Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Senjaya
"Era globalisasi telah menuntut perkembangan dan kompetisi yang ketat bagi setiap organisasi. Setiap organisasi perlu mempertahankan eksistensinya di dunia industri dengan Cara memperkuat elemen-elemen yang ada di dalamnya. Salah sate elemen yang penting dalam organisasi adalah sumber daya manusia (SDM). Kemampuan SDM dari organisasi ditentukan sejak awal proses seleksi hingga proses penilaian kinerja.
Suatu proses penilaian kinerja yang efektif dapat memberikan informasi mengenai kinerja karyawan dan mereinforce perilaku penting dalam organisasi. Sehubungan dengan kriteria penilaian kinerja yang efektif tersebut, Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada pengelolaan kinerja di PT X, yang terlihat dari (1) dimensi-dimensi dalam instrumen penilaian kinerja yang tidak relevan dengan pekerjaan yang ada, (2) terdapat aspek-aspek yang sulit dinilai dalam penilaian kinerja, (3) adanya ambiguitas pada kriteria yang menjadi ukuran dalam instrumen penilaian kinerja, dan (4) tidak adanya sosialisasi mengenai tujuan dan proses dari penilaian kinerja.
Pada Tugas Akhir ini diajukan usulan penyusunan rancangan instrumen penilaian kinerja berbasis mixed modeldi PT.X. UsuIan penilaian kinerja yang diajukan meliputi (1) Panduan pembuatan instrumen penilaian kinerja, (2) Lembar penilaian kinerja berdasarkan performance dan kompetensi, dan (3) Contoh instrumen penilaian kinerja berdasarkan mixed model. Usulan yang diberikan menggunakan pendekatan performance dan pendekatan kompetensi yang dikemukakan oleh Spencer & Spencer (1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Diniaty Fitria
"Bagi kebanyakan organisasi, memiliki karyawan yang berbakat merupakan landasan unggul untuk bersaing. Untuk mempcrtahankan daya saing organisasi, diperlukan penilaian efektivitas manajemen sumber daya manusia di dalamnya Sistem manajemen kinerja yang baik harus mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan karyawan, yaitu melalui sistem manajemen kinerja yang ’tcrintegrasi’ dimana sistern ini dapat secara efektif mcnghubungkan kinerja karyawan dcngan strategi pen1sahaan.
Salah satu tahapan terpenting dalam proses manajemen kinerja adalah penilaian kinerja (Cascio, 2003). Dengan melakukan penilaian kinerja, organisasi mcndapat informasi mengenai seberapa baik karyawan melakukan pekerjaannya (Noe, 2003). Proses penilaian kinerja mendorong individu tmtuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri dalam usahanya menuju pcncapaian tujuan dan target yang telah disepakati. Bagi organisasi sendiri, melalui penilaian kinerja akan diperoleh ukuran atau kritcria yang jclas tmtuk menempatkan karyawan apakah ia telah bekerja mclebihi standar, sesuai dcngan standar atau bahkan berada di bawah standar yang diharapkan organisasi (Mathis, 2006). Pelaksanaan penjlaian kinerja sangat penting karena dapat membcrikan informasi mengenai baik burulmya kinerja yang ditampilkan karyawan maupun pcngambilan keputusan mengenai kompensasi, promosi dan pelatihan bagi karyawan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menemukan masalah yang dihadapi PT.A tcrkait dengan belum dilaksanakannya sistem penilaian kinerja yang tcrstandarisasi. Saat ini, segala bentuk keputusan pengelolaan kinerja hanya berdasarkan pada nilai proiit yang diperoleh perusahaan, observasi dan penilaian personal pimpinan perusahaan. Hal ini membuat karyawan merasa kurang termotivasi untuk mcnunjukkan kinerja lebih dari apa yang pernah ditampilkan sebelumnya.
