujuan utama dari penelitian ini. Sebagai suatu karya arsitektur, sudah seharusnya Rumah Susun mampu memberi kepuasan teknis maupun estetis. Pertanyaannya adalah, bagaimana Potensi FRP dibidang arsitektur, sebagai Dinding Pengisi di Rumah Susun? Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah Kuantitatif dengan pendekatan Eksperimen. Eksperimen pembuatan dinding dilakukan di workshop PT Technoglass di Cipondoh, sedangkan pengujian dilapangan di lakukan di Rusunawa Pasar Jumat. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisisnya menggunakan metode argumentatif dan kuantitatif. Dugaan awal adalah, FRP akan membentuk massa yang indah, ringan, dan tidak perlu finishing. Sebagai ruang, dinding FRP fleksibel dalam penggunaan, mudah di bongkar pasang, murah, estetis dan nyaman. Temuan-temuan dalam penelitian membuktikan, bahwa sebagai bahan bangunan dinding FRP telah mampu menunjukkan potensinya, namun sebagai pembentuk ruang masih terdapat unsur psikologis ('Jiwa') yang belum mampu dipenuhi dalam waktu singkat. Dengan metode sosialisi yang tepat dapat membuat produk ini di terima lebih luas oleh masyarakat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elkhobar M. Nazeh
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Akhadiana
"Lapisan indium timah oksida (ITO, 90wt% In203 - lOwt% SnO2) dengan ketebalan 349 - 1081 nm dan variasi tekanan parsial oksigen 2,2% - 10,5% selama deposisi telah berhasil dibuat dengan do magnetron sputering. Dilakukan studi mengenai pengaruh tekanan parsial oksigen dan anil udara pasca deposisi pada sifat optis lapisan tipis ITO. Tekanan parsial oksigen tidak berpengaruh pada derajat kristalinitas dan preferred orientation lapisan tipis. Parameter-parameter optis ditentukan dengan metoda Hishikawa yang mengabaikan interferensi. Anil udara pasca deposisi dilakukan berturut-turut pada suhu 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C selama 1 jam di udara. Meskipun kekasaran permukaan meningkat selama anil, baik kenaikan tekanan parsial oksigen maupun anil udara pasca deposisi secara kumulatif umumnya menaikkan transmitansi dan celah pita energi disertai dengan penurunan indeks bias nyata dan pergeseran koefisien absorpsi menuju energi yang lebih tinggi. Pergeseran celah pita energi ITO hanya dapat dimengerti sebagai dua mekanisme yang saling berlawanan yaitu mekanisme pelebaran oleh efek Burstein-Moss dan mekanisme penyempitan oleh efek hamburan elektron. Atom-atom Sn yang mengalami aktivasi setelah anil udara berlaku sebagai donor-donor aktif pada pergeseran Burstein-Moss. Efek hamburan elektron disebabkan oleh kelebihan oksigen, derajat kristalinitas yang rendah dan kompleks-kompleks Sn yang tidak aktif.

