Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Nuriswarawati
"PT Kawasan industri Jababeka merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan kawasan industri di daerah Cikarang, kabupaten daerah tingkat II Jawa Barat. Pada kawasan ini terdapat 1008 buah industri yang bergerak di berbagai bidang. Limbah cair yang dihasilkan bermacam-macam. Pengolahan Limbah cair ini dilakukan secara terpadu dengan menggunakan proses Lumpur aktif dengan menggunakan oxidation ditch.
Efluen Iimbah cair ini harus memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 6 Tahun 1999. Efluen ini dibuang ke saluran Cikarang Bekasi Laut. Menurut data analisis Laboratorium Jababeka, nilai COD masih di atas baku mutu sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Selain itu limbah Lumpur aktif (waste activated sludge) yang dihasilkan cukup banyak sehingga menjadi beban ekonomi bagi pengelola karena biaya pembuangannya cukup mahal.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Jababeka dalam hal limbah cair industri di Jababeka.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair industri di VVWTP Jababeka.
3. Untuk mengetahui kemampuan aktivator biologis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam Oxidation flitch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri di Jababeka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental dengan membuat pilot oxidation ditch yang merupakan scale down oxidation ditch VVWTP Jababeka. Eksperimen dilakukan dengan ulangan sebanyak empat kali dalam berbagai variasi dosis (0,5 ml, 2,5 mf, 5 ml) dengan waktu detensi 24 jam. Kemudian eksperimen dilakukan dengan variasi waktu detensi (24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam) untuk dosis aktivator biologis 0,5 ml dan 5 ml. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan penurunan parameter dengan variasi dosis.
Kesimpulan dari penelitian ini:
1. Pengelolaan Iimbah cair di Kawasan Industri Jababeka sudah mengikuti arahan yang terdapat dalam Amdal Kawasan namun hasilnya tidak efektif terutama dalam hal pemantauan limbah cair industri.
2. Proses pengolahan limbah cair Kawasan industri Jababeka yang menggunakan metode lumpur aktif dengan oxidation ditch plant menghasilkan efluen yang sudah memenuhi baku mutu SK Gubernur Jawa Barat kecuali nilai COD yang masih di atas baku mutu. Selain itu, Oksigenasi oxidation ditch kurang, tidak adanya emergency plant menyebabkan rotor oxidation ditch tripped. Nilai MISS lumpur aktif pun cukup tinggi.
3. Kemampuan aktivator biologis dalam berbagai dosis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam oxidation ditch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri menghasilkan kesimpulan bahwa dosis tidak berpengaruh pada kenaikan TVS dan penurunan TSS namun dosis berpengaruh pada kenaikan TS dan penurunan COD. Namun, perlu ada yang perlu digarisbawahi, dalam percobaan ini, masih dalam skala laboratorium sehingga untuk bisa dioperasionalkan harus di scale up dengan menggunakan pickle number.
Penelitian ini menghasilkan saran:
1. Beban pemantauan lingkungan yang selama ini ditanggung PT Kawasan Industri Jababeka hendaknya dipindahkan ke masing-masing industri dengan mengirimkan efluen limbahnya ke laboratorium yang ditunjuk dan memberikan laporan langsung kepada Jababeka
2. Perlu ada perbaikan dari sistem oxidation ditch seperti penambahan tangki ekualisasi untuk menghindari shock loading, perbaikan oksigenasi pada oxidation ditch dengan menambah jumlah rotor.
3. Dalam pengelolaan limbah dapat ditambah aktivator biologis 0,5 mill agar dapat menurunkan COD sampai dengan di bawah baku mutu lingkungan.

Jababeka Industrial Estate is private company which develops industrial area in Cikarang, Bekasi, West Java. There are 1008 industries operate in Jababeka that produce wastewater everyday. The wastewater treatment of these industries is integrated in one plant using activated sludge process.
According to the laboratory annual report, COD of supernatant is over the standard of Governor Decree of West Java No. 6 Year 1999. The
activated sludge process also produces wasted sludge that cost a lot of money because the disposal is expensive.
The aims of this research are:
1. To know environmental management in wastewater industry that implemented in Jababeka.
2. To know wastewater treatment process in Jababeka.
3. To know the removal of TS, TVS, TSS and COD by addition of Bio-Activator.
This research used descriptive and experiment method by using two oxidation ditch pilot which a scale down of Jababeka oxidation ditch. This experiment is repeated four times with various dosage of Bio-Activator (0,5 m11L, 2,5 mi1L and 5 ml1L).
