Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariana
"Masalah seksualitas perempuan kerap kali jatuh pada ambiguitas. Pandangan yang meletakkan seks seks secara tidak adil pada perempuan ini memberikan legtimasi semu bahwa laki-laki sebagai pemilik hasrat, garah dan antuisiasme seks sedangkat perempuan hanya perangkat gairah itu sendiri. Seksualitas perempuan yang direpresentasikan dalam novel Saman dapat memberikan wacana seks yang bersudut pandang kehendak atau pengalaman peremuan yangs elama ini hanya dipegang kaum lelaki."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesara Rafiantika
"Konformitas merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam film G.I. Jane, konformitas dilakukan oleh pemeran utama perempuan sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi patriarki yang dibentuk melalui hegemoni maskulinitas. Konformitas menjadi hal yang perlu dilakukan dalam film G.I. Jane sebagai cara untuk mengubah pandangan tentang stereotipe feminin dan maskulin. Skripsi ini akan membahas tentang hegemoni maskulinitas yang terbentuk dalam film G.I. Jane melalui kekuasaan patriarki sampai pada akhirnya terjadi proses perubahan representasi identitas. Representasi identitas baru tersebut merupakan cara berkonformitas. Hasil analisis mengungkapkan bahwa konformitas dalam film G.I. Jane dilakukan oleh tokoh utama dengan cara mengubah penampilan fisiknya sebagai bentuk ketidaksetujuannya dengan konstruksi patriarki dalam film tersebut yang menolak kesetaraan laki-laki dan perempuan. Selain itu, hasil analisis juga mengungkapkan bahwa konformitas dalam film tersebut merupakan sebuah cara untuk menetang dikitomi antara perempuan dan laki-laki yang cenderung melemahkan perempuan. Konformitas tersebut terjadi melalui interaksi tokoh utama dengan beberapa tokoh pendukung dalam film tersebut. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman bahwa konformitas tidak selalu merepresentasikan ketertundukan pada kekuasaan. Pendobrakan konstruksi dan dominasi yang melemahkan perempuan dapat dilakukan melalui konformitas.

Conformity is a way of adaptation in a society. In G.I. Jane, conformity is done by the main female character as a woman resistance of patriarchy domination which is established through hegemony masculinity. Conformity in G.I. Jane needs to be done as a way to change the paradigm in forming feminine and masculine stereotype. This undergradute thesis explains how hegemony masculinity is formed by patriarchy power and triggers a representation of new identity of the main female character. The representation of a new identity is the way to show her conformity. The result of analysis reveals the main female character in G.I. Jane shows her conformity by changing her physical appearance. She does the conformity as her disagreement to patriarchal construction which eliminates the power of women and ignores the equality between women and men. Moreover, the result of analysis shows the conformity is a way to oppose dichotomy between women and men which tend to debilitate women’s power. The conformity is established by the interactions between the main female character and the supporting characters in the movie. By acknowledging he results of analysis, it can help to give a new thought of the ideaa of conformity. Conformity is not only a symbol of submission, but also a representation of power and domination resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenarjati Djajanegara
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995
813.54 SOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Meutia Harum
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas novel seorang pengarang Indonesia, yaitu Clara Ng yang
berjudul Tea for Two (2010). Novel Tea for Two menampilkan tema kekerasan
dalam rumah tangga yang menjadi isu dalam novel. Untuk itu, penelitian ini akan
berfokus pada proses internalisasi ideologi gender pada tokoh utama dalam novel
yaitu Sassy, dengan menggunakan pendekatan Habitus dan Gender. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa latar belakang budaya patriarkis membentuk pola
pikir tokoh perempuan sehingga menginternalisasi secara ideologis yang
menyebabkan tokoh utama perempuan dalam novel ini mengalami kekerasan
simbolik maupun kekerasan fisik dalam rumah tangganya. Dengan demikian,
relasi yang terbentuk adalah relasi ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan
serta menampilkan laki-laki sebagai pihak yang dominan.

ABSTRACT
This research discusses a novel by Clara Ng, a female author from
Indonesia, titled Tea for Two (2010). The Novel expressed domestic violence in
household which is increasingly prevalent and became an issue in Indonesian
society. Therefore, this study focused on the process of internalization of gender
ideology on female characters in the novel with Habitus and Gender approach.