Mengacu pada permamlahan terscbut malta diajukan usulan rancangan Sistem pcnilaian kinerja di PT.A. Sistem penilaian kineqia yang diajukan oleh penulis adalah sistem penilaian kinerja berdasarkan mbced model (model gabungan) yang akan difokuskan kepada level penanggungjawab rubrik unit redaksi tulis di PT. A. Dalam model ini, pengukuran fokus pada kedua aspek yaitu performa dan kompetensi. Langkah-langkah yang diternpuh penulis untuk menggali masalah yang sedang dihadapi PT.A, melakukan koordinasi dengan PT.A mengenai mekanisme penyusunan sistem penilaian kinerja yang akan dilakukan, melakukan penyusunan sistem penilaian lcinerja mbred model (model gabungan) serta melakukan sosialisasi tentang Sistem penilaian kinegia yang disusun.

Most companies believe that one main key to win the competition is having talented employees. Furthermore, the companies(organization) need to establish an eHective assesment of their human resource mangement. The effective management is required to be able in accomodating all the needs ofthe employees through an integrated performance based management system. Hence, the system ables to connect the employee performance with the company strategy.
One crucial step in performance based management process is the performance assesment (Cascio, 2003). The assesment, indeed, is needed to indicate the performance of the emlpoyees in doing their job. Moreover, the process of performance assesement is obliged to enhance each person to achieve his/her objectives. Thus, the company will have clearer key performance indicators to portray the level of employees performance through this process (Mathis, 2006). Not only the level or the employees performance, the assesment process also gives significant information for leveling the compensation, promotion and additionaly training for the employees.
Based on this background, the writer indicated a problem from PT A that caused by their mismatch in executing a sufficient performance assesment. The mismatch is mainly evidenced by a performance management that only based by the profit value ofthe company and personal observation 5'om the top management that somehow will degenerate the employees motivation.
A system of performance assesment is designed to solve the above problem at PT A. Moreover, the system that proposed is based on a mixed model that will be focusing in performance and competency assesment. The methodology that brought is covering several steps, which are; coordinating with PT A forthe mechanism of performance assesment, designing ofthe mixed model of the assesment sytem and socializing all designed activities.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Istiqomah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krestina Puspasari
2007
T38225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Maryanti Indah Lestari
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya memberikan usulan rancangan sistem penilaian kinerja r' manajemen unjuk kerja yang efektif bagi PT. X. Hal ini sebagai upaya untuk membuat sistem penilaian kinerja/manajemen unjuk kerja yang bukan berfungsi sebagai administratif atau formalitas semata. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan sistem penilaian kinerja/manajemen unjuk kerja yang efektif adalah teori performance appraisal atau penilaian kinerja, dan teori analisis jabatan.
Permasalahan yang timbul bahwa performance appraisal atau penilaian kinerja hanya bagian dari kewajiban administratif akibatnya tidak bermakna secara organisasional dan secara individual, padahal tujuan penilaian kinerja bukan hanya untuk meningkatkan kinerja, tetapi juga terfokus pada tujuan strategik dan pengembangan serta berfungsi sebagai sumber informasi bagi manajemen untuk menjalankan kebijakan promosi atau pelatihan. Karena terlalu panjangnya waktu pemantauan yang dijalankan yaitu 3 (tiga) kali dalam satu tahun.
Performance appraisal atau penilaian kinerja sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, Cascio (2003) mengatakan proses performance appraisal atau penilaian kinerja mencakup tiga elemen, yaitu (1) mendefinisikan kinerja,(fl) memfasilitasi kinerja (3) mendorong kinerja Sedangkan Topchic (dalam Riani Tiurlina) sistem ini merupakan perputaran dari tiga elemen, yaitu perencanaan, pemantauan dan penilaian. Senada dengan hal itu Alwi (2001) mengatakan bahwa proses performance appraisal atau penilaian kinerja secara fundamental meliputi tiga kegiatan, yaitu : identifikasi (identification), pengukuran (measurement), dan pengelolaan (management). Berdasarkan ketiga teori diatas dapat diperoleh gambaran bahwa menciptakan performance appraisal atau penilaian kinerja yang bermanfaat dan efektif di seluruh organisasi tidaklah mudah.
