Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindhita Septrina W.
"Thesis ini menganalisa level efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri den gan menggunakan data keuangan bank tersebut periode bulan Juni 2001 sampai dengan bulan Desember 2005. Teknik perhitungan efisiensi biaya yang digunakan adalah stochastic frontier. Penelitian ini menguji hubungan antara tingkat efisiensi biaya dan beberapa komponen pengukuran tingkat kesehatan bank rnelipuli NPL dan BOPO dengan menggunakan pendekatan granger causality seperli yang diteliti oleh Berger dan De Young (1997).
Hasil dari pengolahan data diperoleh nilai rata-rata efisiensi Bank Muamalat lebih besar 0.2% dibanding nilai efisiensi rata-rata Bank Syariah mandiri (92.1265%) dengan nilai input price beban tenaga kerja Bank Syariah Mandiri lebih besar 0.453% dibanding input price beban tenaga kerja Bank muamalat (0.995%). Sedangkan nllai input price beban bagi hasil Bank Syariah Mandiri lebih kecil 0.515% dibanding input price bagi basil Bank Muamalat (3.405%). Berdasarkan hasil uji nilai rata-rata dengan uji Z diperoleh nilai rata-rata antara nilai BOPO BSM dan BMI sama, begitupula dengan nilai rata-rata tingkat efisiensi kedua bank syariah tersebut yang sama secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hal yang sama juga menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara nilai BOPO dengan tingkat efisiensi biaya walaupun dengan metode yang berbeda. Namun sannasama menggunakan biaya operasi pada pengolahannya. Sedangkan berdasarkan granger causality test ditemukan tidak ada hubungaa antara NPF deagan BOPO ataupun biaya efisiensi. Walaupun dipenelitian lain ditemukan hubungan antara NPLdengan nilai tingkat efisiensi.

This Thesis analyst cost efficiency level at Bank Muamalat Indonesia and PT. Bank Syariah Mandiri using banking financial data since June 2001 train December 2005. measurement technic of cost efficiency that used is stochastic frontier. This research is causality test between cost efficiency level and some part of Sounding level measurement bank including NPL and BOPO which use granger causality approach like research by Berger dan De Young (I997).
The result of this processing data are average of efficiency value Mttamalat Bank bigger about 0.2% than efficiency value of Bank Syariah Mandiri (92.1265%) with input price value of wages of human resources bigger about 0.453% than input price wages of human resources Bank muamalat (0.995%). And then the input price value of interest Bank Syariah Mandiri lower about 0.515% than input price interest of Bank Muamalat (3.405%). Based on value of mean test with z test is resulted same average value between BOPO BSM and BMI, average value of efficiency level both of sharia bank also have same result. It also treat for average level of efficiency in trust rate 95%, The same result for mean value between BOPO and cost efficiency level unless the difference iuetthode but together using operating cost in processing_ Based on granger causality test fnd no relationship between NPF and BOPO and Cost efficiency. Unless in other research there are relation ship."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 17556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Fallah Rosyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan 7 (tujuh) bank umum konvensional pada periode 1994-2003. Ukuran kinerja ditentukan berdasarkan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO. Untuk membuktikan hipotesis awal (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja BMI dengan bank umum konvensional, penulis menggunakan Independent samples t-test. Selanjutnya t-test jenis comparing means digunakan untuk mengetahui perbedaan antarkelompok bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwaberdasarkan rata-rata (mean) rasio keuangan, BMI relatif lebih baik pada tiga rasio, yaitu NPL, ROE dan LDR, sementara itu rasio lainnya BMI relatif lebih rendah kualitasnya.