Indium tin oxide (ITO, 90wt% In203 - 10wt% Sn02) films of 349 - 1081 nm thick have been deposited by dc-magnetron sputtering at varying oxygen partial pressure of 2.2% - 10.5% during deposition. The effects of oxygen partial pressure and post-deposition air annealing on the optical properties of ITO films are studied. The degree of crystallinity and preferred orientation of the films is found not to be sensitive to oxygen content. Optical parameters are determined by Hishikawa interference free method. Post-deposition annealing of ITO-coated glass substrates is performed at temperature of 250°C, 300°C, 350°C and 400°C respectively for 1 h in air. Despite the roughness developed on surface during annealing, both increase in oxygen partial pressure and cumulative post-deposition air annealing enhances transmittance and energy gap accompanied by a decrease of the real part of refractive index and a shift of absorption coefficient to higher energies. Band gap shifts can be understood as the net result of two competing mechanisms : a widening due to Burstein-Moss effect and a narrowing due to electron scattering. Sn atoms, which are activated after annealing, behave as effective donors and contribute to Burstein-Moss shift. Electron scattering is attributed to excess of oxygen content, low degree of crystallinity and inactive Sn complexes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Prastawa Assalim Tetra Putra
"Pulsa oksimeter Non Kontak dengan sensor berupa kamera CMOS dikembangkan oleh Humpfrey, 2005. Memodifikasi metode Humpfrey, dibangun sistem pengukuran Non Kontak memanfaatkan webcam sebagai sensornya. Pengambilan video dilakukan saat cahaya merah dan inframerah dihidupkan secara manual selama 5 detik. Sumber cahaya 660 nm dan 940 nm. Kotak area pengukuran 50 x 50 pixel. Menghitung nilai rerata pixel per kotak, mengeplot per frame, dihasilkan sinyal yang familier dengan pulsa oksimeter. Menghitung nilai SPO2 dari rumus rasio dan empiris kalibrasi. Dengan sampel 30 orang dewasa, dihasilkan nilai SPO2, dibandingkan peralatan standar, terjadi kesalahan terbesar 4%.

Non Contact Pulse oximeter with a CMOS camera as a sensor developed by Humpfrey, 2005. Modifying Humpfrey method, built system utilizing a webcam as a sensor non contact measurement. Video capture is done when the red and infrared light manually turned on for 5 seconds. Light source 660 nm and 940 nm. Box area measuring 50 x 50 pixels. Calculate the average value of pixels per box, plotting per frame, the resulting signal is familiar with the pulse oximeter. Calculate the SpO2 value of the ratio and empirical calibration formula. With a sample of 30 adults, resulting SpO2 value ,compared with standard equipment, the largest error occurs 4%."
Salemba: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Arbianti
"Reduksi CO2 menjadi CO adalah alternatif pemenuhan akan kebutuhan gas sintesis dengan rasio H2/CO yang rendah. Proses reduksi ini berlangsung baik dengan menggunakan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen. Oksida logam yang tepat akan memberikan hasil yang optimal terhadap proses reduksi ini. Penelitian tentang kemampuan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen akan memberikan informasi yang sangat berguna untuk pengembangan proses reduksi ini.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksida logam CeO2 dengan metode presipitasi menggunakan bahan baku Ce(SO4)2.4H20 sebagai sumber logam Ce. Oxygen Untuk mengetahui adanya jenis ikatan CeO2 dilakukan karakterisasi FTIR dan luas permukaan diukur dengan metode BET. Oksida logam yang dihasilkan kemudian diuji keaktifannya dengan cara mereduksinya terlebih dahulu dengan gas H2 (suhu 700°C, laju alir 100 ml/menit) dan kemudian mereaksikannya dengan reaktan CO2 dengan beberapa variasi kondisi operasi. Variasi suhu yang dilakukan pada penelitian ini berkisar antara 650°C sampai dengan 800°C dengan interval kenaikan 50°C.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa laju pembentukan CO yang tertinggi terjadi pada suhu reaksi 800°C dan laju alir 80 ml/menit sebesar 0,000135 mol/menit. Pengujian tersebut juga menunjukkan kenaikan kapasitas adsopsi seiring dengan kenaikan suhu sampai 750°C dan kemudian kenaikan suhu menyebabkan penurunan kapasitas adsorpsi. Fenomena lain yang terjadi adalah bahwa tidak semua CO2 teradsorp oleh reduktor menjadi produk gas CO, sebagian menempel pada permukaan reduktor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Doniaji Riandito
"Penelitian ini menggunakan air sebagai senyawa untuk menyerap Terlarut melalui Super Hidrofobik membran kontaktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Super Hyfrophobic membran dalam menyerap Terlarut menggunakan AIR melalui evaluasi perpindahan massa dan hidronamik. Pada penelitian ini, aliran Terlarut mengalir di tube dan air dengan laju alir yang bervariasi mengalir secara berlawanan di shell. Jumlah serat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3000. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kenaikan koefisien perpindahan massa, flux dan absorpsi terjadi seiring kenaikan laju alir pelarut air.

