Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oyong Novareza
"Menjadi perusahaan manufaktur kelas dunia merupakan tujuan tiap perusahaan manufaktur. Untuk mewujudkannya, perusahaan manufaktur modern ditunjang oleh sistem pemeliharaan peralatan yang efektif dan efisien. Suatu cara peningkatan kinerja sistem pemeliharaan peralatan, berupa penerapan dan pengembangan Total Productive Maintenance (TPM).
Pada tesis ini dibahas faktor-faktor dominan penunjang kaberhasilan pelaksanaan TPM pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Faktor-faktor yang diteliti dikumpulkan dari jurnal-jumal hasil penelitian yang diperoleh dari Internet, buku, majalah, dan buletin. Penelitian pada tesis ini menggunakan sebaran kuesioner kepada responden yaitu perusahaan- perusahaan manufaktur di Indonesia yang Ielah melaksanakan TPM.
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa faktor-faktor sangat dominan penunjang keberhasilan pelaksanaan TPM adalah: organisasi yang solid, komitmen manajemen, keterlibatan setiap insan, penerapan atau lindak lanjut dari perencanaan yang telah ditetapkan, tersedianya Preventive Maintenance yang balk di perusahaan, dan ada orang-orang yang peduli pada kegiatan divisi produksi, manufaktur dan engineering dalam menjalankan TPM. Sedangkan faktor-faktor dominan penunjang keberhasilan pelaksanaan TPM adalah manajemen tingkat menengah, arahan menuju misi dari perusahaan, ketrampilan koordinator TPM untuk berkomunikasi, pelatihan yang baik bagiseluruh organisasi, pengukuran kinerja peralatan, pengetahuan dan keyakinan, teknisi pemeliharaan, waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan TPM, motivasi dari manajemen dan etos kerja dan menugaskan seseorangs ecara penuh untuk mengawasi pelaksanaan TPM.
Dengan tesis ini diharapkan perusahaan manufaktur di idonesia yanga akan atau sedang menerapkan TM akan mendapatkan informasi mengenai factor-faktor yang harus diterapkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan TPM di perusahaan masing-masing.

Abstract
Every manufacturing company has a goal of becoming a world-class manufacturing company. To reach that goal a modern manufacturing must be supported by both effective and efficient equipment maintenance. One approach in improving the pelformance of maintenance activities is to implement and develop a TotalProductive Maintenance (TPM).
Dominant factors supporting the success of TPM implementation at manufacturing company in Indonesia are discussed in this thesis. The researched factors are compiled resut!s, which are obtained from Internet, books, magazines, and bulletin, The research in this thesis is used by random questionnaire given to respondents of several mantifacturing companies in Indonesia, which have carried out TPM.
Such a very dominant factors. which supported the success of TPM implementation, can be gathered from data processing. Those factors are such as a solid organization, management commitment, the involvement of people, an implementation of plan, a good Preventive Maintenance already in plant, and the people who care for the production, manufacturing, and engineering division activity in implementing TPM. While dominant factors categorized in this thesis are middle management, alignment to company mission, good communication all level of organization, measures of equipment maintenance pelformance, knowledge and beliefs, mamtenance of technicians, time allocation for TPM implementation, motivation of management and workforce, and a full time person assigned to watch over the TPM implementation.
Manufacturing company in Indonesia which is planning to implement or currently implementing TPM can get information rom this regarding factors that must be adapted to support the success of TPM implementation in each of their plants."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T5001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betrianis
"Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu aplikasi progam Total Productive Maintenance (TPM). Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi terfokus merupakan faktor utama metode ini diaplikasikan secara menyeluruh oleh banyak perusahaan didunia. Saat ini proses manufaktur di Stamping Production Division sebuah industri otomotif memiliki permasalahan yang belum terungkap jelas. Hal tersebut mengakibatkan penggunaan peralatan yang ada belum optimal. Pengungkapan akar masalah dan faktor penyebabnya diperlukan sebelum perusahaan melakukan usaha perbaikan. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi kerugian peralatan (Equipment Losses) yang terjadi. Kemudian mengukur pencapaian nilai OEE satu lini produksi dalam satu periode dan melalui analisis pareto terhadap hasil pengukuran tersebut diperoleh akar permasalahan dan faktor penyebabnya yang secara jelas ditampilkan pada sebuah diagram sebab-akibat.