This study was aimed to compare banking performance between Bank Muamalat Indonesia with 7 conventional banks for 1994-2003 period. Banking performance analysis based on financial ratio which depends on CAR, NPL, ROA, ROE, LDR and BOPO. Independent samples Hest was used to prove null hypothesis (Ho) that states there is no significant difference between conventional banking performance and that of Islamic bank. Then. comparing means was used lo find difference in inter banks performance. This study shows that BMI is relafively superior in NPL. LDR ratios significant value."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T 13580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririh Krishnani
"Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat hal mana ditandai dengan tumbuhnya Bank Perkreditan Rakyat Syariah, dan berkembangnya Bank-Bank Umum Syariah baik yang berasal dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah maupun yang pada awalnya merupakan Unit Usaha Syariah Bank konvensional, paradigma ini menimbulkan beberapa hal yang perlu dibahas kembali secara mendalam yakni 1) Apakah yang dimaksud dengan Konsep Syariah dan Kontrak Wadi'ah dalam Perbankan Syariah? 2) Bagaimanakah mekanisme peningkatan status Bank Perkredican Rakyat Syariah (BPRS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS)? dan 3) Apakah bentuk hubungan kontrak yang digunakan dalam peningkatan status Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) yang sejalan dengan konsep syariah? Dengan penelitian yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang mempergunakan sumber data sekunder, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.yaitu: 1) Pemberian izin usaha Bank Umum Syariah dan BPR Syariah dilakukan dalam dua tahap: a) persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian Bank: dan b) izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha Bank setelah persiapan pendirian selesai dilakukan, 2) Modal disetor untuk mendirikan Bank Umum Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah). Sedangkan modal disetor untuk BPR Syariah berkisar antara Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan Rp. 2.000.0D0.000,00 (dua miliar rupiah) tergantung lokasi atau wilayah tempat pendiriannya, 3) Prosedur untuk meningkatkan status BPR Syariah menjadi Bank Umum Syariah dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan izin kepada Bank Indonesia dan menyesuaikan dengan persyaratan-persyaratan tertentu berlaku bagi Bank Umum Syariah, termasuk ketentuan tentang jumlah persyaratan modal disetor yang mengatur tentang kewajiban menyetor 30% dari jumlah modal minimum tersebut dalam bentuk deposito pada Bank Umum Syariah atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia qq. salah satu calon pemilik, 4) Mekanisme peningkatan status BPR Syariah menjadi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Kontrak Wadiah dengan Bank Indonesia sudah sesuai denqan konsep perbankan syariah karena merupakan hubungan hukum."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza Zainuri
"Tesis ini membahas kinerja Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air dan peringkat bank nomor 9 (Sembilan) dengan asset terbesar di Asia Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kinerja keuangan Bank Mandiri periode 2006 ? 2010 dengan menggunakan proksi rasio keuangan dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Mandiri dan Malaysian Bank Berhard (Maybank) yang merupakan bank terbesar di Malaysia dan bank dengan peringkat 4 (empat) asset terbesar di Asia Tenggara dengan menggunakan metode statistik independent t test, dimana diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan kinerja antara kedua bank dalam kategori rasio CAR, NPL, ROA, dan ROE, sedangkan untuk kategori LDR, BOPO, dan NIM diperoleh hasil terdapat perbedaan kinerja diantara keduanya.
Hasil analisis berdasarkan pendekatan rasio keuangan bank yang diwakili oleh indikator rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR dan NIM dengan pembobotan nilai sesuai standard Bank Indonesia, diperoleh hasil selama 5 tahun terakhir Maybank lebih unggul dalam kinerja selama 4 (empat) tahun kecuali tahun 2009, dimana Bank Mandiri berhasil mengungguli nilai yang diperoleh Maybank karena pada tahun 2009 ROA Maybank merosot tajam yang disebabkan penurunan laba yang sangat besar. Dengan hasil perbandingan kinerja kedua bank ini, memberikan bukti bahwa kinerja Bank Mandiri yang notebene terbesar di tingkat nasional dan memperoleh banyak predikat penghargaan, harus lebih bekerja keras untuk dapat menyaingi kinerja Maybank khususnya dan bank-bank asing ditingkat regional Asia Tenggara pada umumnya.

The thesis tells about concerning Bank Mandiri performance as one of the biggest bank in Indonesia and number nine ranks having the biggest asset in South East Asia region, in five years period analyzing through their financial report. This research intended to look at Bank Mandiri financial performance from 2006 to 2010 with financial ratio as well as the financial performance differentiation between Bank Mandiri and Malaysian Bank Berhard (Maybank) which is the biggest bank in Malaysia and having the number four ranks with the biggest asset in South East Asia region using the independent t test statistic method, the results there are not any different between the two banks in CAR, NPL, ROA, and ROE ratio categories, while for LDR, BOPO and NIM categories there are different between both banks.
Analysis result from close points in financial bank ratio which represent by CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR and NIM indicators, with Bank of Indonesia?s standards, the findings are for the last 5 years Maybank have improve their performance for four years in a row except for 2009, where Bank Mandiri have succeed to lead points from Maybank because in 2009 the Maybank ROA dropped off caused by the massive reduction on their profit. Through the comparison result between the two banks, proved that Bank Mandiri performance which in fact the biggest bank in national level and having a lot of achievement, should work very hard competing especially to Maybank and to other foreign banks in South East Asia region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T33754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Rahadian
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan efisiensi biaya dan keuntungan beberapa kelompok bank yaitu antara Bank Umum Syariah (BUS) dengan Unit Usaha Syariah (UUS), antara bank milik pemerintah dengan milik swasta dan antara bank asset besar, menengah dan kecil. Selain itu, penelitian ini akan menguji perbedaan efisiensi biaya dan keuntungan antara fungsi translog dan fungsi Cobb-Douglas. Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi adalah dengan Stochastic Frontier Analysis.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan efisiensi biaya dan keuntungan antara kelompok bank dan antara fungsi translog dengan fungsi Cobb-Douglas. Nilai efisiensi biaya tertinggi dan terendah secara berturut-turut dimiliki UUS Bank Aceh dan UUS Bank Permata. Sedangkan, nilai efisiensi keuntungan tertinggi dan terendah masing-masing dimiliki UUS Bank Kalimantan Barat dan UUS Bank Jawa Timur.

