Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188991 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marrisa Indah Pratiwi
"Latar belakang: Sejak kasus infeksi pertama yang dilaporkan oleh laboratorium yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19 membatasi mobilitas dan interaksi orang-orang hampir di seluruh dunia. Setelah diteliti para ahli mengidentifikasi patogen tersebut sebagai beta-coronavirus baru dan diberi nama 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) yang merupakan penyebab coronavirus disease (Covid-19). Gejala yang pada seseorang yang terinfeksi Covid-19 ditandai adanya infeksi saluran pernapasan akut, kelelahan, dan gangguan pada saluran pencernaan. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar penyebaran virus tidak meluas, untuk saat ini strategi terbaik dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan upaya pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Tenaga kesehatan merupakan salah satu role model bagi masyarakat dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi dan melakukan upaya pencegahan penyakit terutama saat pandemi saat ini.  Hal ini tidak terlepas dari peran mahasiswa kedokteran yang dapat memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat. Tentunya Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) perlu adanya evaluasi pada mahasiswa kedokteran. Dengan adanya penelitian mengenai PSP ini diharapkan menjadi survei esensial yang perlu dilakukan selama masa pandemi, karena didalam survei PSP yang dapat mengidentifikasi pengetahuan dasar, miskonsepsi, keyakinan, perilaku, hingga sikap responden terhadap penyakit.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode potong lintang (cross sectional) menggunakan data sekunder kuesioner daring Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. Jumlah responden sebanyak 213 mahasiswa yang merupakan mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia baik dari kelas Reguler dan Internasional. Kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu Pengetahuan, Sikap dan Perilaku yang masing-masing terdapat 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban. Hasil jawaban kuesioner diolah menggunakan SPSS versi 26.0 dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square Test dan Fisher’s Exact Test.
Hasil: Hasil analisis univariat mengenai Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku, Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik (73,7%), sikap positif (96,2%), dan perilaku positif (83,6%) mengenai infeksi Covid-19. Hasil analisis bivariat menggunakan Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 karena didapatkan p value 0,211 (p ≥0,05). Sedangkan dengan uji Chi-Square Test didapatkan hasil terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 dengan p value = 0,044 (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 dan Adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Indonesia. Dengan demikian adanya penelitian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) penting untuk mengetahui sejauh mana PSP pada mahasiswa.

Introduction: Since the first case of infection reported by a laboratory in Wuhan City, Hubei Province, China, pandemic Covid-19 has limited the mobility and interaction of people almost all over the world. After research, experts identified the pathogen as a new beta-coronavirus and named it 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) which causes coronavirus disease (Covid-19). Symptoms for someone infected with Covid-19 are characterized by acute respiratory infections, fatigue, and digestive disorders. Even though the government has issued various policies so that the spread of the virus does not spread, for now the best strategy in dealing with the Covid-19 pandemic is prevention such as wearing masks, washing hands, and physical distancing. Health workers are a role model for the community and have the responsibility to provide education and make efforts to prevent disease, especially during the current pandemic. This is inseparable from the role of medical students who can provide health education to the public. Of course, to find out the level of knowledge, attitude and practice (KAP) it is necessary to evaluate medical students. With this research on KAP, it is hoped that it will become an essential survey that needs to be carried out during a pandemic, because it is in the KAP survey that can identify basic knowledge, misconceptions, beliefs, practice, and respondents' attitudes towards disease.
Method: The design of this study used a cross-sectional method using secondary data from the online questionnaire Knowledge, Attitudes and Practice. The number of respondents in this study involved 213 students Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia, both from Regular and International classes. The research questionnaire consists of 3 sections, namely Knowledge, Attitudes and Practice, each of which contains 15 questions with a choice of answers. The results of the questionnaire answers were processed using SPSS version 26.0 and analyzed using the Chi-Square Test and Fisher's Exact Test
Result: The results of univariate analysis regarding Knowledge, Attitudes, and Practice in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia showed a good level of knowledge (73.7%), positive attitude (96.2%), and positive practice (83.6%) regarding infection Covid-19. The results of the bivariate analysis using the Fisher's Exact Test showed that there was no relationship between the level of knowledge and attitudes regarding Covid-19 infection because a p value was obtained of 0.211 (p ≥ 0.05). Whereas with the Chi-Square Test it was found that there was a relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection, obtained p value = 0.044 (p <0.05).