Overall Equipment Effectiveness (OEE) is an effectiveness measurement method of equipment utilization in the implementation of Total Productive Maintenance (TPM. The ability of identification in details toward main problem and the cause factors that makes the improvement efforts become more focused is the reason why this method applied comprehensively by all manufacturing companies around the world. Manufacturing process at Stamping Production Division an automotive isdustry still keeps some unrevealed problems. This condition makes the achievement of OEE figure below the target that means production equipments are not utilized optimally yet. The expression of main problem and the cause factors is needed before the company starts some improvement efforts. This research is started by understanding the equipment losses that existed in company. Then, measuring the achievement of OEE figure in one period and through the pareto analysis toward the measurement?s results, the main problem and the cause factors are obtained and clearly depicted in cause-and-effect diagram."
Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrizal Syarief
"Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu filosofi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas dari fasilitas yang digunakan di industri, diterapkan dengan menganalisa permasalahan yang terjadi pada setiap peralatan dan mesin dengan suatu metode perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari kualitas produk. Nilai OEE ini ditentukan oleh Availability, Performance dan Yield/Qualitas. LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) perangkat lunak yang didedikasikan untuk kegiatan antarmuka dan pengendalian peralatan elektronik dengan menggunakan personal computer (PC). Dengan LabVIEW memungkinkan untuk mengoperasikan program instrument, mengukur dan menganalisa data dengan akurat, dan menampilkan hasil dengan cepat.
PT OEI yang memproduksi DC Fan Motor untuk komputer ingin mengetahui nilai OEE dari mesin produksi sebagai dasar kebijakan untuk maintenance. Untuk 4 jenis mesin yang diteliti mempunyai nilai Availability 94 %, Performance 54,055 %, Quality 99,24 % dan OEE 50,416%, menurud Nakajima performance ini sangat rendah (standar > 90%) yang mengakibatkan OEE menjadi rendah, hal ini pengaruh dari laju kecepatan mesin masih rendah. Sedangkan pengukuran ini dilakukan dengan metode xl windows dan LabVIEW 8.5, sedangkan pengukuran dengan LabVIEW 8.5 jauh lebih praktis dan bisa menampilkan variabel-variabel OEE sekali gus dengan tampilan menarik sehingga akan mempermudah dalam pengontrolan maintenance.

Total Productive Maintenance (TPM) is a philosophy that aims to maximize the effectiveness of the facilities used in industry, it is applied to analyze problems that occur on any equipment and machinery with a method of calculation of Overall Equipment Effectiveness (OEE) of product quality. Value is determined by OEE Availability, Performance and Yield / Quality. LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) software is dedicated to the activities of the interface and control electronic devices by using a personal computer (PC). LabVIEW program allows to operate the instrument, measure and analyze data accurately, and show results quickly.
PT OEI which produces DC Fan Motor for computers wants to know the value of OEE of production machinery as a basis for maintenance policy. The 4 types of machines studied have value of 94% Availability, Performance 54.055%, 99.24% and OEE Quality 50.416%. According to Nakajima performance is very low (standard> 90%) and resulted in OEE low, this is the effect of the low speed machines. The measurement is done with the method xl windows and LabVIEW 8.5, while measurements with LabVIEW 8.5 is much more practical and can display OEE variables simultaneously with attractive appearance that will facilitate the maintenance control.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T33226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novin Prasetyo
"ABSTRAK
Failure mode and effect analysis FMEA adalah salah satu tools digunakan untuk melakukan pemetaan potensi-potensi kegagalan yang terjadi Pada suatu sub sistem atau part guna mengurangi potensi terjadinya kegagalan. Pada penelitian ini melakukan penelitian tentang penerapan FMEA Pada mesin disc mill fc 45 line C, dan menetapkan 5 mainparts serta 13 potensi kegagalan, pemetaan potensi kegagalan untuk membuat rencana preventive maintenance sesuai dengan sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh potensi-potensi kegagalan tersebut.

