Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burhan Nurgiyantoro
Jakarta: Gadjah Mada University Press, 2000
300 BUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Malang: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, {s.a}
WACANA 17:1 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Reading, Hugo F.
Jakarta: Rajawali, 1986
R 300.3 REA k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aliuddin
"Jaringan, hanya ada dan dilaksanakan oleh para remaja laki laki dan wanita, duda serta janda di desa desa dalam Iingkungan komunitas Parean. Parean yang berada di jalur jalan raya pantai utara pulau Jawa,merupakan bagian dari Kecamatan Kandanghaur, yang terdiri dari tiga belas desa serta termasuk Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat.
Acara jaringan atau disebut juga dengan "pasar jodoh" adalah sesuatu yang hanya ada di Iingkungan komunitas Parean tidak diketahui secara pasti kapan di mulai. Acara jaringan tersebut telah berlangsung secara turun temurun sebagai suatu tradisi bagi para remaja Iaki Iaki dan wanita, duda serta janda untuk mencari pasangan hidup.
Setelah berjalan beberapa lama, acara jaringan memperlihatkan berbagai perubahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul B Horton dan Chester L Hunt mengatakan bahwa folkways atau tradisi yang ada dalam masyarakat akan terus berlangsung dan sifatnya berbeda beda pada masing masing jaman.
Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk memperkaya kajian empirik tentang perubahan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya perubahan fungsi intitusi jaringan sebagai sarana untuk mencari jodoh menjadi sarana mencari pasangan untuk kencan dengan adanya indikasi hubungan seks sebelum menikah.
Perubahan awal yang terlihat dari para peserla jaringan adalah terlihat dari Cara berpakaian, yang disesuaikan dengan kemajuan jaman. Namun perubahan itu membawa dampak terhadap symbol symbol yang ada dalam jaringan itu sendiri, terutama untuk membedakan antara remaja laki Iaki dengan duda dan remaja wanita dengan janda. Perubahan-perubahan yang terjadi pada akhirnya merubah fungsi sosial jaringan dari tempat memilih jodoh menjadi tempat kencan atau pacaran bagi para remaja desa desa yang berada dalam Iingkungan Parean, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai buruh nelayan dan buruh tani. Bagi mereka yang bersekolah, kedatangan ke acara janngan, pada umumnya hanya untuk iseng saja karena mereka tidak ingin memperoleh pasangan melalui jaringan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melihat berbagai perubahan yang terjadi di kalangan remaja dalam Iingkungan komunitas Parean dengan mencari berbagai informasi dari berbagai lapisan masyarakat yang ada di keempat desa yang ada dalam Iingkungan komunitas Parean yaitu , desa llir, desa Bulak, desa Parean Girang dan desa Wirapanjunan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini bahwa acara jaringan yang semula bersifat tertutup hanya untuk masyarakat yang ada dalam komunitas Parean dan perkawinan yang bersifat endogamy, berubah karena berbagai faktor, seperti mobilitas penduduk desa dan kota kota besar seperti Jakarta, Semarang terutama bagi mereka yang bekerja sebagai buruh nelayan. Kemiskinan, yang membuat para remaja tidak ingin melaksanakan semua tata cara yang ada dalam pemilihan jodoh dan pelaksanaan perkawinan, karena dianggap akan membebani mereka yang tidak mampu. Disamping adanya keinginan dari orang tua pihak wanita, ingin menikahkan segera anak wanitanya dengan harapan dapat mengurangi beban hidup keluarga. Apabila keinginan tersebut tidak tercapai maka orangtua juga berperan dalam proses perceraian.