Conclusion: There is no statistically significant relationship between the level of knowledge about Covid-19 infection and There is a statistically significant relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia. Thus the existence of Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) research is important to find out the extent of KAP in students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Al-Azhar
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang sangat menular dan telah menimbulkan banyak korban jiwa di seluruh dunia. Penularan COVID-19 dapat dicegah dengan melaksanakan praktik pencegahan COVID-19. Beberapa studi di berbagai negara menunjukkan bahwa masih rendahnya praktik pencegahan COVID-19 yang baik pada mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran serta hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 pada mahasiswa S1 reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 415 orang dengan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling dan convenience sampling. Pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 diukur menggunakan kuesioner adaptasi dari survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) terkait COVID-19 secara online menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif, dan praktik pencegahan COVID-19 yang baik. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap (p-value = 0,011), sikap dengan praktik (p-value = <0,001), dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik (p-value = 0,229). Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan suatu program edukasi terkait COVID-19, khususnya mengenai faktor risiko dan pencegahan COVID-19 untuk meningkatkan sikap positif dan penerapan praktik pencegahan COVID-19 yang baik pada mahasiswa Universitas Indonesia.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a highly contagious disease that has caused a lot of victim around the world. The transmission of COVID-19 can be prevented by implementing COVID-19 prevention practices. Several studies in various countries show that good COVID-19 prevention practices in college students are still low. Therefore, this study was conducted to determine the description and relationship between knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention in undergraduate students of Regular Program Universitas Indonesia using a cross sectional study design. The number of samples in this research were 415 people with sampling techniques consist of purposive sampling and convenience sampling. Knowledge, attitudes, and prevention practices for COVID-19 were measured using an adaptation questionnaire from the Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) survey related to COVID-19. Data collection is carried out online using Google Forms. The results showed that students had good knowledge, positive attitudes, and good COVID-19 prevention practices. The results of the chi square test showed that there was a relationship between knowledge and attitude (p-value = 0.011), attitude and practice (p-value = <0.001), and there was no relationship between knowledge and practice (p-value = 0.229). Based on the results of the study, an educational program related to COVID-19 is needed, especially regarding risk factors and prevention of COVID-19 to increase positive attitudes and apply good COVID-19 prevention practices to University of Indonesia students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiorin Kusuma Wardhani
"Transmisi Covid-19 dapat berlangsung dengan cepat melalui droplets, aerosol, maupun direct contact. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pengaturan ventilasi untuk mengurangi kontaminasi pada udara sehingga dapat mengendalikan transmisi virus via aerosol. Oleh karena itu, penting diketahui hubungan antara ventilasi terhadap risiko penularan Covid-19 melalui udara. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional. Data yang diambil berasal dari data primer dengan dilakukan pengukuran pada ruangan yang menjadi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian data diolah dengan uji analisis statistik bivariat. Dari 8 ruangan yang diteliti, terdapat 2 ruangan yang berisiko tinggi terhadap transmisi Covid-19. Hubungan antara jumlah ventilasi outlet dengan penularan Covid-19 melalui udara memiliki hubungan yang signifikan terbukti dengan hasil uji statistik Mann-Whitney U (U = 0,5, p = 0,049). Selain itu, jumlah ventilasi outlet juga dapat meningkatkan ACH outlet dan memiliki korelasi sangat kuat yang signifikan (p = 0,001) serta besar koefisien korelasi 0,993. Pengaturan ventilasi terutama ventilasi outlet pada ruang kuliah kampus Depok dan Salemba perlu ditingkatkan supaya bisa mencapai laju udara > 12 ACH sehingga risiko transmisi virus Covid-19 dapat ditekan menjadi lebih rendah.