The results are:
1. Jababeka has implemented environmental management in wastewater industry that stipulated in the environmental impact assessment of Jababeka but environmental control isn't goad enough,
2. Lack of oxygenation in oxidation ditch, sometimes oxidation ditch is tripped because there is no equalization tank, MLSS of sludge is very thick, because the activated sludge process is not in optimum condition.
3. There is no significant removal differences in various dosage except COD but can be used to reduce COD.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Lestari Putri
"ABSTRAK
Kualitas air Waduk Jatiluhur sebagai air baku Kawasan Industri Jababeka semakin menurun sehingga mengakibatkan beban pengolahan Water Treatment Plant (WTP) Jababeka semakin berat dan biaya pengolahan menjadi semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang penerapan daur ulang air berdasarkan perbandingan kualitas air baku dan air efluen pengolahan air limbah serta menentukan teknologi daur ulang air yang paling sesuai untuk diterapkan. Perbandingan kualitas air berupa pH, BOD, COD, TSS, dan fecal coliform dilakukan menggunakan grafik box & whisker plot dan uji statistik t-test. Perbandingan pada parameter BOD dan fecal coliform menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan, sedangkan perbandingan pada parameter pH, COD dan TSS menunjukkan hasil yang berbeda signifikan. Namun, nilai TSS pada efluen Wastewater Treatment Plant (WWTP) jauh lebih baik dibanding dengan influen WTP. Oleh karena itu, daur ulang air limbah berpeluang lebih besar untuk diterapkan. Tiga teknologi daur ulang air terpilih, yaitu reverse osmosis, ultrafiltrasi, dan activated carbon + klorinasi dibandingkan dengan beberapa parameter perbandingan, yaitu kebutuhan energi, biaya konstruksi, biaya operasional dan perawatan, kebutuhan lahan, dan efisiensi penyisihan dengan bobot sebesar 28%, 25%, 23%, 13%, dan 11% berturut-turut. Perbandingan teknologi daur ulang air dilakukan menggunakan metode ranking. Berdasarkan metode tersebut, teknologi reverse osmosis, ultrafiltrasi, dan activated carbon+klorinasi masing-masing mendapatkan skor 1,51; 2,13; dan 2,23 berturut-turut sehingga teknologi activated carbon + klorinasi menjadi teknologi yang paling sesuai untuk diterapkan.

ABSTRACT
Water quality of Jatiluhur Reservoir as raw water for Jababeka Industrial Estate is decreasing and resulting the processing load of Water Treatment Plant (WTP) Jababeka to be heavier and higher in processing costs. This study is aimed to assess the opportunities of applying water recycling based on comparison between raw water and effluent of wastewater and to determine the most appropriate technology to be applied. Comparisons of water quality, such as pH, BOD, COD, TSS and fecal coliform was performed using box and whisker plot graphs and statistical t-test. Comparison of BOD and fecal coliform showed results that did not differ significantly, whereas the comparison of pH, COD and TSS showed significantly different results. However, the value of TSS in effluent of Wastewater Treatment Plant (WWTP) is much better than influent of WTP. Therefore, wastewater recycling has greater opportunity to be applied. Three water recycling technology were chosen, namely reverse osmosis, ultrafiltration, and activated carbon + chlorination compared by some parameters of comparison, which are energy requirement, construction cost, operating and maintenance cost, land requirement, and removal efficiency with weights of 28%, 25%, 23%, 13% and 11% respectively. Comparison of water recycling technology was done using ranking method. Under this method, reverse osmosis, ultrafiltration, and activated carbon + chlorination get score 1,51; 2,13; and 2,23 respectively so that activated carbon + chlorination technology is the most appropriate technology to be applied."
