Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfi Syafei
"ABSTRAK
Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi bahkan paling tinggi di Asia Tenggara. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Kematian bayi neonatal (0-30 hari) di Indonesia memberikan proporsi terbesar dibanding dengan proporsi segmen kematian bayi lain dalam angka kematian bayi 0-1 tahun. Secara nasional proporsinya ± 40% (Depkes RI, 1991). Di Kabupaten lndramayu 1990 proporsi kematian bayi neonatal itu ± 47% dari kematian bayi 0-1 tahun.
Salah satu kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah anemia ibu hamil.
Masalah anemia pada ibu hamil sudah menjadi masalah nasional dan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia antara 50 - 70% (SKRT,I992).
Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang seberapa besar hubungan anemia ibu hamil dengan kematian bayi neonatal di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan disain kohort retrospektif dengan data sekunder yang diambil dari data hasil penelitian Study Prospektif KB-Kes oleh PUSKA III di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten lndramayu, Jawa Barat tahun 1991-1992.
Penelitian ini menemukan bahwa bayi yang dilahirkan oleh :
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebih tinggi 3,36 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil dengan anemia ringan. Hubungan ini bermakna secara statistik dengan p=0,O2.
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebiih tinggi 1,88 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil tidak anemia.
Dari hasil analisis stratifikasi didapatkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang merupakan faktor resiko dan dapat mempengaruhi hubungan ibu hamil dengan anemia berat dan ibu hamil tidak anemia yaitu antara lain : jarak kelahiran, berat bayi lahir, pelayanan antenatal , umur ibu.

ABSTRACT
Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.;Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about
1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rohayati
"Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Perdarahan adalah salah satu komplikasi persalinan yang menyebabkan masih tingginya kematian maternal di Indonesia. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kabupaten Cirebon tahun 2011 sebesar 12,4% sedangkan di Kecamatan Gempol kejadian anemia ibu hamilnya sebesar 40,0%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada Ibu hamil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 205 responden. Hasil penelitian ini didapatkan angka prevalensi anemia pada Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon sebesar 60.5% dan rata-rata kadar haemoglobin ibu hamil sebesar 10.6 gr %.
Dan dari hasil penelitian didapatkan status gizi ibu hamil yang menderita anemia lebih banyak pada ibu hamil yang kekurangan energi kronis yaitu sebesar 71.8%. Hal ini disebabkan asupan gizi sebelum hamil yang tidak adekuat. Untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil di Indonesia, perlu perbaikan asupan gizi bagi wanita sejak anak dan remaja.

Anemia in pregnancy is on important public health problem, bleeding is complication of labor that causes the high maternal mortality in Indonesia. Prevalensi of anemia in district Cirebon in 2011 about 12.4% and 40,0% in sub district Gempol.
The aim of study to describe prevalency of anemia during pregnancy and the factors assos ated with, in sub district Gempol district Cirebon West Java in 2012.
This was a descriptive cross sectional study with 205 respondent. The result of prevalency of anemia during pregnant women about 60.5% and the avernge of haemoglobin level in 10.6 gr%.
The result showed that the nutrional status of pregnancy suffer from anemia in pregnancy women more of a cronic energy shortage that is equal to 71.8%. This is due to pregnancy nutrition is not adequate. To overcome the problem of anemia in pregnancy women in Indonesia need to be improved for women since the nutritional intake of children of adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi `Arasj
"ABSTRAK
Tingginya angka anemia di Propinsi Jawa Barat yang diatas rata-rata angka Nasional dan besarnya jumlah ibu yang melahirkan dengan kondisi anemia serta dampak yang ditimbulkannya, menyebabkan anemia masih merupakan masalah besar yang sedang dihadapi pemerintah.
Untuk mengetahui hubungan antara terjadinya anemia pada ibu hamil dengan frekuensi konsumsi makanan (perilaku konsumsi makanan), maka dilakukan analisis lanjut data sekunder Survei Cepat Anemi di Jawa Barat 1997, dengan memanfaatkan variabeI perilaku konsumsi makanan (kelornpok heme, nonheme, pendorong dan penghambat) dan menghubungkannya dengan kejadian anemia pada ibu hamil, serta faktor lain yang mempengaruhinya.