Covid-19 transmission can be done rapidly through droplets, aerosol, or direct contact. It can be prevented by regulating ventilation to reduce contamination in the air so that virus transmission via aerosol can be controlled. Therefore, it is important to know the relationship between ventilation and risk of Covid-19 transmission through the air. This study design is cross sectional. Data was taken from primary data by measuring room that is the sample that fits the inclusion and exclusion criteria. After that, data was processed by a bivariate statistical analysis test. Of the 8 rooms studied, there are 2 rooms that are at high risk of transmitting Covid-19. The relationship between the amount of outlet ventilation and transmission of Covid-19 through the air has a significant relationship as evidenced by the results of the Mann-Whitney U test (U = 0,5, p = 0,049). Furthermore, outlet ventilation can increase outlet ACH which has very strong correlation with correlation coefficient 0,993 and is statistically significant (p = 0,001). The ventilation arrangements especially outlet ventilation for the lecture halls in Depok and Salemba need to be increased to ventilation that can reach an air rate of > 12 ACH so that the risk of transmitting Covid-19 virus is lower."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisvia Ramadhanty Amalia
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia memiliki dampak besar pada praktik pelayanan kedokteran gigi. Dokter gigi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dalam prosedur kedokteran gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan penularan COVID-19 dalam bentuk kontrol infeksi yang merupakan salah satu indikator penilaian kualitas dalam praktik pelayanan kedokteran gigi. Tujuan: Penelitian ini menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKG UI pada mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi. Metode: Penelitian deskriptif analitik potong-lintang pada 58 mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi FKG UI berbasis kuesioner yang dibagikan secara daring. Hasil: Berdasarkan Uji Mann-Whitney dan Kruskal Wallis, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p > 0,05) antara pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan (p > 0,05) pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan kedokteran gigi. Kesimpulan: Mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap positif dan praktik yang baik terkait pencegahan COVID-19. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKGUI serta tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan.
Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia has had a major impact on the dental services. Dentists are exposed to a higher risk of getting infected by COVID-19 during dental procedures. Therefore, it is necessary to take measures to prevent the transmission of COVID-19 in the form of infection control which is one of the indicators of quality assessment in dental service practice. Objectives: This study explains the correlation between knowledge and attitudes about COVID-19 prevention with service practice at RSKGM FKG UI on Conservative Dentistry Specialty Program Student. Methods: A cross-sectional descriptive analytic study was conducted on 58 Conservative Dentistry Specialty Program Students based on questionnaires taken online. Result: Based on the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests, there was no statistical difference (p> 0.05) between knowledge, attitudes and practices of COVID-19 prevention based on length of work experience and years of education. The Spearman test showed no correlation (p> 0.05) between knowledge and attitudes of students about COVID-19 prevention on dental service practices. Conclusion: Conservative Dentistry Specialty Program Students have a good level of knowledge, positive attitude and good practices related to COVID-19 prevention. There is no correlation between the knowledge and attitudes of respondents about COVID-19 prevention on service practices at the RSKGM FKG UI and there is no significant difference in knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention based on the length of work experience and years of the education"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Utari Prasetya Ningrum
"Vaksinasi dan penggunaan antivirus remdesivir dan favipiravir merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan COVID-19. Namun penelitian tentang pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi antivirus pada pasien COVID-19 secara klinis masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi remdesivir dan favipiravir pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif dilakukan di rumah sakit Universitas Indonesia, Depok. Data diambil dari rekam medis RS periode Januari 2021 hingga Agustus 2022. Efektivitas terapi ditentukan dengan menilai kelompok sudah vaksin dan belum vaksin berdasarkan perbaikan kondisi klinis pasien, lama rawat inap, dan kematian pada pasien COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa vaksinasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian (p < 0,05) pada pasien yang diberi terapi remdesivir dan telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum divaksin. Pada pasien yang diberi terapi favipiravir vaksinasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian pada pasien yang telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum vaksin. Vaksinasi memiliki pengaruh yang baik terhadap efektivitas terapi remdesivir pada pasien COVID-19, yaitu dapat meningkatkan perbaikan kondisi klinis pasien kearah yang lebih baik, mengurangi lama rawat inap dan kematian. Namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas terapi favipiravir.