ABSTRACT
Failure mode and effect analysis FMEA are one of tools which used to maping potentials failure at sub system or part of system. The journal is studies about FMEA application, especially for Disc mill fc 45 machine at line C, determain 5 mainpart and 13 potential failure, maping of potential failure which is a base of preventive maintenance planing and schedule to prevent effect of every potential failure. "
2017
S67844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ansyori Masruri
"ABSTRAK
Hal yang umumnya terlupakan dalam upaya peningkatan produksi secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik, adalah kurangnya perhatian yang diberikan pada kegiatan pemeliharaan dan perawatan fasilitas produksi.
Dalam mencoba memperkenalkan dan menerapkan TPM, tentu saja akan timbal hambatan-hambatan terutama dalam lingkungan Internal dan external. Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, perlu usaha-usaha yang seksama dan serius yang harus dilakukan terus-menerus, mulai dari pengenalan konsep sampai kepada langkah-langkah pelaksanaan, yang menyangkut tata kerja maupun organisasi.
Langkah-langkah untuk mengataslnya, dirumuskan dengan menganalisa masalah-masalah yang ada, serta kekuatan dan kelemahan yang dipunyai PT. PLN (Persero) dalam menghadapi penerapan TPM ini.
Produksi tanpa gangguan mesin secara total dapat didekati lebih efektif dengan melibatkan para operator untuk : Menjaga kondisi operasi yang wajar dari mesin, menemukan kondisi tak wajar mesin sedinl mungkin dan mengembangkan usaha untuk mendapatkan kembaii, menjaga atau bahkan meningkatkan kemampuan kerja mesin.
Ini semua, memerlukan jalinan kerja yang erat antara para operator, teknisi pemeliharaan dan jajaran karyawan pendukung lainnya, keterlibatan mereka dapat makdn efektif bila mereka mempunyai bekal kemampuan yang memadai, penggunaan sistem yang canggih dan jadwal perawatan terkomputerisasi akan rnenjadi berdaya guna bila keteriibatan operator dikembangkan.
Hasil penelitian ini berupa rancangan TPM untuk PT. PLN (Persero), apabila program TPM ini diterapkan, maka diharapkan akan dapat dicegah terjadinya kerusakan fatal yang menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan biaya yang besar untuk perbaikan.

The matter that's generally forgotten In seeking for increasing the production continually with good quality and reliability is less attention that Is given to the treatment and maintenance of the facility of production.
In trying to Introduce and apply TPM, is, of course, will appear the obstructions particularly In the internal and external surroundings, To solve these obstruction need exact and serious effort that should implement continually from the Introduction of concept to the measures of the Implementation that relate to either the management or organization.
The measures to solve these are formulated to analyze the problems in exist to the strengthen and the weakness that have been owned by PT. PLN (Persero) in facing the implementation of this TPM.
The production is without the disturbance of the machine as the whole and It is closed to more effectively In involving all the operators for : Looking after the genuine operational condition from the- machine, finding disgenuine machine as early as possible and developing the effort In order to get it back, looking after or even Increasing the capability of working machine.
Ail of these need the close relationship of teamwork among all of the operators, the technicians of the maintenance and all other endorsement employees, their involving can be more effectively when they have provisioning competence completely, the use of system sophisticatedly and the scheduled maintenance communicated can be useful when the Involved operator Is developed.