This research found that the cultural background of patriarchal formed mindset of
women and ideologically internalized so the female characters in this novel
experienced a symbolic and physical violence in the household. Thus, a relation
that is formed is an inequality between men and women and show men as the
dominant party."
2012
T30621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hilman Rasyid Yudistira
"Tesis ini akan mengkaji novel berjudul The Woman In Cabin 10, sebuah novel bergenre triler psikologis karya dari Ruth Ware, dengan persepektif feminis. Pembahasan tesis menjawab permasalahan subjektivitas perempuan di tengah-tengah budaya patriarkal, yang terkonstruksi dan mendiskreditkan perempuan. Tokoh utama dalam novel ini, Laura Blacklock, melakukan usaha melawan dominasi kuasa laki-laki dan berjuang untuk terbebas dari laki-laki yang mengontrolnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Laura Blacklock, sebagai narator primer-fokalisator, memperlihatkan perubahan identitas dan kecenderungan akan ideologi ambivalensi. Melalui narasi dan fokalisasi, tokoh utama yang merupakan seorang perempuan memperlihatkan usaha untuk melepaskan diri dari kontrol dominasi kuasa yang menyebabkan hadirnya subordinasi, diskriminasi, dan perubahan kesadaran identitasnya. Kesimpulan dari tesis ini adalah narasi dan fokalisasi tunggal teks merupakan penjabaran ideologi ambivalensi yang dapat mengaburkan batas antara posisi tokoh utama antara objek dan subjek, membalikkan posisi objek-subjek, dan bahkan memberikan kesadaran bagi tokoh perempuan lain akan objektifikasi dan dominasi kuasa laki-laki yang mampu memberikan penilaian dan mengkritik budaya patriarki.

This thesis will examine a novel entitled The Woman In Cabin 10, a psychological thriller novel by Ruth Ware, with a feminist perspective. The thesis discussion answers the problem of women's subjectivity in the midst of a patriarchal culture, which is constructed and discredits women. The main character in this novel, Laura Blacklock, struggles to fight against the domination of male power and struggles to be free from the men who control her. The results of the analysis show that Laura Blacklock's character, as the primary narrator-focalizer, shows a change in identity and a tendency to ideological ambivalence. Through narration and focalization, the main character, who is a woman, shows an effort to escape from the control of domination of power that causes subordination, discrimination, and changes in her identity awareness. The conclusion of this thesis is that the narrative and single focalization of the text are the elaboration of ambivalence ideology that can blur the line between the main character's position between object and subject, reverse the position of object-subject, and even provide awareness for other female characters of the objectification and domination of male power which is able to evaluate and criticize the patriarchal culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffira Diraprana Gayatri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi politik tubuh dalam tokoh-tokoh perempuan utama dalam novel Pillars of Salt dan My Name is Salma karya Fadia Faqir, serta menyimpulkan apakah ilustrasi perjuangan para tokoh tersebut dalam melawan manifestasi politik tubuh yang opresif mendobrak atau justru menguatkan representasi Barat mengenai perempuan Muslim. Menggunakan metodologi kualitatif-deskriptif dengan pendekatan close reading sebagai metode analisis, penelitian ini berangkat dari stereotipe perempuan Muslim dari sudut pandang Barat yang cenderung negatif dan asumsi bahwa novel-novel penulis perempuan Arab umumnya bertujuan untuk mendobrak stereotipe tersebut.
Penemuan penelitian ini adalah: pertama, tokoh-tokoh protagonis dalam kedua novel menjadi obyek dari berbagai bentuk politik tubuh yang dikenakan para tokoh laki-laki Timur maupun Barat, dan kedua, meskipun kedua teks tersebut terlihat menguatkan representasi Barat bahwa perempuan Muslim mengalami opresi, namun sesungguhnya mendobrak anggapan Barat bahwa perempuan Muslim cenderung pasif dan patuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa patriarki dan kolonialisme merupakan dua sistem yang membatasi resistensi dan menguatkan marjinalisasi perempuan, dan media operasi kedua sistem tersebut adalah tubuh.

This research aims to analyse the construction of body politics in the female protagonists in Pillars of Salt and My Name is Salma by Fadia Faqir, and to draw a conclusion on whether the illustration of the female characters‘ struggles against the oppressive manifestation of body politics succeed to challenge, or conversely to strengthen, western representation of Muslim women. Using a qualitative methodology with a close reading approach as a method of analysis, this research builds on the western stereotype of Muslim women that tends to be negative and the assumption that Anglophone Arab female writers commonly intends to challenge such stereotype.