Vaccination and the use of the antivirals remdesivir and favipiravir are strategies that can be used to suppress the growth of COVID-19. However, clinical research on the effect of vaccination on the effectiveness of antiviral therapy in COVID-19 patients is still limited. This study aims to analyze the effect of vaccination on the effectiveness of remdesivir and favipiravir therapy in patients with confirmed COVID-19. This study was an observational study with a retrospective cohort design conducted at Universitas Indonesia Hospital, Depok. Data were taken from medical records for the period from January 2021 to August 2022. The effectiveness of therapy was determined by assessing the vaccine and non-vaccine groups based on improvement in the patient's clinical condition, length of stay, and mortality in COVID-19 patients. The results of the analysis showed that vaccination had a significant effect on improving clinical condition, length of stay, and mortality (p <0.05) in patients who were given remdesivir therapy and vaccinated compared to patients who not vaccinated. In patients who were given favipiravir, the vaccination did not show a significant effect on improving clinical conditions, length of stay, and death in patients who had been vaccinated compared to patients who not vaccinated. Vaccination has a positive effect on the effectiveness of remdesivir therapy in COVID-19 patients, which can improve the patient's clinical condition, reducing length of stay and mortality. However, it does not have a significant effect on the effectiveness of favipiravir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visti Melani
"Pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada segala aspek kehidupan. Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan angka kematian akibat COVID-19 menjadi urgensi besar bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku merokok adalah salah satu faktor risiko COVID-19 baik bagi penularannya maupun perburukan progresif hingga berujung kematian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai COVID-19 pada perokok di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 320 responden yang tersebar di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu laki-laki berusia 40-59 tahun yang merokok menghisap 11-19 batang rokok per hari dan sudah merokok sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 cukup, memiliki sikap menerima terhadap pencegahan COVID-19 dan perilaku yang positif terhadap pencegahan COVID-19. Penelitian ini merekomendasikan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku terhadap pencegahan COVID-19.

The COVID-19 pandemic is a global health problem that affects all aspects of life. The high number of positive confirmed cases of COVID-19 and the death rate due to COVID-19 has become a big urgency for the community to take precautions against the transmission of the disease. Smoking behavior is a risk factor for COVID-19 both for transmission and for progressive deterioration that can lead to death. The purpose of this study is to identify knowledge, attitudes and behavior regarding COVID-19 in smokers in DKI Jakarta. This study used a descriptive analytic research design using a cross sectional approach. The research respondents totaled 320 respondents spread across DKI Jakarta. The results showed that the majority of respondents, namely men aged 40-59 years who smoke, smoke 11-19 cigarettes per day and have been smoking for more than 10 years. The level of knowledge about COVID-19 is sufficient, has an accepting attitude towards preventing COVID-19 and positive behavior towards preventing COVID-19. This study recommends that the public adhere to and improve knowledge, attitudes and behavior towards the prevention of COVID-19."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Michelle
"Latar belakang: COVID-19 adalah penyakit saluran pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Dalam menghadapi COVID-19, diperlukan pengetahuan dan perilaku pencegahan yang baik di masyarakat. Sebagai calon dokter, penting pula untuk mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki pengetahuan yang baik agar dapat mengedukasi masyarakat serta perilaku yang baik agar dapat melindungi diri dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat akhir FKUI. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” yang disebarkan secara daring. Data kemudian dianalisis dengan metode kategorik komparatif independen, yaitu chi-square dan Fisher.
Hasil: Tingkat pengetahuan subjek yang tergolong sangat baik adalah sebesar 70%. Tingkat perilaku subjek mayoritas tergolong cukup baik, yakni 65,5%. Ditemukan hubungan tidak bermakna antara pengetahuan dengan perilaku (P=0,403). Ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan sumber informasi utama dengan pengetahuan (P=0,011 dan P=0,005).
Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengenai COVID-19 sudah sangat baik, namun perilaku mahasiswa tingkat akhir masih tergolong cukup baik. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan perilaku, diperlukan intervensi langsung secara struktural dari universitas, tidak hanya dengan peningkatan pengetahuan karena tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku.