This study is using water as a compound to absorb the dissolved through Super Hydrophobic membrane contactor. The purpose of this study was to determine the ability of Super Hydrophobic membrane to absorb the dissolved using water through the evaluation of mass transfer and hydrodynamic study. In this study, the flow of dissolved flowing in the tube and water with varying flow rate flowing in the opposite shell. The number of fiber used in this experiment was 3000. The results of this study indicate that the increase in the mass transfer coefficient, flux and absorption occurs as the increase in the flow rate of the solvent water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Christiani Vianney
"Konsentrator oksigen digunakan sebagai salah satu alat bantu terapi oksigen bagi para penderita hipoksemia. Konsentrator oksigen bekerja dengan mengambil udara dari lingkungan untuk mengadsorpsi nitrogen sehingga menghasilkan keluaran berupa udara terkonsentrasi oksigen. Umumnya konsentrator oksigen tersedia di layanan kesehatan dan memiliki ukuran yang besar untuk pemakaian beberapa pasien bersamaan. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari layanan kesehatan mengalami kesulitan dalam penjangkauan konsentrator oksigen. Di sisi lain konsentrator dengan ukuran yang lebih kecil dijual di pasaran dengan harga yang cukup mahal yang juga sulit dijangkau oleh masyarakat Indonesia dengan kondisi ekoonomi menengah ke bawah. Penelitian ini dilakukan dengan metode reverse engineering untuk merancang dan merakit sebuah prototipe konsentrator oksigen yang dapat berfungsi dengan tujuan portabel dan dengan biaya pembuatan yang murah (low-cost). Merujuk pada referensi sumber terbuka OxiKit dan sebuah produk komersial POC-05 Oxygen Concentrator, didapatkan sebuah produk prototipe konsentrator oksigen yang dapat menghasilkan udara terkonsentrasi oksigen sebagai keluaran menuju tangki produk dengan perkiraan parameter kerja berupa tekanan 0.1-0.2 MPa untuk mendapatkan kondisi fixed bed pada media filtrasi zeolite
An oxygen concentrator is used as one of the oxygen therapy aids for hypoxaemic sufferers. Oxygen concentrators work by taking air from the environment to adsorb nitrogen to produce an output in the form of oxygen-concentrated air. Generally, oxygen concentrators are available in health services and are large enough for multiple patients to use simultaneously. This condition causes Indonesians who live far from health services to experience difficulty reaching oxygen concentrators. On the other hand, concentrators with smaller sizes are sold in the market at a fairly high price which is also difficult for Indonesians with middle to lower economic conditions to reach. This research was conducted using the reverse engineering method to design and assemble an oxygen concentrator prototype that can function as portable and with low-cost manufacturing costs. Referring to the open-source reference OxiKit and a commercial product POC-05 Oxygen Concentrator, a prototype oxygen concentrator product was obtained, which can produce oxygen-concentrated air as an output to the product tank with an estimated working parameter of 0.1-0.2 MPa pressure to obtain fixed bed conditions on zeolite filtration media.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enik Sulistyowati
"Kesegaran jasmani merupakan salah satu tolok ukur kesehatan masyarakat. Manurut Pocock (1987: 131) kondisi kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh beberapa komponen yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan (health related fitness). Orang usia lanjut mengalami penurunan komponen-komponen kesegaran jasmani.
Komponen kesegaran jasmani yang paling penting adalah daya tahan kardiorespirasi yang ditunjukkan oleh nilai V02 max. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992 ; 3) V02 max yang baik akan diperoleh dengan status gizi dan kesehatan yang baik disamping latihan fisik teratur. Hasil penelitian Astrand dan Rodahl (1986: 344) ditemukan bahwa V02 max laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan ini disebabkan perbedaan massa lemak.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang V02 max orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 dan hubungannya dengan faktor-faktor dalam dirinya yang meliputi karakteristik individu, status gizi dan status kesehatan.
Penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diambil dari rekaman hasil pemeriksaan kesehatan dan kesegaran Jasmani orang usia lanjut binaan puskesmas yang dilakukan oleh Balai Kesehatan dan Olahraga Masyarakat (BKOM) pada bulan Agustus - September 1998. Sampel dari penelitian ini adalah orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta yang berumur diatas 55 tahun dan berhasfl dilakukan pengukuran V02 max.
Dari hasil penelitian diketahui orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 yang mempunyai VO2 max kurang sebesar 70,4%. Proporsi orang usia lanjut perempuan (79,3%) jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Rata-rata IMT orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 adalah 23,8. Rata-rata ini lebih tinggi dibandingkan orang usia lanjut di 12 kota di Indonesia tahun 1996. Rata-rata PLT orang usia lanjut perempuan 20,74 % dan laki-laki 15,87 %. Orang usia lanjut yang menderita kelainan fisik hanya 28,5%. Kelainan fisik yang diderita sebagian besar adalah jantung ringan yaitu 24,7%.
Penelitian ini menemukan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin dan status kesehatan dengan V02 max. Sedangkan yang berhubungan dengan V02 max adalah status gizi menurut IMT dan status gizi menurut PLT. Berdasarkan pertimbangan statistik serta kemudahan dan kepraktisan cara pengukuran maka yang terpilih adalah variabel status gizi menurut IMT.
Nilai OR untuk orang usia lanjut yang berstatus gizi kurus tingkat ringan adalah 0,2538 ( 95%CI=0,1145-0,5625), untuk status gizi gemuk tingkat ringan 1,8368 (95%CI=1,0713-3,1497) dan untuk status gizi gemuk tingkat berat 5,2001 (95%CI=2,4221-11,73). Sebagai kelompok pembanding orang usia lanjut yang berstatus gizi normal. Dalam analisis ini mengabaikan variabel aktivitas fisik.
Penelitian ini menyarankan orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta 1998 yang mempunyai status gizi gemuk harus berupaya menurunkan berat badannya dengan cara olahraga dan mengurangi konsumsi makanan terutama sumber energi. Nilai V02 max orang usia lanjut perlu ditingkatkan, dengan cara peningkatkan pembinaan olahraga bagi orang usia lanjut. Untuk melengkapi basil penelitain ini, perlu dilakukan penelitain lebih lanjut dengan menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan V02 max prang usia lanjut.

Factors Related to Maximum Oxygen Volume of Fostered Elderly People by Health Centers in Jakarta 1998Physical fitness is one of the indicators of public health. According to Polack (1987:131) the condition of physical fitness is determined by several components that closely related to the health (health related fitness). The elderly tend to experience the decreasing of their physical fitness.
The most important component of physical fitness is the cardiorespiratory endurance as indicated by maximum oxygen volume. As stated by Departement of Education and Culture (1992:13), a good maximum oxygen volume is influenced by nutrition status and health as well as physical practice regularly. The result of Astrand and Rodahl's research (1986 : 344) found that maximum oxygen volume in men was relatively higher than in women. It was caused by the difference of body fat mass.
The purpose of this research is to obtain information of maximum oxygen volume of fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 and its relation to the internal factors which including individual characteristic, nutrition and health status.
The research used cross sectional design. The data used was secondary data. The data was taken from the result of health examination and physical fitness of fostered elderly people by health centers in Jakarta, conducted by the institution of Public Health and Sport in Agust to September 1998. The samples were fostered elderly people by health centers in Jakarta with aged of up to 55 years and had maximum oxygen volume measurement.
This research found that low maximum oxygen volume of the elderly people is 70,4%. The proportion in women (79,3%) is relatively high than in man. The average of body mass index is 23,8. This is higher than the elderly people of the other 12 towns in Indonesia 1996. The average body fat of the female elderly people is 20,74 % and male is 15,87%. The elderly with physical handicap is only 28,5%. Many of them had heart disease of 24,7%.