This study aims to examine the differences in cost and profit efficiency some banks namely between Sharia General Banks with Sharia Business Units, between the government-owned banks and private banks and between large, medium and small banks. In addition, this study will examine the difference cost and profit efficiency between translog function and the Cobb-Douglas function. The method used to obtain the value of efficiency is the Stochastic Frontier Analysis.
The results are no difference cost and profit efficiency between group of banks and between translog function with Cobb-Douglas function. Highest value and lowest cost efficiency respectively were obtained by Sharia Business Unit Bank Aceh and Sharia Business Unit Bank Permata. Meanwhile, the value of the highest and lowest profit efficiency respectively were obtained by Sharia Business Unit Bank Kalimantan Barat and Sharia Business Unit Bank Jawa Timur.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Sumirat Bassar
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah kebijakan perbankan 1998. Kebijakan perbankan 1998 telah memperjelas landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu indikator kebeahasilan mobilisasi dana mayarakat dalam menginvestasikan dananya pada bank syariah tersebut, serta keberhasilan dalam melayani masyarakat membutuhkan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan penelitian tersebut dapat diketahui apakah sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi dari hasil penelitian ini dapat diketahui pola penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
Dari basil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia Lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi, dapat dianalisis bahwa baik sebelurn maupun sesudah kebijakan perbankan I998, Bank Muamalat Indonesia masih tampak berhati-hati dalam penyaluran dananya. Oleh karena itu, disarankan agar Bank Muamalat Indonesia Lebih agresif dalam menyalurkan dananya tanpa mengabaikan aturan-aturan yang ada.

This research was to see the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia before and after the banking policies of 1998. The banking policies of 1998 have clarified the legal basis and business types that can he operated and implemented by syariah bank. The performance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia constitutes one indicator of successful public fund mobilization in investing it's fund at the syariah bank and the success in serving the people who need the banking services that are in accordance with the principles of Syariah. By this research, it can be known whether the per:armance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia after the banking policies is better than the one before it. Further, from this research, the pattern of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia can be known.
The results of the research indicated that after the banking policies of 1998, the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia was better than that before. Further, it could be analyzed that either after or before the banking policies of 1998, PT. Bank Muamalat Indonesia seemed to be prudential in distributing its fund. Therefore, it is recommended that PT Bank Muamalat Indonesia should be more aggressive in distributing its fund without ignoring the existing rules.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahyuddin Ramli
"Keberadaan lembaga perbankan yang eisien tidak hanya penting artinya bagi industri perbankan tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Dari sudut pandang mikro, sebuah bank harus efisien agar bisa hidup dan berkembang dalam suasana persaingan yang sangat ketat. Sementara dari sudut pandang makro, industri perbankan yang efisien akan dapat membawa dampak positif yang kuat terhadap perkembangan sektor-sektor lain mengingat peran yang sangat strategis sebagai lntermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Sehubungan dengan pentingnya aspek efisiensi tersebut, maka sejak awal dekade 90an terlihat timbul perhatian yang semakin besar mengenai hal ini, khususnya dari para peneliti.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang dikenal dengan "two-step approach". Step pertama yaitu pengukuran tingkat efisiensi bank, sedangkan step kedua adalah pengkajian variabel-variabel penjelas (explanatory variables) yang mempengaruhi tingkat efisiensi bank tersebut. Step pertama menggunakan model Data Envelopment Analysis (DEA), sementara step kedua memakai dua model analisa regresi, yaitu model regresi Tobit dan model regresi Translog Bentuk-S.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi bank komersial di Indonesia berkisar antara 70-80 % dari kondisi optimal. Terdapat tiga variabel penjelas yang cukup kuat pengaruhnya terhadap tingkat efisiensi bank, yaitu size, CAR, dan NPL. Ketiga variabel ini memperlihatkan hubungan yang sangat signifikan dengan tingkat efisiensi meskipun bentuk hubungannya tidak sama. CAR memperlihatkan hubungan positif, sementara NPL memperlihatkan hubungan negatif. Berbeda dengan CAR dan NPL, size memperlihatkan hubungan yang agak unik, yaitu berbentuk kuadratik dengan nilai maksimum. Pada tahap awal peningkatan size cenderung berdampak positif terhadap peningkatan efisiensi, tetapi pengaruh positif tersebut tidak dapat berlansung selamanya. Melewati suatu tingkat tertentu (titik maksimum) peningkatan size tidak lagi berpengaruh positif tetapi sebaliknya cenderung mengakibatkan penurunan tingkat efisiensi.