Jumlah sampel minimal untuk analisis lanjut dihitung dengan kekuatan uji 90%, pada tingkat kepercayaan 95%, disain effect 2 dan Po = 62.5 serta IPo - Pal = 3 %, sehingga didapatkan jumlah sampel minimal sebesar 5654 orang dan dalam analisis lanjut digunakan 6679 sampel yang memenuhi syarat dan sampel penelitian sebelumnya. alat bantu yang digunakan antara lain Epi Info (merge data) versi 5.0, SPSS versi 5.0 (manajemen data dan uji univariat) dan Stata versi 5.0 untuk analisis regresi logistik (uji bi dan multivariat).
Dari analisis lanjut terdapat kemungkinan hubungan yang bermakna antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan a) frekuensi konsumsi sayuran hijau minimal 28 kali dalam sebulan, b) frekuensi konsumsi jeruk minimal 4 kali dalam sebulan, c) tingkat pendidikan ibu (rendah/SLTP kebawah, dan d) usia kehamilam trimester satu. Sementara itu tidak terdapat kemungkinan hubungan yang bermakna antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan beberapa variabel lainnya.
Kemungkinan tidak bermaknanya beberapa variabel tersebut antara lain karena perilaku konsumsi bahan makanan ibu hamil (frekuensi bahan makanan) dalam sebulan yang masih rendah, bentuk pola menu yang dikonsumsi oleh ibu hamil yang kebanyakan berpola nabati (nonheme) yang banyak mengandung protein, serat, polyphenol dan pytat serta tanin, yang akan dapat membentuk senyawa yang lebih komplek dengan zat besi, sehingga zat besi menjadi sukar untuk diserap didalam tubuh, kemungkinan rendahnya cadangan zat besi yang ada dalam tubuh, ditunjang pula dengan rendahnya konsumsi bahan makanan pendorong, serta tingginya konsumsi faktor penghambat dan rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan ibu tentang bahan makanan, pengetahuan ibu tentang tablet tambah darah serta pemeriksaan ANC yang masih rendah, yang menyebabkan seolah-olah frekuensi konsumsi bahan makanan bukan merupakan faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil, disamping tidak diketahuinya dengan pasti besar porsi (kuantitas) yang dikonsumsi setiap kali mengkonsumsi bahan makanan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak semua bahan makanan kelompok heme, nonheme, pendorong dan penghambat yang mempunyai kemungkinan hubungan dengan kejadian anemia, maupun dengan variabel - variabel lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemasaran sosial bahan makanan kelompok heme, nonheme, pendorong dan penghambat dan faktor faktor lain melalui program JPS yang sedang diluncurkan pemerintah saat ini. Ini dimaksudkan untuk mengatasi peningkatan kejadian anemia khususnya dan kesehatan ibu hamil pada umumnya. Pemasaran sosial dengan menggunakan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi ibu hamil serta tingkat materi yang mudah untuk dipahami, diharapkan akan dapat memberi dampak yang lebih baik terhadap penurunana kejadian anemia pada ibu hamil.
Dafar Bacaan ; 128 (1979 - 1998) "
1999
T 697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Asyirah
"Anemia pada ibu hamil potensial membahayakan ibu dan janin. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dilakukan bulan maret sampai april 2012 di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, sampel 100 ibu hamil. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan pengukuran kadar hemoglobin. Analisis secara Univariat, Bivariat menggunakan Chi- Square dan Multivariat dengan Uji Regresi Linear Ganda. Kejadian anemia 82%.
Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi Antenatal Care ( ANC ), pengetahuan ibu dan kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet fe dengan anemia pada ibu hamil. Dalam analisis multivariat,Frekuensi ANC mempunyai pengaruh tertinggi terhadap status anemia pada ibu hamil.
Disarankan meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, peningkatan pengetahuan ibu hamil dengan penyuluhan tentang bahaya anemia dalam kehamilan,pentingnya mengkonsumsi tablet fe dan makanan yang mengandung zat besi, mendistribusikan tablet fe dan memantau tablet fe yang sudah didistribusikan.