The findings of this research are: first, the female protagonists in the novels of Pillars of Salt and My Name Is Salma underwent several forms of body politics that were imposed by both eastern and western men, and second, although these texts seem to strengthen western representations of Muslim women as oppressed, but it actually challenge the western portrayals of Muslim women as passive and obedient. This research concludes that it is both patriarchy and colonialism that overturn their resistance and strengthen female marginalisation, and that both systems take place first and foremost through the body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oriana Titisari
"Novel Fear of Flying adalah novel yang sangat kontroversial pada masa 1970-an di Amerika. Terbit di tengah-tengah semaraknya feminisme gelombang kedua membuat novel ini mendapat perhatian yang cukup besar dari para kritikus. Di sini, penulis menemukan bahwa ada suatu fakta yang menarik di mana novel ini mendapat interpretasi yang mendua, bahkan bertentangan, dalam ulasannya. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan akan posisi yang sebenarnya dari novel ini. Apakah Fear of Flying sebuah novel feminis atau justru terbawa oleh bias patriarki?
Dalam analisa tekstual yang dilakukan, terlihat adanya suatu kekonsistenan dalam dualisme novel ini, dari awal hingga akhir cerita. Dualisme ini ditunjukan melalui konstruksi gender yang membentuk sifat Isadora, respon Isadora terhadap berbagai rnasalah, tokoh utama pria yang mewakili sisi feminis dan patriarki dan akhir cerita yang menggantung atau tanpa resolusi. Semua unsur ini dikemas dengan sangat rinci oleh penulis hingga bisa timbul suatu respon yang mendua dari pembaca.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa novel ini menunjukkan rasa tidak puas wanita terhadap kedua ideologi, yaitu feminis dan patriarki. Keduanya terus memberi tuntutan pada wanita yang pada akhirnya mengekang eksistensi wanita untuk berkembang menjadi dirinya secara utuh. Akan tetapi jika kita melihat konteks yang ada pada masa novel ini ditulis, maka novel ini dapat dipuji sebagai salah satu novel feminis karena novel ini memunculkan suara atau isu-isu wanita yang selama ini dibungkam oleh konstruksi gender yang berkembang di masyarakat, yaitu patriarki.
Novel ini menggunakan dualisme secara konsisten untuk mengangkat tulisan wanita ke permukaan. Dualisme pada diri Isadora, pada akhirnya menjadi sesuatu yang memperkaya diri Isadora, Sama halnya dengan dualisme dalam novel ini yang menciptakan interpretasi yang mendua hingga pada akhimya membuat novel ini menjadi salah satu novel terbaik di Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Apriani
"Skripsi ini menganalisis bagaimana penggambaran tokoh-tokoh perempuan dalam novel Suq al-Im m karya Nawal El-Saadawi. Novel dengan bahasa asli Bahasa Arab Ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Jatuhnya Sang Imam. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan ekspresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bagaimana pengarang menggambarkan tokoh-tokoh perempuan dan bagaimana posisi mereka di mata laki-laki.
Penulis juga menganalisis unsur struktural yang terdapat dalam novel dengan menggunakan pendekatan struktural dengan teori tema, alur, tokoh dan penokohan, latar dan sudut pandang sedangkan dalam menganalisis tokoh perempuan, penulis menggunakan teori Feminisme Simone De Beauvoir.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Saadawi merepresentasikan tokoh perempuan menjadi dua kelompok yaitu perempuan masa lalu dan perempuan masa kini. Perempuan masa lalu yang mematuhi dengan kuat sistem masyarakat yang berlaku dan perempuan masa kini yang memiliki keberanian untuk membela diri dan memberontak. Perempuan masa lalu untuk menggambarkan bagaimana sifat perempuan masa lalu dan perempuan masa kini untuk menggambarkan bagaimana seharusnya perempuan menjadi pihak yang memiliki hak untuk mencapai kebahagiaan dan kebebasan.

This thesis analyzes how the depiction of female characters in a novel titled Suq al Im m by Nawal El Saadawi. The original version is in Arabic, and translated into Indonesian, titled Jatuhnya Sang Imam. The author conducted this research by using analysis description method with expressive approach. This aim is to find out how the author describes female characters and how they position from the point of view of man characters.