Agak diluar dugaan, kelompok bank pemerintah temyata lebih efisien dibandingkan dengan kelompok bank swasta nasional, khususnya dalam tiga tahun terakhir (2000-2002). Kelompok bank pemerintah kelihatannya diuntungkan oleh adanya hubungan yang kuat dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan sesama BUMN yang hingga saat ini masih merupakan sumber-sumber bisnis patensial industri perbankan. Dalam pada itu, sesuai dugaan, kelompok bank yang sudah go public terbukti lebih efisien dari pada kelompok bank yang belum go public. Namun, temuan yang menarik yaitu perbedaan tingkat efisiensi di antara kedua kelompok bank ini tampaknya tidak disebabkan oleh status go public tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor size karena kelompok bank go public pada umumnya terdlri dari bank-bank berskala besar.
Tingkat efisiensi kelompok bank pmerintah pada tiga tahun setelah krisis terlihat mengalami perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi dua tahun sebelum krisis. Namun, pada waktu yang sama tingkat efisiensi kelompok bank swasta nasional belum memperlihatkan kemajuan, bahkan terlihat sedikit lebih rendah dari keadaan sebelum krisis. Secara keseluruhan, tingkat efisiensi industri perbankan Indonesia setelah krisis belum mengalami perbaikan yang berarti dibandingkan dengan keadaan sebelum krisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D655
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wahyu Arjaya
"Teknologi Informasi saat ini dipandang sebagai salah satu pilar yang penting untuk memperoleh keunggulan kompetitif perusahaan. Investasi di bidang teknologi informasi ini diharapkan akan mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui efisiensi dari current business line dan membuka peluang bisnis yang baru di masa mendatang.
lnvestasi di bidang teknologi informasi seperti Cash Forecasting System diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menekan biaya operational dari idle cash di ATM dengan mempelajari pattern cash withdrawal. Namun walaupun value yang dihasilkan terasa sangat nyata biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan solusi tersebut pada umumnya cukup tinggi. Oleh karena itu evaluasi yang mendalam untuk mengetahui berapa besar investasi yang diperlukan dan benefit yang dihasilkan dari implementasi solusi tersebut sangat diperlukan.
Terdapat banyak metode yang ada untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek teknologi informasi, misalnya dengan menggunakan analisis Return On investment (ROI) dan Payback Period Namun kedua pendekatan tersebut hanya mengevaluasi project dari sisi financial (tangible) sementara banyak project teknologi informasi yang Iebih banyak memberikan manfaat intangible dibandingkan yang bersitat tangible.
Metode information Economics yang diperkenalkan oleh Marylin M. Parker, memberikan guidance tentang bagaimana cara kita mengevaluasi sebuah proyek teknologi informasi dengan memperhatikan tangible dan intangible benefit yang dihasilkan. Pengukuran benefit dalam information Economics ini didasarkan atas lima aspek yaitu : Financial Values, Strategic values, Stakeholder values, Competitive Strategy Risk dan Organizational Strategy Risk & Uncertainty. Diharapkan evaluasi yang menyeluruh terhadap tangible dan intangible benefit dari proyek teknologi informasi ini dapat menjadi salah satu metode dalam menilai kelayakan investasi di bidang teknologi inforrnasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Priyatno Hendroyuwono
"Krisis ekonomi yang telah dialami perbankan Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh lemahnya permodalan yang dimiliki. Hal ini menjadi ancaman serius terutama dalam menghadapi era pasar bebas dunia yang sudah semakin dekat. Mengantisipasi masalah ini, pemerintah Indonesia menghendaki agar perbankan nasional memperkuat permodalannya sendiri dengan salah salu jalan melakukan penawaran saham ke pasar modal. Pasar modal yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan sumber dana yang besar. Di samping itu pasar modal juga dapat menjadi alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dananya karena dapat memberikan keuntungan. Semakin besar keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor, semakin tinggi pula resiko yang harus dihadapinya. Untuk itu diperlukan analisis yang matang sebelum investor mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual suatu saham. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukannya adalah analisis fundamental.