Anemia in pregnant women potentially harm the mother and fetus. Research using cross sectional design conducted in March to April 2012 at the Health Center Bajeng Bajeng Gowa District, a sample of 100 pregnant women. Collecting data using questionnaires, interviews and measurement of hemoglobin levels. Univariate analysis, using Chi-Square Bivariate and Multivariate Linear Regression with Multiple Test. 82% incidence of anemia.
There is a significant relationship between frequency of Antenatal Care (ANC), knowledge of the mother and the mother of taking tablets fe compliance with anemia in pregnant women. In multivariate analysis, the frequency of the ANC has the highest influence on the status of anemia in pregnant women.
Recommended increased outreach to pregnant women to perform regular pregnancy, increased knowledge of pregnant women with counseling about the dangers of anemia in pregnancy, the importance of taking tablets fe and foods that contain iron, distribute and monitor the tablet tablet fe fe that has been distributed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aswawarman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia ibu hamil dengan persalian preterm di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah "Case Control", dimana sebagai kasus adalah persalinan dengan umur gestasi 28 minggu s/d kurang dari 37 minggu, sedangkan sebagai kontrol adalah persalinan dengan umur gestasi 37 minggu s/d 42 minggu.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, sedangkan sampelnya adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari tahun 2000 s/d Desember tahun 2002.
Hasil penelitian diperoleh anemia ibu hamil (Hb< 10,6 gr %) berhubungan signifikan dengan persalinan preterm dan ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 10,5 gr % berisiko 2,5 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kadar hemoglobin normal (Hb I0,6 gr %) dengan OR = 2,53 (95 % CI : 1,37-4,68) dan nilai p = 0,003. Adapun variabel yang mempunyai risiko terbesar terhadap kejadian persalinan preterm adalah riwayat melahirkan bayi prematur dimana kelompok ibu yang mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur berisiko 4 kali dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur.

The Relationship between Maternal Anemia with Preterm Delivery in Mohammad Hoesin Hospital, PalembangThis study aims to understand the relationship between maternal anemia with preterm delivery in Mohammad Hoesin Hospital, Palembang.
Design employed in this study was case-control design where cases were preterm deliveries defined as gestational age of 28 weeks to less than 37 weeks, while controls were deliveries of gestational age of 37 weeks to 42 weeks.
Population in this study was mothers delivered in Mohammad Hoesin Hospital and sample was all mothers who delivered in Mohammad Hoesin Hospital from January 2000 to December 2002.
The result found maternal anemia (Hb <10.6 gr%) significantly related to preterm delivery and mothers with hemoglobin level less than 10.6 gr% had 2-5 higher risk of having preterm delivery compared to those with normal hemoglobin level (Hb 10.6 gr%) with OR = 2.53 (95% CI: 1.37-4.68) and p value = 0.001 The biggest risk factor of preterm delivery was premature history where mothers with premature history had 4 times higher risk to have preterm delivery compared to those without premature history."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani
"Asfiksia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi saat kelahiran dan menyebabkan kematian bayi. Penyebab asfiksia tersebut sangatlah beragam , antara lain karena anemia ibu hamil. Tujuan penelitian ini dapat diketahuinya anemia ibu hamil merupakan faktor risiko asfiksia bayi baru lahir di RSUP Fatmawati tahun 2012-2013, dengan menggunakan desain penelitian case control sepadan (matching) dengan rasio 1 : 1 berdasarkan usia kehamilan. Subyek penelitian adalah kelompok kasus yaitu bayi dengan asfiksia sebanyak 103 sampel dan kelompok kontrol yaitu bayi tidak asfiksia yang lahir pada tahun 2013 sebanyak 103 sampel. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji regresi logistik kondisional, diperoleh hasil proporsi kelompok ibu dengan anemia lebih dari separuhnya (71,4%) melahirkan bayi dengan asfiksia dengan p value = 0,0001, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan asfiksia bayi baru lahir, nilai OR = 4,9 (95% CI:2,3 ? 10,7), berarti ibu hamil dengan anemia memiliki risiko 4,9 kali melahirkan bayi asfiksia dibandingkan dengan ibu hamil tidak anemia di RSUP Fatmawati tahun 2012-2013. Perlunya dilakukan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) selama kehamilan dan pemeriksaan kadar Hb ibu.