There is no relation between age, sex and health status with maximum oxygen volume. Factors related to maximum oxygen volume are nutrition status according to body mass index and body fat. Based on statistical analysis and practical measurement consideration, the chosen variable is nutrition status according to body mass index.
Odds ratio of the elderly people with mild thinness is 0,2538 (95% CI = 0,11145-0,5625). The elderly people with mild overweight is 1,8368 (95 % CI = 1,0713-3,1497) while those with severe overweight is 5,2001 (95 % CI = 2,4221 - 11,73). The analysis used the elderly people with normal nutrition status as comparative group. This analysis neglected the variable of physical activity.
The founding of the research suggest that fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 who had overweight should decrease their weight through sport and decrease food consumption particulary the food of energy source. The value of maximum oxygen volume of the elderly people is needed to increase, by increasing sport maintenance for them. Finally to develop the result of this research , the follow up research is needed by analyzing all factors related to maximum oxygen volume of the elderly people.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novita Sari
"Latar belakang: Nilai volume oksigen maksimal (vo2max) merupakan penilaian yang digunakan untuk melihat asupan oksigen maksimal selama berolahraga. Atlet yang memiliki nilai vo2max rendah akan sulit bersaing dengan atlet yang memiliki nilai vo2max tinggi karena semakin rendah nilai vo2max akan semakin mudah lelah. Banyak faktor yang berhubungan dengan nilai vo2max, seperti usia, jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, frekuensi makan, hingga gaya hidup seperti kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai prediksi vo2max pada atlet remaja di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan di Jakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Sampel yang digunakan adalah atlet remaja di bawah bimbingan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang juga merupakan siswa SKO Ragunan. Responden berasal dari olahraga bulutangkis, sepakbola, voli, basket, tenis meja, taekwondo, pencak silat, gulat, panahan, atletik, loncat indah, dan angkat besi. Bleep test digunakan untuk mendapatkan prediksi nilai vo2max. Nilai persen lemak tubuh didapatkan melalui alat bio implemendarce analysis (BIA).
Hasil: Rata-rata nilai vo2max atlet remaja di SKO Ragunan 45,12±8,19 ml/kg/menit. Diketahui variabel yang berhubungan dengan nilai vo2max adalah persen lemak tubuh (p 0,0005, r -0,71), asupan energi harian (p 0,04, r 0,21), dan jenis kelamin (p 0,0005). Setelah mengoreksi variabel usia, jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan frekuensi makan, hasilnya variabel jenis aktivitas fisik dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai vo2max (p 0,0005).
Kesimpulan: Mengombinasikan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik untuk latihan harian dapat meningkatkan nilai vo2max pada atlet remaja.

Background: Maximum oxygen volume (vo2max) is the measurement of the maximum amount of oxygen a person can utilized during exercise. It is a common meansurement used to establish the aerobic endurance of an athletes. Athletes who have low value of vo2max will face difficulty when competing with athletes that have high value of vo2max, because they will exhausted easily. There are many factors associated with vo2max, such as age, gender, nutritional status, nutrition intake, and smoking. The aim of this study is to investigate the factors associated with prediction of vo2max value of young athletes in Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta 2019.
Methode: This study used a cross sectional design. Young athletes of Ministry of Youth and Sport of The Republic of Indonesia in SKO Ragunan participated in the study. The subjects consisted of athletes in badminton, football, volleyball, basketball, table tennis, taekwondo, martial arts, wrestling, archery, athletics, high diving, and weightlifting. They are assessed of vo2max using bleep test. The percent value of body fat is obtained through bio implemendarce analysis (BIA).
Result: The study show, the mean of vo2max was 45,12±8,19 ml/kg/min. There were a significant relationship between percentage body fat (p 0,0005, r -0,71), daily energy intake (p 0,04, r 0,21), sex (p 0,0005) with vo2max. After correcting for variable of age, sex, percentage body fat, and meal frequency, the result show type of sports is the dominant factors associated with vo2max (p 0,0005).
Conclusion: Combining aerobics and anaerobics for daily exercise can increase vo2max of young athletes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>