The author also analyzed the structural elements contained in the novel by using a structural approach with theme theory, plot, character, background and point of view while in analyzing female characters the author uses the theory of Feminism Simone De Beauvoir.
The research findings show that Saadawi represents female characters into two groups past and present women. Women of the past who adhere strongly to the prevailing system of society and today 39 s women who have the courage to defend themselves and rebel. Women of the past to illustrate how the nature of past women and women today to illustrate how women should be parties who have the right to achieve happiness and freedom.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Melani
"Lirik lagu, jika dipisahkan dari alunan melodinya, adalah sebuah puisi. Oleh sebab itu, lirik lagu dapat dianalisis dari segi kesusastraan. Dalam karya sastra, kedudukan perempuan umumnya ditampilkan berada di bawah dominasi Iaki-laki. Perempuan digambarkan sebagai makhluk yang lemah, tertindas, pasif, inferior, lembut, dan hidupnya tergantung pada kaum laki-laki. Namun, dalam lirik lagu ciptaan Melly Goeslaw perempuan justru digambarkan sebaliknya. Perempuan yang digambarkan Melly lewat lirik lagunya adalah sosok perempuan yang berani bertindak, tidak cengeng, superior, dan tidak tergantung sepenuhnya pada laki-laki. Walaupun demikian, dalam beberapa hal perempuan tidak dapat sepenuhnya melepaskan diri dari norma yang berlaku di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan citra perempuan dalam lirik lagu karya Melly Goeslaw. Penulis mengemukakan hipotesa bahwa perempuan yang digambarkan Melly lewat link lagunya adalah sosok perempuan yang menginginkan kesetaraan kedudukan dengan laki-laki, bahkan seringkali perempuan digambarkan berperan sebagai subjek (pelaku) daripada menjadi objek (korban). Kebenaran hipotesis itu akan dibuktikan melalui analisis citra perempuan dalam link lagu karya Melly Goeslaw dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Penelitian deskriptif analitis terhadap lirik lagu ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik yang dikaitkan dengan konsep gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholipiyana
"Syair Putri Akal merupakan satu dari 17 naskah dalam khazanah Sastra Melayu Klasik yang menggunakan nama tokoh perempuan sebagai judul. Syair ini termasuk jenis syair romantis. Dalam naskah, ditemukan bentuk ketidakadilan gender dan sikap perlawanan untuk mempertahankan eksistensi. Penelitian ini akan berfokus terhadap tokoh utama, yaitu Putri Akal. Tokoh ini merupakan representasi perempuan yang mengalami ketidakadilan sehingga melakukan perlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyajikan hasil tinjauan bentuk ketidakadilan gender yang dialami tokoh utama dan (2) menyajikan hasil tinjauan bentuk perlawanan ketidakadilan gender yang dilakukan oleh tokoh utama sebagai wujud eksistensi perempuan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan dua teori. Teori ketidakadilan gender oleh Fakih Mansour digunakan untuk menganalisis bentuk ketidakadilan gender pada tokoh utama, sedangkan teori feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir digunakan untuk menganalisis bentuk perlawanan tokoh utama sebagai wujud eksistensi perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya bentuk ketidakadilan gender berupa subordinasi, stereotipe, dan kekerasan. Sementara itu, bentuk eksistensi perempuan yang terkandung dalam naskah adalah (1) perempuan harus dapat membuat keputusan sendiri, (2) perempuan berani melawan penindasan, dan (3) perempuan tidak hanya narsistik, tetapi juga dapat rasional.

Syair Putri Akal is one of 17 manuscripts in the treasure of Classical Malay Literature that uses the name’s female character as the title. This poem is a romantic poem. In the text, gender inequity and attitude of resistance are found to maintain existence. This research will focus on the main character, Putri Akal. She is representation women who are inequity so that fight back. This research aims to (1) present the gender inequity of the main character and (2) present the form resistance by the main character as women's existence. The method used is descriptive qualitative with two theories. The theory of gender inequity by Fakih Mansour is used to analyze the form gender inequity, while the existentialist feminism theory by Simone de Beauvoir is used to analyze the form resistance as women's existence. The results are forms of gender inequity of subordination, stereotype, and violence. Meanwhile, the forms of women's existence are (1) women must be able to make their own decisions, (2) women have the courage to fight oppression, and (3) women not only narcissistic, but also rational."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>