Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Fauzi Suskhan
"Latar belakang: Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum persalinan. KPD dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengancam nyawa baik bagi ibu maupun bayi. Penelitian ini akan memberikan gambaran yang faktual, sistematis, dan terbaru mengenai fakta terkait kejadian ketuban pecah dini di RSCM dengan karakteristik demografi yang diselidiki. Metode: Penelitian observasional deskriptif ini mengggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah Ibu hamil yang bersalin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode Agustus hingga Desember 2021 dengan besar sampel sebanyak 80 subjek yang dalam rekam medis terdiagnosis mengalami ketuban pecah dini, diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan umur pasien diantara 16—46 tahun dengan rata-rata 29.4541 6.559. Lama pendidikan formal yang ditempuh mayoritas pasien maupun pasangannya, yakni 7 – 12 tahun baik pasien (60%) maupun pasangannya (72.5%). Jenis pekerjaan pasien didominasi oleh yang tidak bekerja (62.5%) sedangkan untuk pasangan didominasi oleh karyawan swasta (52.5%). Alamat asal tempat tinggal pasien yang memiliki persentase terbesar berasal dari Jakarta Timur (33.8%). Sebagian besar pasien multigravida (63.7%), tetapi hampir setengahnya nullipara (46.3%), dan hampir seluruh pasien tidak memiliki riwayat KPD sebelumnya (96.3%). Kesimpulan: Mayoritas pasien KPD pada penelitian ini memiliki ciri-ciri: lulusan SMA/sederajat (48.8%), tidak bekerja (62.5%), bertempat tinggal di Kota Jakarta Timur (27%), multigravida (63.7%), nullipara (46.3%), dan tidak memiliki riwayat KPD (96.3%).

Introduction: Premature rupture of membrane (PROM) is defined as the rupture of the amniotic sac before the onset of labor. PROM may cause complications that threaten the mother's and her baby's lives. This research will give factual, systematic, and newest information on the case of premature rupture of membrane at RSCM. Methods: This cross-sectional study used a descriptive observational approach. The population are pregnant women that gave birth at RSCM from August to December 2021. Total of 80 samples was obtained using purposive sampling from secondary data in the medical records that were diagnosed with premature rupture of membrane. Result: In this study, the patient's age was between 16 and 46 years with an average of 29.4541 ± 6.559. The length of formal education taken by the majority of patients and their partners is 7-12 years, both patients (60%) and their partners (72.5%). The type of jobs of patients is dominated by those who do not work (62.5%) while for couples it is dominated by private employees (52.5%). The patient's residence address which has the largest percentage comes from East Jakarta (33.8%). Most of the patients were multigravida (63.7%), but almost half were nulliparous (46.3%), and almost all patients had no previous history of PROM (96.3%). Conclusion: The majority of PROM patients in this study had the following characteristics: high school graduates/equivalent (48.8%), not working (62.5%), residing in East Jakarta City (27%), multigravida (63.7%), nullipara (46.3%), and had no history of PROM (96.3%)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Hilyati
"Ketuban pecah dini (KPD) menempati peringkat ke-11 dari 20 penyebab morbiditas pada ibu melahirkan di dunia. Kasus KPD di Indonesia mencapai 10% dari jumlah kelahiran dan berpotensi untuk meningkatkan morbiditas dan mortalitas neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik sosiodemografi pasien di rumah sakit Cipto Magunkusumo (RSCM), prevalensi KPD di RSCM, serta hubungannya dengan APGAR score buruk bayi yang dilahirkan. Desain yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan data rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2011 (n=2171). Proporsi kasus KPD di RSCM diketahui sebesar 25% serta APGAR score buruk menit 1 sebesar 11% dan menit 5 sebesar 3,3%. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi APGAR score buruk secara bermakna antara kelompok KPD dan tanpa KPD, yakni p=0,477 untuk menit 1 dan p=0,332 untuk menit 5. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara ibu melahirkan dengan KPD dengan APGAR score buruk menit 1 dan menit 5 bayi yang dilahirkan.