2016
S65479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ghina Octaviani Minhaj
"Dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memegang peranan penting dalam mengolah air limbah agar sesuai dengan baku mutu sebelum di buang ke lingkungan. Akan tetapi tidak semua IPAL telah bekerja secara maksimal sehingga evaluasi secara berkala harus dilakukan untuk mengetahui masalah dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengolahan IPAL tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi terhadap IPAL 1 Jababeka yang berfungsi untuk mengolah air limbah pada Kawasan Industri 1 dan Kawasan Industri 7 yang berada di dalam Kawasan Industri Jababeka (KIJ). Evaluasi dilakukan dengan membandingkan efisiensi pengolahan aktual dengan literatur terkait, selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap parameter desain dan standar operasional prosedur (SOP). Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan melakukan simulasi proses dan opeasi IPAL dengan menggunakan perangkat lunak STOAT. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk efisiensi penyisihan IPAL 1 Jababeka pada pengolahan primer diperoleh nilai efisiensi BOD 50%; efisiensi COD 20,5% dan efisensi TSS 18,45%, pada pengolahan sekunder diperoleh nilai efisiensi penyisihan BOD 80%; efisiensi COD 91,22% dan efisiensi TSS 95,24% serta efisiensi IPAL secara keseluruhan adalah sebesar BOD 90%; efisiensi COD 93,02% dan efisiensi TSS 96,12%. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa masih perlu dilakukan peningkatan efisiensi dari unit-unit pengolahan IPAL 1 Jababeka. Parameter desain dari unit pengolahan IPAL 1 Jababeka juga belum seluruhnya memenuhi kriteria desain hal ini dikarenakan desain IPAL yang ada saat ini diperuntukan untuk mengolah air limbah dengan debit sebesar 18.000 m3/hari sedangkan rata-rata air limbah yang diolah oleh IPAL 1 Jababeka saat ini adalah sebesar 12.431 m3/hari. Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya juga dilakukan permodelan dengan menggunakan STOAT untuk mengetahui parameter apa saja yang paling signifikan dalam peningkatan efisiensi pengolahan IPAL yang kemudian diketahui bahwa debit air limbah merupakan parameter paling signifikan dalam mempengaruhi efisiensi penyisihan parameter TSS dan BOD.

In order to control the environmental pollution, wastewater treatment plant (WWTP) plays an important role in treating the wastewater to meet the quality standards before discharged to environment. However, not all WWTP have worked optimally so periodic evaluation must be carried out to find out the problem and effort can be made to improve the quality of WWTP treatments, this study conducted an evaluation of Jababeka’s WWTP 1 that fuctions to treat wastewater of Industrial Zone 1 and Industrial Zone 7 at Jababeka Industrial Estate (KIJ). Evaluation is conducted by comparing the actual process efficiency with related literature, in addition the evaluation is also carried out on design parameters and standard operational procedures (SOP). In addition, the evaluation was also conducted by simulating the process and operation of WWTP using STOAT software.The test results show that the removal efficiency for BOD, COD and TSS at primary treatment are 50%, 20.5% and 18.45% respectively, at secondary treatment are 80%, 91.22% and 95.24% respectively and WWTP’s overall efficiency are 90%, 93.02% and 96.12% respectively. Based on this result, it can be inferred that is still necessary to increase the removal efficiency of these unit. The design parameters of Jababeka’s 1 WWTP treatment units also do not fully meet the design criteria because the existing WWTP design is intended to treat wastewater with a discharge of 18,000 m3/day while the average wastewater treated by Jababeka’s 1 WWTP currently is amounting 12,431 m3/day. Based on the data obtained thereafter also carried out modeling using STOAT to find out which parameters are the most significant in increasing the efficiency of WWTP treatment which later found that the discharge of wastewater is the most significant in order to remove the TSS and BOD parameter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riezka Yunita Handinie
"ABSTRACT
Kegiatan pengolahan limbah industri merupakan upaya pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Melalui Pasal 6 Ayat 1 huruf a angka 5 dan Pasal 9 Ayat 1 huruf c angka 6 UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan UU PPh beserta Peraturan Menteri Keuangan PMK turunannya, pemerintah telah mengatur biaya-biaya kegiatan pengolahan limbah industri berupa biaya pengolahan limbah dan biaya cadangan penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah untuk usaha pengolahan limbah industri. Biaya-biaya tersebut dapat menjadi biaya pengurang dalam perhitungan PPh Badan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi biaya-biaya tersebut dalam PPh Badan suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini implementasi biaya pengolahan limbah sebagai biaya pengurang PPh Badan masih dalam koridor yang sesuai dengan UU PPh. Hal ini juga diterapkan di Kawasan Industri Jababeka Cikarang setiap tahun rata-rata 17 dari biaya-biaya operasional lainnya. Namun, besaran biaya cadangan memang tidak diatur secara spesifik menggunakan presentase tertentu. Peraturan lingkungan hidup yang dijadikan sebagai dasar peraturan belum mengatur secara rinci mengenai biaya cadangan sehingga kurang sesuai dengan asas pemungutan pajak dalam asas kemudahan administrasi ease of administration yaitu asas kepastian certainty . Melalui Pasal 6 UU PPh, Kawasan Industri Jababeka Cikarang merasa peraturan ini sudah cukup membantu dan memiliki dampak yang positif selama biaya pengolahan limbah selalu deductible menurut pajak. Melalui Pasal 9 UU PPh, pihak perusahaan belum menerapkannya sehingga belum dapat dilihat dampak yang nyata.