Analisis fundamental dengan metode top down approach dimulai dengan analisis perekonomian makro, analisis industri dimana perusahaan berada dan analisis perusahaan. Termasuk ke dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap variabel-variabel perekonomian makro, seperti kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga dan lain-lain. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter), yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang, Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain adalah analisis terhadap strategi perusahaan, laporan keuangan, dan penghitungan nilai wajar atau intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan model penilaian free cashflow to equiry dan P/E multiple.
Penulisan Karya Akhir ini menerapkan analisis fundamental pada sebuah perusahaan Negara atau BUMN yang telah melakukan go public tanggal 14 Juli 2003. Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui perkiraan nilai wajar sahamnya pada saat IPO dilaksanakan dan selama tahun 2004. Perusahaan yang dipilih PT. Bank Mandiri (Persero).
Analisis fundamental yang terdiri dari analisis terhadap ekonomi makro, diketahui kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan masih terus berlangsungnya. Proses pemulihan ekonomi, dengan terjadinya peningkatan aktifitas ekonomi meskipun masih terus dibayangi oleh tekanan inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah. Dan krisis industri, diketahui kondisi industri perbankan mulai menunjukkan perbaikan walaupun kondisinya secara umum masih belum pulih. Perkembangan tersebut tercermin pada peningkatan penghimpunan dana, profitabilitas, membaiknya kualitas kredit serta peningkatan jumlah bank yang telah memenuhi ketentuan minimum Capital Adequacy Ratio (CAR). Disamping itu, fungsi intermediasi bank yang sempat terganggu selama berlangsungnya krisis telah menunjukkan pemulihan, yang tercermin dari adanya ekspansi kredit walaupun masih dalam skala kecil.
Bank Mandiri terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabahnya, disamping terus menciptakan keunggulan baru dibanding pesaingnya. Bahkan Bank Mandiri sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi era baru dalam bisnis perbankan yaitu telepon banking dan internet banking yang didukung dengan penggunaan teknologi canggih. Kecanggihan teknologi inilah yang membedakan Bank Mandiri dalam pelayanan menjadi lebih maju dari bank lain di Indonesia. Strategi Bank Mandiri mempertahankan dan meningkatkan bisnis corporate banking, meningkatkan pangsa pasar untuk nasabah komersial dan consumer, memperkuat pengelolaan risiko, meningkatkan penggunaan teknologi dan meningkatkan kinerja keuangan.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan dengan pendekatan FCFE model dan P/E multipie, diperoleh nilai intrinsik saham sebesar Rp.1.618 per saham dan Rp.1.996,62, yang dapat dijadikan penimbangan bagi investor apakah nantinya harga yang terjadi di pasar adalah harga yang undervalued atau Overvaluead. Sehingga dengan diketahuinya nilai wajar dari saham ini investor dapat mempertimbangkan memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham tersebut. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan adanya ketidakpastian, kesimpulan tersebut dapat berubah. Apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat maka kesimpulan akhir yang diperolehpun dapat berubah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Maria Liana
"Skripsi ini membahas efisiensi bank umum yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 dengan menggunakan data 29 bank umum. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi bank adalah metode Data Envelopment Analysis dengan 2 pendekatan; pendekatan produksi dan pendekatan intermediasi. Analisis efisiensi dilakukan secara keseluruhan dan berdasarkan kepemilikan serta berdasarkan peraturan Bank Indonesia mengenai Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU). Untuk mengukur perubahan produktivitas antar periode digunakan indeks Total Factor Productivity yang dihitung dari score DEA. Sedangkan untuk mengurutkan performance efisiensi bank dilihat dari score super efficiencynya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kepemilikannya, kelompok bank swasta nasional non devisa selama 2009-2013 relatif paling efisien. Berdasarkan BUKU, BUKU III merupakan kelompok bank yang paling efisien dari pendekatan produksi, dan BUKU II yang paling efisien dari pendekatan intermediasi.

This paper discusses efficiency of commercial banks listed on BEI period 2009-2013 using 29 commercial bank. The method used to measure efficiency of bank is Data Envelopment Analysis with two approaches; production approach and interediation approach. Efficiency analysis done as a whole and based on ownership, and also based on Indonesian Bank regulation about general based business activities (BUKU). To measure productivity changes overtime, total factory productivity index are calculated from DEA scores. Then, to rank the performance of the efficient banks seen from super-efficiency scores. The result of this research showed that based on the ownership, privately-owned non-devisa banks during 2009-2013 relatively most efficient. Based on BUKU, BUKU III is the most efficient bank group from the production approach, and the most efficient of the intermediation approach is BUKU II."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S58262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>