Premature rupture of membranes (PROM) is the 11th rank out of 20 most common causes of death during labor. PROM cases affect 10% labor in Indonesia and increase morbidity and mortality of neonates. The aim of this study was to achieve information about sociodemographic characteristics of obstetric patients, prevalence of PROM, and relationship between PROM and low APGAR score in RSCM in 2011. The method of this study was cross sectional using data obtained from all medical records of patients in Obsteric and Gynecology Department RSCM in 2011 (n= 2171). From this study, we obtained the proportion of PROM in RSCM in 2011 was 25% while proportion of low minute-1 APGAR score was 11% and low minute-5 APGAR score was 3,3%. Data analysis using Chi-square test showed there was no significant difference of PROM and low APGAR score in minute 1 (p=0,477) and minute 5 (p=0,332). In conclusion, there is no relationship between PROM and low APGAR score in minute 1 and minute 5 of neonates.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryuni
"Maternal mortality rate in Indonesia based on 2012 Indonesia Demographic and Health Survey is 359 per 100,000 live births. Causes of the maternal mortality
are still dominated by bleeding, pre-eclampsia/eclampsia and infections. One of causes of infections is premature rupture of membrane. Premature rupture
of membrane may increase morbidity and mortality among mothers and children. Incidence of premature rupture of membrane amount to 10% of all childbirths.
This study aimed to analyze risk factors of premature rupture of membrane incidence at Mother and Child Hospital of ANNISA Citeureup, Bogor District
in 2014. This study was analytical and used a case control design. The samples consisted of 114 mothers who suffered from premature rupture of membrane
and control, 228 mothers who did not suffer from premature rupture of membrane. Results of this study showed that risk factors of premature rupture of membrane
were age, parity and education. Based on multivariate analysis, education was the most dominant risk factor for premature rupture of membrane incidence.
Angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu tersebut masih didominasi oleh pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia, dan infeksi. Salah satu penyebab infeksi adalah ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak. Insiden kejadian ketuban pecah dini sekitar 10% dari seluruh persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian ketuban pecah dini di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) ANNISA Citeureup, Kabupaten
Bogor tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel terdiri dari 114 orang kasus ibu yang mengalami
ketuban pecah dini dan kontrol sebanyak 228 ibu bersalin yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko terhadap
kejadian ketuban pecah dini yaitu usia, paritas dan pendidikan. Berdasarkan analisis multivariat, didapatkan faktor yang paling dominan berisiko terhadap
kejadian ketuban pecah dini yaitu pendidikan."
Midwifery Studies Institute of Health Science Binawan, Jakarta, Indonesia, 2017
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Prabowo
"Salah satu cara menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Koja pada Maret 2013. Sampel diambil sebanyak 109 orang dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan antenatal dinilai melalui daftar tilik. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalu kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square. Mayoritas ibu hamil dalam golongan tidak berisiko, berpendidikan lebih tinggi, tidak bekerja, beban finansial keluarga di bawah rata-rata, paritas tidak lebih dari dua, dalam trimester ketiga, memiliki kunjungan yang lebih, ditemani saat berkunjung, dan tidak memiliki pengalaman pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal yang baik 42,2% dan tenaga kesehatan belum mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, dan memberi edukasi menyusui. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil baik. Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal (p=0,010) dan pendidikan (p=0,020) serta pekerjaan (p=0,039) ibu hamil terhadap pengetahuan mengenai pemeriksaan kehamilan. Ditambah, ada hubungan antara pendidikan (p=0,017) ibu hamil dengan perilaku mengenai pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Koja perlu ditingkatkan dengan memperketat aturan mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan serta edukasi menyusui untuk meningkatkan keamanan dan wawasan pasien.