This result of research Is like the TPM programme for PT. PLN (Persero), when the TPM programme is Implemented, thus, It is expected to be able to prevent the fatal damage that causes to stop the activity of production and too much cost for the reparation.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfanul Fikri
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi demikian pesatnya yang masuk di setiap segi kehidupan, PT. "X" sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan senjata dan produk umum tidak terlepas dari perkembangan ini dan bahkan terlibat di perkembangan teknologi ini. Banyak hasil kemajuan teknologi di serap oleh PT. "X", bahkan boleh dikatakan PT. "X" membeli teknologi tersebut baik berupa mesin-mesin dan barang investasi lainnya.
Untuk menjaga kondisi peralatan produksi di PT. "X" agar tetap dalam keadaan prima, maka di PT. "X" dibutuhkan adanya program pengembangan TPM, sehingga kondisi peralatan produksi di PT. "X" selalu terjaga dalam keadaan siap pakai.
Sebelum melakukan implementasi TPM di PT. "X", terlebih dahulu diperlukan data yang terdiri dari jumlah tenaga kerja, jadwal kegiatan training, rencana alokasi biaya, rencana pembelian mesin, biaya material, biaya overhead dan biaya upah karyawan.
Kegiatan training di PT. "X" dilaksanakan dalam negeri dan luar negeri, untuk training dalam negeri sasarannya adalah pneumatik, elektrik, control sinumerik, control fanuc dan operator las. Sedangkan untuk training luar negeri sasarannya adalah mesin Swagging.
Biaya tenaga kerja yang diberikan PT. "X" adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Biaya ini dihitung dari gaji karyawan per bulan mulai dari Eselon II sampai dengan Eselon VI.
Hasil dari penelitian ini adalah berupa suatu rencana implementasi TPM untuk PT. "X", yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantapan. Disamping itu dengan adanya program TPM di PT. "X", akan dapat dicegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan berkurangnya biaya perbaikan

ABSTRACT
Technology development is too speedy which overwhelm every life field, PT. "X" one of the companies which does business in the field of producing guns and general products is not excluded from this development. There are many product of technology progress which are suched up by PT. "X" even it is said that PT. "X" has bought this technology, either in the form of equipments or machineries and other investment goods.
To keep production equipments always in prime condition, there needs a TPM development program so that the production equipment always keep in ready for use condition.
Before doing TPM implementation PT. ""X", first the total manpower data is needed and also training activities schedule, budgeting allocation, machinery purchasing plan, material costs, overhead costs, and employee wages costs.
Training activities in PT. "X" have being done abroad and locally the aim of local training are pneumatics. electrics, cinumeriks control, fanuc control and welding operators while the aim of training abroad is swagging.
Manpower cost spent by PT. "X"" is the payment of the service that paid to the employee by the company. This cost is computerized from the employee's wages each month begins from esselon II up to esselon VI.
The result of this survey is the form of a TPM implementation plan in PT. ""X", that held in three stages that are preparation stage, implementation stage and the last stage. Beside by the execution of this TPM program in PT. "X"" there can be prevented the happening of fatal damages causing the stop of production activities and the reduction of repairmen cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Tawakkal
"TPM Total Productive Maintenance yang dikembangkan oleh Nakajima pada tahun 1988 dipercaya sebagai salah satu metode yang dapat meningkatkan produktivitas pada proses manufaktur. Dalam implementasinya untuk meningkatkan produktivitas digunakan OEE yang dimana komponen pengukuranya meliputi Availibility, Productivity dan Quality. Pada perkembangan selanjutnya 4 parameter tambahan yaitu produktivitas pekerja, ketepatan pengiriman, efektivitas pekerja man-hour dan produk gagal yang dihasilkan product defect, telah diusulkan tahun 2016 untuk digunakan.
Pada penelitian ini, telah diperkenalkan satu parameter baru yaitu konsumsi energi untuk melihat dampak penerapan TPM. Hal ini mengingat bahwa energi adalah salah satu pembahasan utama yang menjadi pusat perhatian para pemangku kebijakan baik diskala perusahaan, nasional maupun internasional. Untuk melihat pengaruh implementasi TPM pada 6 parameter tersebut, dilakukan studi kasus pada industri pembuat kain ban dengan membandingkan data sebelum dan sesudah penerapan metode ini dilakukan. Dimana dalam hasilnya memperlihatkan bahwa TPM berdampak positif terhadap keenam parameter tersebut.