Oleh karena itu, dianggap perlu dirancang suatu sistem performance appraisal atau penilaian kinerja yang efektif bagi PT.X. Agar sistem PKlK ini dapat berjalan dengan efektif maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu waktu penilaian, alat penilaian, waktu pelaporan hasil PK/MUK, perhitungan dan kategori total nilai unjuk kerja karyawan, dasar usulan kenaikan berkala dan diterapkannya buku catatan harian kerja harian (logs book) bagi setiap karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nundhini T. Astrie
"PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan tenaga pencatat stand meter bagi perusahaan yang membutuhkan pencatatan data langsung di rumah para konsumennya, seperti PAM dan PLN. Sebagian besar karyawan PT X. merupakan "limpatan" dari petugas pencatat stand meter PT Y Untuk menilai dan mengukur pengetahuan dan kemampuan pencatat stand meter dalam melaksanakan tugasnya, PT X mengadakan penilaian kinerja setahun sekali, yaitu di setiap awal tahun.
Pada penerapan sistem penilazan kinerja pencatat stand meter di PT. X ada beberapa hal yang menjadi kekuatan sistem penilaian kinerja tersebut, yaita: adanya briefing dan sosialisasi sebelum pelaksanaan penilaian kinerja, adanya mufrirater, dan adanya alur proses pelaksanaan dari perilaian kinerja. Disamping kekuatan ada juga beberapa kelemahan, terutama berkaitan dengan instrumen yang digunakan, yaitu penyusunan istramen tidak relevan dengan tugas pada jabatan pencatat stand meter, adanya defisiensi pada instrumen, kompetensi sulit dinilai karena tidak ada indikator yang jelas dan perilaku khusus yang dapat diamati dan diukur, adanya ambiguites pada standar yang menjadi ukuran dalam form penilaian kinerja, keterampilan dan kesiapan penilai dalam melaksanakan penilaian kinerja, dan sosialisasi yang kurang efektif karean tidak ada pelatihan mengenal bagaimana melaksanakan dan melakukan penilaian.
Untuk mengatasi masalah di atas, maka penulis mengusulkan suatu program penyusunan instrumen penilaian kinerja yang efektif untuk jabatan pencatat stand meter di PT. X. Testrunent penilaian kinerja yang diusulkan oleh penulis didasarkan oleh kompetensi yang akan diukur dalam suatu form penilaian kinerja yang berbentuk behavionally anchored rating scale (BARS) sehingga relevansi dari dimensi yang diukur dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, masalah arabinguitas pun dapat diatasi karena kompetensi menggunakan bahasa perilaku yang jelas dengan skala peniliaan yang dijangkarkan oleh contoh perilaku aktual yang jelas dan mudah di ammati Program diakhiri dengan pelatihan dan sosialisasi mengenas tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja pencatat stand meter."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Ingarjati
"Untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi diperlukan sumber daya manusia yang handal dan dapat memenuhi tuntutan yang ada. Sebagian besar pimpinan kelompok kerja di PT.X mengalami kesulitan di dalam mengendalikan kinerja karyawan padahal sumberdaya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang paling unik yang dapat dijadikan competitive advantage.
Hasil pengamatan dan diperkuat oleh wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, menggambarkan bahwa program pengelolaan kinerja di PT.X tidak dijalankan sebagaimana lazimnya di perusahaan-perusahaan lain (umum nya terdiri dari penetapan sasaran yang diturunkan pada target kerja individual, proses bimbingan, dan evaluasi kinerja). Induk perusahaan menciptakan satu sistem penilaian kinerja untuk seluruh kelompok usaha yang terdiri dari bermacam - macam industri dengan tujuan untuk dijadikan dasar pembagian THR dan kenaikan gaji tahunan, beberapa kali telah dilakukan pengembangan sistem penilaian kinerja, tetapi hasilnya belum dapat membantu di dalam proses pengendalian kinerja karyawan.