ABSTRACT
Industrial waste management activities is an effort to conserve the environment in Indonesia. Through Article 6 Paragraph 1 letter a number 5 and Article 9 Paragraph 1 letter c number 6 of Law Number 7 Year 1983 as has been several times amended the latest by Law Number 36 Year 2008 on Income Tax and its derivative Minister of Finance Regulation PMK , the government has regulated the costs of industrial waste management activities in the form of waste treatment costs and backup cost of the closure and maintenance of a landfill for industrial waste management business. These costs can be deductible in the calculation of corporate income tax. This study aims to analyze the implementation of these costs in corporate income tax. This research uses qualitative approach. The results showed that the implementation of waste treatment costs as the cost of deducting corporate income tax is still in the corridor in accordance with the Income Tax Law. It is also applied in the Jababeka Industrial Estate Cikarang every year an average of 17 of other operational costs. However, the amount of the backup cost is not specifically regulated using a certain percentage. The environmental regulations that are used as the basis for the regulation have not been set in detail about the backup cost so that they are less in line with the principle of tax collection in the principle of ease of administration ie certainty. Through Article 6 of the Income Tax Law, Jababeka Industrial Estate Cikarang feels this regulation is sufficiently helpful and has a positive impact as long as the cost of waste treatment is always deductible by tax. Through Article 9 of the Income Tax Law, the company has not implemented it so that it can not be seen the real impact."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Handayani
"Permintaan air di daerah perkotaan meningkat sebagai dampak peningkatan konsumsi air manusia dan industri. Di sektor industri, pasokan air merupakan kebutuhan penting untuk menjamin kelangsungan aktivitas industri. Air daur ulang telah menjadi solusi alternatif yang telah diterapkan di beberapa negara. Dalam perencanaan implementasi air daur ulang, perlu adanya kajian sosial ekonomi dan lingkungan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan air daur ulang, mengestimasi Willingness to Pay WTP beserta faktor yang memengaruhinya, dan mengestimasi penghematan air di sektor industri di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi. Penelitian ini akan menggunakan Metode Choice Modelling CM untuk mengelisitasi WTP sektor industri yang bersedia membayar air daur ulang sebagai sumber alternatif dan skala likert 1-5 poin akan digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan. Berdasarkan hasil analisis model logit, diperoleh model WTP industri untuk pemanfaatan air daur ulang adalah Udu-Ueks=3,322087-1,171408?X1 - 0.60417?X2. dimana ?X1 adalah selisih atribut kualitas, dan ?X2 adalah selisih atribut tarif yang ditawarkan. WTP dari sembilan sektor industri terhadap air daur ulang adalah maksimal sebesar Rp. 5.500,-. Variabel kualitas bernilai negatif disebabkan variabel yang digunakan adalah konsentrasi BOD pada air daur ulang, yang artinya jika konsentrasi BOD menurun maka kualitas air daur ulang meningkat dan akan meningkatkan pula WTP air daur ulang. Delapan perusahaan menerima air daur ulang untuk bilas toilet sedangkan satu perusahaan dari plastik tidak menerima air daur ulang. Perusahaan dari sektor kimia memiliki penghematan air tertinggi mencapai 93%.