Dalam analisa data konsumsi energi, dengan membandingkan dengan industri kain ban lain yang tidak menerapkan TPM, menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode ini memberikan penurunan konsumsi energi yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut pemakaian energi dapat dijadikan parameter tambahan untuk penerapan TPM. Dan hal ini dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap perusahaan untuk menerapkan TPM sebagai salah satu program peningkatan kinerja manufaktur.

TPM Total Productive Maintenance was developed by Nakajima on 1988, it was trusted as one of improvement method to increase the productivity on manufacturing process. On its implementation, it used OEE as a quantitive metric to define the improvement. It calculated from its Availibility rate, Productivity rate and Quality Rate. Along with the TPM development, there are 4 additional parameters which used to define the achievements of its implementation, which are labour productivity, delivery accuracy, man hour and product defect rate.
On this thesis, there will be 1 additional parameter proposed, energy usage. Energy is one of the main discussion of any stake holder in a company, nation and even worldwide. The purpose of this paper is to investigate the effect of total productive maintenance practices on manufacturing performance of tire cord industries.
By comparing the data before and after the implementation, it shows that TPM had positive improvement on all 6 parameters. On energy usage analysis, comparison was made between both Indonesian tire cord company which implementing and not use the TPM method. It also shows that TPM brought great decrement on the energy consumption. As conclusion, energy consumption could be use as one of the measurement variables of succesful implementation of TPM. Therefore, this study could be as a basis consideration of companies to implement TPM as one of the improvement program on manufacturing performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Sumartono
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi cenderung akan terjadi pasar bebas yang tidak terpengaruh oleh batasan geografi, hanya produk yang mempunyai nilai mutu atau kualitas unggul saja yang akan memenangkan persaingan. Untuk mendapatkan suatu produk yang mempunyai nilai kualitas unggul, berdasarkan pengalaman empiris dari beberapa perusahaan di Jepang yang menerapkan sistem manajemen Total Quality Control (TQC) dan sistem manajemen Total Productive Maintenance (TPM) dapat memenangkan persaingan di pasar.
Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan bagian atau program dari sistem manajemen TQC, tidaklah selalu berhasil. Untuk itu dilakukan penelitian dengan membuat model GKM sebagai sistem terbuka yang terdiri dari dimesi masukan (dukungan manajemen), faktor internal dan hasil aktivitas (keluaran). Ketiga dimensi tersebut dijabarkan menjadi 28 variabel aktivitas GKM.
Hasil analisis dari 51 responden dihasilkan sebanyak 20 GKM aktif dan 31 GKM biasa, hasil analisa faktor dari 28 variabel terkelompokkan menjadi 11 faktor, dan selanjutnya dari 11 faktor tersebut dimasukkan kedalam persamaan multi regresi linier analisis, ternyata hanya 7 variabel dominan(dukungan penyelia, penghargaan atau imbalan, daur kegiatan, teknik kendali mutu statistik, komunikasi antar anggota, pengembangan dire, kerjasama dan saling memperhatikan antar anggota) yang terdapat dalam garis persamaan multi regresi dan sisanya sebanyak 4 variabel (kualitas kerja, jumlah latihan, jumlah konvensi dan jumlah rekan kerja) di luar garis persamaan tersebut.
Hasil analisa variabel aktivitas GKM yang dominan dan penerapan sistem manajemen Total Quality Control (TQC) diperbandingkan dengan sistem manajemen Total Productive Maintenance (TPM), dihasilkan beberapa faktor peluang penerapan Total Productive Maintenance di PT. X. Pada rancangan penerapan TPM dilakukan beberapa tahapan, yaitu : tahap persiapan, tahap pengenalan, tahap pemantapan (stabilisasi).