Melihat kebiasaan-kebiasaan di organisasi serta penolakan-penolakan terhadap sistem penilaian kinerja yang ada, memberikan ide pada penulis untuk mengusulkan suatu pengembangan sistem penilaian kinerja berbasis knowledge management hanya untuk PT.X yang di dalam pelaksanaannya akan melibatkan semua unsur yang terkait di dalam proses pengembangan sumber daya manusia dan mengacu pada visi, misi dan tujuan organisasi.

To reach the vision, mission, and organizational target, reliable human resources and the ability to fulfill existing demands are needed. One major problem faced by most companies in the group, is the difficulty in controlling employees performance; even though human resource is considered as one of the most unique company assets, which can be seen as the competitive advantage.
The perception result, strengthened by interviews of with related parties, depicts that the program of performance assessment in PT.X do not run as in other companies. The target of this performance assessment is to base the idea of THR division and the increase of annual salary. One system is created for the entire group which consists of several industries. The performance assessment systems have severally been developed by the holding company, however, these results were still unable to help the process of developing employee?s performance.
The habits in an organization and also the resistance of the existing performance assessment system, giving me, as the writer, some ideas to propose the development of performance assessment system based on knowledge management just for PT.X which, in implementation of its assessment will entangle all elements related to the vision, mission and the company target.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Natasha Julia
"PT. X adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang freight forwarder atau yang lazim disebut sebagai jasa pengurusan transportasi (kargo). Untuk meningkatkan motivasi karyawan dan mengetahui kekurangan dan kelebihan karyawan maka pada saat ini PT. X melakukan penilaian kinerja yang dilakukan secara berkala yaitu setiap 6 bulan sekali.
Dalam sistem penilaian kinerja di PT, X ada beberapa hal yang dapat dianggap sebagai kekuatan sistem penilaian kinerja yang berlaku saat ini yailu adanya briefing sebelum memulai periode penilaian, digunakannya multi rater dan adanya sesi umpan balik. Akan tetapi ada keluhan bahwa lembar penilaian kinerja yang digunakan untuk seorang pimpinan departemen kurang cukup untuk menilai kinerjanya secara keseluruhan. Dengan kata lain ada defisiensi dalam penilaian kinerja dimana instrumen penilaian kinerja kurang mencakup aspek yang penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya (Harris, 1997). Kelemahan dari instrumen penilaian kinerja di PT. X saat ini juga tampak dengan adanya ambiguitas dari dimensi yang diukur dan standar yang menjadi ukuran sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi antara penilai. Nampaknya kelemahan dari instrumen di PT. X disebabkan karena dimensi yang diukur tidak ditentukan dengan tepat dan lengkap dan ukuran keberhasilan tidak diuraikan dalam bentuk perilaku yang mudah diamati dan diukur. Dimensi-dimensi yang diukur pada instrumen penilaian kinerja di PT. X pada saat ini bersifat umum dan tidak ditentukan btrdasarkan analisa jabatan.