Water demand is increasing due to excalated water consumption both by domestic and industries. In several countries, water recycling has become an alternative solution in industrial sector to ensure the sustainability of its activity. Prior to water reuse implementation, it is needed to conduct socioeconomic and environmental studies. Therefore, this study aims to measure recycled water acceptability, estimate the Willingness to Pay WTP and its factors, and assess water savings by industries in Jababeka Industrial Estate, Indonesia. Choice Modeling CM method is applied to elicite industry rsquo s willing to pay for recycled water as an alternative source and Likert scale 1 5 points is used to measure acceptance levels. Based on logit analysis, utility model of industrial WTP is Urec Upiped 3,322087 1,171408 X1 0,60417 X2. where X1 is the difference of the quality, and X2 is the difference of the tariff. WTP of nine industry types of recycled water is when the maximum diffrence of price between recycled water and actual clean water price is Rp. 5.500. The negative sign in quality variable is caused due to the utilization of BOD concentration in the recycled water, which means if the BOD concentration decreases then the recycled water quality increases and the WTP will also increase. Eight companies accept recycled water for toilet flushing while one company from plastic manufacturing sector does not accept recycled water. Company in chemical sector has the highest water saving which reach up to 93%."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T49212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luciawati Sunarjo
"ABSTRAK
Pada tahun 2006 di Indonesia tercatat ada 81 kawasan industri yang telah beroperasi dari 203 kawasan industri yang memiliki ijin pengusahaan kawasan industri, dengan total Iuas kawasan ± 67.000 Ha. Prinsip Eco-Industrial Park (EIP) sejak tahun 1999 sudah mulai diterapkan di beberapa negara maju termasuk negara-negara di Asia seperti Jepang, China, India, Thailand, Philipina, dan Korea dan terbukti dapat meningkatkan manfaat ekonomi, Iingkungan, dan sosial. Namun di Indonesia pengembangannya hingga saat ini masih terkesan lambat. Kawasan Industri Jababeka merupakan satu-satunya kawasan industri di Indonesia yang berinisiatif untuk mengembangkan EIP yang ditawarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalarn kerangka Program Lingkungan Hidup Indonesia-Jarman (ProLH), tapi sejauh ini belum diketahui efektifrtas dan efisiensi dalam pengembangannya.
Tujuh prinsip EIP berdasarkan -teori terdiri dari: (1) integrasi ke dalam sistem alam; (2) sistem energi; (3) aliran material dan pengelolaan Iimbah dari seluruh industri; (4) air; (5) pengelola kawasan yang efektif; (6) rehabilitasi infrastruktur, (7) integrasi kawasan industri dengan masyarakat sekitar, telah diterapkan oteh para pengusaha industri di dalam Kawasan industri Jababeka sebanyak 3 (tiga) prinsip yaitu integrasi ke dalam sistem alam, prinsip air, dan prinsip rehabilitasi infrastruktur. Hal ini terkait dengan masalah resources sustainability dan penghematan biaya. Prinsip EIP yang sudah diterapkan di Kawasan Industri Jababeka tersebut, signifikansinya menjadi suatu EIP masih rendah karena belum menyentuh pembangunan sistem. Sedangkan menurut penilaian 15 orang ahli dengan metode AHP menunjukan adanya perbedaan tingkat kepentingan prinsip, elemen-elemen dan altematif kebijakan pencapaian suatu EIP. Berdasarkan penilaian para ahli alternatif kebijjakan untuk percepatan tercapainya Kawasan industri Jababeka menjadi suatu EIP adalah pengembangan penggunaan teknologi ramah lingkungan."
2007
T 20850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Oktriani
"ABSTRAK
Industri batu alam termasuk kategori industri kecil. Pengolahan limbah cair industri
tersebut masih menimbulkan pencemaran pada badan air. Salah satu penyebab
pencemaran dipengaruhi oleh perilaku pengusaha. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap dan status sosial ekonomi
pengusaha dengan tindakan dalam pengolahan limbah cair; dan (2) menganalisis
kinerja pengolahan limbah cair industri batu alam. Penelitian dilakukan di Desa
Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Jumlah sampel
sebanyak 30 orang pengusaha. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan
pengujian kualitas air (parameter: suhu, pH, DO, dan TSS). Data dianalisis dengan
menggunakan uji statistik korelasi berganda. Hasil penelitian memperlihatkan
hubungan positif lemah baik korelasi parsial maupun berganda. Kontribusi secara
simultan sebesar 10%, sedangkan 90% dipengaruhi oleh variabel lain. Kinerja
pengolahan limbah berada diatas baku mutu kelas II PP No 82 Tahun 2001. Saran
penelitian yaitu perlu adanya pembinaan dan pemantauan berkala pengolahan
limbah. Selain itu perlu meningkatkan nilai jual lumpur sebagai hasil samping dari
pengolahan limbah

ABSTRACT
Natural stones industry is classified to small industry category. Current wastewater
treatment still cause pollution in river. Owner behavior is one of cause factors that
affect water pollution. This study aimed to (1) Analyze correlation of knowledge,
attitude, and socio-economy status with entrepreneur behavior regarding
wastewater treatment; and (2) Analyze performance of wastewater treatment in