Asphyxia is one of major health problems in newborn and often ended up with neonatal death. There are many risk factors for birth asphyxia and one of the risk factor is anemia in pregnancy. The purpose of this study is to assess anemia in pregnancy as a risk factor for birth asphyxia in Fatmawati General Hospital in 2012-2013, using a matched 1:1 ratio case-control study design. The matching variable is gestational age. The sample is 103 newborn with history of birth asphyxia and its mother as cases. Controls are 103 newborns without asphyxia who were born in Fatmawati General Hospital in 2013. Matched in gestational age. Data analysis used conditional logistic regression. The result showed more pregnant women with history of anemia in pregnancy in cases (71.4%) be delivered for birth asphyxia. Adjusted odds ratio for anemia in pregnancy as risk factor for birth asphyxia is 4.9 with 95% confidence interval of 2.3-10.9, means women with history of anemia in pregnancy had had 4.9 times the risk of giving birth asphyxia compared with women with history of no anemia in Fatmawati General Hospital, 2012-2013. Therefore we suggested hemoglobin testing for pregnant women and counseling for iron tablet supplementation during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukasmiyati
"Anemia dapat berdampak buruk bagi ibu, dan tingginya prevalensi anemia sebesar 33.14% di wilayah Puskesmas Dlingo II menjadi alasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, yang meneliti hubungan antara umur kehamilan dan suplementasi tablet besi, dengan status anemia ibu hamil, terhadap 90 responden ibu hamil yang dipilih secara acak. Hasil analisis didapatkan rata-rata kadar hemoglobin responden adalah 10.5 gr% (95% CI : 10.399 - 10.735) standar deviasi 0.8 gr%. Sebanyak 54 responden yang mengonsumsi tablet besi < 90 tablet, 44 responden (78.6%) mengalami anemia. Responden yang mengonsumsi ≥90 tablet besi ada 36 responden, hanya 10 responden (29.4%) yang mengalami anemia. Hasil analisis lain, ada hubungan yang signifikan antara umur kehamilan, pemberian, dan konsumsi tablet besi, dengan status anemia.

Anaemia can be bad for the mother, the high prevalence of anaemia by 33.14% at the health center Dlingo II be the reason in this study. This study uses crosssectional design, which examined the relationship between gestational age and supplementation of iron tablet, with aenemia status of pregnant women, that 90 respondents were randomly selected. The analysis found an average haemoglobin level was 10.5 g% of respondents (95% CI: 10399-10735) standard deviation of 0.8 g%. The part of 54 respondents who took iron tablets <90 tablets, 44 respondents (78.6%) had anaemia. Respondents who consumed ≥90 iron tablets there are 36 respondents, only 10 respondents (29.4%) who endured anaemia. The results of other analyzes, there is a significant association between gestational age, delivery, and consumption of iron tablets, with anaemia status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Safiera Ameline
"Latar Belakang: Anemia maternal merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang memiliki efek merugikan pada hasil kehamilan dan kelahiran. Ancaman kerawanan pangan dan kekurangan gizi semakin meningkat akibat pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Kabupaten Lombok Timur pada masa pandemi.