Introduction: COVID-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 that has been a pandemic in the whole world. In dealing with COVID-19, people needs good knowledge and practice of COVID-19 prevention. As future doctors, final year medical students must have good knowledge to be able to educate people along with good practice to protect themselves and to be an example for people.
Method: This study used cross sectional design with a sample of all final year students of FMUI. Instrument used in this study is “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” questionnaire that was shared online. The collected data then was analyzed by independent comparative categorical methods, such as chi- square and Fisher.
Result: The level of subject knowledge that is classified as excellent is 70%. The level of subject practice mostly is moderate, which is 65,5%. There is unsignificant association between knowledge and practice (P=0.403). A significant relationship was found between gender and main source of information with knowledge (P=0.011 and P=0.005).
Conclusion: The knowledge of COVID-19 in final year medical students is excellent, but their practice is still moderate. Therefore, to improve practice, direct structural intervention from university in needed, not only by increasing knowledge because there is no significant relationship between knowledge and practice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Rizki Agustin
"COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Accute Respiratory Syndrome 2 (SARS-CoV-2) dan merupakan pandemi yang menjadi masalah di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kejadian COVID-19 di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan kuesioner online. Populasi pada penelitian ini yaitu warga Jakarta Timur dengan usia 15 – 64 tahun dengan jumlah sampel 412 orang. Variabel dependen yaitu kejadian COVID-19 sementara variabel independen yaitu pengetahuan COVID-19, sikap, perilaku cuci tangan, perilaku menggunakan masker, perilaku menjaga jarak, dan perilaku menggunakan disinfektan. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara perilaku menjaga jarak dengan kejadian COVID-19 (p-value = 0.010 ; OR = 1.794). Namun, tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, perilaku cuci tangan, perilaku menggunakan masker, dan perilaku menggunakan disinfektan dengan kejadian COVID19. Terdapat satu variabel yang berhubungan dengan kejadian COVID-19 dan merupakan faktor dominan dari kejadian COVID-19, yaitu perilaku menjaga jarak.

COVID-19 is an infectious disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome 2 (SARS-CoV-2) virus and is a pandemic that is a problem throughout the world, including Indonesia. This study aimed to analyze the relationship between knowledge, attitudes, and behavior with the incidence of COVID-19 in East Jakarta. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design using an online questionnaire. The population in this study were residents of East Jakarta aged 15-64 years, with a total sample of 412 people. The dependent variable is the incidence of COVID-19, while the independent variable is knowledge of COVID-19, attitudes, hand washing behavior, using masks behavior, social distancing behavior, and using disinfectant behavior. This study shows a relationship between physical distancing behavior and the incidence of COVID-19 (p-value = 0.010; OR = 1.794). However, there is no relationship between knowledge, attitude, hand washing behavior, behavior using masks, and behavior using disinfectants with the incidence of COVID-19. One variable is associated with the incidence of COVID-19 and is the dominant factor in the incidence of COVID-19, namely physical distancing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurshofiyyah Muslimah
"Latar Belakang Demam menjadi gejala yang paling umum pada individu yang terinfeksi COVID-19. Individu yang mengalami demam seringkali mengambil tindakan swamedikasi. Pengetahuan dan sikap individu dapat menjadi faktor keberhasilan swamedikasi. Dengan demikian, diteliti mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam. Metode Penelitian ini menggunakkan studi desain cross-sectional. Intsrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan secara luring kepada 94 masyarakat di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya yang berisi sosiodemografi, pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19, serta perilaku swamedikasi demam. Kemudian data diolah menggunakkan uji chi-square, uji fisher, dan uji regresi. Hasil Proporsi masyarakat yang memiliki pengetahuan baik dan sikap positif terhadap COVID-19 masing-masing sebanyak 86,2% dan 95,7%. Proporsi masyarakat yang melakukan swamedikasi demam adalah 60,6%. Jenis obat yang paling banyak digunakkan oleh dalam melakukan swamedikasi demam adalah parasetamol. Analisis statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan mengenai hubungan antara pengetahuan (p=0,589; OR 1,382; IK95% 0,425 – 4,494) dan sikap (p=0,645; OR 1,571; IK95% 0,212 – 11,673) masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya. Terdapat variabel perancu yang tidak dapat disingkirkan menunjukkan hasil signifikan, yaitu usia (p=0,007) dan sosial ekonomi/penghasilan (p=0,017). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya.