One way to reduce maternal mortality rate is to improve antenatal care (ANC) quality. This research finds association between quality of ANC with knowledge, attitude, and practice about pregnancy assessment. Research design is cross-sectional. Data collection was performed at Puskesmas Kecamatan Koja on March 2013 and 109 subjects taken with consecutive sampling method. Quality of ANC is valued in checklist, while knowledge, attitude, and practice is valued by questionnaire. Data was analyzed with chi-square test. The majority of pregnant women there are in unrisk, higher education level, unemployed, below average finance, not more than two parities, in third trimester, have more visits, accompanied while visiting ANC, and no pregnancy assessment?s experience. Good quality of ANC is 42,2% and healthcare giver haven?t washed their hands, wore gloves, and given lactacy education. Knowledge, attitude, and practices is good. There is significant difference between quality of ANC (p=0,010), education level (p=0,020), and occupation (p=0,039) with knowledge about pregnancy assessment. In addition, there is siginificant differences between education level and pregnant women?s knowledge (p=0,017). Quality of ANC at Puskesmas Kecamatan Koja needs improving by strict policy in washing hands, wearing gloves, and lactacy education in order to increase patient safety and knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandiar Nur Isdiaty
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi kehamilan yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya dapat menjadi salah satu penentu perawatan kehamilan untuk mencegah komplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan responden berjumlah 96 ibu hamil trimester III yang sedang melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III (p value: 0,135; α = 0,05). Peneliti memberikan rekomendasi kepada petugas kesehatan agar lebih memotivasi ibu hamil untuk merawat kehamilan dengan baik.

One of causes of high maternal mortality rate is obstetric complications which rise through obstetric danger signs. Women knowledge in recognizing danger signs can be one of the determinations of pregnancy care behavior to prevent further complications.
The aim of this study was to determine the relationship between knowledge of obstetric danger signs and pregnancy care behavior among third trimester pregnant women. This study used descriptive correlative design with cross sectional approach. Consecutive sampling used as sampling technique. Samples of this study were 96 third trimester pregnant women who attended antenatal care in Puskesmas Cimanggis and Puskesmas Sukmajaya.
This study showed that there was no statistically significant relationship between knowledge of obstetric danger signs and pregnancy care behavior among third trimester pregnant women (p value: 0,135; α = 0,05). This study recommended health care professional to motivate pregnant women in practicing better pregnancy care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumapea, Costan Tryono Parulian
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Millenium Deveopment Goals (MDGs). Untuk menurunkan AKI serta menekan jumlah pertumbuhan penduduk, Indonesia telah menjalankan program KB. Pelayanan antenatal (ANC) memberikan pelayanan dalam upaya kesehatan ibu dan bayi termasuk diantaranya konseling KB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai KB dan hubungannya dengan kualitas pelayanan antenatal serta latar belakang responden. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang analitik. Sebanyak 109 ibu hamil yang dipilih secara consecutive sampling. Kualitas ANC dinilai dengan observasi ANC. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dinilai melalui kuesioner yang ditanyakan secara terpimpin. Terdapat 42,2% pelayanan berkategori baik dan 57,8% pelayanan berkategori buruk. Dari 109 responden, terdapat 71,6% berpengetahuan baik, 87,2% bersikap baik, tetapi hanya 55% berperilaku baik mengenai KB. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai keluarga berencana (p>0,05). Meskipun demikian, terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal terkait KB dengan sikap ibu hamil mengenai KB (p=0,002). Selain itu, pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB (p= 0,038). Terdapat pula hubungan antara edukasi KB dengan perilaku ibu hamil mengenai KB (p= 0,028). Perlu dilakukan peningkatan kualitas ANC di Puskesmas Koja. Edukasi KB pada perempuan usia reproduktif perlu dilakukan karena terbukti memiliki hubungan dengan perilaku mengenai KB. Selain itu, pendidikan formal yang tinggi juga memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB.

Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high compare to MDGs target. To decrease MMR and reduce high population growth, Indonesia has implemented Family Planning (KB) proram. Antenatalcare (ANC) is giving service for mother and infant health, one of the service is KB. This study conducted to find relationship between quality of ANC and also background of responden with pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about KB. A cross sectional study has been conducted. A total of 109 pregnant women were selected consecutively. Quality of ANC were valued by observing ANC. Pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning were valued by questionnaire filled by researcher. The obseravation finds that 42,2% services are good and 57,8% services are bad. From 109 respondends, there are 71,6% have good knowledge, 87,2% have good attitude, but only 55% have good practice of family planning. The finding shows that there is no significant difference between quality of ANC and pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning (p>0,05). However, there is significant difference between quality of ANC about KB and pregnant women’s attitude (p=0,002). There is significant difference between education and pregnant women’s knowledge about KB (p=0,038). Besides that, there is significant difference between experience educated about KB with their practice on family planning (p=0,028). Quality of ANC in Primary Health Care Kecamatan Koja needs to be improved. Education about family planning for woman with reproductive age is needed because there is significant difference with practice on family planning."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarani Ma`mun
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi yang dimiliki ibu hamil risiko tinggi menurut umur, pantas, jumlah anak, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, persepsi, sikap, dan faktor pendorong yaitu penghasilan keluarga. penanggung biaya, jarak ke RSUD, sarana lain, anjuran merujuk oleh Iingkungan, keluarga lain dalam satu rumah, pengalaman berobat di RSUD, serta faktor kebutuhan yang terdiri dan nwayat persalinari yang lalu, penyakit yang diderita saat itu dengan rujukan ibu hainil risiko tinggi dan Puskesmas ke RSUD Sekayu.
Penelitian ini dilakukan pada 10 Puskesmas dîwilayah Kabupaten Musi Banyuasin dimana RSUD Sekayu berada, yaitu : Puskesmas Sekayu Kota, Puskesmas Lumpatin, Puskesmas Tebing Bulang, PuskesiflaS Jirak, Puskesmas Babat Toman, Cinta I(arya, Puskesmas Suka Damai, Puskesmas Nulak, Puskesmas Tanah Abang, Puskesmas Karya Maju.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang, dengan menggunakan total populasi, dengan memakai kuesioner terstruktur kemudian dilakukan pengambilan data terhadap 100 responden. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan tehnik analisis distribusi frekuensi dan Kai-Kuadrat dengan menggunakan program komputer SPSS versi 9.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden yang dirujuk ke RSUD temyata yang datang ke RSUD sebanyak 71 responden (71 %), sedangkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna adalah paritas, jarak kelahiran, pendidikan, persepsi, jarak rumah ke RSUD, riwayat persalinan yang lalu. Dari faktor-faktor yang bermakna tersebut yang paling dominan mempengaruhi adalah persepsi ibu hamil terhadap rujukan.
Perlu bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin mempertahankan keberadaan bidan didesa, meningkatkan keterjangkauan sarana rujukan dengan Ambulans desa, meningkatkan pelaksanaan JPKM, serta meningkatkan pembinaan terhadap RSUD Sekayu.
Kepada RSUD Sekayu agar memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada Puskesmas secara berjenjang bahkan sampai kemasyarakat umum, serta ibu hamil khususnya, dengan meningkatkan promosi keberadaannya sampai kepada masyarakat terpencil, serta rneningkatkan persaingan dengan rumah sakit swasta yang ada.

This research aims to know the correlation predisposing factors, which is had by pregnant mother high risk according to the age, how many times pregnancy, child number, birth spacing, education, knowledge, perseption, attitude and enabling factors are family income, cost guarantor, distance to District General Hospital, other means, referral suggestion by circumstance, other family in one house, experience in District General Hospital and need factors, which consist of the Last Child Birth History, Disease with Referral System of Pregnant Mother High Risk from Health Centre to Sekayu District General Hospital.
This research was done at lO Health Centres (Puskemas) in the Regency of Musi Banyuasin, which is stated in District General Hospital are: Sekayu Kota, Lumpatan, Tebing Bulang, Jirak, Babat Toman, Cinta Karya, Suka Damai, Ngulak, Tanah Abang and Karya Maju Health Centres.
This research is a Cross Sectional Study with using total population that using structured quesioner and then was done data taking of l00 respondences. The data which was taken and then was processed by statistic using Frequency Distribution Analysis Technic and Chi-Square using computer SPSS version 9.0 program.
The results of research show that l00 resporidences, who were referial to District General Hospital, apparantly they came to Distnct General Hospital was 71 respondences (71%), while the factors, which were correlated with purposes were how many times pregnancy, birth distance, education, perseption, house distance to District General Hospital, Last Child Birth History. From these factors, which are predominant is the perception of pregnant mother to the Referral.