Metode: Studi potong lintang ini merupakan bagian dari studi kohort observasional berjudul “UKRI-GCRF Action Against Stunting Hub (AASH)” di Lombok Timur. Data ibu hamil (usia 18-40 tahun) trimester ketiga dikumpulkan bulan Agustus 2021 hingga Februari 2022, meliputi LILA, wawancara kuesioner terstruktur, recall diet, perhitungan darah lengkap, dan metode Kato-Katz. Faktor yang berhubungan dengan anemia ditentukan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil: Dari total 446 wanita hamil trimester ketiga, 40.8% mengalami anemia. Selama pandemi, 74,7% dan 28,9% ibu melaporkan penurunan pendapatan rumah tangga dan pengeluaran makanan. Strategi penanggulangan kerawanan pangan sedang dan tinggi dilaporkan oleh 47% responden. 6,5% ibu terinfeksi cacing usus (mayoritas cacing Trichuris trichiura), dan 19,1% memiliki ANC yang tidak memadai (<6 kunjungan) selama kehamilan. Anemia ditemukan secara signifikan berhubungan dengan KEK (AOR=1.87), tidak menggunakan kontrasepsi (AOR=1.60), dan rendahnya keragaman konsumsi pangan (AOR=1.59).
Kesimpulan: KEK, tidak menggunakan metode KB, dan rendahnya keragaman konsumsi pangan merupakan kontributor utama anemia pada kehamilan. Pemangku kepentingan multisektoral dan praktisi kesehatan harus berkolaborasi untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan kesehatan masyarakat serta program intervensi untuk mengatasi anemia di Lombok Timur.

Background: Maternal anemia is a major public health issue that has detrimental effects on pregnancy and birth outcomes. The threat of food insecurity and nutritional deficiencies is growing as a result of the COVID-19 pandemic. The aim of this study was to determine the prevalence and risk factors of anemia in pregnancy in East Lombok during the pandemic.
Methods: This cross-sectional study is part of an observational cohort study entitled “UKRI-GCRF Action Against Stunting Hub (AASH)” in East Lombok, from August 2021 to February 2022. Data of pregnant women (aged 18-40 years) in their third trimester, including MUAC, structured questionnaires, dietary recall. The complete blood count and Kato-Katz method was performed. The factors associated with anemia were determined using logistic regression analysis.
Results: Of the total 446 women in the third trimester, 40.8% had anemia. During the pandemic, 74.7% and 28.9% reported a decrease in household income and food expenditure, respectively. Medium to high coping strategies reported by 47%. About 6.5% of women were infected with intestinal helminth (mostly from Trichuris trichiura) and 19.1% had inadequate ANC (<6 visits) throughout pregnancy. Anemia was found to be significantly associated with CED (AOR=1.87), non-use of contraception (AOR=1.60), and inadequate dietary diversity (AOR=1.59).
Conclusions: CED, non-use of contraception, and inadequate dietary diversity were major contributors to anemia in pregnancy. Multisectoral stakeholders and healthcare practitioners should collaborate to develop and implement public health policies and intervention programs to alleviate anemia in East Lombok.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Fitriany
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salmariantity
"Anemia zat besi merupakan indikator kesehatan tidak langsung bagi anak prasekolah dan ibu hamil. Kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Ibu hamil yang berjumlah 1092 dengan sampel 72 orang. Pengumpulan data dilaksanakan 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Maret-April 2012. Analisa data melalui prosedur bertahap yaitu analisis univariat dan analisa bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur, paritas, konsumsi tablet besi, pengetahuan dan riwayat penyakit infeksi yang pernah dialami sebelum hamil pada ibu hamil pada tingkat kemaknaan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jarak kelahiran, usia kehamilan, frekuensi periksa kehamilan, dan status gizi (LILA) pada ibu hamil pada tingkat kemaknaan > 0,05.

Anemia Iron is an indirect indicator of health for preschool children and pregnant women. Incidence of anemia in pregnant women increases the risk of maternal death. This study aims to determine factors associated with the incidence of anemia in pregnant women. This study is a quantitative study using cross sectional design. The population in this study were pregnant women, amounting to 1092 with a sample of 72 people. Data collection performed 2 (two) months in March-April 2012. Analysis of data through a gradual procedure is univariate and bivariate analysis.
The results showed that there is a significant relationship between age, parity, consumption of iron tablets, knowledge and history of infectious disease ever experienced before pregnancy in pregnant women at the significance level < 0.05. The results showed that there was no significant relationship between birth spacing, gestational age, check the frequency of pregnancy, and nutritional status (Lila) in pregnant women at the significance level > 0.05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>