Untuk mengatasi masalah di atas maka penulis mengusulkan suatu program penyusunan instrumen penilaian kinerja yang efektif di PT. X. Pada tahap awal, program tersebut ditujukan kepada jabatan yang ada di level operasional yaitu pimpinan departemen, kasir, costumer services, sales administration, handling dan traffic. Instrumen penilaian kinerja yang diusulkan oleh penulis didasarkan oleh kompetensi. Kompetensi tersebut akan diukur dalam suatu lembar penilaian kinerja yang berbentuk behaviorally anchored rating scale (BARS). Dengan penilaian kinerja yang didasarkan pada kompetensi dan diukur dalam bentuk BARS maka relevansi dari dimensi yang diukur dapat dipertanggung jawabkan karena kompetensi diidentitikasikan melalui suatu metode analisa jabatan yang cermat dan tepat. Selain itu masalah ambiguitas pun dapat diatasi karena kompetensi menggunakan bahasa perilaku yang jelas, dan skala penilaian dijangkarkan oleh contoh perilaku yang jelas dan mudah diamati."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ratri Savitri Cahyairani
"Rancangan Penyusunan Model Kompetensi Karyawan Kantor Pusat PT. X Oilfield Services dibuat sebagai altematif solusi untuk menjawab pennasalahan utama yang dialami PT.X, sebuah perusahaan servis minyak dan gas, yang saat ini perlu melakukan evaluasi terhadap lcinerja karyawan, khususnya di kantor pusat. Dalam rangka pembuatan usulan rancangan penyusunan model kompetensi karyawan kantor pusat PT. X Oi(/Feld Services ini, penulis menggabungkan tahapan penyusunan model kompetensi yang direkomendasikan oleh LOMA Competencies Dictionary (1998) dan tahapan penyusunan model kompetcnsi melalui expert panel yang direkomendasikan oleh Spencer & Spencer (1993). Dari kedua model tersebut, penulis melakukan penyesuaian sehingga menghasilkan rancangan penyusunan model kompetensi yang terdiri dari tiga proses, yaitu proses persiapan, proses intl, dan proses penyelesaian. Dari seluruh proses yang dilakukan, penulis melcngkapi rincian proses-proses tersebut dengan waktu, tujuan, pihak yang terlibat, hal-hal pcndukung atau alat bantu, dan ouiput atau hasil yang diharapkan.

A competency model was designed as an alternative solution to resolve current P'l`.X problem, an oil and gas service company, as a basis aimed to evaluate employee?s perfomiance at head office Jakarta. In order to design the model competency, the writer combined steps in designing competency model from LOMA Competencies Dictionay (1998) and steps in designing competency model through expert panel, which recomended by Spencer and Spencer (1993) Putting altogether, the writer customized the competency model with PT. X?s current condition and provided three process as a steps in designing competency model in PT.X: preparation process, main process and iinal process. The writer also specified the processes, which include time frame, people who are involved in the process, methods and tools, and the expected outcomes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ratri Savitri Cahyairani
"PT. X Oilfieldiiervices Scbagai Dasar Evaluasi Karyawan Rancangan Penyusunan Model Kompetensi Karyawan Kantor Pusat PT. X Oilfield Services dibuat sebagai alternatif solusi untuk menjawab permasalahan utama yang dialami PT.X, sebuah perusahan servis minyak dan gas, yang saat ini perlu melnkukan evaluasi terhadap kinerja karyawan, khususnya di kantor pusat. Dalam rangka pembuatan usulan rancangan penyusunan model kompetensi karyawan kantor pusat PT. X Oibfield Services ini, penulis menggabungkan tahapan penyusunan model kompetensi yang direkomendasikan oleh LOMA Competencies Dictionary (1998) dan tahapan pcnyusunan model kompetensi mclalui expert pane! yang direkomendasikan oleh Spencer & Spencer (1993). Dari kedua model tersebut, penulis melakukan penyesuaian sehingga menghasilkan rancangan pcnyusunan model kompetensi yang terdiri dari tiga proses, yaitu proses persiapan, proses inti, dan proses penyelesaian. Dan seluruh proses yang dilakukan, penulis melengkapi rincian proses-proses tersebut dengan waktu, tujuan, pihak yang terlibat, hal-hal pendukung atau alat bantu, dan output atau hasil yang diharapkan.

PT. X Oilfield Services Head Office As A Basis Aimed To Evaluate Employee's Perfomance A competency model was designed as an alternative solution to resolve current PT.X problem, an oil and gas servicc company, as a basis aimed to evaluate employ:-:e?s performance at head office Jakarta. In order to design the model competency, the writer combined steps in designing competency model from LOMA Competencies Dictionay (1998) and steps in designing competency model through expert panel, which recomended by Spencer and Spencer (1993) Putting altogether, the writer customized the competency model with PT. X?s current condition and provided three process as a steps in designing competency model in PT.X: preparation process, main process and final process. The writer also specified the processes, which include time frame, people who are involved in the process, methods and tools, and the expected outcomes "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>