ABSTRACT
In the globalization era, the free uninfluenced market will happen with geographical limitation, The products which have high values and the best quality will gain the competition. To get a product which has the best quality, based on empiry experiences from several corporations in Japan which run Total Quality Control (TQC) and Total Productive Maintenance (TPM) management system, will win the competition on the market.
A Quality Control Circle which is part of program from TQC management system, isn't always work. That's why some research has been done to make GKM model as an open system that's consist of insert dimension ( supported management) internal factors and activity result ( output ). The third dimension has been reduced into 28 QCC variable activity.
Analysis Cluster result from 51 respondent are resulted as much as 20 active GKM and 31 usual GKM, analysis factors result from 28 variable has been grouping into 11 factors, and from 11 factors has been inserted into analysis multy regretion tinier equality. So far, only 7 dominant variable ( supervisor support, achievement, cycle activity, statistic control quality technical, communication to each others, self development, cooperation and consideration to each others) which is inside the multy regretion. equality and the rest is 4 variable ( work quality, amount of exercises, amount of conventions, and amount of workers) which is outside the equality.
The dominant variable analysis activity result QCC and Total quality control management system Implementation was compared with Total Productive Maintenance management system, has resulted several implementation chances Total Productive Maintenance factors in X Corps. On the TPM implementation design has done into several classes. Which are; Preparation class, introduction class, implementation class and Stabilization class.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ainul Malik
"ABSTRAK
Kinerja sistem manufaktur adalah penting dalam peningkatan produktivitas.
Sistem ini terdiri dari kinerja operasional yang terbagi dalam berbagai sumber
daya seperti tenaga kerja, material, peralatan atau mesin dan alat-alat pendukung
lainnya yang digunakan untuk produksi. Keluaran produksi yang diinginkan
dicapai melalui ketersediaan peralatan atau mesin yang tinggi dipengaruhi oleh
kehandalan peralatan dan pemeliharaan, kinerja operator dalam menghasilkan
keluaran yang dipengaruhi oleh kecepatan produksi, dan kualitas hasil produksi.
Fungsi pemeliharaan mempunyai peran yang sangat penting untuk mendapatkan
kinerja operasional yang tinggi dan berkelanjutan. Penelitian ini menjelaskan
implementasi Total Productive Maintenance (TPM) pada area injeksi plastik di
PT. XYZ yang diukur dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness
(OEE) dan Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP) untuk mengukur
efektivitas dari peralatan atau mesin injeksi sebagai strategi untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja manufaktur. Rata-rata nilai OEE di area mesin injeksi
adalah 68.42% dan rata-rata nilai TEEP adalah 57.96%, nilai tersebut merupakan
level Fairly Typical. Menerapkan dan menjaga konsistensi implementasi TPM
sangat penting untuk meningkatkan kinerja operasional di area mesin injeksi dan
menerapkan pemeliharaan proaktif sebagai aktivitas perbaikan secara terus
menerus.

ABSTRACT
The performance of manufacturing systems is important in increasing
productivity. The system consists of operating performance that is divided into a
variety of resources such as labor, materials, equipment or machinery and other
supporting tools are used for production. Production of the desired output is
achieved through the availability of equipment or machinery which is apparently
due to equipment reliability and maintenance, the performance of the operator to
produce output that is affected by the speed of production, and the quality of the
production. Maintenance function has a very important role for high operational
performance and sustainable. This study describes the implementation of Total
Productive Maintenance (TPM) in the area of of plastic injection PT. XYZ are
measured using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Total Equipment
Effectiveness Performance (TEEP) to measure the effectiveness of injection
equipment or machinery as a strategy to improve manufacturing productivity and
performance. The average value of OEE in the area of the injection machine is
68.42% and the average was 57.96% TEEP value, that value is Fairly Typical
level. Implement and maintain the consistency of implementation of TPM is
essential for improving the operational performance in the area of the injection
machine and implement proactive maintenance as a continuous improvement
activity."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>