It is necessary for Health District in the Regency of Musi l3anyuasin to maintain midwives? existence in the village, to raise achievement. The referral means with village ambulance, to raise Sociely Health Care Garantie (JPKM) Organization and to raise establishment to Sekayu District General Hospital.
To Sekayu District General Hospital so that give some information completely to Health Centre gradually even until general society and especially to pregnant mother, to raise existence promotion until low society and to raise competition with the private hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikrillah Yazid
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias pendarahan-infeksi-eklampsia yang berhubungan dengan rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil yang diakibatkan berbagai faktor. Pelayanan antenatal merupakan komponen yang diperlukan bagi upaya mempertahankan kesehatan ibu yang perlu terus dimantapkan, bahkan lebih ditingkatkan baik cakupan maupun kualitas pelayanan dalam upaya akselerasi penurunan angka kematian ibu. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai kualitas pelayanan antenatal yang kali ini dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kemilan.
Penelitian ini menggunakan desain survei dengan pendekatan cross-sectiona lterhadap ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, pada Januari 2013 hingga Juli 2013, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel.
Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil (57,8%) belum mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, namun demikian mayoritas ibu hamil (63,3%) sudah mendapatkan kualitas pelayanan antenatal yang baik mengenai nutrisi kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal mengenai nutrisi kehamilan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai nutrisi kehamilan.

Nowadays, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. The direct cause of maternal death is the triage haemorrhage-infection-eclampsia. Further findings show that this direct cause are related to the low nutrition and health status which caused by many factors. Antenatal care is a component needed to sustain maternal health must be established even improved. Therefore, a research on quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy is needed.
This research used survey design and cross-sectional approach toward pregnant women in Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, from January 2013 to July 2013 by using convenience sampling. Spearman’s correlation analysis is used to measurecorrelation between variables.
The result shows that there is no correlation between quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy. Majority of the respondents (57.8%) do not get a good quality of antenatal care, but the majority of respondents(63,3%)have received a good quality of antenatal care about nutrition during pregnancy. Most of the respondents have good knowledge, attitude and practice about nutrition during pregnancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasan
"Pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, dimana salah satu komponen pentingnya adalah percepatan penurunan angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Upaya kesehatan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan bentuk atau pola Upaya Kesehatan Puskesmas, serta Upaya Rujukan Kesehatan. Pelayanan terhadap ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pelayanan ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah, ini bisa dilihat dari target pelayanan ibu hamil risiko tinggi sebesar 12% dari seluruh ibu hamil, cakupannya tahun 1998 baru mencapai 4,53%. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang sudah dimulai sejak akhir 1997 maka jumlah keluarga miskin jadi lebih meningkat diperkirakan kenaikan ini dari 20% menjadi 40%, diperkirakan pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi akan menurun karena menurunnya kemampuan dari pada masyarakat terutama keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor yang berpengaruh terhadap cakupan ibu hamil risiko tinggi ini, terutama jarak ke pelayanan kesehatan/RS, ratio bidan per penduduk, ratio partus dukun per penduduk dan ratio dana JPSBK, dilakukan penelitian survey dengan pengambilan data sekunder dari laporan bulanan KIA Puskesmas sekabupaten dan data rujukan ibu hamil risiko tinggi ke Rumah Sakit - Rumah Sakit di Sukabumi periode sebelum JPSBK (November 1997 - Oktober 1998) dan periode sesudah JPSBK (November 1998 - Oktober 1999). Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Pearson untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent.
Hasil analisa data dengan uji korelasi menunjukan, sebelum JPSBK, ratio bidan per penduduk secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama cakupan ibu hamil partus lama (pl,00), dan cakupan ibu hamil risiko total (p=0,005), sedangkan jarak ke rumah sakit secara agak bermakna mempengaruhi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi lain-lain (p=,105), sedangkan ratio jumlah partus dukun tidak mempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. Sesudah JPSBK hasil analisa data menunjukan ratio bidan per penduduk secara bermakna mempunyai hubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p=,O60), dan ibu hamil partus lama (p=1,094). Ratio dana JPSBK secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p4=1,005). Sedangkan jarak ke RS dan ratio partus dukun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa makin tinggi ratio bidan perpenduduk makin tinggi cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan dan partus lama. Makin tinggi dana JPSBK makin tinggi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil perdarahan. Jarak ke RS tidak mempengaruhi cakupan, jadi walaupun jarak ke RS jauh tapi rujukan ibu hamil risiko tinggi tetap dilaksanakan. Ratio partus dukun tidak pempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi.