Introduction Fever is one of the common symptom in individuals infected with COVID-19. Individuals who experience fever often take self-medication. Individual knowledge and attitudes can be factors in the success of self-medication. Thus, the relationship between people's knowledge and attitudes towards COVID-19 and self-medication for fever was studied. Method The study design uses a cross-sectional study. The research instrument was a questionnaire distributed offline to 94 residents in Panjunan Village, Cirebon, and nearby containing sociodemographics, knowledge and attitudes towards COVID-19, and fever self-medication behavior. Then the data was processed using the chi-square test, Fisher test and regression test. Results The proportion of respondents with good knowledge and positive attitudes towards COVID-19 is 86.2% and 95.7% respectively. 60,6% of respondents practicing self-medication. The type of drug most commonly used when self-medicating for fever is paracetamol. Statistical analysis showed insignificant results regarding the relationship between knowledge (p=0.589; OR 1.382; CI 95% 0.425 – 4.494) and attitude (p=0.645; OR 1.571; CI 95% 0.212 – 11.673) towards COVID-19 with fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby. There are confounding variables that can not be excluded which show significant results were age (p=0.007) and socio-economic/income (p=0.017). Conclusion There is no relationship between public knowledge and attitudes towards COVID-19 and fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahiza Satryo Bimantoro
"Latar Belakang: Virus COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019. Sejak ditemukan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 700 juta orang di seluruh dunia. Varian delta pertama kali ditemukan pada Oktober 2020 di India. Virus ini sangat mudah menular dengan tingkat penularan 50-60% lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. Varian ini juga lebih sulit untuk diobati dikarenakan adanya mutasi pada sisi penempelan antigen-antibodi. Data epidemiologi dan dampak dari varian ini di Indonesia masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien COVID-19 varian delta di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol dengan melibatkan 224 rekam medis pasien COVID-19 dari bulan Juni-Agustus 2021. Faktor-faktor yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, derajat keparahan, komorbiditas, D-dimer, SGOT, dan temuan radiologi.
Hasil: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa semua faktor meningkatkan odds ratio mortalitas kecuali jenis kelamin. CKD/AKI (p=0,01), kerusakan hati (p=0,01), derajat kritis-berat (p=<0,01), dan peningkatan SGOT (p=<0,01) secara signifikan berkontribusi pada model akhir.
Kesimpulan: Hubungan signifikan ditemukan antara mortalitas dan usia, tingkat keparahan, komorbiditas, peningkatan D-dimer dan SGOT, serta temuan radiologi yang abnormal. Selain itu, semua faktor ini berkontribusi dalam meningkatkan odds ratio mortalitas.

Introduction: The COVID-19 virus was first identified on December 31st of 2019. Ever since it was discovered, the virus has infected more than 700 million people worldwide. The delta variant was first discovered in October 2020 in India. The virus was found to be highly transmissible with 50-60% higher transmission rate compared to the previous variant. The variant was also found to be more difficult to treat and manage. The epidemiological data and the impact of this variant in Indonesia is still undermined. This study intends to investigate the factors that affects mortality in COVID-19 patients during the delta variant in Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Method: This research utilizes a case-control design including 224 COVID-19 patients’ medical records from June-August 2021. Factors analyzed are age, gender, degree of severity, comorbidities, D-dimer, SGOT, and radiology findings.
Results: Logistic regression analysis revealed all factors increases the odds ratio of mortality except for gender. CKD/AKI (p=0.01), liver injury (p=0.01), severe-critical degree (p=<0.01), and SGOT elevation (p=<0.01) were significantly contributing to the final model.
Conclusion: Significant relationship between mortality and age, degree of severity, comorbidities, D-dimer and SGOT elevation, and abnormal radiology findings. Additionally, these factors are all contributing to increasing the odds ratio for mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>