natural stones industry. This study took place in Cikalahang Village, Dukupuntang
Sub-District, Cirebon District. Total sample are 30 entrepreneurs. The data was
collected by questioner and water quality test (parameters: temperature, pH, DO,
and TSS). The data was being analyzed with multiple correlation statistic test. The
study result indicated a weak-positive relation for both partial correlation and
multiple correlations. Simultaneous contribution was 10% and for 90% affect by
others variable. The wastewater treatment performance in a slight higher position
compare quality standard 2nd class of Government Regulation no. 82, 2001. This
study suggested that periodical monitoring and development for wastewater
treatment will be needed. Moreover, it should increase the selling value of sludge
as a byproduct of waste treatment;;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gelatin sebagai flokulan dalam proses pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan gelatin hasil limbah cair industri penyamakan kulit. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan gelatin hasil hidrolisis trimming kulit pikel domba menggunakan NaOH dan KOH menggunakan dosis berturut-turut: 0,02., 0,04., 0,08., dan 0,1% berat pervolume limbah yang diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dapat digunakan sebagai bahan oengolah limbah cair industri penyamakan kulit. Gelatin hasil hidrolisis dengan NaOH dosis aplikasi 0,1% menghasilkan limbah terolah dengan penurunan kekeruhan tertinggi yaitu sebesar 90,49%. Sedangkan gelatin hasil hidrolisis dengan KOH dosis aplikasi 0,06% menghasilkan limbah terolah dengan tingkat penurunan COD dan krom total tertinggi yaitu masing-masing sebesar 67,42% dan 79,26%, serta pada dosis 0,08% juga menghasilkan persentase adsorbsi polutan pada limbah tertinggi, yaitu sebesar 17,99%."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Kusuma Wardhana
"ABSTRAK
Tesis ini mencoba menganalisis keamanan fisik kawasan industri Jababeka Kabupaten Bekasi. Banyaknya kejahatan jalanan (street crime) yang terjadi di dalam kawasan Industri Jababeka dan kerugian yang dialami oleh para pengusaha mendasari saya melakukan penelitian terhadap kawasan industri Jababeka Kabupaten Bekasi. Permasalahan yang dihadapi oleh kawasan industri Jababeka Kabupaten Bekasi saat ini adalah pengelolaan sekuriti fisik yang telah dilaksanakan belum dapat menekan kasus-kasus kriminalitas baik kejahatan jalanan (street crime) maupun kejahatan yang berdampak pada kerugian (loss) di kawasan industri Jababeka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis manajemen sekuriti fisik kawasan industri Jababeka Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipasi aktif, wawancara mendalam, studi dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik induktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) Kawasan industri Jababeka telah melakukan upaya pencegahan kejahatan, namun pelaksanaannya belum berjalan sebagai mana yang diharapkan; (2) Kendala yang dihadapi oleh Polresta Bekasi dalam mengatasi tingginya angka kriminalitas di Kawasan industri Jababeka adalah minimnya jumlah personil dalam mengelola keamanan di lingkungan kawasan; (3) Banyaknya tindak pidana yang masih sering terjadi di lingkungan kawasan industri Jababeka disebabkan karena kurangnya pengawasan terhadap orang dan kendaraan yang masuk dan keluar dari kawasan tersebut; (4) Sistem pengamanan fisik yang ideal untuk mengurangi terjadinya tindak pidana adalah dengan menerapkan 25 (dua puluh lima) langkah tehnik pencegahan kejahatan.

ABSTRACT
This thesis attempts to analyze the physical security of the Jababeka industrial area of Bekasi Regency. The number of street crime that occurs in the Jababeka Industrial Estate and losses experienced by entrepreneurs underlying I did research on the Jababeka industrial area of Bekasi Regency. Problems faced by the Jababeka industrial area of Bekasi Regency today is the management of physical security that have been implemented have not been able to suppress crime cases both street crime and crimes that affect the loss in the Jababeka industrial area. Therefore, this study aims to describe and analyze the physical security Jababeka industrial area of Bekasi Regency. This study used a qualitative approach to data collection techniques using observation active participation , in-depth interviews , the study documents. Data analysis techniques used in this study is inductive techniques. The study concluded that : (1) The industrial area Jababeka has made efforts to prevent crime, but still not running as where expected; (2) Constraints faced by Bekasi Police in tackling high crime rate in the Jababeka industrial area is the lack of personnel to manage security in the region; (3) The number of criminal acts that are still common in the Jababeka industrial area due to lack of control on persons and vehicles into and out of the region; (4) Physical security system that is ideal for reducing the occurrence of criminal acts is to implement the 25 ( twenty five ) measures of crime prevention techniques ."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nomadyawati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
S20507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>