Factors Related to High Risk Pregnant Women Coverage Before and after JPS-BK at Puskesmas in Sukabumi District, at 1997-1998.Development of Human Resources as a whole effort, is an important component to accelerate the reduction of Maternal Mortality and Infant Mortality in Indonesia. Health services for pregnant women, especially high risk pregnant women, are influenced by many factors. Health services for pregnant women in Sukabumi District is still far from the desired level. This level can be showed by coverage of high risk pregnant women services , that is about 4,53%, while the target is 12% of whole pregnant women. During the economic crisis that has happened since the end of 1997, the number of poor families increased. from 20% to 40%, of total the families. The ability to reach health services among poor families become declined. To prevent this from happening, the Ministry of Health launched a social safety net program.
This study examined association between coverage of high risk pregnant women and several factors such as distance to hospital, midwives-population ratio, traditional birth to population ratio, and ]PS-BK fund-population ratio. The data collected from KIA monthly report made by every Puskesmas from 1997 to October 1999 before and after RS-8K fund distribution. The "Correlation of Pearson" is used to find the significance of association between dependent and independent variables.
The result showed that, before JPS-BK midwives-population. ratio have significant association with coverage of high risk pregnant women especially for neglected labor (p~,000), and total high risk labor (pt,005). The distance to hospital have significant association with the others high risk labor at p=0,105. After JPS-BK the study showed that midwives-population ratio had significant association with coverage pregnant with bleeding (p=0,060) and neglected labor (p~,094}. JPS-BK fund-population ratio had significant association with coverage of high risk pregnant with bleeding (p=0,005). The distances to hospital and traditional birth to population ratio had no significant association with coverage of high risk pregnant women.
The conclusions of this research are 1. the more midwives-population ratio the more coverage of high risk pregnant women especially for bleeding and neglected labor. 2. the more fund is available the more coverage for high risk pregnant especially for pregnant with bleeding. The distance to hospital did not relate to coverage of high risk pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dimana 90% terjadi saat dan setelah persalinan. Tahun 2007-2009 AKI Kabupaten Gorontalo Utara lebih tinggi dari nasional. Upaya untuk penurunan AKI khususnya pada fase antenatal telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Upaya lain dapat dilakukan secara tradisional melalui pendekatan budaya setempat. Upacara adat Molontalo dikenal di Provinsi Gorontalo. Tujuan penelitian meningkatnya pengetahuan KIA dukun kampong (hulango) dan imam kampong (hatibi) dalam upaya meningkatkan kunjungan ibu hamil ke petugas dan fasilitas kesehatan. Metode: Penelitian operasional diawali intervensi, pengumpulan data, menganalisis objek dan situasi kemudian digambarkan secara deskriptif. Hasil: saat pretes pengetahuan hulango dan hatibi kurang, namun sesudah pretes ada peningkatan. Peran hulango dan hatibi dalam usaha penyampaian pesan KIA pada masyarakat khususnya pada ibu hamil dan keluarganya dapat dilanjutkan, sehingga dapat dilibatkan dalam bidang kesehatan. Hulango menyampaiakan sebelum atau sesudah pelaksanaan tondalo pada ibu hamil. Untuk hatibi intervensi yang dilakukan sudah baik hanya perlu dilakukan lagi pada setiap kegiatan molontalo. Kesimpulan: Upacara ini dapat membantu penyampaian promosi program KIA. Diharapkan terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi terutama ibu, keluarga, kerabat, karena mereka mendapat kesempatan mendengarkan program KIA. Saran: Evaluasi perlu dilakukan terhadap pemahaman masyarakat akan upacara Molontalo agar dipahami program KIA. Setiap upacara Molontalo diharapkan dilakukan penyampaian pesan kesehatan KIA terus menerus dan konsisten. "
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>