Secara keseluruhan tesis ini nantinya akan menyajikan diskripsi mengenai fenomena sosial yang terjadi dan sebagian lagi memberikan analisa tentang mengapa teljadi perubahan fungsi institusi Jaringan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasius Bambang Sugiharto
"Ilmu-ilmu manusia, dalam berbagai bentuk dan namanya yang berbeda-beda, telah mengalami sejarah panjang, hampir setua tradisi filsafat barat sendiri. Namun sejak bentuk awalnya sebagai sistem kurikulum'Paideia' Yunani hingga bentuk 'Studia Humanitatis' Renesanse sebetulnya persoalan metodologik belum merupakan isyu pokok. Persoalan metodologik ilmu-ilmu manusia baru muncul secara tajam terutama sejak paradigma Newtonian dianggap sebagai satu-satunya dasar yang sahih untuk melandasi ilmu pengetahuan. Dominasi paradigma fisika itu berkembang pada abad 17 dan 18 akibat bobot kepastian dan ketepatan hasil-hasil penyelidikannya yang eksperimental dan matematis. Dampak dari dominasi tersebut adalah krisis identitas khususnya pada filsafat (terutama filsafat moral), yang saat itu merupakan bidang pokok ilmu-ilmu manusia (Studia Humanitatis). Filsafat, dalam sifatnya yang metafisik dan teosentrik, tidak memiliki kepastian ala Fisika, maka cenderung dianggap tidak ilmiah. Dalam konteks inilah Kant muncul. Melalui 'Kritik atas Rasio murni'nya ia mengadakan tindakan 'penyelamatan' yang sangat penting. Di satu pihak filsafat sebagai Metafisika yangbersifat sintetik a priori (cenderung sangat spekulatip) itu ia singkirkan dari wilayah Pengetahuan ilmiah teoritik dan ia masukkan ke wilayah Rasio praktis. Di pihak lain iapun membuat batas-batas fundamental bagi pengetahuan ilmiah itu. Baginya pengetahuan ilmiah teoritik terbatas, bukan karena batas-batas realitas, melainkan karena pengetahuan manusia sudah selalu ditentukan oleh unsur-unsur a priori dari sensibilitas dan kemampuan pemahamannya sendiri. Tambahan pula pengetahuan tersebut hanya dapat bergerak di wilayah Fenomenal (spatio-temporal) belaka. Sedangkan wilayah filsafat (dan kesadaran moral/religius) adalah wilayah Noumenal Sambil melakukan tindakan penyelamatan itu Kant pun serentak melahirkan identitas baru bagi filsafat. Filsafat tidak lagi merupakan 'Ratu ilmu pengetahuan' (Queen of Sciences) melainkan menjadi 'Disiplin yang terdasar, yang melandasi llmu pengetahuan'. Keutamaan filsafat tidak lagi dalam posisinya sebagai 'Yang tertingi', melainkan sebagai 'yang terdasar'. Dengan kata lain Filsafat pada hakekatnya menjadi 'Teori dasar Pengetahuan'. 'Itulah sebabnya setelah Kant, pala pemikiran filsafat cenderung berorientasi epistemologik. Pola pemikiran epistemologik ini pada hakekatnya selalu hendak mengukur bobot pengetahuan berdasarkan satu kerangka/aturan dasar yang sama. Maka bersikap rasional disini berarti: mampu mencapai persetujuan dengan manusia lain tentang dasar yang satu dan sama. Meyakini bahwa tak ada atau tak perlu ada dasar yang satu dan sama itu berarti membahayakan rasionalitas. Pola berpikir yang biasa disebut 'foundational' sernacam itu kemudian berpengaruh besar tidak hanya dalam wilayah filsafat, melainkan juga dalam kegiatan-kegiatan ilmiah pada umumnya. Manakala disiplin-disiplin ilmu terpilah-pilah menjadi spesifik, maka dasar yang satu dan sama tadi mewujud dalam tatanan peristilahan teknis yang khas pada tiap disiplin itu, atau sebutlah dalam 'matriks disipliner' masing-masing ilmu itu. Tiap disiplin itu dibangun atas satu unsur, ungkapan, atau proses yang dianggap terdasar. Sebagian menganggap unsur itu terletak pada proses mental, sebagian lagi pada proses sosial, yang lain proses alam, dan sebagainya. Kenyataan inilah yang kemudian melahirkan kecenderungan reduktif dan sektoral pada ilmu - ilmu, termasuk ilmu-ilmu manusia. Bahayanya adalah bahwa kesempitan perspektif ilmu tertentu dimutlakkan sedemikian hingga realitas yang tak dapat dimasukkan dalam matriks disipliner ilmu tersebut dianggap bukan realitas. Gejala ini menandai kegiatan ilmu-ilmu manusia pula dan mengakibatkan krisis kemanusiaan abad ini. Demikianlah dengan ini hendak dikatakan, bahwa dalam persoalan metodo-logik ilmu-ilmu manusia, orientasi pemikiran epistemologik Kantian sebenarnya merupakan tonggak awal. Maka tak mengherankan bila persoalan metodologik ilmu-ilmu manusia terkemudian diolah oleh kelompok Neo-Kantian (Dilthey, Windelband dan Rickert)."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: PLP2M, 1985
297.7 ISL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuper, Adam
Jakarta: Rajawali Pers, Rajagrafindo Persada, 2008
R 300.3 KUP e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: UI-Press, 1982
378.1 NUG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali, 1989
300 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Airlangga University Press, 1991
R 300.72 TIN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>